Diagnosis Pembantu Diagnosis Skabies

2.1.9. Diagnosis

Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta , dan infeksi sekunder. Di daerah tropis, hampir setiap kasus skabies terinfeksi sekunder oleh Streptococcus aureus atau Staphylococcus pyogenes Harahap M., 2000. Diagnosis ditegakkan atas dasar: 1. Adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm, dan pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau pustula . 2. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, dan genitalia eksterna pria. Pada orang dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita immunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh permukaan kulit. 3. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat antiskabies topikal yang efektif. 4. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperatur tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat. Diagnosis pasti baru dapat ditega kkan bila ditemukan kutu dewasa, telur, larva dari dalam terowongan. Cara mendapatkannya adalah dengan membuka terowongan dan mengambil parasit dengan menggunakan pisau bedah atau jarum steril. Kutu betina akan tampak sebagai bintik kecil gelap atau keabua n di bawah vesikula. Di bawah mikroskop dapat terlihat bintik mengkilat dengan pinggiran hitam. Universitas Sumatera Utara Cara lain ialah dengan meneteskan minyak immersi pada lesi dan epidermis di atasnya dikerok secara perlahan -lahan. Tangan dan pergelangan tangan merupakan tempat terbanyak ditemukan kutu, kemudian berturut -turut siku, genital, akhirnya aksila Harahap M., 2000.

2.1.10. Pembantu Diagnosis

Diagnosis pasti skabies ditegakkan dengan ditemukannya tungau melalui pemeriksaan mikroskop, yang dapat dilakukan dengan b eberapa cara, antara lain Murtiastutik D., 2008: 1. Kerokan kulit. Kerokan kulit dilakukan dengan mengangkat atap terowongan atau papula menggunakan skalpel nomor 15. Kerokan diletakkan pada kaca objek, diberi minyak mineral atau minyak imersi, diberi kaca penutup, dan dengan mikroskop pembesaran 20x atau 100x dapat dilihat tungau, telur, atau fecal pellet. 2. Mengambil tungau dengan jarum. Jarum dimasukkan ke dalam terowongan pada bagian yang gelap kecuali pada orang kulit hitam pada titik yang putih dan digerakkan tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat keluar. 3. Epidermal shave biopsy. Menemukan terowongan atau papul yang dicurigai antara ibu jari dan jari telunjuk, dengan hati -hati diiris puncak lesi dengan skalpel nomor 15 yang dilakukan sejajar dengan permukaan kulit. Biopsi dilakukan sangat superfisial sehingga tidak terjadi perdarahan atau tidak perlu anestesi. Spesimen diletakkan pada gelas objek lalu ditetesi minyak mineral dan diperiksa dengan mikroskop. Universitas Sumatera Utara 4. Kuretase terowongan. Kuretase superfisial mengikuti sumbu panjang terowongan atau puncak papula kemudian kerokan diperiksa dengan mikroskop, setelah diletakkan di gelas objek atau ditetesi minyak mineral. 5. Tes tinta Burowi. Papul skabies dilapisi dengan tinta pena, ke mudia segera dihapus dengan alkohol, maka jejak terowongan akan terlihat sebagai garis yang karakteristik, berkelok -kelok, karena ada tinta yang masuk. Tes ini tidak sakit dan dapat dikerjakan pada anak dan pada penderita yang non-koperatif. 6. Tetrasiklin topikal. Larutan tetrasiklin dioleskan pada terowongan yang dicurigai. Setelah dikeringkan selama 5 menit, hapus larutan tersebut dengan isopropilalkohol. Tetrasiklin akan berpenetrasi ke dalam melalui kerusakan stratum korneum dan terowongan akan tampak dengan penyinaran lampu Wood, sebagai garis linier berwarna kuning kehijauan sehingga tungau dapat ditemukan. 7. Apusan kulit. Kulit dibersihkan dengan eter, kemudian diletakkan selotip pada lesi dan diangkat dengan gerakan cepat. Selotip kemudian diletakk an di atas gelas objek enam buah dari lesi yang sama pada satu gelas objek dan diperiksa dengan mikroskop. 8. Biopsi plong punch biopsy Biopsi berguna pada lesi yang atipik, untuk melihat adanya tungau atau telur. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa j umlah tungau hidup pada penderita dewasa hanya sekitar 12, sehingga biopsi berguna bila diambil dari lesi yang meradang. Secara umum digunakan punch Universitas Sumatera Utara biopsy, tetapi epidermal shave biopsy adalah lebih sederhana dan biasanya dilakukan tanpa anestetik lokal p ada penderita yang tidak kooperatif.

2.1.11. Diagnosis Banding