Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten DOHP dan Kabupaten Daerah Induk.

D. Perkembangan Kontribusi Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten DOHP dan Kabupaten Daerah Induk.

1. Kontribusi sektor pertanian dalam PDRB

a. Sebelum Pemekaran

  Sektor pertanian di Kabupaten Induk mendominasi PDRB daerahnya. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Induk sebelum dilakukannya pemekaran daerah, bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 25. Kontribusi Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Induk di Provinsi

  Sumatera Barat Sebelum Pemekaran.

  Tahun Kabupaten Induk

  Padang Pariaman

  1999 - 32,79 37,32 38,08 2000 - 28,28 49,94 41,92 2001 - 27,88 50,28 42,03 2002 - 28,10 50,66 42,47 2003 - 28,95 51,02 42,72

  Rata-rata 38,42

  Sumber: BPS Sumatera Barat (data diolah)

  Kontribusi sektor pertanian terbesar sebelum dilakukan pemekaran yaitu di Kabupaten Pasaman sebesar 42,35 persen, kemudian diikuti Kabupaten Solok sebesar 39,19 persen, dan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 38,42 persen. Sedangkan kontribusi sektor pertanian yang paling terkecil yaitu di Kabupaten Sijunjung yaitu sebesar 30,64 persen.

b. Seletelah Pemekaran

  Daerah Kabupaten Induk maupun Kabupaten DOHP merupakan daerah agraris, kehidupan masyarakat bergantung pada sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian dalam PDRB untuk Kabupaten Induk dan DOHP dapat dilihat pada lampiran 6.

  Sektor pertanian merupakan sektor yang menyumbang pendapatan terbesar dalam pembentukan PDRB DOHP dan Kabupaten Induk. Tabel 26. Kontribusi Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten DOHP di Provinsi

  Sumatera Barat Setelah Pemekran (persen).

  Tahun Kabupaten

  Kep. Mentawai

  Dharmasraya

  Solok Selatan

  Pasaman Barat

  Sumber: BPS Sumatera Barat (data diolah)

  Kontribusi sektor pertanian terbesar di Kabupaten DOHP yaitu di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan rata-rata sebesar 54,42 persen, yang kemudian diikuti Kontribusi sektor pertanian terbesar di Kabupaten DOHP yaitu di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan rata-rata sebesar 54,42 persen, yang kemudian diikuti

  persen. Tabel 27. Kontribusi Sektor Pertanian dalam PDRB Kabupaten Induk di Provinsi

  Sumatera Barat Setelah Pemekaran (persen)

  Tahun Kabupaten

  Padang Pariaman

  Sumber: BPS Sumatera Barat (data diolah)

  Kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Induk terbesar yaitu di Kabupaten Pasaman dengan rata-rata sebesar 51,79 persen, yang kemudian diikuti oleh Kabupaten Solok dengan rata-rata sebesar 42,34 persen, dan Kabupaten Sijujung rata-rata sebesar 27,08 persen. Sedangkan kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Induk terkecil yaitu di Kabupaten Padang Pariaman yang rata-rata sebesar 26,42 persen.

  Rata-rata kontribusi sektor pertanian dalam PDRB kabupaten DOHP pada periode 2004 – 2012 yaitu sebesar 40,6 persen, sedangkan rata-rata kontribusi sektor pertanian dalam PDRB kabupaten induk yaitu sebesar 36,91 persen. hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi di Kabupaten DOHP masih sangat dominan sektor pertaniannya dibandingkan dengan Kabupaten Induk.

2. Laju pertumbuhan kontribusi sektor pertanian dalam PDRB

a. Sebelum Pemekaran

  Laju pertumbuhan kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Induk sebelum dilakukan pemekaran bisa dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 28. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian di Kabupaten induk di Provinsi

  Sumatera Barat Sebelum dilakukan Pemekaran.

  Tahun Kabupaten Induk

  Padang Pariaman

  1988 8,42 - - - 1989 7,57 - - - 1990 3,45 - - - 1991 3,57 - - - 1992 6,19 - - -

  1993 153,49 - - -

  1994 5,21 - - - 1995 1,63 - - - 1996

  Sumber: BPS Sumatera Barat (data diolah) Catatan: ) tahun 1993 – 1999 menggunakan data ADHK 1993

  )tahun 2000 – 2003 menggunakan data ADHK 2000

  Berdasarkan Tabel 28 di atas laju pertumbuhan sektor pertanian laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten induk sebelum dilakukan pemekran terlihat berfluktuatif.

  Dan berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan teknik Berganda Berganda untuk mengetahui laju pertumbuhan sektor pertanian sebelum pemekaran. Maka diperoleh hasil sebagai berikut.

  Tabel 29. Hasil Analisis Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian di Kabupaten Induk

  sebelum pemekaran di Provinsi Sumatera Barat () dengan Menggunakan Analisis Trend Perkembangan

  Kabupaten Induk

  Nilai i

  Padang Pariaman

  Laju pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Sijunjung sebelum dilakukan pemekaran yaitu sebesar 6,8 persen, kabupaten Pasaman sebesar 13,5 persen, Kabupaten Solok 15,5 persen dan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 12,3 persen.

b. Setelah Pemekaran

  Laju pertumbuhan kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten DOHP maupun kabupaten induk pada setelah terjadinya pemekaran berfluktuatif setiap tahunnya. Untuk kabupaten DOHP, laju pertumbuhan kontribusi sektor pertanian Kabupaten Pasaman Barat cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten

  DOHP lainnya. Sedangkan untuk kabupaten induk, laju pertumbuhan kontribusi

  sektor pertanian Kabupaten Pasaman cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten induk lainnya

  Tabel 30. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian di Kabupaten DOHP dan Kabupaten

  Induk di Provinsi Sumatera Barat setelah pemekaran (persen)

  Tahun

  Kabupaten DOHP

  Kabupaten Induk

  Kepulaun

  Dharmasraya Pasaman Solok

  Padang

  Sijunjung Pasaman Solok

  Mentawai

  Barat

  Selatan Pariaman

  Sumber: BPS Sumatera Barat (data diolah)

  Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan teknik Berganda Berganda untuk mengetahui laju pertumbuhan sektor pertanian. Maka diperoleh hasil sebagai berikut:

  Tebel 31. Hasil Analisis Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian di Kabupaten DOHP dan

  Kabupaten Induk di Provinsi Sumatera Barat () dengan Menggunakan Analisis Trend Perkembangan

  Kabupaten DOHP

  Kabupaten Induk

  Kabupaten Nilai i Kabupaten Nilai i

  Kep. Mentawai

  Padang Pariaman

  Dharmasraya 5,19 Sijunjung 4,08 Pasaman Barat

  Solok Selatan

  Dari Tabel 31 di atas dapat diketahui rata-rata tingkat laju pertumbuhan sektor pertanian setelah pemekaran di kabupaten DOHP yaitu: Kabupaten Pasaman Barat memiliki laju pertumbuhan sektor pertanian tertinggi sebesar 7,38 persen, yang kemudian diikuti oleh Kabupaten Dharmasraya sebesar 5,19 persen, Kabupaten Solok Selatan sebesar 5,06 persen dan Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar 4,48 persen. Kemudian untuk kabupaten induk yaitu: Kabupaten Pasaman sebesar 6,04 persen, Kabupaten Solok sebesar 5,92 persen, Kabupaten Sijunjung sebesar 4,08 persen dan Kabupaten Padang Pariaman sebesar 3,67 persen.

  Dari hasil analisis laju pertumbuhan sektor pertanian dalam PDRB daerah untuk semua kabupaten baik kabupaten induk maupun kabupaten DOHP berrnilai positif, hal ini menunjukkan bahwa sumbangan pendapatan sektor pertanian untuk PDRB daerah setelah pemekaran selalu mengalami peningkatan yang bisa dilihat dari data PDRB sektor pertanian yang terus meningkat setiap tahun. Walaupun sumbangan sektor pertanian ini mengalami peningkatan setiap tahunnya dalam PDRB daerah, namun kontribusi sektor pertanian sepanjang tahun 2004 – 2012 dalam PDRB semakin berkurang di semua kabupaten induk dan kabupaten DOHP kecuali Kabupaten Pasaman Barat.

  Berdasarkan teori pembangunan ekonomi dualistik yang dikemukakan oleh Prof. Higgins (Jhingan,2008:209) bahwa sektor pertanian semakin lama kontribusinya Berdasarkan teori pembangunan ekonomi dualistik yang dikemukakan oleh Prof. Higgins (Jhingan,2008:209) bahwa sektor pertanian semakin lama kontribusinya

  Sesuai dengan teori yang dikemukakan di atas terlihat di beberapa daerah kontribusi sektor pertanian semakin lama semakin berkurang yaitu di Kabupaten Induk meliputi Kabupaten Padang Pariaman, Sijunjung, Pasaman dan Solok. Dan di Kabupaten DOHP meliputi Kabupaten Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, dan Solok Selatan. Sedangkan di Kabupaten Pasaman Barat kontribusi sektor pertanian terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Pasaman Barat terjadi peningkatan dalam bahan baku pertanian.

  Kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Dharmasraya yang pada tahun 2004 sebesar 39,70 persen, kemudian pada tahun 2012 menjadi sebesar 36,28 persen. Kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Solok selatan pada tahun 2004 sebesar 39,08 persen, dan pada tahun 2012 menjadi sebesar 36,10 persen. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki kontribusi sektor pertanian dalam PDRB daerahnya pada tahun 2000 sebesar 54,58 persen menjadi 53,50 persen pada tahun 2012. Sedangkan Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2004 kontribusi sektor pertanian dalam PDRB daerahnya yaitu sebesar 30,93 persen meningkat menjadi 33,27 persen pada tahun 2012.

  Kemudian kontribusi sektor pertanian di kabupaten induk, kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Sijunjung pada tahun 2004 sebesar 29,21 persen menjadi 25,97 persen. Kabupaten Pasaman memiliki kontribusi sektor pertanian dalam PDRB daerahnya pada tahun 2004 sebesar 4,54 persen menjadi sebesar 4,30 persen pada tahun 2012. Kontribusi sektor pertanian di kabupaten Solok pada tahun 2004 sebesar 42,76 persen dan kemudian pada tahun 2012 menjadi 42,03 persen. Dan Kabupaten Padang Pariaman, pada tahun 2000 kontribusi sektor pertaniannya yaitu sebear 31,79 persen menjadi 22,68 persen pada tahun 2012.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15