245611326 Makalah Penyakit Degeneratif

(1)

PATOLOGI UMUM PENYAKIT DEGENERATIF

Oleh

Kelompok 2 (dua) Kelas B

Anita Gustira (10011281320014) Febrianti Komalasari (10011281320012)

Karisa Ameliani (10011281320030) Ramadhiah Febriani (10011281320018)

Risty Nurannisa (10011281320008) Shinta Handayani (10011281320022)

Dosen Pembimbing : MARIANA, S.KM, M.KES

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Gedung Dr. A.I. Muthalib. Kampus Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang Prabumulih Inderalaya, Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan. Telp/Fax (0711) 580068


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena dapat menyelesaikan penulisan Makalah tentang Penyakit Degeneratif sebagai tugas kelompok mata kuliah Patologi Umum. Penulis mengucapkan terima kasih atas peran semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini terutama :

1. Allah SWT, karena ridho dan rahmatNya, karya tulis ini dapat selesai. 2. Ibu Mariana, S.KM, M.Kes, sebagai dosen mata kuliah Patologi Umum.

3. Literatur yang ada di internet dan perpustakaan umum yang menambah wawasan.

4. Semua teman dan yang lainnya yang telah membantu dan memberi semangat dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini jauh dari kata sempurna, maka diperlukan saran dan kritik yang membangun dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya.

Palembang, 5 September 2014


(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Salah satu jenis penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit bawaan atau penyakit degeneratif.

Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun (Depkes RI, 2005). Upaya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini. Kalangan remaja menjadi sasaran utama untuk dilakukan upaya ini oleh karena masih sering dijumpai masalah terhadap tingkat kesehatan dan status gizi. Perilaku makan yang tidak baik menjadi masalah yang utama, misalnya konsumsi beberapa jenis mineral seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang pada remaja walaupun asupan kalori dan protein sudah tercukupi (Arisman, 2007).

Penyakit Degeneratif berkolerasi dengan bertambahnya usia seseorang. Yang membahayakan, golongan penyakit ini bisa menyerang mendadak tanpa terlihat gejala-gejala sebelumnya. Jika diusut lebih lanjut, golongan Penyakit Degeneratif terkait erat dengan pola makan yang kurang sehat. Beberapa penyakit yang termasuk dalam penyakit degeneratif misalnya Diabetes Melitus, Stroke, Jantung Koroner, Osteoporosis, Asam Urat, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penyakit degeneratif?

2. Bagaimana gambaran klinis penyakit degenerative secara umum? 3. Apa saja faktor penyebab penyakit degeneratif?

4. Apa dan Bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif?

5. Bagaimana pengaruh mengonsumsi bahan makanan non-nabati terhadap penyakit degeneratif?

6. Apa saja contoh penyakit degeneratif?

7. Bagaimana pencegahan penyakit degeneratif secara umum?


(4)

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Patologi Umum. b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami pengertian penyakit degeneratif

2. Mengetahui dan memahami gambaran klinis penyakit degeneratif secara umum

3. Mengetahui dan memahami faktor penyebab penyakit degeneratif 4. Mengetahui dan memahami bagaimana hubungan gizi dengan penyakit

degeneratif

5. Mengetahui dan memahami pengaruh mengonsumsi bahan makanan non-nabati terhadap penyakit degeneratif

6. Mengetahui dan memahami jenis-jenis penyakit degeneratif 7. Mengetahui pencegahan penyakit degeneratif secara umum

8. Mengetahui tips cara hidup sehat untuk menghindari penyakit degeneratif D. Manfaat

Mahasiswa lebih mengetahui tentang penyakit degenaratif itu sendiri. Baik dari segi definisi, jenis-jenis, dampak, dan pengetahuan mengenai penyakit degeneratif lainnya.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penyakit Degeneratif


(5)

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan pada seseorang seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk.

Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon, imunodefisiensi, peroksida lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein dan kulit. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.

B. Gambaran Klinis Penyakit Degeneratif Secara Umum

1. Perjalanan penyakit lambat, setelah waktu yang lama dari fungsi saraf yang normal, kemudian diikuti kemunduran fungsi susunan saraf tertentu yang bersifat progresif lambat yang dapat berlanjut sampai beberapa tahun atau puluhan tahun. Pasien sulit menentukan kapan penyakit mulai timbul. Adanya riwayat kejadian yang dapat mempresipitasi terjadinya penyakit degeneratif, misalnya kecelakaan, infeksi atau kejadian lain yang diingat sebagai penyakit.

2. Kejadian penyakit yang sama dalam keluarga (bersifat familial).

3. Pada umumnya penyakit degeneratif pada sistem saraf akan terjadi terus menerus, tidak dapat diperbaiki oleh tindakan medis atau bedah, kadangkadang penyakit ini ditandai dengan periode yang stabil untuk beberapa lama. Beberapa gejala dapat dikurangi dengan penatalaksanaan yang baik, tetapi penyakitnya sendiri tetap progresif.

4. Bilateral simetris. Meskipun kadang-kadang misalnya pada Amyotrophic lateral skelerosis mula-mula hanya mengenai satu anggota gerak atau salah satu sisi tubuh, tapi dalam proses selanjutnya menjadi simetris.

5. Hanya mengenai daerah anatomis atau fisiologi susunan saraf pusat secara selektif. 6. Secara histologis bukan hanya sel-sel neuron saja yang hilang tapi juga dendrit, axon,

selubung mielin yang tidak berhubungan dengan reaksi jaringan dan respon selular. 7. Pada likuor serebrospinalis kadang-kadang terdapat sedikit peningkatan protein, tetapi

pada umumnya tidak menunjukkan kelainan yang berarti.

8. Karena menyebabkan kehilangan jaringan secara radiologis terdapat pengecilan volume disertai perluasan ruang likuor serebrospinalis. Permeabilitas sawar darah otak tidak berubah.


(6)

9. Laboratorium atau pemeriksaan penunjang lain sering memberikan hasil yang negatif. Berbeda dengan penyakit susunan saraf pusat progresif lain sepert tumor, infeksi, proses inflamasi lain.

10. Pemeriksaan neuroimaging dapat menunjukkan kelainan tertentu, sehingga dapat membantu menyingkirkan golongan penyakit lain.

C. Faktor Penyebab Penyakit Degeneratif

Ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya penyakit degenaratif, faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Gaya hidup tidak sehat :

 Kurang olahraga

 Merokok

 Alkoholic (pecandu alkohol)

 Narkoba

 Workaholic (gila kerja)

 Stres psikologis (tekanan batin)

2. Pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi lemak jenuh (kolesterol), junk food, gula murni berlebihan, MSG dan kurang serat

3. Makanan teroksidasi (minyak jlantah, pemanasan minyak dengan suhu tinggi, daging bakar atau panggang).

4. Genetik atau keturunan. 5. Obesitas atau kegemukan.

6. Paparan zat kimia (plastik, Pb, Ar, Hg, zat warna pakaian, asam boraks, formalin, dll). 7. Polusi udara dan faktor lingkungan yang terakumulasi selama bertahun-tahun.


(7)

8. Radikal bebas (polusi udara dari asap motor/mobil, asap pabrik, asap rokok).

D. Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit degeneratif ini.

Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan-manakan tinggi lemak seperti goreng-gorengan, junk food (makanan cepat saji) dan makanan-makanan instan lainnya. Junk food mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh sebab itu daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama karena konsumsi lemak dan gula berlebih.

Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler (didalam sel) dan ekstraseluler (diluar sel) atau dari makanan.

Antioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni: a. Antioksidan Primer

Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru. Antioksidan primer mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi.

Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum (Se) juga berperan sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit degeratif, mineral-mineral tersebut hendaklah tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.


(8)

b. Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin.

Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.

c. Antioksidan Tersier

Antioksidan tersier bertugas memperbaiki kerusakan sel-sel jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidanyang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

E. Pengaruh Mengonsumsi Bahan Makanan Non-Nabati terhadap Penyakit Degeneratif

Bahan makanan non nabati atau bahan makanan hewani merupakan bahan makanan yang berasal dari hewan. Contohnya yaitu daging, ikan, telur dan produk olahan lainnya yang berasal dari hewan. Berikut akan dibahas mengenai pengaruh mengonsumsi daging terhadap beberapa penyakit degeneratif.

Hubungan Daging Merah dengan Kanker

Daging merah adalah jenis daging yang berasal dari sapi, kambing, babi, dan kuda. Jenis daging ini berwarna merah karena mengandung senyawa heme. Selain daging merah, ada juga jenis daging putih, yang diperoleh dari ayam, bebek, dan ikan. Kedua jenis daging ini tidak hanya berbeda dari segi warna saja, dampak kesehatan dari mengonsumsi kedua jenis daging ini pun berbeda.

Ada empat alasan mengenai daging merah yang dapat menyebabkan kanker, yakni sebagai berikut.

1. Proses memasak daging merah dapat menyebabkan pembentukan senyawa pencetus kanker.


(9)

2. Mengonsumsi daging dapat menyebabkan reaksi antara NO dan N2O3 dengan amine di saluran cerna.

3. Daging merah akan meningkatkan asupan lemak harian.

4. Zat besi (heme) dalam daging dapat menyebabkan pembentukan oksigen radikal di saluran cerna.

Hubungan Daging dengan Stroke dan Penyakit Jantung

Jika lemak jenuh masuk ke dalam darah akan menyebabkan beberapa penyakit, diantaranya adalah penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah seperti stroke dan pembengkakan jantung. Ini disebabkan oleh mengentalnya darah yang diakibatkan oleh masuknya lemak jenuh ke dalam darah.

Pada suhu tertentu lemak jenuh akan encer. Tetapi karena suhu manusia lebih rendah daripada asal lemak jenuh, yaitu daging hewan seperti sapi, kambing, ayam dan lain-lain, maka lemak jenuh tersebut menjadi kental dan bahkan mengeras ketika berada didalam darah. Akibatnya sirkulasi darah terganggu, menjadi lambat dan bahkan dapat menyumbat pembuluh darah. Inilah yang menjadi penyebab penyakit stoke dan pembengkakan jantung.

Hubungan Daging dengan Kegagalan Fungsi Organ

Selain itu darah yang mengental juga menghambat terganggunya kiriman nutrisi keseluruh organ tubuh sehingga menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal ini akan berakibat terganggunya proses mutasi sel dan ujung-ujungnya mengakibatkan terjadinya penuaan dini. Selain itu kondisi ini juga dapat mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kegagalan fungsi.

Hubungan Daging dengan Osteoporosis

Selain menyebabkan darah menjadi kental dengan lemak jenuhnya, daging juga dapat menyebabkan darah menjadi asam. Kondisi ini menyebabkan tulang bekerja keras untuk menetralisir kadar asam dengan melarutkan kalsium ke dalam darah.

Mengenai hal ini, Anand dan Linkswiller menemukan bahwa konsentrasi extracellular kalsium diatur oleh kalsium dalam tulang. Ketidakseimbangan negatif yang berkepanjangan mengakibatkan kalsium dalam tulang melarut sehingga menyebabkan terjadi keropos tulang atau osteoporosis.


(10)

1. Diabetes Mellitus (DM)

Kencing manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah secara terus menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik kuantitatif maupun kualitatif.

Tipe-tipe DM :

DM tipe 1 (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin / Insulin Dependent Diabetes Mellitus).

DM tipe 2 (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin /Non Insulin Dependent Mellitus).

DM tipe Spesifik (karena penyakit penkreas, infeksi virus dan lain-lain)

Gestational Diabetes (DM karena kehamilan). Faktor Risiko DM :

 Faktor genetik (keturunan).

 Kelompok usia dewasa tua (lebih dari 45 th).

 Gaya hidup pola makan yang salah.

 Kurang aktivitas.

 Kegemukan.

 Menderita tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg.

 Ada riwayat menderita diabetes ketika kecil.

 Ada riwayat kehamilan dengan BB Bayi waktu lahir 4 kg.

 Gangguan lemak darah, HDL < 35 mg/dl atau Trigliserida 250 mg/dl.

 Dari informasi dokter, pernah mengalami Toleransi Glucosa.

 Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah.

 Puasa Terganggu (GDPT). Faktor pencetus DM:

 Kurang gerak/malas.

 Makan berlebihan.

 Kehamilan.

 Kekurangan insulin.


(11)

Gejala DM:

 Penurunan berat badan dan rasa lemah.

 Banyak kencing.

 Banyak minum.

 Banyak makan / cepat merasa lapar.

 Kesemutan atau nyeri terutama pada kaki.

 Gangguan penglihatan.

 Gatal/bisul.

 Gangguan ereksi.

 Keputihan. Pencegahan DM :

Pencegahan Primer

 Pola makan yang seimbang.

 Memperhatikan berat badan dalam batas normal.

 Olahraga secara teratur.

Pencegahan Sekunder: mendeteksi secara dini, mencegah penyakit tidak menjadi lebih parah dan mencegah timbulnya komplikasi:

 Tetap melakukan pencegahan primer.

 Pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi (kontrol teratur).

 Mengatasi gula darah dengan obat-obatan baik oral maupun suntikan insulin.

Pencegahan Tersier: mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi yang sudah terjadi, seperti: pemeriksaan pada pembuluh darah mata, pemeriksaan ginjal, tungkai, pemeriksaan otak dan lain-lain.

Faktor lain yang perlu mendapat perhatian pada penderita DM adalah faktor stress dan keadaan emosi, seperti sikap menyangkal, marah, depresi atau takut yang berlebihan.

2. Osteoartritis (OA)

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai dengan perubahan pada


(12)

tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah genetik, perempuan, riwayat benturan pada sendi, usia dan obesitas.

Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:

 Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik setelah beristirahat.

 Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak lebih dari 30 menit.

Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi-sendi yang menopang tubuh seperti lutut, panggul, dan punggung.

3. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal tersebut dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Karena penyakit ini tidak memberikan gejala hingga terjadi patah tulang, maka penting untuk dilakukan skrining untuk mencegah penyakit ini. Selain itu, penderita juga harus menjaga diri dan melakukan penyesuaian agar tidak mudah jatuh, misalnya kamar mandi menggunakan lantai yang kasar.

Osteoporosis dapat disebabkan oleh:

 Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita post menopause.

 Usia lebih dari 70 tahun.

 Penyakit kronis.

 Defisiensi zat pembentu tulang seperi kalsium, vitamin D.

4. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang memperdarahi jantung. Sumbatan dari pembuluh darah tersebut diakibatkan oleh adanya proses aterosklerosis atau penumpukan lemak atau plak di pembuluh darah sehingga diameter pembuluh darah makin kecil dan mengeras atau


(13)

kaku. Proses aterosklerosis terjadi perlahan-lahan seiring dengan waktu, tetapi pada orang-orang dengan kadar lemak di dalam darah yang tinggi, proses ini di pembuluh darah menjadi semakin cepat dan banyak.

Faktor Risiko Penyakit Jantung:

 Keturunan

 Risiko meningkat pada usia di atas 40 tahun

 Merokok

 Kolesterol tinggi

 Hipertensi

 Kencing manis (terutama wanita)

 Kurang aktifitas fisik

 Obesitas

 Stres

5. Asam Urat

Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.

Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol


(14)

makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.

Gejala Asam Urat :

 Kesemutan dan linu

 Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.

 Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

Solusi Mengatasi Asam Urat:

 Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.

 Kontrol makanan yang dikonsumsi.

 Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.

6. Stroke

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.

Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.

Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya.

Cara pencegahan penyakit stroke :

 Hindari stress yang berlebihan.

 Sempatkan untuk melakukan rekreasi, refleksi atau refreshing.

 Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan antioksidan.

 Mengonsumsi makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang .


(15)

 Mengonsumsi kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai.

 Mengonsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna.

7. Hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi)

 Kolesterol:

HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik. LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.

 Lemak dalam darah: trigliserida

 Kadar normal :

Kolesterol total : < 200 mg/dL Kolesterol LDL : < 160 mg/dL Kolesterol HDL : > 60 mg/dL

 Trigliserida : < 150 mg/dL

 Kelebihan kolesterol meningkatkan risiko:

 Penyumbatan pembuluh darah

 Strok

 Penyakit jantung koroner

 Hipertensi

 Obesitas

 Pencegahan Hiperlipidemia : 1. Diet

2. Hindari stress

3. Olahraga secara teratur. 4. Stop merokok.

G. Pencegahan Penyakit Degeneratif secara Umum

Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pola makan yang tidak sehat contohnya adalah mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya.

Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan


(16)

pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyakit degeneratif. Ada beberapa upaya yang dapat mencegah penyakit degeneratif, yakni dengan melakukan olahraga teratur dan sinar matahari yang menunjang bagi tubuh. Melakukan kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. Selain berolahraga berjemur pada matahari pagi dan sore memberikan kontribusi dalam menjaga aktifitas sel-sel tubuh. Sinar matahari sesungguhnya sangat bermanfaat bagi kita. Yang terbaik bila kita disinari cahaya matahari sebelum pukul 09.00 pagi dan setelah pukul 16.00 sore, karena sinar matahari mengurangi kolesterol darah. Cara lain istirahat yang cukup, hal ini akan menjaga tubuh dalam kondisi alkali (basa). Dalam kondisi ini tubuh akan melakukan metabolism secara normal.

Proses penuaan sel-sel tubuh berjalan lebih lambat, hal ini sangat menguntungkan jika terjadi pada alat-alat vital tubuh. Selain itu, makan makanan bergizi seimbang. Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dimulai dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang masa hidupnya hingga dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrient dalam bentuk makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati). Makanan dengan gizi seiimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.

H. Tips Cara Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Degeneratif

Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :


(17)

2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol, sarden, burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).

3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, susu dan santan).

4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 – 22.9 kgm2 ) 5. Hindari asupan garam yang berlebihan.

6. Berhenti merokok.

7. Latihan/olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km. 8. Tidur 6 jam per hari.

9. Berhenti minum alkohol.

10. Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan 12 bulanan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan pada seseorang seiring bertambahnya usia. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.

Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering ditemukan antara lain, diabetes melitus (DM), osteoartritis (OA), osteoporosis, penyakit jantung koroner (PJK), asam urat, stroke, dan hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi). Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi rokok. Saat ini dapat dikatakan faktor dari luar memiliki potensi lebih tinggi


(18)

untuk menimbulkan penyakit degeneratif dibandingkan faktor dari dalam ( faktor genetika atau keturunan).

Gizi dan penyakit degeneratif sangat erat hubungannya, mengingat pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat contohnya adalah mengonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya. Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler (di dalam sel) dan ekstraseluler (di luar sel) atau dari makanan. Dan aktioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni, antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan tersier.

Konsumsi bahan makanan non--nabati juga memberi pengaruh terhadap penyakit degeneratif. Namun, bukan berarti penyebab penyakit degeneratif, karena konsumsi bahan makanan non-nabati sehingga harus dihindari. Yang perlu diperhatikan adalah banyaknya konsumsi bahan makanan non-nabati tersebut (daging). Sesuatu yang berlebih memanglah tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Modernisasi dan kepraktisan saat ini dalam melakukan setiap aktivitas, mempengaruhi kurangnya aktivitas fisik seseorang, terutama bagi mereka pekerja yang serba elektronik. Jadi, kesehatan tubuh sangat bergantung pada apa yang kita berikan dan apa yang kita lakukan pada tubuh itu sendiri.

B. Saran

Setiap orang hendaknya mulai memberlakukan kebiasaan gaya hidup sehat dan menerapkan pola makan sehat di kehidupan sehari-hari. Mengingat faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah gaya hidup yang kurang tepat dan pola makan yang tidak sehat. Dalam memberlakukan gaya hidup sehat dan pola makan sehat kemauan yang kuat dan dukungan dari lingkungan sangat dibutuhkan dalam hal mengingatkan upaya perubahan kebiasaan gaya hidup dan pola makan sehat.

Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat dll).

2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol, sarden, burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).


(19)

3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, susu dan santan).

4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 – 22.9 kgm2 ) 5. Hindari asupan garam yang berlebihan.

6. Berhenti merokok.

7. Latihan atau olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km. 8. Tidur 6 jam per hari.

9. Berhenti minum alkohol.

10.Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan 12 bulanan.

DAFTAR PUSTAKA

Japardi, Iskandar. (2002). Penyakit Degeneratif Pada Medula Spinalis. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1990/1/bedahiskandar%20japardi39.pdf. Diakses tanggal 5 September 2014.

Primalia, Trina Irawanti. Penyakit Degeneratif. (online) http://www.kerjanya.net/faq/6648-penyakit-degeneratif.html. Diakses tanggal 5 September 2014.

N,N. Cara Efektif Untuk Menghindari Berbagai Penyakit Degeneratif. (online)


(20)

Kabupaten Kudus. (2012). Penyakit Degeneratif. (online) http://www.rsudkudus.com/gizi-dan-penyakit-degeneratif/. Diakses tanggal 5 September 2014.

Handajani, Andianti.,dkk. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Kematian Pada Penyakit Degeneratif Di Indonesia. (online) http://download.portalgaruda.org/article.php?article=80689&val=4892&title. Diakses tanggal 5 September 2014.


(1)

 Mengonsumsi kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai.

 Mengonsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna.

7. Hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi)  Kolesterol:

HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik. LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.  Lemak dalam darah: trigliserida

 Kadar normal :

Kolesterol total : < 200 mg/dL Kolesterol LDL : < 160 mg/dL Kolesterol HDL : > 60 mg/dL  Trigliserida : < 150 mg/dL

 Kelebihan kolesterol meningkatkan risiko:  Penyumbatan pembuluh darah  Strok

 Penyakit jantung koroner  Hipertensi

 Obesitas

 Pencegahan Hiperlipidemia : 1. Diet

2. Hindari stress

3. Olahraga secara teratur. 4. Stop merokok.

G. Pencegahan Penyakit Degeneratif secara Umum

Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pola makan yang tidak sehat contohnya adalah mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya.

Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan


(2)

pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyakit degeneratif. Ada beberapa upaya yang dapat mencegah penyakit degeneratif, yakni dengan melakukan olahraga teratur dan sinar matahari yang menunjang bagi tubuh. Melakukan kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. Selain berolahraga berjemur pada matahari pagi dan sore memberikan kontribusi dalam menjaga aktifitas sel-sel tubuh. Sinar matahari sesungguhnya sangat bermanfaat bagi kita. Yang terbaik bila kita disinari cahaya matahari sebelum pukul 09.00 pagi dan setelah pukul 16.00 sore, karena sinar matahari mengurangi kolesterol darah. Cara lain istirahat yang cukup, hal ini akan menjaga tubuh dalam kondisi alkali (basa). Dalam kondisi ini tubuh akan melakukan metabolism secara normal.

Proses penuaan sel-sel tubuh berjalan lebih lambat, hal ini sangat menguntungkan jika terjadi pada alat-alat vital tubuh. Selain itu, makan makanan bergizi seimbang. Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dimulai dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang masa hidupnya hingga dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrient dalam bentuk makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati). Makanan dengan gizi seiimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.

H. Tips Cara Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Degeneratif

Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :


(3)

2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol, sarden, burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).

3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, susu dan santan).

4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 – 22.9 kgm2 ) 5. Hindari asupan garam yang berlebihan.

6. Berhenti merokok.

7. Latihan/olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km. 8. Tidur 6 jam per hari.

9. Berhenti minum alkohol.

10. Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan 12 bulanan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan pada seseorang seiring bertambahnya usia. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.

Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering ditemukan antara lain, diabetes melitus (DM), osteoartritis (OA), osteoporosis, penyakit jantung koroner (PJK), asam urat, stroke, dan hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi). Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi rokok. Saat ini dapat dikatakan faktor dari luar memiliki potensi lebih tinggi


(4)

untuk menimbulkan penyakit degeneratif dibandingkan faktor dari dalam ( faktor genetika atau keturunan).

Gizi dan penyakit degeneratif sangat erat hubungannya, mengingat pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat contohnya adalah mengonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol lainnya. Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler (di dalam sel) dan ekstraseluler (di luar sel) atau dari makanan. Dan aktioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni, antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan tersier.

Konsumsi bahan makanan non--nabati juga memberi pengaruh terhadap penyakit degeneratif. Namun, bukan berarti penyebab penyakit degeneratif, karena konsumsi bahan makanan non-nabati sehingga harus dihindari. Yang perlu diperhatikan adalah banyaknya konsumsi bahan makanan non-nabati tersebut (daging). Sesuatu yang berlebih memanglah tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Modernisasi dan kepraktisan saat ini dalam melakukan setiap aktivitas, mempengaruhi kurangnya aktivitas fisik seseorang, terutama bagi mereka pekerja yang serba elektronik. Jadi, kesehatan tubuh sangat bergantung pada apa yang kita berikan dan apa yang kita lakukan pada tubuh itu sendiri.

B. Saran

Setiap orang hendaknya mulai memberlakukan kebiasaan gaya hidup sehat dan menerapkan pola makan sehat di kehidupan sehari-hari. Mengingat faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah gaya hidup yang kurang tepat dan pola makan yang tidak sehat. Dalam memberlakukan gaya hidup sehat dan pola makan sehat kemauan yang kuat dan dukungan dari lingkungan sangat dibutuhkan dalam hal mengingatkan upaya perubahan kebiasaan gaya hidup dan pola makan sehat.

Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat dll).

2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol, sarden, burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).


(5)

3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, susu dan santan).

4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 – 22.9 kgm2 ) 5. Hindari asupan garam yang berlebihan.

6. Berhenti merokok.

7. Latihan atau olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km. 8. Tidur 6 jam per hari.

9. Berhenti minum alkohol.

10.Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan 12 bulanan.

DAFTAR PUSTAKA

Japardi, Iskandar. (2002). Penyakit Degeneratif Pada Medula Spinalis. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1990/1/bedahiskandar%20japardi39.pdf. Diakses tanggal 5 September 2014.

Primalia, Trina Irawanti. Penyakit Degeneratif. (online) http://www.kerjanya.net/faq/6648-penyakit-degeneratif.html. Diakses tanggal 5 September 2014.

N,N. Cara Efektif Untuk Menghindari Berbagai Penyakit Degeneratif. (online)


(6)

Kabupaten Kudus. (2012). Penyakit Degeneratif. (online) http://www.rsudkudus.com/gizi-dan-penyakit-degeneratif/. Diakses tanggal 5 September 2014.

Handajani, Andianti.,dkk. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Kematian Pada Penyakit Degeneratif Di Indonesia. (online) http://download.portalgaruda.org/article.php?article=80689&val=4892&title. Diakses tanggal 5 September 2014.