Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif

2.3. Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk food, makanan – makanan instan. Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh saturated fat, garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh sebab itu daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama karena konsumsi lemak dan gula berlebih. Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi tubuh. Dari asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler didalam sel dan ekstraseluler diluar sel atau pun dari makanan. Dari sini aktioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni: a. Antioksidan Primer Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel – sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat – zat gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum Se juga berperan sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit degeratif, mineral – mineral tersebut hendaklah tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari. b. Antioksidan Sekunder Antioksidan ini berfungsi untuk menangkap senyawa oksidan serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin. Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C. c. Antioksidan Tersier Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel – sel jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidan yang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

2.4. Pencegahan Penyakit Degeneratif