Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tanah

J. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tanah

1. Kepadatan Penduduk

Dengan adanya kepadatan penduduk dan semakin bertamba hnya penduduk dapat mempengaruhi nilai tanah. Kepadatan penduduk adalah banyaknya peduduk tiap kilometer persegi, yang diperoleh dari pembagian antara jumlah penduduk kelurahan hasil registrasi dengan luas wilayah yang bersangkutan. Unsur utama untuk konsentrasi dalam tata ruang adalah kepadatan penduduk serta kedekatan para pelaku ekonomi. Kedekatan dan spesialisasi menimbulkan ketergantungan para pelaku ekonomi; kepadatan memungkinkan pembelian barang dan jasa secara bersama sehingga menimbulkan infrastruktur masyarakat. Di lain pihak kepadatan penduduk dapat menimbulkan persoalan – persoalan sosial, ekonom, politik, pertanahan dan keamanan apabila persyaratan tidak dipenuhi (Reksohadriprodjo dan Karseno, 2001: 107).

2. Luas Area

Luas wilayah kelurahan yang dimaksud adalah luas wilayah kelurahan sesuai dengan peraturan pemerintah saat ini. Tanah mempunyai sifat yang unik yaitu memiliki luas yang tetap artinya tidak dapat dikurangi dan lokasinya tidak dapat dipindahkan. Meskipun secara langsung atau tidak langsung, tanah merupakan faktor produksi yang diperlukan dalam memproduksi semua barang lainnya. Luas area yang tetap ini maka mengkibatkan persaingan dalam pemanfaatan tanah yang bernilai ekonomis maka dari itu nilai tanah memegang peranan yang penting untuk memperoleh lahan tersebut dan dipergunakan untuk Luas wilayah kelurahan yang dimaksud adalah luas wilayah kelurahan sesuai dengan peraturan pemerintah saat ini. Tanah mempunyai sifat yang unik yaitu memiliki luas yang tetap artinya tidak dapat dikurangi dan lokasinya tidak dapat dipindahkan. Meskipun secara langsung atau tidak langsung, tanah merupakan faktor produksi yang diperlukan dalam memproduksi semua barang lainnya. Luas area yang tetap ini maka mengkibatkan persaingan dalam pemanfaatan tanah yang bernilai ekonomis maka dari itu nilai tanah memegang peranan yang penting untuk memperoleh lahan tersebut dan dipergunakan untuk

3. Bangunan Pertokoan

Margin keuntungan yang diperoleh dari usaha pertokoan ini relatif tinggi dan bila perputaran cepat maka tidak dapat disangkal lagi penghasilan yang diperoleh dari usaha pertokoan meningkat dengan lebih cepat. Akhirnya akumulasi modal dari usaha pertokoan ini cukup besar dan kesempatan untuk memperluas usaha dalam jangka pendek cukup ada karena permintaan penduduk makin bertambah. Banyaknya jumlah pertokoan akan mempengaruhi nilai tanah karena suatu wilayah menjadi pusat bisnis. Maka dari itu harga tanah akan mengalami fluktuatif sesuai kondisi dan situasi serta perkembangan ekonomi wilayah tersebut. Harga tanah akan meningkat bila pertokoan semakin banyak begitu juga sebaliknya (Reksohadiprodjo dan Karseno, 2001: 82).

4. Bangunan Rumah

Tingkat pertambahan penduduk secara alami yang tinggi ditambah dengan adanya urbanisasi mengakibatkan tambahnya masalah sehubungan dengan pemukiman ini. Kebutuhan akan bangunan fisik jelas akan bertambah. Letak bangunan fisik ini dipilih karena dekat tempat kerja, dekat tempat belanja, hiburan dan sifat akses. Pada intinya keinginan untuk memiliki rumah dibatasi oleh tingkat penghasilan serta biaya pembangunan perumahan. Tingkat penghasilan yang rendah serta biaya pembangunan yang relatif tinggi mengakibatkan orang tidak dapat Tingkat pertambahan penduduk secara alami yang tinggi ditambah dengan adanya urbanisasi mengakibatkan tambahnya masalah sehubungan dengan pemukiman ini. Kebutuhan akan bangunan fisik jelas akan bertambah. Letak bangunan fisik ini dipilih karena dekat tempat kerja, dekat tempat belanja, hiburan dan sifat akses. Pada intinya keinginan untuk memiliki rumah dibatasi oleh tingkat penghasilan serta biaya pembangunan perumahan. Tingkat penghasilan yang rendah serta biaya pembangunan yang relatif tinggi mengakibatkan orang tidak dapat

5. Bangunan Industri

Jumlah bangunan industri/pabrik disekitar pusat perbelanjaan yang ada dalam kelurahan tersebut. Setipa kota memiliki model tersendiri untuk membentuk area industri. Ada kota yang mempunyai model industri tunggal, diasumsikan bahwa suatu daerah mempunyai keuntungan komparatif untuk memproduksikan produk tertentu. Selanjutnya produk diekspor dari pusat ekspor tertentu. Makin jauh tempat produksi dari tempat ekspor, makin banyak tempat untuk berproduksi. Hendaknya diingat bahwa hanya satu komoditas saja yang diproduksikan di kota tersebut. Jika suatu kota semakin besar maka industri di dalam kota semakin kecil dan begitu juga sebaliknya (Reksohadiprodjo dan Karseno, 2001:44).