Perencanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara
1. Perencanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara
di SMP Negeri 8 Surakarta
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang berisi kegiatan guru dalam mempersiapkan penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut, sebagaimana tercantum dalam kurikulum 2004 adalah berupa penugasan terhadap kompetensi dasar tertentu oleh peserta didik, sehingga siswa memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran atau standar kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, penyusunan serangkaian kegiatan itu dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian. Hal tersebut didasarkan pada amanat Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 tentang penyempurnaan Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004. Kurikulum 2004 merupakan kurikulum yang menekankan pada kemampuan Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang berisi kegiatan guru dalam mempersiapkan penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut, sebagaimana tercantum dalam kurikulum 2004 adalah berupa penugasan terhadap kompetensi dasar tertentu oleh peserta didik, sehingga siswa memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran atau standar kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, penyusunan serangkaian kegiatan itu dilaksanakan dengan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian. Hal tersebut didasarkan pada amanat Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 tentang penyempurnaan Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004. Kurikulum 2004 merupakan kurikulum yang menekankan pada kemampuan
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia terdiri atas aspek kemampuan berbahasa dan aspek kemampuan bersastra. Masing-masing kemampuan itu terdiri atas empat standar kompetensi, yaitu aspek kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Perencanaan pembelajaran berbicara, pada hakikatnya adalah suatu proses kegiatan atau upaya guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar-mengajar antara siswa dan guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Upaya kegiatan penyusunan atau persiapan perangkat pembelajaran itu tentunya dimaksudkan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan di dalam kurikulum 2004, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Kurikulum merupakan pedoman yang benar-benar harus dipahami dengan baik oleh setiap guru. Karena pada
acuan dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran pemahaman guru terhadap kurikulum sangat dipengaruhi oleh persepsinya. Semakin baik dan positif persepsi guru terhadap kurikulum semakin baik juga pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Berdasarkan hasil analisis lapangan, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya para guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 8 Surakarta telah memiliki persepsi positif terhadap KBK, termasuk persepsinya terhadap pembelajaran berbicara. Persepsi positif guru terhadap KBK dapat dilihat melalui tindakan guru ketika mengajar di kelas. Tindakan-tindakan guru dalam mengajar mencerminkan guru yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang positif terhadap Berdasarkan hasil analisis lapangan, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya para guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 8 Surakarta telah memiliki persepsi positif terhadap KBK, termasuk persepsinya terhadap pembelajaran berbicara. Persepsi positif guru terhadap KBK dapat dilihat melalui tindakan guru ketika mengajar di kelas. Tindakan-tindakan guru dalam mengajar mencerminkan guru yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang positif terhadap
Pernyataan narasumber1 tersebut menunjukan bahwa guru WP sudah paham tentang konsep KTSP khususnya terkait dengan pengembangan kompetensi atau materi/bahan yang seharusnya dicapai oleh siswa perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Pengembangan kompetensi siswa yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah adalah konsep dari kurikulum. Hal itu memperlihatkan bahwa narasumber1 sudah memiliki persepsi yang positif atau benar tentang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Dalam kurikulum 2004, perencanaan pembelajaran dapat berwujud (a) penjabaran kurikulum bahasa dan sastra Indonesia, (b) menyusun program tahunan (prota), (c) menyusun program semester (promes), (d) menyusun silabus pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, (e) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bahasa dan sastra Indonesia.
Perencanaan pembelajaran sebagai tahap persiapan dan juga merupakan langkah awal dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting sebelum pembelajaran dilaksanakan secara nyata. Perencanan pembelajaran yang baik, terarah, dan terprogram secara matang akan sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan maupun produk yang dihasilkan dalam pembelajaran.
Sebagai langkah awal perencanaan suatu pembelajaran, guru semestinya membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. Selama ini banyak ditemukan bahwa silabus dan RPP yang digunakan oleh guru tidak dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan. Hal ini seperti yang diungkapkan Utomo (2009) yang menyatakan bahwa masih ditemukan guru-guru di beberapa sekolah yang menggunakan konsep foto copy silabus dan RPP dari sekolah lain yang tidak sesuai dengan konteks sekolahnya. Berkaca dari Sebagai langkah awal perencanaan suatu pembelajaran, guru semestinya membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlebih dahulu. Selama ini banyak ditemukan bahwa silabus dan RPP yang digunakan oleh guru tidak dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan. Hal ini seperti yang diungkapkan Utomo (2009) yang menyatakan bahwa masih ditemukan guru-guru di beberapa sekolah yang menggunakan konsep foto copy silabus dan RPP dari sekolah lain yang tidak sesuai dengan konteks sekolahnya. Berkaca dari
tersebut seharusnya
mempertimbangkan konteks masing-masing sekolah, keadaan sarana dan prasarana yang berbeda di setiap sekolah, dan kondisi siswa di setiap sekolah yang tentunya berbeda antara sekolah satu dengan sekolah lainnya.
Hal-hal yang dicantumkan dalam silabus adalah (1) standar kompetensi (2) kompetensi dasar (3) materi pokok/pembelajaran (4) kegiatan pembelajaran (5) indikator penilaian (6) penilaian (7) alokasi waktu (8) sumber belajar. Sedangkan hal-hal yang dicantumkan dalam RPP merupakan penjabaran secara lebih rinci dari silabus yang sudah dibuat, antara lain mencantumkan (1) identitas sekolah (2) Standar kompetensi (3) kompetensi dasar (4) indikator (5) tujuan pembelajaran (6) materi pembelajaran (7) metode pembelajaran (8) langkah- langkah pembelajaran (9) sumber belajar dan (10) penilaian. Bentuk silabus dan RPP tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 (CL No 2.1 dan No. 2.2).