5. Skabies inkognito Obat steroid topical atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan
tanda skabies, sementara infestasi tetap ada. Sebaliknya, pengobatan dengan steroid topical yang lama dapat pula menyebabkan lesi
bertambah hebat. Hal ini mungkin dis ebabkan oleh karena penurunan respons imun seluler.
6. Skabies terbaring di tempat tidur bed ridden Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus
tinggal di tempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. 7. Skabies krustosa Norwegian scabies
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata, dan hyperkeratosis yang
tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, siku, lutut, telapak tangan, dan kaki ya ng dapat disertai distrofi kuku.
Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena
jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak ribuan. Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun
tubuh gagal membatasi proliferasi tungau sehingga dapat berkembang biak dengan mudah.
2.1.6. Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garuk an. Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira -kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu dijumpai kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urticaria , dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta , dan infeksi sekunder Handoko,
2009.
Universitas Sumatera Utara
Tungau dapat hidup di dalam terowongan di tempat predileksi, yaitu jari tangan, pergelangan tangan bagian ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak depa n,
umbilicus, gluteus, ekstremitas, genitalia eksterna pada laki-laki, dan areola mammae pada perempuan. Pada bayi , skabies dapat menyerang telapak tangan
dan telapak kaki Harahap M., 2000. Pada tempat predileksi dapat ditemukan terowongan berwarna putih abu-
abu dengan panjang yang bervariasi, rata -rata 1 mm, berbentuk lurus atau berkelok-kelok. Terowongan ditemukan bila belum terdapat infeksi sekunder. Di
ujung terowongan dapat ditemukan vesikel atau papul kecil Sutanto I. et al, 2009. Terowongan lebih banyak terdapat di daerah yang berkulit tipis dan tidak
banyak mengandung folikel pilosebasea Harahap M., 2000. Adanya periode asimptomatis bermanfaat sekali bagi parasit ini, karena
dengan demikian mereka mempunyai waktu untuk membangun dirinya sebelum hospes membuat respons imunitas. Setelahnya, hidup mereka menjadi penuh
bahaya karena terowongannya akan digaruk dan tungau -tungau serta telur mereka akan hancur. Dengan cara ini hospes mengendalikan populasi tungau dan pada
kebanyakan penderita skabies, rata-rata jumlah tungau betina dewasa pada kulitnya tidak lebih dari selusin Graham -Brown dan Burns, 2005.
2.1.7. Cara Penularan
1. Kontak langsung kontak kulit dengan kulit, misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan berhubungan seksual.
2. Kontak tak langsung melalui benda, misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain.
Penularannya biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var.
animalis yang kadang-kadang dapat menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan, misalnya anjing Handoko, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8. Gejala Klinis