Teori Lokasi dan Pertumbuhan Kota

b. Model Kota dengan Rumah Tangga

Reksohadiprodjo dan Karseno (2001:46) mengemukakan bahwa rumah tangga memaksimumkan kegunaan atau kepuasaan di dalam rangka pemilihan tempat tinggal atau pemukiman mereka. Jadi orang yang dikirim ke kota bukan barang. Istilahnya orang berpergian ke kota atau commuting. Orangnya adalah commuter.

Di sini juga di anggap bahwa struktur pasar jasa adalah persainga sempurna; harga jasa sama pada tempat tertentu. Sedang kapital dan tenaga kerja saling dapat mengganti. Nilai jasa di rumah dipengaruhi oleh tanah yang belum diusahakan dan berada di sekitar rumah.

Model beberapa sektor dalam kota. Sektor adalah suatu rangkaian lembaga yang berfungsi sewanya sama: (1) fungsi sewa badan usaha tergantung pada fungsi produksi, harga faktor produksi bukan tanah, dan fungsi permintaan produk, sedang (2) fungsi sewa rumah tangga dipengaruhi oleh penghasilan, cita rasa, usaha berpergian ke kota, barang –barang dan jasa – jasa serta harga barang konsumsi.

Bagaimanapun juga pemilik tanah akan menawarkan pada orang atau lembaga yang mau membayar sewa tertinggi karena ingin diperoleh hasil kembali maksimum. Dalam hal ini perlu dipikirkan keadaan:

1) Model dua industri Misalkan dua industri penawaran tanah di kota . sewa yang diminta adalah fungsi penawaran sewa tanah industri. Industri 1 dapat membayar lebih tinggi dibanding industri 2. Dalam hal ini, maka tanah dekat kota akan dipakai oleh industri 1 dan tanah yang jauh dari kota akan dipakai industri 2.

Keadaan keseimbangan mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) dimanapun perusahaan (dalam setiap industri) itu berada,keuntungannya sama dengan nol; (2) setiap tanah akan jatuh pada penawar tertinggi; (3) penawaran tanah sama dengan permintaan akan tanah; (4) penawaran barang akan sama dengan permintaan barang setiap industri.

2) Model dengan beberapa rumah tangga dan industri Makin rendah fungsi penawaran sewa, makin tinggi kegunaan karena mungkin banyak jumlah uang yang tersedia untuk maksud lain dan dapat digunakan untuk rumah, barang – barang dan jasa-jasa.

Bagi rumah tangga keseimbangan yang dicapai mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) dengan cita rasa dan penghasilan tertentu diperoleh tingkat kegunaan yang sama; (2) Bagi rumah tangga keseimbangan yang dicapai mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) dengan cita rasa dan penghasilan tertentu diperoleh tingkat kegunaan yang sama; (2)

Implikasi yang diperoleh dari keadaan ini ialah:

a) Petani biasanya mempunyai fungsi sewa terendah;

b) Tenaga kerja spesialis tidak akan bertempat tinggal di kota kecil;

c) Rumah tangga yang menghendaki rumah yang baik akan bertempat tinggal di luar kota karena rumah relatif murah;

d) Tenaga kerja yang tidak mengeluh tentang kepergiannya atau perjalanan ke kota juga akan bertempat tinggal jauh di luar kota;

e) Walaupun rumah tangga sama di dalam hal cita rasa, tetapi mungkin berbeda penghasilan: (1) penghasilan yang tinggi menyebabkan permintaan yang tinggi atas rumah lebih besar dari 1, dan (2) penghasilan rendah mendorong orang bermukim di dalam atau dekat kota; dan

f) Kemungkinan saja kesempatan kerja di luar kota atau pinggir kota.

Pola lokasi kota yang realistis merupakan tempat permukiman, tempat usaha dan kesempatan kerja. Jelas lokasi produksi berada dalam kota, karena barang – barang dan jasa – jasa yang diproduksikan diekspor dari kota dengan pelabuhan, terminal kereta api dan angkutan lainnya.

Demikian pula usaha jasa seperi hukum, finansial, pengecer, kesehatan, kebudayaan, pemerintah, dan lain – lain penggunaan fasilitas kemudahan dan kedekatan kota dan memanfaatkan secara insentif lahan dalam kota.