Simpulan Dan Implikasi Penelitian

6. Simpulan Dan Implikasi Penelitian

Ketika berbicara tentang auditor maka hal terpenting yang melekat dalam profesi ini adalah independensi. Independensi dapat dianggap sebagai pondasi dari profesi auditor untuk membangun kepercayaan publik dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang arbiter yang objektif dan terpercaya atas kewajaran presentasi laporan keuangan. Namun, implementasi dari konsep independensi tidak segampang yang didengungkan dalam standar profesional ataupun kode etiknya, sebab dalam kenyataannya auditor akan dihadapkan pada permasalahan yang mungkin pemecahannya tidak mereka temukan di dalam “kitab-kitab” tersebut. Serta adanya conflict of interest yang juga dapat menggiring auditor pada pengingkaran independensi.

Hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dipahami, karena sikap auditor tersebut nantinya akan mempengaruhi tindakannya dalam penugasannya dan kemungkinan sikap yang diambil tersebut bisa saja mengubah posisi auditor dari pihak yang independen menjadi dependen. Terutama disaat auditor menjalin kontrak kerja dalam jangka waktu yang cukup lama dengan kliennya dan ketika ia melakukan perangangkapan fungsi (pemberian jasa audit dan non audit) dengan klien yang sama. Dalam kondisi ini ternyata independensi auditor menjadi lebih rentan mengalami penurunan kualitas, serta lebih mudah membantu klien untuk memenuhi kepentingannya. Oleh karena itu keadaan demikian memunculkan kondisi “saling ketergantungan” dan emotional feelings antar auditor-klien yang juga mempermudah klien untuk mendominasi auditornya. Meningkatnya pemahaman auditor atas kondisi bisnis klien pun pada akhirnya akan digunakan auditor untuk membantu klien menjaga keberlangsungan usahanya, yang berarti juga keberlangsungan KAP dengan harapan klien akan terus memanfaatkan jasanya dan tidak pindah ke KAP lain.

Eksplorasi atas realitas sosial di KAP menunjukkan bahwa sikap yang cenderung mempertahankan indepedensi ternyata dapat mendatangkan konflik tersendiri bagi KAP tersebut. Sebagaimana terdapat di KAP “ABC dan Rekan”, para staf auditor di KAP ini mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar mereka dapat mempertahankan keberlangsungan KAP. Namun, sangat Eksplorasi atas realitas sosial di KAP menunjukkan bahwa sikap yang cenderung mempertahankan indepedensi ternyata dapat mendatangkan konflik tersendiri bagi KAP tersebut. Sebagaimana terdapat di KAP “ABC dan Rekan”, para staf auditor di KAP ini mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar mereka dapat mempertahankan keberlangsungan KAP. Namun, sangat

Para auditor di KAP menganggap kompromi dengan independensi sebagai jalan tengah yang terbaik untuk menyelesaikan konflik kepentingannya dengan klien. Dengan demikian, tujuan dari masing-masing pihak dapat tercapai, klien memperoleh opini dan laporan keuangan yang sesuai dengan harapannya dan auditor pun dapat mempertahankan klien dalam jangka panjang sehingga keberlangsungan KAP juga terjamin. Namun, jalan konsensus seperti ini tidak serta merta menyelesaikan seluruh permasalahan, tetapi malah membuat konflik dengan independensi menjadi semakin besar sebab hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan standar profesional (SPAP) yang menyatakan kewajiban mereka untuk mempertahankan sikap independen ini dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan. Tampaknya, karena terbuai oleh modernitas yang memuja materi, para auditor seakan melupakan tanggung jawab profesi dan amanah yang diberikan publik padanya. Lantas, jika profesi yang dianggap terhormat karena aspek moral dan sikap independennya ini nantinya dipenuhi oleh orang-orang yang mudah “berkompromi” dengan segala situasi...“apa kata dunia?”

Implikasi dari penelitian yang telah dilakukan yakni melalui pemahaman atas kondisi auditor kita dapat memperoleh pemahaman bahwa conflict of interest adalah bersifat inheren bagi profesi akuntan, namun bukan berarti bahwa hal tersebut tidak dapat dieliminir agar independensi dalam penampilan maupun dalam kenyataan dapat terpenuhi. Sikap kompromistis yang diambil auditor di sini dapat dipandang sebagai “ketidaksadaran” auditor atas tanggung jawab profesinya. Maka dalam konteks ini, praktik profesional auditor perlu didukung oleh moral spiritual yang kuat. Profesi auditor harus bermodalkan reputasi, integritas, moralitas, etika dan independensi (Harahap, 2002a:36). Dengan begitu, pemahaman dan kesadaran auditor atas tanggung jawabnya juga semakin meningkat. Diharapkan dalam diri masing-masing pelaku dapat tertanam pemahaman bahwa tanggung jawab atas profesi tidak hanya kepada sesama manusia saja (klien, pimpinan, pemerintah, masyarakat), melainkan adanya pertanggungjawaban yang lebih tinggi yaitu kepada Tuhan).

Daftar Pustaka

Basrowi dan Sudikin. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis. Edisi Revisi. Surabaya: Insan Cendekia. Basrowi, Muhammad dan Soenyono. 2004. Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Surabaya: Yayasan Kampusiana. Bazerman, M.H., Loewenstein, G, & Moore, D.A. 2002. Why Good Accountants Do Bad Audits. Harvard Business Review, November, 2002. Beattie, Vivien dan Stella Fearnley. 2003. Auditor Independence and Non-Audit Services: A Literature Review. Institute of Chartered Accountants in England & Wales, London.

Blouin, Jennifer, Barbara Grein, dan Brian Rountree. 2005. The Ultimate Form of Mandatory Auditor Rotation: The Case of Former Arthur Andersen Clients. [On-line] tersedia- http://ssrn.com/abstract=327837.

Burrell, Gibson dan Gareth Morgan. 1979. Sociological Paradigm and Organisational

Analysis: Elements of the Sociology of Corporate Life. London: Heinemann. Chruch, Bryan K., Pin Zhang. 2006. A Model of Mandatory Auditor Rotation. On-line] tersedia http://ssrn.com/abstract=44741. Collins, Randall. 1975. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic Press. [On-line] tersedia- http://media.pfeiffer.edu/1/collinr1. Dahrendorf, Ralf. 1959. Class and Class Conflict in IndustrialSociety. Stanford, CA: Stanford University Press , pp.241-248. [On-line] tersedia- http://media.pfeiffer.edu/social/Dahrendorf-class&classConflict.

Ekopriyono, Adi. 2005. The Spirit of Pluralism Menggali Nilai-nilai Kehidupan, Mencapai Kearifan Hidup. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Faisal. 2007. Investigasi Tekanan Pengaruh Sosial dalam Menjelaskan Hubungan Komitmen dan Moral Reasoning Terhadap Keputusan Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X.

Falk, Haim, Bernadette Lynn, Stuart Mestelman, dan Mohamed Shehata. 1999. Auditor Independence, Self-interested behavior and Ethics: Some Experimental Evidence. Journal of Accounting and Public Policy 18: 395-428.

Fromm, Erich. 2004. Konsep Manusia Menurut Marx. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gavious, Ilanit. 2007. Alternative perspectives to deal with auditors’ agency problem.

Critical Perspectives on Accounting

Ghosh, Aloke, Sanjay Kallapur, dan Doocheol Moon. 2006. Provision of Non-audit Services by Auditors: Economic Efficiency or Managerial Opportunism? Research Paper Series No. 01-06. Indian School of Business.

Harahap, Sofyan Syafri. 2002a. Auditing dalam Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka Kuantum. Harahap, Sofyan Syafri. 2002b. Krisis Akuntansi dan Masa Depan Profesi. Media Akuntansi. Edisi 24. Heang, Lee Teck dan Azham Md. Ali. 2008. The evolution of auditing: An analysis of

the historical development. Journal of Modern Accounting and Auditing. Dec. 2008, Vol.4, No.12 (Serial No.43).

Hukum online. 2007. Menteri Keuangan Membekukan Akuntan Publik Justinus Aditya Sidharta .

[On-line] tersedia- http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol16017/menteri-keuangan- membekukan-akuntan-publik-justinus-aditya-sidharta.

Jary, David dan Julia Jary. 2000. Collins Dictionary of Sociology. 3rd Edition. Glasgow: Harper Collins Publishers . [On-line] tersedia- http://allfreeessays.net/consensus_conflict_perspektive_in_social_theory .

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Vol. 3, 4:305-360.

Ludigdo, Unti. 2006a. Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi Interpretif. Simposium Nasional Akuntansi IX. Ludigdo, Unti. 2007b. Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maliki, Zainuddin. 2003. Narasi Agung: Tiga Teori Sosial Hegemonik. Surabaya:

Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat (LPAM). Mayangsari, Sekar. 2007. The Auditor Tenure and the Quality of Earnings: Is Mandatory Auditor Rotation Useful?. Simposium Nasional Akuntansi X. Mautz, R. K dan Hussein A. Sharaf. 1993. The Philosophy of Auditing. Sarasota: American Accounting Association. Moore, Don A., Philip E. Tetlock, Lloyd Tanlu, Max H. Bazerman. 2006. Conflict of Interest and the Case of Auditor Independence: Moral Seduction and Strategic Issue Cycling. Academy of Management Review, Vol. 31, No.1.

Mulyaningsih, Nining dan Enjang Tachyan Budiyanto. 2006. Pengujian Variabel- Variabel yang Berpengaruh Terhadap Keinginan Klien untuk Mempengaruhi Kebijakan Audit. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Reckers, Philip M. J. dan Dahlia Robinson. 2008. New Evidence on Auditor Independence Policy. Advances in Accounting, Volume 23, 207–229. Ritzer, G dan D. J Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Diterjemahkan dari Modern Sociology Theory. Sixth Edition. Shockley, R. 1981. Perceptions of Auditors Independen: An Empirical Analysis. The Accounting Review . Oktober. 785-800. Tandirerung, Yunus Tulak. 2006. Wacana Baru Sistem Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan Pembayaran fee Audit Dalam Perspektif Teori Komunikasi Habermas. Tesis. Universitas Brawijaya Malang.

Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X.

Widianingsih, Luky Patricia. 2007. Refleksi Kesadaran akan Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik dalam Perspektif Gender di Sebuah KAP. Tesis. Universitas Brawijaya Malang.

Yuniarti, Rita. 2011. Audit Firm Size, Audit Fee and Audit Quality. 2 nd International Conference on Business and Economic Research (2 nd ICBER 2011) Proceeding.

Dokumen yang terkait

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TEKNIS DAN KEORGANISASIAN TERHADAP PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Kantor Inspektorat Pemda Sleman)

0 0 29

PENGARUH PENERIMAAN DANA OTONOMI KHUSUS TERHADAP INDEK PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA DAN PAPUA BARAT DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI INTERVENING

0 0 20

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATENKOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH Abstract - 154 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

0 0 19

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIANLEMBAGA, KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN HASIL AUDIT BPK

0 1 16

KETERTERAPAN SAK ETAP PADA KOPERASI SERTA PERSEPSI PELAKU KOPERASI DAN AKUNTAN PENDIDIK NILUH PUTU DIAN ROSALINA HANDAYANI NARSA ISNALITA

0 0 23

KETEPATAN WAKTU PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BEALANJA DAERAH PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

1 2 23

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN SOSIALISASI ANTISIPATIF TERHADAP SIKAP MAHASISWA AKUNTANSI ATAS AKUNTABILITAS SOSIAL PERUSAHAAN

0 2 21

EFEKTIVITAS PROGRAM PSG (PENDIDIKAN SISTEM GANDA) PADA DUDI (DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI) BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 7 DAN SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

0 0 29

ANGGARAN WAKTU AUDIT DAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ABDUL HALIM Universitas Gajayana Malang Abstract - 081 ANGGARAN WAKTU AUDIT DAN KOMITMEN PROFESIONAL, kualitas aud

0 0 26

FUNGSI MEDIASI ELEMEN INSTITUSIONAL BUDAYA TERHADAP HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN NILAI-NILAI ISLAM PADA LAPORAN TAHUNAN BANK ISLAM: STUDI LINTAS NEGARA

0 6 27