Yesus, FPI dan Orang Berdosa

Yesus, FPI dan Orang Berdosa

++ Front Pembela Islam (FPI) beserta organisasi pendukungnya cukup banyak melakukan aksi belakangan ini.. Dengan wajah bersemangat sedikit beringas mereka menyerang dan menutup tempat- tempat maksiat seperti pub, panti pijat, dan lain-lain.. Ada yang mendukung, ada yang menentang dan ada pula yang tidak mau peduli akan apa yang mereka lakukan.. Saya setuju bahwa tempat yang mereka tutup adalah tempat berkumpulnya orang-orang berdosa..Tapi tindakan seperti apa yang dilakukan oleh FPI tidak akan pernah saya lakukan.. Sebagai orang Kristen, saya tidak pernah diangkat menjadi hakim yang menjatuhkan hukuman ke atas orang lain yang jatuh ke dalam dosa.. Saya sendiri pun adalah orang berdosa.. Yang layak menghakimi semua orang adalah Yesus Kristus..

++ FPI merupakan sebagian dari umat islam yang terpanggil untuk menjalankan perintah Allah yaitu mencegah perbuatan mungkar supaya tidak bertambah besar. Sekecil apapun perbuatan dosa yang telihat dalam masyarakat harus disampaikan dan diperingati supaya timbul kesadaran dari masyarakat untuk tidak berbuat dosa lagi. Apabila aparat pemerintah tidak berhasil memberantas kemungkaran, bahkan kemungkaran itu bertambah subur, maka kewajiban masyarakat untuk saling member peringatan. Allah mewajibkan agar sebagian orang muslim supaya memperingati atau mencegah perbuatan mungkar itu terhadap siapa saja yang melakukannya dan juga kepada pemerintah yang mengawasinya. Apabila, baik aparat pemerintah maupun pengelola tempat maksiat tersebut tidak peduli dan masih tetap membiarkan perbuatan maksiat tersebut, maka hendaklah sebagian umat islam memberikan peringatan keras. Begitulah perintah Allah kepada umat islam ;

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang- orang yang beruntung.(QS Al Baqaraah 2:104)”

Untuk melaksanakan perintah Allah tersebut, orang Islam tidak harus menjadi Hakim atau pejabat pemerintah yang berkuasa untuk melaksanakannya. Karena perintah itu datang dari Allah yang lebih tinggi derajatnya dari siapapun juga. Bahkan seorang hakim atau aparat pemerintah yang membiarkan perbuatan maksiat di dalam masyarakat, sementara masyarakatnya tidak ada yang mencegahnya, maka tunggulah resiko dan laknat Allah kepada masyarakat tesebut. Betapa banyak umat-umat terdahulu yang dimusnahkan oleh Allah karena tidak mendengarkan peringatan Allah melalui utusanNYA.

Bukan hanya orang umat Islam yang diwajibkan oleh Allah untuk melaksanakan perintahnya, Ahli Kitab dan pengikut Injil wajib melakukan perintah tersebut.

“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.(qs AL Maidaah 5:47)”

Itulah keadilan Allah yang sebenarnya, dimana seluruh umat manusia berkewajiban untuk menyampaikan perbuatan baik dan mencegah perbuatan buruk tanpa kecuali.

Kalau Ahli KItab mengerti dengan hal tersebut tentu perintah itulah yang seharusnya mereka lakukan.

“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (qs. Ali Imran 3:110) “

Apabila perbuatan maksiat dibiarkan tumbuh tanpa ada yang mencegahnya, maka semua masyarakat akan terkena getahnya, sebab orang yang berbuat maksiat cendrung meningkatkan aksinya karena Setan menyuburkan perbuatan dosa itu. Pembuat maksiat tersebut selalu mencari alasan untuk melanjutkan perbuatannya, seperti katanya, hanya pemerintah yang berhak menegur mereka , pekerjaan mereka telah membuka kesempatan kerja, pekerjaan mereka tidak menggangu ketentraman orang lain dan berbagai alasan lainnya yang mereka buat-buat. Mereka itulah orang-orang munafik seperti yang digambarkan Allah di dalam Al Qur’an .

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.(qs At Taubah 9:67). ”

Kalau melihat ayat tersebut, maka menurut kami , anda termasuk orang-orang yang munafik, karena berusaha mencari berbagai alasan untuk membiarkan orang-orang berbuat maksiat.

++ Dia adalah hakim akhir zaman yang dipercaya dan diakui oleh umat Islam termasuk FPI... Kisah seorang berdosa dan orang-orang yang menuntut hukuman bagi dia, juga ada dalam Injil,yaitu di Yohanes 8:2 - 11. Saya ringkas kisahnya sebagai berikut : Ada seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.. Oleh orang-orang Yahudi yaitu para ahli agama, perempuan ini dibawa kepada Yesus untuk dihukum.. Para ahli agama menyatakan bahwa berdasarkan hukum Musa (Taurat) perempuan ini harus dilempari sampai mati.. Mereka benar dalam hal ini karena memang hukum Taurat menulis demikian.. Akan tetapi apa yang dilakukan Yesus ? Kalau menurut pendapat kita, Yesus seharusnya taat kepada hukum Taurat dan ikut melempari perempuan itu sampai mati.. Tetapi Yesus tidak melakukannya.. Kepada para ahli Taurat, Yesus menjawab : "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."... Mereka pun mundur satu per satu tanpa mengangkat satu batu pun melempari perempuan itu.. Sebenarnya ada satu pribadi yang tidak berdosa yang berada di situ dan boleh menghukum perempuan itu.. Dialah Yesus Kristus.. Kepada pendosa itu, Yesus mengatakan : "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.." Perempuan itu memang meninggalkan dosanya tapi dia tidak meninggalkan Yesus.. Dia menjadi pengikutNya..

Seperti itulah yang diajarkan Yesus kepada kami.. Tidak ada satu pun orang berdosa yang dibunuh oleh Yesus.. Bahkan Dia berkata :