HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Proses Kerja Operator Teramati
Pekerja pembuat batako semuanya berjenis kelamin laki-laki. Operator yang biasa melakukan aktivitas pemindahan batako berjumlah delapan orang, tetapi hanya dua orang yang melakukan aktivitas pemindahan batako untuk setiap proses produksi. Operator yang tidak melakukan aktivitas pemindahan batako melakukan tugas lain seperti pemindahan material bahan baku semen dan pasir, mengoperasikan mesin pengaduk, dan mengoperasikan mesin cetak batako. Pergantian tugas ditentukan berdasarkan shift untuk satu hari kerja. Operator yang diamati untuk penilaian postur kerja hanya satu orang karena teknik pemindahan batako yang dilakukan sama dengan operator yang lain, tetapi untuk wawancara dengan kuesioner nordic body map dilakukan terhadap delapan operator.
Setiap proses pemindahan batako terdiri dari papan alas dan dua batako hasil cetakan dengan total berat 12 kg. Setiap batako yang dipindahkan memiliki ukuran panjang 38 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 14 cm. Setiap batako memiliki tiga rongga. Papan alas yang digunakan memiliki ukuran panjang 45 cm, lebar 22 cm, dan tebal 3 cm. Ukuran papan alas juga disesuaikan dengan area hasil cetakan pada mesin cetak. Papan alas ditumpuk dan diletakkan di samping mesin cetak batako, hal tersebut untuk memudahkan dan mempercepat proses pengambilan papan alas.
Pengambilan batako dilakukan dengan cara membungkuk, hal tersebut karena tinggi area hasil cetakan yang lebih rendah dibandingkan dengan dimensi tinggi pinggang berdiri. Operator mengambil batako dengan memegang sisi kanan dan kiri papan alas. Kaki kiri digunakan sebagai tumpuan terkuat pada saat
IV-5
mengambil batako pada mesin cetak. Gambar 4.4 merupakan gambar pada saat operator mengambil batako pada stasiun pencetakan.
Gambar 4.4 Operator Mengambil Batako
Operator selanjutnya berdiri dan membawa batako tersebut menuju stasiun pengeringan. Jarak antara mesin cetak dengan stasiun pengeringan sekitar 3 hingga 6 meter. Gambar 4.5 merupakan gambar pada saat operator membawa dua batako beserta papan alas menuju stasiun pengeringan.
Gambar 4.5 Operator Membawa batako
Operator meletakkan batako pada stasiun pengeringan dengan cara membungkuk apabila susunan batako terletak lebih rendah daripada dimensi tinggi pinggang berdiri. Batako diletakkan pada stasiun pengeringan beserta papan
IV-6
alas yang digunakan. Operator kemudian kembali menuju stasiun pencetakan untuk mengangkut batako selanjutnya. Waktu yang dibutuhkan operator untuk memindahkan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan hingga kembali lagi menuju stasiun pencetakan adalah sekitar 22 detik. Proses perpindahan yang dilakukan setiap operator dapat mencapai 400 hingga 500 kali dalam sehari. Gambar 4.6 merupakan gambar pada saat operator meletakkan batako pada stasiun pengeringan.
Gambar 4.6 Operator Meletakkan Batako
4.3 Analisis Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan muskuloskeletal pada operator pemindahan batako dapat diketahui melalui rangkuman kuesioner nordic body map . Rangkuman kuesioner nordic body map diperoleh dari hasil wawancara terhadap semua operator yang pernah melakukan tugas memindahkan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan. Operator yang bertugas memindahkan batako berjumlah delapan orang. Jenis keluhan pada kuesioner nordic body map berjumlah 28 keluhan. Tabel 4.1 merupakan rangkuman hasil wawancara dengan kuesioner nordic body map beserta persentase.
IV-7
Tabel 4.1 Persentase Keluhan Operator Pemindahan Batako
Persentase (%) No.
Jumlah Operator
Jenis Keluhan TS AS S SS TS AS
S SS
0 Sakit kaku di bagian leher bagian atas
1 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah 5 1 2 0 62,5 12,5 25 0
2 Sakit di bahu kiri
3 Sakit di bahu kanan
4 Sakit lengan atas kiri
5 Sakit di punggung
6 Sakit lengan atas kanan
7 Sakit pada pinggang
8 Sakit pada bawah pinggang
9 Sakit pada pantat
10 Sakit pada siku kiri
11 Sakit pada siku kanan
12 Sakit lengan bawah kiri
13 Sakit lengan bawah kanan
14 Sakit pada pergelangan tangan kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan kanan
16 Sakit pada tangan kiri
17 Sakit pada tangan kanan
18 Sakit pada paha kiri
19 Sakit pada paha kanan
20 Sakit pada lutut kiri
21 Sakit pada lutut kanan
22 Sakit pada betis kiri
23 Sakit pada betis kanan
24 Sakit pada pergelangan kaki kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki kanan
26 Sakit pada kaki kiri
27 Sakit pada kaki kanan
Berdasarkan hasil perhitungan persentase setiap keluhan dari kedelapan operator pemindahan batako pada Tabel 4.1, maka data tersebut dapat diolah menjadi diagram yang menunjukkan sebaran keluhan. Tingkat keluhan yang dirasakan terbagi menjadi empat kategori yaitu Tidak Sakit (TS), Agak Sakit
Sa kit ka ku di ba gia n leher ba gia n a ta s
ga S t(
Sa kit ka ku di ba gia n leher ba gia n ba wa h
Sa kit di ba hu kiri
Sa kit di ba hu ka na n
uda n ke
Sa kit lenga n a ta s kiri
lu Sa kit di punggung gr ia G
Sa kit lenga n a ta s ka na n
Sa kit pa da pingga ng
Sa kit pa da ba wa h pingga ng
Ga A n (S
D Sa kit pa da pa ntat
tuka S m
e iag
ga k
Sa kit pa da siku kiri
Sa kit pa da siku ka na n
ke mn ggot
a Sa kit lenga n ba wa h kiri P it en
Sa kit lenga n ba wa h ka na n
Sa kit pa da pergela nga n ta nga n kiri
a Sa kit pa da pergela nga n ta nga n ka nan pa
Sa kit pa da ta nga n kiri
Sa kit pa da pa ha kiri
li
la Sa kit pa da pa ha kanan n
b it
h a Sa kit pa da lutut kiri
do
m gr ia eke
Sa kit pa da lutut ka na n
a h Sa kit pa da betis kiri
ina
an rja m m
. Sa kit pa da betis ka na n . p K
Sa kit pa da pergela nga n ka ki kiri
Sa kit pa da pergela nga n ka ki ka na n
p se -8 Sa kit pa da ka ki ka na n
Sa kit pa da ka ki kiri
IV-9
yang dirasakan berupa agak sakit, sakit, dan sangat sakit. Keluhan agak sakit dirasakan pada alat gerak tubuh bagian bawah seperti lutut, pergelangan kaki, dan kaki. Keluhan berupa sakit dirasakan pada anggota tubuh leher, paha, betis, bahu, dan alat gerak tubuh bagian atas seperti lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, dan tangan. Keluhan berupa sangat sakit dirasakan pada tubuh bagian belakang seperti punggung, pinggang, dan pinggang bagian bawah.
Operator selama bekerja menggunakan rangka dan otot untuk menunjang pekerjaannya. Rangka yang digunakan selama bekerja yaitu tulang leher, tulang punggung, tulang pinggang, tulang selangka, tulang belikat, tulang paha, tulang betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki, tulang lengan atas, tulang pengumpil, tulang hasta, tulang pergelangan tangan, dan tulang telapak tangan. Otot yang digunakan selama bekerja yaitu otot trapezius, otot trisep, otot bisep, otot pektoralis major, otot serratus anterior, otot latissimus dorsi, otot sartorius, otot gluteus maksimus, otot guadriseps femoris, otot peroneus, dan otot tibialis anterior.
Otot trapezius berfungsi untuk memperkuat bahu. Otot biseps dan otot triseps berfungsi untuk menggerakkan lengan. Otot pektoralis major berfungsi untuk memutar lengan. Otot serratus anterior yang berfungsi untuk menarik bahu ke sekeliling. Otot latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung. Otot sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokkan pinggul dan lutut. Otot gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul. Otot guadriseps femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut. Otot peroneus
IV-10
berfungsi untuk melengkungkan kaki. Otot tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat kaki.
Keluhan sangat sakit pada pinggang bagian bawah disebabkan karena aktivitas pengambilan dan peletakan batako yang dilakukan secara membungkuk dengan berulang-ulang dalam periode yang cukup lama. Membungkuk merupakan aktivitas yang tidak nyaman dalam pekerjaan. Posisi ini tidak menjaga kestabilan tubuh ketika bekerja. Posisi ini juga memaksa kerja otot atau sendi tulang belakang dan akhirnya terjadi pembengkakan pada sendi. Ketika ruas-ruas tulang menekuk ke depan maka otot akan bekerja dengan keras untuk menopang tulang atau rangka bagian atas hingga kepala, sehingga otot akan melentur. Semakin sering dan semakin lama digunakan secara berlebihan, maka hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya kelenturan pada otot tersebut (Zulfiqor, 2010).
Keluhan sangat sakit juga terjadi pada bagian tubuh punggung. Hal ini disebabkan karena pengangkatan beban secara manual yang melebihi batas kekuatan manusia sehingga menyebabkan penggunaan tenaga yang berlebih. Keluhan sakit pada leher dan bahu disebabkan karena otot trapezius yang mengalami ketegangan. Keluhan sakit pada anggota tubuh leher,bahu, dan alat gerak tubuh bagian atas disebabkan karena anggota tubuh tersebut menahan beban sebesar 12 kg dengan hanya bantuan papan alas dan dilakukan secara berulang- ulang pada saat proses membawa beban. Waktu yang dibutuhkan operator untuk memindahkan batako sebesar 22 detik dengan proses perpindahan yang dilakukan sebanyak 400 hingga 500 kali dalam sehari.
IV-11
Keluhan yang telah diketahui melalui wawancara dengan kuesioner nordic body map untuk setiap individu dapat digunakan untuk mengetahui tingkat risiko otot skeletal berdasarkan total skor individu. Pengolahan data tersebut menggunakan skala Likert untuk masing-masing tingkat keluhan. Tabel 4.2 merupakan hasil pengolahan data untuk mengetahui risiko otot skeletal tiap individu beserta informasi mengenai usia dan masa kerja.
Tabel 4.2 Tingkat Risiko Otot Skeletal
Masa
Total
Umur Tingkat Tindakan No.
(Tahun) Resiko Perbaikan
(Tahun) Individu
tindakan segera Mungkin diperlukan
2. Irvan
64 Sedang tindakan
dikemudian hari Diperlukan
3. Rustam
40 5 75 Tinggi
tindakan segera Mungkin diperlukan
4. Sohib
62 Sedang tindakan
dikemudian hari Mungkin diperlukan
5. Bahrudin
29 1 58 Sedang tindakan
dikemudian hari Mungkin diperlukan
6. Syamsul
54 Sedang tindakan
dikemudian hari Diperlukan
7. Dani
40 5 77 Tinggi
tindakan segera Diperlukan
tindakan segera
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa empat operator pemindahan batako memiliki tingkat risiko otot skeletal sedang dan empat operator pemindahan
IV-12
batako memiliki tingkat risiko otot skeletal tinggi. Tindakan perbaikan segera perlu dilakukan pada tingkat risiko otot skeletal tinggi dan tindakan perbaikan untuk tingkat risiko otot skeletal sedang dimungkinkan dilakukan di kemudian hari. Perbedaan tingkat risiko otot skeletal disebabkan karena kuesioner nordic body map yang bersifat subyektif. Usia dan masa kerja dari kedelapan operator memiliki variasi. Rata-rata usia operator pemindahan batako sebesar 34,6 tahun sedangkan rata-rata masa kerja operator sebesar 3 tahun.
4.4 Analisis Potensi Penyakit
Sikap kerja yang dilakukan oleh operator pemindahan batako seperti berdiri, berjalan, membungkuk, dan lain-lain berpotensi menimbulkan penyakit bila tidak dilakukan tindakan perbaikan terhadap keluhan muskuloskeletal yang dirasakan operator. Potensi penyakit dapat terjadi pada rangka maupun otot yang digunakan selama bekerja.
Dislokasi merupakan penyakit yang berpotensi terjadi pada rangka karena gangguan pada sendi seseorang di mana terjadi pergeseran dari kedudukan awal. Dislokasi juga terjadi diakibatkan tertariknya ligamen sehingga terjadinya pergeseran sendi. Penyakit kifosis disebabkan oleh posisi kerja yang membungkuk saat mengambil dan meletakkan batako sehingga mengakibatkan tulang belakang melengkung ke depan dan dalam jangka waktu panjang operator akan terlihat menjadi bungkuk.
Penyakit nyeri bawah pinggang akibat pembebanan lama dan terus menerus pada tubuh akan mempertinggi derajat kerusakan tulang belakang.
IV-13
Tekanan dari benda kerja yang ditopang apabila berlangsung terus menerus berlangsung akan mengakibatkan cairan dalam lutut mengalami penekanan sehingga membengkak menjadi kaku kemudian meradang disebut bursitis .
Penyakit hipertrofi disebabkan oleh aktivitas otot yang berlebihan saat mengangkut batako dengan beban kerja yang berat sehingga mengakibatkan otot menjadi lebih besar dan kuat. Operator akan menderita penyakit kaku leher sehingga leher tidak dapat digerakkan. Hal ini disebabkan karena otot trapezius pada leher dan bahu yang mengalami peradangan akibat hentakan atau salah gerak. Kelainan atau gangguan pada sendi manusia dapat berupa keseleo. Terkilir atau keseleo adalah gangguan sendi akibat gerakan pada sendi yang tidak biasa, dipaksakan atau bergerak secara tiba-tiba. Keseleo bisa menyebabkan rasa yang sangat sakit dan bengkok pada bagian yang keseleo. Operator berpotensi menderita penyakit kram pada alat gerak atas maupun bawah karena aktivitas otot yang terlalu berat.
4.5 Analisis Postur Tubuh
Penilaian postur tubuh terhadap operator pemindahan batako dilakukan terhadap tiga aktivitas yaitu pengambilan batako pada mesin cetak, pemindahan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan, dan proses peletakan batako pada stasiun pengeringan. Penilaian dilakukan pada postur tubuh sisi kanan dan sisi kiri untuk setiap aktivitas, sehingga akan dihasilkan enam nilai level risiko dan enam tindakan perbaikan. Penilaian postur kerja menggunakan
IV-14
metode Rapid Entire Body Asessment (REBA) dengan bantuan ERGO Intelligence .
Gambar 4.8 Sudut Segmen Tubuh Sisi Kiri Saat Mengambil Batako
Gambar 4.8 merupakan gambar yang menunjukkan sudut segmen tubuh sisi kiri pada saat mengambil batako pada stasiun pencetakan. Gambar 4.8 menunjukkan bahwa pergerakan punggung pada saat mengambil batako pada mesin cetak termasuk fleksi dengan sudut 63°. Punggung dalam posisi miring pada saat mengambil batako. Leher mengalami ekstensi sebesar 23° terhadap sumbu tubuh, tetapi leher dalam keadaan miring. Kaki tidak tertopang atau bobot beban yang tersebar tidak merata karena tumpuan terletak pada kaki kiri dan sudut yang dibentuk pada lutut kiri sebesar 40°. Beban batako yang diangkat lebih dari
10 kg dan tidak ada penambahan beban secara tiba-tiba.
IV-15
Pergerakan lengan atas bagian kiri pada saat mengambil batako berupa gerakan fleksi dengan sudut 64° terhadap sumbu tubuh dan terdapat gerakan abduksi. Sudut pergerakan lengan bawah terhadap lengan atas dengan fleksi sebesar 39°. Sudut pergelangan tangan kiri fleksi ke depan sebesar 22°. Pergelangan tangan kiri bergerak menyimpang pada saat mengambil batako pada mesin cetak. Jenis coupling yang digunakan yaitu poor karena pegangan tangan pada papan alas tidak bisa diterima walaupun memungkinkan. Proses pengambilan batako menyebabkan perubahan postur yang cepat dari posisi awal yaitu berdiri menjadi membungkuk.
Gambar 4.9 Skor REBA Sisi Kiri Saat Mengambil Batako
IV-16
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kiri operator pada saat mengambil batako pada mesin cetak menghasilkan nilai level risiko sebesar 13. Hasil tersebut termasuk dalam level 4 dengan level risiko sangat tinggi sehingga diperlukan tindakan berupa perbaikan pada saat ini juga pada aktivitas pemindahan batako.
Gambar 4.10 merupakan gambar yang menunjukkan sudut segmen tubuh sisi kanan pada saat mengambil batako pada stasiun pencetakan. Gambar 4.10 menunjukkan bahwa pergerakan punggung pada saat mengambil batako pada mesin cetak termasuk fleksi dengan sudut 63°. Punggung dalam posisi miring pada saat mengambil batako. Leher mengalami ekstensi sebesar 23° terhadap sumbu tubuh, tetapi leher dalam keadaan miring. Kaki tidak tertopang atau bobot beban yang tersebar tidak merata karena tumpuan terletak pada kaki kiri dan sudut yang dibentuk pada lutut kanan sebesar 41°. Beban batako yang diangkat lebih dari 10 kg dan tidak ada penambahan beban secara tiba-tiba.
Gambar 4.10 Sudut Segmen Tubuh Sisi Kanan Saat Mengambil Batako
IV-17
Pergerakan lengan atas bagian kanan pada saat mengambil batako berupa gerakan fleksi dengan sudut 79° terhadap sumbu tubuh dan terdapat gerakan
abduksi. Sudut pergerakan lengan bawah terhadap lengan atas dengan fleksi sebesar 26°. Sudut pergelangan tangan kanan fleksi ke depan sebesar 27°. Pergelangan tangan kanan bergerak menyimpang pada saat mengambil batako pada mesin cetak. Jenis coupling yang digunakan yaitu poor karena pegangan tangan pada papan alas tidak bisa diterima walaupun memungkinkan. Proses pengambilan batako menyebabkan perubahan postur yang cepat dari posisi awal yaitu berdiri menjadi membungkuk.
Gambar 4.11 Skor REBA Sisi Kanan Saat Mengambil Batako
IV-18
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kanan operator pada saat mengambil batako pada mesin cetak menghasilkan nilai level risiko sebesar 13. Hasil tersebut termasuk dalam level 4 dengan level risiko sangat tinggi sehingga diperlukan tindakan berupa perbaikan pada saat ini juga pada aktivitas pemindahan batako.
Gambar 4.12 merupakan gambar yang menunjukkan sudut segmen tubuh sisi kiri pada saat memindahkan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan. Gambar 4.12 menunjukkan bahwa pergerakan punggung pada saat membawa batako tidak tegak dan cenderung ekstensi karena menahan beban yang cukup berat. Punggung dalam posisi miring dan sedikit memutar hadapan pada saat hampir mendekati stasiun pengeringan. Leher mengalami fleksi sebesar 18° terhadap sumbu tubuh, tetapi leher dalam keadaan miring karena melihat ke arah tumpukan batako. Kaki pada saat berjalan tertopang sehingga bobot tersebar merata pada kedua kaki dan sudut yang dibentuk pada lutut kiri sebesar 27°. Beban batako yang diangkat lebih dari 10 kg dan tidak ada penambahan beban secara tiba-tiba.
Pergerakan lengan atas bagian kiri pada saat membawa batako berupa gerakan ekstensi dengan sudut 12° terhadap sumbu tubuh dan bahu ditinggikan pada saat membawa batako karena beban yang cukup berat. Sudut pergerakan lengan bawah terhadap lengan atas dengan fleksi sebesar 78°. Sudut pergelangan tangan kiri cenderung sejajar dengan sumbu lengan bawah, namun terjadi penyimpangan sebesar 51°. Hal tersebut karena menyesuaikan dengan bentuk pegangan papan alas yang tidak ideal walaupun masih memungkinkan sehingga
IV-19
jenis coupling yang digunakan yaitu poor Proses pemindahan batako tidak memiliki nilai aktivitas tambahan karena postur tubuh dalam posisi dinamis dan aktivitas berulang kurang dari empat kali tiap menit.
Gambar 4.12 Sudut Segmen Tubuh Sisi Kiri Saat Membawa Batako
Gambar 4.13 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kiri operator pada saat membawa batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan menghasilkan nilai level risiko sebesar 8. Hasil tersebut termasuk dalam level 3 dengan level risiko tinggi sehingga diperlukan tindakan berupa perbaikan segera pada aktivitas pemindahan batako.
IV-20
Gambar 4.13 Skor REBA Sisi Kiri Saat Membawa Batako
Gambar 4.14 merupakan gambar yang menunjukkan sudut segmen tubuh sisi kanan pada saat memindahkan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan. Gambar 4.14 menunjukkan bahwa pergerakan punggung pada saat membawa batako tidak tegak dan cenderung ekstensi karena menahan beban yang cukup berat. Punggung dalam posisi miring dan sedikit memutar hadapan pada saat hampir mendekati stasiun pengeringan. Leher mengalami fleksi sebesar 18° terhadap sumbu tubuh, tetapi leher dalam keadaan miring karena melihat ke arah tumpukan batako. Kaki pada saat berjalan tertopang sehingga bobot tersebar merata pada kedua kaki dan sudut yang dibentuk pada lutut kanan sebesar 20°.
IV-21
Beban batako yang diangkat lebih dari 10 kg dan tidak ada penambahan beban secara tiba-tiba.
Gambar 4.14 Sudut Segmen Tubuh Sisi Kanan Saat Membawa Batako
Pergerakan lengan atas bagian kanan pada saat membawa batako berupa gerakan ekstensi dengan sudut 32° terhadap sumbu tubuh dan bahu ditinggikan pada saat membawa batako karena beban yang cukup berat. Sudut pergerakan lengan bawah terhadap lengan atas dengan fleksi sebesar 89°. Sudut pergelangan tangan kanan cenderung sejajar dengan sumbu lengan bawah, namun terjadi penyimpangan sebesar 38°. Hal tersebut karena menyesuaikan dengan bentuk pegangan papan alas yang tidak ideal walaupun masih memungkinkan sehingga jenis coupling yang digunakan yaitu poor Proses pemindahan batako tidak memiliki nilai aktivitas tambahan karena postur tubuh dalam posisi dinamis dan aktivitas berulang kurang dari empat kali tiap menit.
IV-22
Gambar 4.15 Skor REBA Sisi Kanan Saat Membawa Batako
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kanan operator pada saat membawa batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan menghasilkan nilai level risiko sebesar 8. Hasil tersebut termasuk dalam level 3 dengan level risiko tinggi sehingga diperlukan tindakan berupa perbaikan segera pada aktivitas pemindahan batako.
Gambar 4.16 merupakan gambar yang menunjukkan sudut segmen tubuh sisi kiri pada saat meletakkan batako pada stasiun pengeringan. Gambar 4.16 menunjukkan bahwa pergerakan punggung pada saat meletakkan batako termasuk fleksi dengan sudut 101°. Punggung dalam posisi miring pada saat mengambil batako. Leher mengalami ekstensi sebesar 18° terhadap sumbu tubuh, tetapi leher dalam keadaan miring karena melihat ke arah tumpukan batako. Kaki tidak
IV-23
tertopang atau bobot beban yang tersebar tidak merata karena tumpuan terletak pada kaki kiri dan sudut yang dibentuk pada lutut kiri sebesar 37°. Beban batako yang diangkat lebih dari 10 kg dan tidak ada penambahan beban secara tiba-tiba.
Gambar 4.16 Sudut Segmen Tubuh Sisi Kiri Saat Meletakkan Batako
Pergerakan lengan atas bagian kiri pada saat meletakkan batako berupa gerakan fleksi dengan sudut 117° terhadap sumbu tubuh dan terdapat gerakan abduksi. Tetapi bobot lengan kiri bergeser ke depan sesuai gravitasi sehingga memudahkan peletakkan batako. Sudut pergerakan lengan bawah terhadap lengan atas dengan fleksi sebesar 11°. Sudut pergelangan tangan kiri fleksi ke depan sebesar 38°. Pergelangan tangan kanan bergerak menyimpang pada saat mengambil batako pada mesin cetak. Jenis coupling yang digunakan yaitu poor karena pegangan tangan pada papan alas tidak bisa diterima walaupun memungkinkan. Proses peletakan batako menyebabkan perubahan postur yang cepat dari posisi awal yaitu berdiri menjadi membungkuk.
IV-24
Gambar 4.17 Skor REBA Sisi Kiri Saat Meletakkan Batako
Gambar 4.17 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kiri operator pada saat meletakkan batako pada stasiun pengeringan menghasilkan nilai level risiko sebesar 13. Hasil tersebut termasuk dalam level 4 dengan level risiko sangat tinggi sehingga diperlukan tindakan berupa perbaikan pada saat ini juga pada aktivitas pemindahan batako.
Gambar 4.18 merupakan gambar yang menunjukkan sudut segmen tubuh sisi kanan pada saat meletakkan batako pada stasiun pengeringan. Gambar 4.18 menunjukkan bahwa pergerakan punggung pada saat meletakkan batako termasuk fleksi dengan sudut 101°. Punggung dalam posisi miring pada saat mengambil batako. Leher mengalami ekstensi sebesar 18° terhadap sumbu tubuh, tetapi leher
IV-25
dalam keadaan miring karena melihat ke arah tumpukan batako. Kaki tidak tertopang atau bobot beban yang tersebar tidak merata karena tumpuan terletak pada kaki kiri dan sudut yang dibentuk pada lutut kanan sebesar 12°. Beban batako yang diangkat lebih dari 10 kg dan tidak ada penambahan beban secara tiba-tiba.
Gambar 4.18 Sudut Segmen Tubuh Sisi Kanan Saat Meletakkan Batako
Pergerakan lengan atas bagian kanan pada saat meletakkan batako berupa gerakan fleksi dengan sudut 71° terhadap sumbu tubuh dan terdapat gerakan abduksi. Tetapi bobot lengan kanan bergeser ke depan sesuai gravitasi sehingga memudahkan peletakkan batako. Sudut pergerakan lengan bawah terhadap lengan atas dengan fleksi sebesar 32°. Sudut pergelangan tangan kanan fleksi ke depan sebesar 28°. Pergelangan tangan kanan bergerak menyimpang pada saat mengambil batako pada mesin cetak. Jenis coupling yang digunakan yaitu poor karena pegangan tangan pada papan alas tidak bisa diterima walaupun memungkinkan. Proses peletakan batako menyebabkan perubahan postur yang cepat dari posisi awal yaitu berdiri menjadi membungkuk.
IV-26
Gambar 4.19 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kanan operator pada saat meletakkan batako pada stasiun pengeringan menghasilkan nilai level risiko sebesar 12. Hasil tersebut termasuk dalam level 4 dengan level risiko sangat tinggi sehingga diperlukan tindakan berupa perbaikan pada saat ini juga pada aktivitas pemindahan batako.
Gambar 4.19 Skor REBA Sisi Kanan Saat Meletakkan Batako
Tabel 4.3 merupakan rangkuman dari hasil penilaian postur kerja dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Hasil penilaian menunjukkan bahwa aktivitas pengambilan batako pada stasiun pencetakan dan aktivitas peletakan batako pada stasiun pengeringan memiliki nilai level risiko yang sangat tinggi. Berdasarkan nilai level risiko tersebut maka diperlukan
IV-27
tindakan perbaikan sekarang juga. Aktivitas pemindahan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan memiliki nilai level risiko tinggi. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi penilaian postur kerja dengan metode REBA yaitu aktivitas yang dilakukan dengan membungkuk. Aktivitas yang dilakukan dengan membungkuk dengan berulang-ulang dan dalam periode yang lama tentunya akan menyebabkan rasa nyeri terutama pada bagian bawah pinggang. Aktivitas pemindahan batako termasuk dalam level tinggi karena alat gerak tubuh terutama tangan menahan beban yang cukup berat dengan coupling yang tidak ideal.
Tabel 4.3 Penilaian Postur Kerja Metode REBA
Tindakan No.
Nilai Level Risiko
Kiri Kanan
Diperlukan Diperlukan Pengambilan Batako
perbaikan perbaikan 1. pada Stasiun
13 (Sangat
13 (Sangat
sekarang sekarang Pencetakan juga
Tinggi)
Tinggi)
juga Pemindahan Batako
dari Stasiun Perbaikan Perbaikan
2. 8 (Tinggi)
8 (Tinggi)
Pencetakan Menuju segera segera Stasiun Pengeringan
Diperlukan Diperlukan Peletakkan Batako
perbaikan perbaikan 3. pada Stasiun
13 (Sangat
12 (Sangat
sekarang sekarang Pengeringan juga
4.6 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan metode kai kuadrat. Variabel bebas berupa usia pekerja dan masa kerja dari kedelapan operator pemindahan batako. Variabel terikat yaitu jumlah operator yang mengalami keluhan nyeri pada bawah pinggang. Variabel terikat tersebut dipilih karena aktivitas pemindahan batako
IV-28
sebagian besar dilakukan dengan membungkuk sehingga berpotensi menimbulkan keluhan nyeri pada bawah pinggang.
Pengujian hipotesis menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf nyata (α) sebesar 5%. Tabel 4.4 merupakan rangkuman usia pekerja dan keluhan nyeri pada bawah pinggang dari hasil wawancara dengan kuesioner nordic body map.
Tabel 4.4 Rangkuman Usia Pekerja dan Keluhan Nyeri Bawah Pinggang
Nyeri Bawah Pinggang Total No. Usia Pekerja Ya % Tidak % N %
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa usia pekerja dikategorikan menjadi dua jenis yaitu usia pekerja ≥ 35 tahun dan < 35 tahun. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Guo (1995) dan Chaffin (1979) dalam Khaizun (2013), yang menyatakan bahwa keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan bertambahnya umur. Hal ini dikarenakan kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko terjadinya keluhan muskuloskeletal meningkat.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Bivariat Usia Pekerja dengan Nyeri Bawah Pinggang
IV-29
Hasil pengolahan metode kai kuadrat dengan bantuan SPSS menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 20% dari jumlah seluruh sel yang memiliki nilai yang diharapkan kurang dari 5. Selain itu, metode kai kuadrat ini didisain dengan 2 x 2
sel maka P value yang diperoleh yaitu pada fisher’s exact test sebesar 0,018. Hasil tersebut lebih kecil dibandingkan tingkat ketelitian sebesar 0,05, maka H 0 ditolak. Sehingga berdasarkan hasil uji kai kuadrat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan keluhan nyeri pada bawah pinggang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Guo (1995) dan Chaffin (1979). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang dilakukan oleh Kantana (2010), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan nyeri pada bawah pinggang dengan P value (0,017) < α (0,05) dengan responden yang berusia ≥ 35 tahun yang mengalami keluhan nyeri pada bawah
pinggang sebanyak 22 orang (81,5 %), sedangkan responden yang berusia < 35 tahun yang mengalami keluhan nyeri pada bawah pinggang sebanyak 6 orang (42,9 %).
Tabel 4.6 Rangkuman Masa Kerja dan Keluhan Nyeri Bawah Pinggang
Nyeri Bawah Pinggang Total No. Masa Kerja Ya % Tidak % N %
Tabel 4.6 merupakan rangkuman masa kerja, dan keluhan nyeri pada bawah pinggang dari hasil wawancara dengan kuesioner nordic body map. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa masa kerja dikategorikan menjadi dua
jenis yaitu masa kerja > 4 tahun dan ≤ 4 tahun. Hal tersebut sesuai dengan jurnal
IV-30
ergonomi yang dibuat oleh Hendra dan Rahardjo (2009) dalam Khaizun (2013), yang menyatakan bahwa pekerja yang mempunyai masa kerja lebih dari 4 tahun mempunyai risiko gangguan muskuloskeletal 2,775 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja dengan masa kerja ≤ 4 tahun.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Bivariat Masa Kerja dengan Nyeri Bawah Pinggang
Hasil pengolahan metode kai kuadrat dengan bantuan SPSS menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 20% dari jumlah seluruh sel yang memiliki nilai yang diharapkan kurang dari 5. Selain itu, metode kai kuadrat ini didisain dengan 2 x 2 sel maka P value yang diperoleh yaitu pada fisher’s exact test sebesar 0,196. Hasil
tersebut lebih besar dibandingkan tingkat ketelitian sebesar 0,05, maka H 0 diterima. Sehingga berdasarkan hasil uji kai kuadrat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan keluhan nyeri pada bawah pinggang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kantana (2010) dengan P value sebesar 0,103 menyatakan bahwa masa kerja pada pekerja yang tidak mengalami keluhan nyeri bawah pinggang dan pekerja yang mengalami keluhan nyeri bawah pinggang tidak memiliki hubungan yang bermakna. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Soleha (2009) dalam Kantana (2010) yang menyatakan bahwa masa kerja tidak memiliki hubungan yang
IV-31
signifikan terhadap keluhan muskuloskeletal dengan P value sebesar 0,439. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan keluhan bawah pinggang bisa saja dimungkinkan karena pekerja yang masa kerjanya masih tergolong baru banyak melakukan pekerjaan dengan posisi yang berisiko atau belum terbiasa melakukan pekerjaan sehingga akan mengalami risiko yang tinggi untuk mengalami keluhan pada bawah pinggang.
4.7 Usulan Perbaikan
Posisi kerja selama proses pemindahan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan adalah membungkuk dan berdiri. Aktivitas yang dilakukan dengan membungkuk sebaiknya diperbaiki. Aktivitas pengambilan batako pada mesin cetak sebaiknya dilakukan dengan berjongkok dengan posisi punggung dan leher yang tidak menyamping. Hal tersebut untuk mengurangi beban yang diterima oleh tubuh pada saat mengambil batako. Tempat hasil pencetakan pada mesin cetak harus dibuat rendah sehingga memudahkan dalam proses pengambilan batako dengan posisi tubuh jongkok.
Proses pengambilan batako sebaiknya diusahakan dengan menekukkan lutut lalu tubuh dalam posisi jongkok. Salah satu kaki yang terkuat diletakkan di depan sebagai tumpuan dan sikap punggung diusahakan tegak atau sebesar 60°. Kaki harus dekat dengan beban batako yang akan diangkat. Posisi ini akan mengurangi beban otot punggung. Tangan mengangkat beban dengan sikap punggung tetap tegak dan meletakkannya pada paha kaki yang terkuat. Dagu ditarik ke belakang agar punggung bisa tegak lurus. Pastikan pegangan tangan
IV-32
sudah kuat dan nyaman. Berdiri dengan bertumpu pada kaki yang terkuat agar beban diserap oleh otot kaki. Beban batako diangkat hati-hati dengan sikap punggung masih tegak sampai dengan berdiri sempurna. Berat beban digunakan untuk mengimbangi berat badan. Posisi tubuh harus tetap posisi merapat dan dekat dengan objek yang diangkat. Setelah berdiri dan mengangkat beban batako dengan stabil, sebaiknya mengubah arah kaki dan tidak memutar pinggul ketika pengangkatan menuju stasiun pengeringan.
Aktivitas pemindahan batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan sebaiknya dilakukan dengan posisi tubuh berdiri yang stabil. Pandangan ke depan selama pengangkatan dan tidak menurunkan atau menaikkan posisi beban. Operator hendaknya menegakkan pinggang dan tidak mengambil langkah yang terlalu cepat dan besar karena hal tersebut dapat memberikan penambahan tekanan pada jaringan otot tangan. Beban harus berada sedekat mungkin dengan tubuh dengan posisi tangan disesuaikan dengan kenyamanan saat berjalan.
Proses peletakan batako sebaiknya juga dilakukan dengan berjongkok secara perlahan dengan menekuk lutut untuk susunan batako yang masih rendah. Selain itu, peletakan posisi batako sebaiknya disesuaikan dengan posisi pada saat pemindahan. Sehingga salah satu lengan tidak melakukan gerakan fleksi yang berlebihan. Susunan batako juga hendaknya tidak terlalu tinggi karena akan membutuhkan penggunaan otot yang berlebihan karena berlawanan dengan gravitasi. Susunan batako hendaknya tidak pada satu sisi saja namun diletakkan pada dua sisi kanan dan kiri. Operator pemindahan batako sebaiknya
IV-33
menggunakan sarung tangan dan papan alas yang digunakan harus dirancang lebih ideal untuk bagian genggaman. Aktivitas pemindahan batako hendaknya juga dapat dilakukan bergantian dengan operator lain sehingga tidak tergantung dengan shift kerja yang telah ditentukan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi beban kerja dan adanya relaksasi sehingga peredaran darah akan lancar.