Gambaran Umum Daerah Provinsi Sumatera Barat

a. Kabupaten Kepulauan Mentawai

  i. Struktur Ekonomi

  Perekonomian di Kabupaten Kepulauan Mentawai didominasi oleh dua sektor yaitu sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

  Tabel 4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

  Kabupaten Kepualauan Mentawai tahun 2004 – 2012 ().

  Lapangan Usaha

  Industri Pengolahan

  Listrik,Gas dan Air Bersih 0.11 0.11 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.13 Bangunan

  Perdagangan,Hotel dan Restoran

  Pengangkutan dan Komunikasi

  Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: BPS Sumatera Barat dalam beberapa tahun

  Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar pertama, namun dalam kurun waktu 2004 – 2012 kontribusi sektor pertanian cenderung mengalami penurunan, Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar pertama, namun dalam kurun waktu 2004 – 2012 kontribusi sektor pertanian cenderung mengalami penurunan,

  Kemudian kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran selama kurun waktu 2004 – 2012 cenderung berfluktuasi. Di mana penurunan terbesar yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,56 persen dari tahun sebelumnya. Dan kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,65 persen dari tahun sebelumnya.

  ii. Sektor Pertanian

  Kabupaten Kepulauan Mentawai sepanjang tahun 2004 – 2012 sektor pertanian mendominasi PDRB daerahnya. Apabila dilihat dari subsektor pertaniannya, maka subsektor kehutanan menjadi sektor yang paling banyak

  menyumbang terhadap PDRB sektor pertanian yang kemudian disusul oleh subsektor perikanan dan subsektor pangan. Luas lahan hutan di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu 456.956 ha dan luas lahan sawah yaitu 619 ha, serta subsektor perkebunanan yaitu 16.944 ha (Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam angka 2012).

  Kontribusi subsektor pangan dan hortikultura sepanjang tahun 2004 – 2012 dalam PDRB sektor pertanian mengalami penurunan setiap tahunnya yaitu setiap tahunnya mengalami penurunan 0,07 persen. Hal ini juga terjadi pda subsektor kehutanan dimana pada tahun 2004 – 2012, subsektor ini rata-rata mengalami penurunan kontribusi dalam PDRB sektor pertanian sebesar 2,74 persen. Sedangkan untuk subsektor perkebunan, peternakan dan perikanan mengalami pertumbuhan yaitu rata-rata setiap tahunnya sebesar 5,42 persen, 1,39 persen, dan 2,33 persen.

  Pada subsektor tanaman pangan, produksi komoditi padi sepanjang tahun 2008 – 2012 cenderung berfluktuasi, rata-rata produksinya yaitu sebesar 1687,74 tontahun. Luas lahan padi di Kabupaten Kepulauan Mentawai cenderung mengalami penurunan selama periode 2008 – 2012. Produksi komoditi ubi kayu pada periode 2008 – 2012 rata-rata sebesar 1438.39 tontahun. Sedangkan untuk komoditi ubi jalar produksinya rata-rata hanya sebesar 662,78 tontahun. Produksi komoditi jagung rata- rata sebesar 166.2 tontahun. Kemudian produksi komoditi kacang tanah dan kacang Pada subsektor tanaman pangan, produksi komoditi padi sepanjang tahun 2008 – 2012 cenderung berfluktuasi, rata-rata produksinya yaitu sebesar 1687,74 tontahun. Luas lahan padi di Kabupaten Kepulauan Mentawai cenderung mengalami penurunan selama periode 2008 – 2012. Produksi komoditi ubi kayu pada periode 2008 – 2012 rata-rata sebesar 1438.39 tontahun. Sedangkan untuk komoditi ubi jalar produksinya rata-rata hanya sebesar 662,78 tontahun. Produksi komoditi jagung rata- rata sebesar 166.2 tontahun. Kemudian produksi komoditi kacang tanah dan kacang

  Subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai di dominasi oleh kelapa yang rata-rata produksinya sepanjang tahun 2008 – 2012 yaitu sebanyak 5655.22 tontahun, kemudian disusul oleh komoditi kakao yang rata-rata produksinya setiap tahun sebesar 1635,46 tontahun. Kemudian untuk komoditi cengkeh dan pala rata-rata produksinya setiap tahun sebanyak 530,85 tontahun dan 437,4 tontahun. Sedangkan untuk komoditi tanaman karet rata-rata produksinya hanya sebesar 16,5 tontahun.

  Pada susbsektor peternakan, populasi ternak sapi sepanjang tahun 2008 – 2012 rata-rata sebanyak 1.162 ekortahun dan jumlah pemotongannya rata-rata setiap tahunnya sebanyak 106 ekortahun. Untuk populasi kerbau pada periode 2008 – 2012 rata-rata sebanyak 117 ekortahun dan jumlah pemotongannya sebanyak 7 ekortahun.

  Kemudian untuk populasi ternak kambing rata-rata sebanyak 648 ekortahun dan jumlah pemotongannya sebanyak 77 ekortahun. Sedangkan rata-rata populasi ternak babi sepanjang tahun 2008 – 2012 yaitu sebanyak 31.202 ekortahun dan jumlah pemotongannya rata-rata sebanyak 6.771 ekortahun.

  Kemudian untuk susbektor perikanan di Kabupaten Kepulauan Mentawai sepanjang tahun 2008 – 2012 produksinya cenderung mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2008 produksinya 224 ton, tahun 2009 sebesar 2.471 ton, pada tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 328 ton, kemudian pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan produksi yang cukup signifikan yaitu sebesar 2.267,35 ton dan 4.148 ton.

b. Kabupaten Dharmasraya

  i. Struktur Ekonomi

  Perekonomian di Kabupaten Dharmasraya didominasi oleh sektor pertanian, sektor jasa, dan juga sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian kabupaten Dharmasraya. Pada kurun waktu 2004 – 2012 sektor pertanian mengalami penurunan kontribusi dimulai pada Perekonomian di Kabupaten Dharmasraya didominasi oleh sektor pertanian, sektor jasa, dan juga sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian kabupaten Dharmasraya. Pada kurun waktu 2004 – 2012 sektor pertanian mengalami penurunan kontribusi dimulai pada

  Sektor jasa di Kabupaten Dharmasraya merupakan penyumbang kedua terbesar dalam perekonomian daerah. Apabila dilihat pada tahun 2004 – 2012, kontribusi sektor ini cenderung meningkat walaupun pada tahun 2007 – 2010 mengalami penurunan yaitu rata-rata sebesar 0,23 persen, kemudian pada tahun 2011- 2012 mengalami peningkatannya rata-rata sebesar 1,27 persen.

  Kemudian sektor penyumbang ketiga terbesar yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Di mana sektor ini ini mengalami penurunan pada tahun 2006 dan 2008 yaitu sebesar 0,34 dan 0,99 persen. Kemudian pada tahun selanjutnya sektor ini mengalami peningkatan hingga tahun 2012.

  Tabel 5. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

  Kabupaten Dharmasraya tahun 2004 – 2012 ()

  Lapangan Usaha

  Industri Pengolahan

  Listrik,Gas dan Air

  Bersih 0.96 0.97 1.02 1.05 1.01 0.95 0.92 0.92 0.93 Bangunan 10.72 10.83 10.90 10.97 11.20 11.26 11.38 11.30 11.40

  Perdagangan,Hotel dan Restoran

  Pengangkutan dan

  Komunikasi 6.37 6.32 6.39 6.43 6.37

  Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: BPS Sumatera Barat dalam beberapa tahun

  ii. Sektor Pertanian

  Di Kabupaten Dharmasraya, subsektor yang mendominasi PDRB sektor pertanian sepanjang tahun 2004 – 2012 yaitu subsektor tanaman perkebunan. Dimana sumbangan subsektor ini dalam PDRB sektor pertanian yaitu rata-rata sebesar 60,47 persentahun pada tahun 2004 – 2012. Kemudian yang paling banyak kedua menyumbang terhadap PDRB sektor pertanian yaitu subsektor tanaman pangan yaitu Di Kabupaten Dharmasraya, subsektor yang mendominasi PDRB sektor pertanian sepanjang tahun 2004 – 2012 yaitu subsektor tanaman perkebunan. Dimana sumbangan subsektor ini dalam PDRB sektor pertanian yaitu rata-rata sebesar 60,47 persentahun pada tahun 2004 – 2012. Kemudian yang paling banyak kedua menyumbang terhadap PDRB sektor pertanian yaitu subsektor tanaman pangan yaitu

  Subsektor tanaman pangan didominasi oleh komoditi padi dimana luas lahannya rata-rata sepanjang tahun 2008 – 20012 sebesar 594,4 ha dan produksi rata- rata setiap tahun sebanyak 1.355,8 tontahun. Untuk komoditi jagung, luas lahannya rata-rata sebesar 769,8 hatahun dan produksi rata-ratanya sebenayak 5019,4 tonha. Luas lahan untuk komoditi kedelai, kacang tanah dan kacang hijau rata-rata sebesar 66,8 hatahun, 85,6 hatahun, dan 23,6 hatahun. Kemudian untuk produksi rata-rata ketiga komoditi tersebut sepanjang tahun 2008 – 2012 berturut-turut sebanyak 232,8 tontahun, 342 tontahun dan 43,4 tontahun. Sedangkan untuk komoditi ubi kayu dan ubi jalar luas lahannya rata-rata sebesar 161,4 hatahun dan 25,6 hatahun. Dan produksi rata-rata setiap tahunnya sebanyak 2496,2 tontahun dan 234,4 tontahun.

  Subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten Dharmasraya didominasi oleh komoditi kelapa sawit yang produksi rata-rata sepanjang tahun 2008 – 2012 yaitu sebanyak 394.304 tontahun. Kemudian disusul oleh komoditi tanaman karet yang produksi rata-ratanay sebanyak 31.191,7 tontahun. Untuk komoditi tanaman kakao dan kelapa produksi rata-rata sepanjang tahun 2008 – 2012 berturut-turut sebanyak 933,7 tontahun dan 815,6 tontahun. Sedangkan untuk komoditi tanaman kopi rata- rata produksinya hanya sebanyak 379,8 tontahun sepanjang tahun 2008 – 2012.

  Subsektor peternakan didominasi oleh ternak sapi di mana populasinya rata- rata sepanjang tahun 2008 – 2012 yaitu sebanyak 31.023 ekortahun dan rata-rata banyak pemotongannya sebenyak 2.157 ekortahun. Untuk ternak kerbau, populasinya sepanjang tahun 2008 – 2012 yaitu sebanyak 6.246 ekortahun dan jumlah pemotongan setiap tahunnya rata-rata sebanyak 142 ekortahun. Kemudian untuk ternak kambing, populasinya rata-rata sepanjang tahun 2008 – 2012 sebanyak 11.901 ekortahun dan rata-rata jumlah pemotongannya yaitu sebanyak 1.025 ekortahun.

  Pada subsektor perikanan, karena wilayah Kabupaten Dharmasraya tidak memiliki wilayah laut, jadi perikanan yang ada di Kabupaten ini hanya perikanan budidaya. Di mana jumlah produksi ikan budidaya pada tahun 2009 sebanyak 1.528,12 ton, tahun 2010 sebanyak 1.523,62 tontahun, tahun 2011 sebanyak 10.434,6 ton dan pada tahun 2012 sebanyak 11.348,7 ton.

c. Kabupaten Solok Selatan

  i. Struktur Ekonomi

  Sektor yang dominan dalam perekonomian Kabupaten Solok Selatan yaitu sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, dan jasa-jasa. Sektor pertanian merupakan penyumbang tersebesar dalam perkonomian kabupaten Solok Selatan. Tidak hanya di Kabupaten Dharmasraya saja kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan, hal ini juga terjadi pada Kabupaten Solok Selatan. Untuk melihat perkembangan kontribusi semua sektor dalam PDRB Kabupaten Solok Selatan bisa dilihat pada tabel berikut.

  Tabel 6. Distribusi PDRB Atas Dasat Harga Konstan 2000 Solok Selatan Menurut

  Lapangan Usaha Kabupaten Solok tahun 2004 – 2012 ()

  Lapangan Usaha

  Lapangan Usaha

  Industri Pengolahan

  Listrik,Gas dan Air Bersih 0.68 0.70 0.72 0.73 0.74 0.76 0.77 0.78 0.79 Bangunan

  Perdagangan,Hotel dan Restoran

  Pengangkutan dan Komunikasi

  Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: BPS Sumatera Barat dalam beberapa tahun

  Pada kurun waktu 2004 – 2012 sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 0,99 persen. Namun, sektor perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan penyumbang kedua terbesar dalam PDRB Kabupaten Solok Selatan sepanjang kurun waktu 2004 – 2010 mengalami peningkatan kontribusi rata-rata sebesar 0,61 persen. Kemudian sektor jasa-jasa di Kabupaten Solok Selatan pada kurun waktu 2004 –

  2012 sempat mengelami penurunan pada tahun 2005 – 2009, di mana rata-rata penurunannya sebesar 1,20 persen. Namun, pada tahun 2010 – 2012 sektor jasa-jasa mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 1,45 persen.

  ii. Sektor Pertanian

  Sektor pertanian di Kabupaten Solok Selatan didominasi oleh subsektor tanaman perkebunan. Hal ini bisa dilihat dari PDRB sektor pertaniannya yang didominasi oleh subsektor tanaman perkebunan. Dimana sepanjang tahun 2004 – 2012 rata-rata subsektor tanaman perkebunan menyumbang sebesar 47,92persentahun. Subsektor tanaman pangan rata-rata menyumbang sebesar 33,66 persentahun selama periode tahun 2004 – 2012. Untuk subsektor peternakan menyumbang sebesar 10,32 persentahun. Sedangkan untuk subsektor kehutanan dan perikanan hanya menyumbang berturut-turut sebesar 7,46 persentahun dan 0,63 persentahun.

  Subsektor tanaman pangan di Kabupaten Solok Selatan didominasi oleh komoditi tanaman padi. Pada tahun 2012 luas lahan padi yaitu sebesar 27.430 ha dan produksinya sebanyak 135.648 ton. Untuk komoditi tanaman jagung luas lahannya sebesar 4.051 ha dan jumlah produksi nya 31.486 ton. Komoditi tanaman kedelai, kacang tanah dan kacang hijau luas lahannya berturut-turut sebesar 150 ha, 481 ha dan 70 ha dan produksinya untuk masing-masing komoditi yaitu sebanyak 223 ton, 1.036 ton dan 68 ton. Sedangkan untuk luas lahan komoditi tanaman ubi kayu dan ubi jalar yaitu sebesar 150 ha dan 145 ha, dan untuk produksinya masing-masing

  sebanyak 5.608 ton dan 5.546 ton.

  Subsektor tanaman perkebunan didominasi oleh komoditi tanaman karet, dimana luas lahannya pada tahun 2011 – 2012 rata-rata sebesar 14.996,5 ha dan Subsektor tanaman perkebunan didominasi oleh komoditi tanaman karet, dimana luas lahannya pada tahun 2011 – 2012 rata-rata sebesar 14.996,5 ha dan

  produksinya sebanyak 4.232 tonha. Luas lahan komoditi tanaman kayu manis, kelapa dan kopi rata-rata berturut-turut sebesar 1.830 hatahun, 1.832 hatahun, dan 3.447

  hatahun, untuk produksi masing-masing komoditi rata-rata sebanyak 1.830 tontahun, 1.887,5 tontahun dan 1.298 tontahun. Sedangkan untuk komoditi tanaman kakao luas lahannya rata-rata sebesar 1.367,5 hatahun dan rata-rata produksinya hanya 259 tontahun.

  Subsektor peternakan di Kabupaten Solok Selatan, ternak dengan populasi terbanyak yaitu ternak sapi yang populasinya sepanjang tahun 2011 dan 2012 sebanyak 7.663 ekor dan 7.837 ekor. Untuk ternak kerbau pada tahun 2011 – 2012, populasinya sebanyak 6.999 ekor dan 7.210 ekor. Sedangkan populasi ternak kambing pada tahun 2011 dan 2012 sebanyak 8.395 ekor dan 8.476 ekor.

  Untuk subsektor perikanan, yang ada di Kabupaten Solok Selatan yaitu ikan budidaya yaitu produksinya pada tahun 2011 sebanyak 1.028,6 ton dan pada tahun 2012 menurun menjadi sebanyak 344,9 ton.

d. Kabupaten Pasaman Barat

  i. Struktur Ekonomi

  Perekonomian di Kabupaten Pasaman barat didiominasi oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan industri pengolahan. Sektor pertanian menjadi sektor penyumbang terbesar dalam perekonomian Kabupaten Pasaman Barat. Berbeda dengan kabupaten Dharmasaraya dan Solok Selatan, kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Pasaman Barat pada kurun waktu 2004 – 2012 setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2004 kontribusi sektor pertanian sebesar 30,93 persen dan pada tahun 2012 sebesar 33,27 persen.

  Penyumbang terbesar kedua dalam perekonomian Pasaman Barat yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini juga mengalami peningkatan sepanjang tahun 2004 – 2012. Di mana rata-rata peningkatan setiap tahunnya yaitu sebesar 0,73 persen.

  Kemudian, penyumbang terbesar ketiga yaitu sektor industri pengolahan. Sektor ini pada kurun waktu 2004 – 2012 cenderung mengalami penurunan. Penurunan terjadi pada tahun 2005 – 2012 yaitu rata-rata sebesar 0,81 persen.

  Tabel 7. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

  Kabupaten Pasaman Barat tahun 2004 – 2012 ()

  Lapangan Usaha

  Industri Pengolahan

  Listrik,Gas dan Air Bersih 0.13 0.13 0.14 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 Bangunan

  Perdagangan,Hotel dan Restoran

  Pengangkutan dan Komunikasi

  Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: BPS Sumatera Barat dalam beberapa tahun

  ii. Sektor Pertanian

  Sektor pertanian di Kabupaten Pasaman Barat didominasi oleh subsektor tanaman perkebunan, kemudian disusul susbektor tanaman pangan, subsektor kehutanan, subsektor perikanan dan subsektor peternakan. Dilihat dari tahun 2004 – 2012, subsektor tanaman perkebunan menyumbang rata-rata sebesar 67,92 persentahun, subsektor tanaman pangan menyumbang rata-rata sebesar 20,26 persentahun, subsektor kehutanan menyumbang rata-rata sebesar 5,7 persen, dan susbektor perikanan dan subsektor peternakan masing-masing menyumbang rata-rata sebesar 3,53 persen dan 2,6 persen.

  Subsektor tanaman pangan didominasi oleh komoditi tanaman jagung, dimana sepanjang tahun 2008 – 2012 luas lahan komoditi ini rata-rata sebesar 40.931,2 hatahun dan produksinya rata-rata sebanyak 277.264,5 tontahun. Untuk luas lahan komoditi tanaman padi yaitu rata-rata sebesar 20.660,6 hatahun dan produksinya sebesar 99.891.7 hatahun. Untuk luas lahan komoditi tanaman kedelai, kacang tanah Subsektor tanaman pangan didominasi oleh komoditi tanaman jagung, dimana sepanjang tahun 2008 – 2012 luas lahan komoditi ini rata-rata sebesar 40.931,2 hatahun dan produksinya rata-rata sebanyak 277.264,5 tontahun. Untuk luas lahan komoditi tanaman padi yaitu rata-rata sebesar 20.660,6 hatahun dan produksinya sebesar 99.891.7 hatahun. Untuk luas lahan komoditi tanaman kedelai, kacang tanah

  Subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat didominasi oleh komoditi tanaman kelapa sawit, dimana rata-rata luas lahannya sepanjang tahun 2008 – 2012 yaitu sebesar 94.629,4 hatahun dan rata-rata produksinya sebesar 240.003,8 tontahun. Untuk rata-rata luas lahan komoditi tanaman kakao yaitu sebesar 10.932,2 hatahun dan rata-rata produksinya sebanyak 6.968,4 tontahun. Untuk rata-rata luas lahan komoditi tanaman karet, kelapa dan kopi masing-masing sebesar 7.606 hatahun, 2.756,6 hatahun, dan 960,4 hatahun, dan untuk rata-rata masing-masing komoditi yaitu sebanyak 5.259,06 tontahun, 2.047,5 tontahun dan 243,3 tontahun. Sedangkan untuk komoditi kayu manis, rata-rata luas lahannya sebesar 97,8 ha dan rata-rata produksinya sebanyak 120,5 tontahun.

  Subsektor peternakan didominasi oleh ternak sapi, kambing dan kerbau. Di mana rata-rata populasi sapi sepanjang tahun 2008 – 2012 yaitu sebanyak 13.779 ekortahun dan rata-rata jumlah pemotongan pertahun yaitu 2.211 ekor. Untuk rata- rata populasi kambing yaitu sebanyak 13.167 ekortahun dan rata-rata jumlah pemotongan kambing yaitu 1.369 ekortahun. Sedangkan rata-rata populasi kerbau yaitu sebanyak 2.460 ekortahun dan rata-rata jumlah pemotongan sebanyak 135 ekortahun.

  Subsektor perikanan di Kabupaten Pasaman Barat, hasil produksi ikan laut sepanjang tahun 2008 – 2012 rata-rata sebanyak 80.470 tontahun dan untuk ikan budidaya yaitu sebanyak 1.737 tontahun.

3. Kependudukan

  Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 sebanyak 4.846.909, yang terdiri dari 2.404.377 laki-laki dan 2.442.532 perempuan. Jumlah Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 sebanyak 4.846.909, yang terdiri dari 2.404.377 laki-laki dan 2.442.532 perempuan. Jumlah

  No KabupatenKota

  Jumlah Penduduk

  Kepadatan Penduduk (JiwaKm 2 )

  1 Kepulauan Mentawai

  2 Pesisir Selatan

  5 Tanah Datar

  6 Padang Pariaman

  10 Solok Selatan

  12 Pasaman Barat

  No Kota

  16 Padang Panjang

  Sumatera Barat

  Sumber: BPS Sumatera Barat, 2011

  Kepadatan penduduk di Pemerintah Sumatera Barat mencapai 114,59 orangkm 2 . Kepadatan penduduk antar daerah di masing-masing daerah tingkat II

  sangat bervariasi. Daerah terpadat adalah Kota Bukittinggi dengan rata-rata per kilometer wilayahnya dihuni oleh sekitar 4.410 jiwa. Lalu Kota Payakumbuh, Kota

  Padang Panjang dan Kota Padang masing-masing sebesar 2.043 jiwakm 2 , 1.452

  2 jiwakm 2 , dan 1.199 jiwakm . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya 2 jiwakm 2 , dan 1.199 jiwakm . Sedangkan daerah yang paling jarang penduduknya

  pada tabel 8.

4. Ketenagakerjaan

  Di daerah Provinsi Sumatera Barat, terdapat tiga masalah ketenagakerjaan yang menjadi perhatian pemerintah adalah perluasan lapangan kerja, peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, serta perlindungan tenaga kerja. Kondisi keamanan dan kenyamanan berusaha serta kemampuan daya beli masyarakat yang tinggi akan memperluas usaha, dengan sendirinya akan memperluas lapangan pekerjaan sehingga pengangguran berkurang. Penduduk yang berpendidikan dan terampil juga akan meningkatkan kualitas tenaga kerja. Tabel 9. Persentase Penduduk Sumatera Barat Berumur 15 Tahun Keatas yang

  Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan tahun 2010.

  No Sektor

  Persentase ()

  1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, Perikanan

  2 Pertambangan 1,21

  3 Industri Pengolahan

  4 Listrik, Gas dan Air

  6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel

  7 Angkutan, Pergudangan, Komunikasi

  8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan,

  Tanah dan Jasa Perusahaan 9 Jasa Kemasyarakatan

  Sumber: BPS Sumatera Barat, 2011

  Pada tabel di atas terlihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2010 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak Pada tabel di atas terlihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang dominan dalam perekonomian, dan secara nyata mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Tidak hanya pada tahun 2010 saja pada tahun sebelumnya sektor pertanian juga masih merupakan sektor yang paling banyak

5. Struktur Ekonomi

  Perekonomi Sumatera Barat didominasi oleh tiga sektor kegiatan ekonomi yaitu sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, dan jasa.

  Tabel 10. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan

  Usaha Provinsi Sumatera Barat Tahun 2004 – 2012 ()

  Industri Pengolahan

  Listrik, Gas, dan Air

  Perdagangan, Hotel

  dan Restoran

  Pengangkutan dan

  Persewaan dan Jasa Perusahaan

  Sumber: BPS Sumatera Barat (data diolah)

  Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian Sumatera Barat, sektor ini mulai dari tahun 2004 – 2012 menyumbang rata-rata 24,14 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menyumbang pendapatan terbesar dalam pembentukan PDRB Sumatera Barat setelah sektor pertanian. Sektor ini menyumbang rata-rata 18,23 persen per tahun terhadap pembentukan PDRB daerah selama kurun waktu 2004 – 2012 (Tabel 9). Penyumbang terbesar ketiga bagi PDRB Sumatera Barat adalah sektor jasa-jasa yaitu rata-rata sebesar 16,42 persen per tahun disusul oleh sektor pengakutan dan komunikasi, dan sektor industri pengolahan yaitu berturt-turut sebesar 13,67 persen dan 12,82 persen.

6. Pertanian di Sumatera Barat

  Kontribusi yang cukup besar dalam PDRB dan dalam penyerapan tenaga kerja, menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utanma bagi perekonomian Sumatera Barat. Pada tahun 2008, sumbangan terbesar dari pertanian yaitu sub sektor tanaman pangan dan hortikulturan sebesar 12,55 persen (Sumatera Barat dalam Angka 2009). Berdasarkan luas lahan budidaya, sektor pertanian didominasi oleh subsektor perkebunan dari pada subsektor tanaman pangan. Total luas lahan perkebunan mencapai 610.446 ha sedangkan lahan persawahan hanya sebesar 276.262 ha (Sumatera Barat dalam Angka 2011). Namun demikian, berdasarkan sumbangan terhadap PDRB sektor pertanian, maka yang terjadi adalah sebaliknya didiminasi oleh subsektor tanaman pangan dan hortikultura sebesar 11,67 persen, disusul oleh subsektor perkebunan 5,93 persen, perikanan 2,61 persen, peternakan 1,88 persen dan kehutanan 1,29 persen.

  PDRB sektor pertanian per kabupatenkota di Sumatera Barat menunjukkan sangat dominan dibeberapa kabupatenkota yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Agam, 50 Kota, Pasaman, Solok Selatan, Dharmasraya, Pasaman Barat, dan Kota Pariaman. PDRB Daerah kabupaten di Sumatera Barat didominasi sektor pertanian, sedangkan daerah Kota lebih didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, dan jasa-jasa, kecuali Kota Pariaman yang PDRB daerahnya didominasi oleh sektor pertanian.

  Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian di Sumatera Barat selama periode 2004 – 2010 rata-rata 4,62 persen. Pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura selama periode 2004 – 2010 rata-rata pertumbuhannya sebesar 0,04 persen, subsektor perkebunan rata-rata 0,069 persen, subsektor peternakan rata-rata 0,038 persen, subsektor perikanan rata-rata 0,049 persen. Sedangkan subsektor kehutanan pada kurun waktu 2005 – 2007 namun pada pada tahun 2008 – 2010 kembali meningkat pertumbuhannya. Tapi jika dirata-ratakan pertumbuhannya setiap tahunnya subsektor kehutanan mengalami penurunan sebesar 0,007 persen (BPS, 2011).

  Pertanian Sumatera Barat pada subsektor tanaman pangan mendominasi hampir pada seluruh kabupatenkota. Pada tahun 2010 produksi padi, sawah dan ladang terbesar terdapat pada Kabupaten Agam yaitu sebesar 278.032 ton disusul oleh Kabupaten Solok sebesar 276.114 ton dan Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 250.958 ton. Kabupaten Pasaman Barat menjadi sentra produksi jagung dengan jumlah produksi jagung pada tahun 2010 sebesar 197.289 ton. Produksi ubi kayu terbesar oleh Kabupaten 50 Kota sebesar 51.712 ton pada tahun 2010, sedangkan produksi ubi jalar terbesar oleh Kabupaten Agam sebesar 36.659 ton. Sebesar 2.452 ton kacang tanah dan 515 ton kacang hijau pada tahun 2010 dihasilkan oleh kabupaten Pasaman Barat. Dan kacang kedelai sebesar 469 ton pada tahun 2010 diproduksi oleh kabupaten Pesisir Selatan (Lampiran 13).

  Pada subsektor perkebunan, Kabupaten Pasaman Barat masih mendominasi komoditi kelapa sawit disusul oleh Kabupaten Dharmasraya. Dan juga Kabupaten Pasaman Barat menjadi sentra produksi kayu manis dengan jumlah produksi 117.648 ton pada tahun 2010. Sentra produksi karet terletak di kabupaten terletak di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung. Sedangkat coklat paling banyak dihasilkan pada tahun 2010 oleh Kabupaten Pasaman sebesar 14.409 ton. Sentra produksi kopi tereltak di Kota Padang yang menghasilkan kopi sebesar 7.696 ton pada tahun 2010. Sedangkan sentra produksi kelapa yaitu Kabupaten Padang Pariaman dengan jumlah produksi sebesar 36.109 ton pada tahun 2010 (Lampiran 14).

  Pada sektor peternakan di Sumatera Barat, Kabupaten Pesisir Selatan masih merupakan daerah yang memiliki populasi sapi potong dan kambing terbanyak di Sumatera Barat pada tahun 2010 yaitu sebanyak 94.218 ekor dan 49.982 ekor. Sedangkan populasi kerbau terbanyak berada di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 44.226 ekor. Untuk populasi sapi perah terbanyak berada di Kota Padang Panjang dengan jumlah populasi 343 ekor. Sedangkan populasi domba terbanyak berada di Kabupaten Sijunjung sebanyak 3.002 ekor (Lampiran 15).

  Produksi perikanan laut terbanyak terletak pada Kabupaten Padang pariaman, pada tahun 2010 sebanyak 47.062 ton yang disusul oleh Kabupaten Pesisir Selatan Produksi perikanan laut terbanyak terletak pada Kabupaten Padang pariaman, pada tahun 2010 sebanyak 47.062 ton yang disusul oleh Kabupaten Pesisir Selatan

7. Potensi Ekonomi

  Secara umum kegiatan ekonomi di Sumatera Barat dibagi menjadi 9 (sembilan) sektor yaitu:

  a. Sektor Pertanian, yang terdiri dari:

  i. Subsektor tanaman pangan; pembangunan pada sektor ini diarahkan pada

  peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka mempertahankan swasembada pangan.

  ii. Subsektor tanaman perkebunan; pengembangan pada sektor ini diarahkan

  untuk menunjang peningkatan produksi tanaman perkebunan terutama yang mudah dipasarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan devisa Negara dari hasil ekspor.

  iii. Subsektor peternakan dan hasilnya; pembangunan pada sektor ini diarahkan pada peningkatan produksi daging, telur dan telur untuk memenuhi gizi masyarakat.

  iv. Subsektor kehutanan; kegiatan yang dilakukan meliputi pengambilan hasil-

  hasil hutan dan perburuan binatang liar. v. Subsektor perikanan; pembangunan pada sektor ini diarahkan untuk

  peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat.

  b. Sektor Pertambangan dan Galian

  i. Subsektor tanpa migas; meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan

  lanjutan benda padat, baik di bawah maupun pada permukaan bumi serta seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan memanfaatkan biji logam dan hasil tambang lainnya.

  ii. Subsektor penggalian; mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis

  barang galian batu-batuan, pasir besi, biji besi, biji perak serta komoditas barang tambang lainnya selain kegiatan yang tercakup yaitu penggalian batu- batuan, pasir, tanah, batu gunung, batu kali, batu kapur, batu koral, kerikil, dan batu marmer.

  c. Sektor Industri Pengolahan

  Pembangunan pada bidang ini terutama diarahkan untuk industri pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan limbah pertanian, industri rumah tangga, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Penekanan pembangunan industri selain untuk meningkatkan produksi tapi juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.

  d. Sektor Listrik, Gas, dan Air minum, terdiri dari:

  i. Subsektor listrik; meliputi pembangunan dan penyaluran tenaga listrik yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Yang dimaksud non PLN adalah perusahaan listrik yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau perorangan.

  ii. Subsektor air minum; kegiatan ini meliputi proses pembersihan, pemurnian, dan proses kimia lain untuk menghasilkan air minum termasuk penyaluran melalui pipa baik pada rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta.

  e. Sektor Bangunan

  Kegiatan ini meliputi usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendugan, jaringan listrik, telekomunikasi, dan konstruksi.

  f. Sektor Perdagangan, Hotel, dan restoran yang terdiri dari:

  i. Subsektor perdagangan besar dan kecil; subsektor perdagangan memainkan peranan penting dalam perekonomian Sumatera Barat, karena mendorong pertumbuhan dan perkembangan produksi. Perdagangan mampu menjamin kelancaran pemasaran dan pembelian jasa dari konsumen ke produsen.

  ii. Subsektor perhotelan; kegiatan ini meliputi penyediaan akomodasi yang menyediakan sebagian atau keseluruhan bangunan berupa tempat penginapan, baik yang terbuka untuk umum atau hanya sebagian anggota kelompok organiasasi tertentu. Termasuk pula aktivitas penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu penginapan, yang seluruh kegiatan tersebut berada dalam suatu kesatuan manajamen penginapan.

  iii. Subsektor restoran; kegiatan ini mencakup usaha penjualan untuk penyediaan makanan atau minuman, yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan, di suatu tempat tersendiri ataupun dijajakan.

  g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, yang terdiri dari;

  i. Subsektor angkutan darat, meliputi angkutan jalan raya jasa penunjang angkatan darat seperti parkir dan terminal. Akan tetapi yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas pada segala jenis angkutan jalan raya seperti angkutan bus, truk, dan angkot.

  ii. Subsektor angkutan laut, meliputi kegiatan pelayanan angkutan, pelayanan samudera, perairan pantai, sungai, dan jasa penumpang angkutan laut. Namun, yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas angkutan perairan pantai saja.

  iii. Subsektor komunikasi, meliputi kegiatan jasa komunikasi untuk umum seperti pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh Perum Pos dan Giro, pengiriman berita dengan menggunakan telepon, dan telegram yang diusahakan oleh Perum Telekomunikasi.

  h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, yang terdiri dari:

  i. Subsektor keuangan (bank), kegiatan ini meliputi jasa pelayanan dibidang keuangan kepada pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi pinjaman, mengirim uang, memindahkan rekening koran, membeli atau menjual surat-surat berharga, dan memberi jaminan bank.

  ii. Subsektor keuangan non bank, meliputi pelayanan asuransi baik jiwa taupun bukan jiwa seperti asuransi kebakaran, kecelakaan kerusakan dan sebagainya. Termasuk juga agen perasuransian, unit penyaluran dana pensiun dan sebagainya.

  iii. Subsektor persewaan dan jasa perusahaan, meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain seperti jasa hukum, jasa angkutan, jasa periklanan, jasa penyewaan mesin dan peralatan, jasa bangunan dan jasa arsitek. Tetapi yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada jasa hukum (advokatpengacara), notaris dan jasa konsultan.

  i. Sektor Jasa, terdiri dari:

  i. Pemerintah umum, meliputi jasa pelayanan sosial seperti rumah sakit umum dan panti asuhan.

  ii. Swasta, meliputi: • Subsektor jasa sosial kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan dan

  pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, termasuk guru per orangan yang berusaha sendiri dan kursus-kursus. Jasa kesehatan mencakup segala lembaga kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit maupun poliklinik, jasa sosial lainnya yang mencakup panti asuhan, rumah ibadah dan sebagainya.

  • Subsektor kebudayaan dan hiburan, meliputi segala macam perusahaan dan

  lembaga swasta yang bergerak pada jasa hiburan, rekreasi serta kebudayaan seperti pembuatan dan disribusi film, usaha penyiaran film dan penyiaran radio swasta. Dari jenis kegiatan tersebut diatas, yang termasuk lembaga swasta yang bergerak pada jasa hiburan, rekreasi serta kebudayaan seperti pembuatan dan disribusi film, usaha penyiaran film dan penyiaran radio swasta. Dari jenis kegiatan tersebut diatas, yang termasuk

  • Subsektor perorangan dan rumah tangga, meliputi jasa yang diberikan untuk

  perorangan dan rumah tangga seperti jasa reparasi, tukang cukur, tukang jahit, tukang las dan jasa perorangan lainnya.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15