Laporan Kunjungan Museum 10 Nopember
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pelaksanaan kunjungan museum merupakan kegiatan wajib guna memenuhi tugas
Ujian Tengah Semester. Dipilihnya objek museum Tugu
Pahlawan karena untuk mengetahui lebih jelas gambaran perjuangan arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.Di sana kita semua dapat mengetahui secara gamblang bagaimana perju angan arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia, di sana kita disuguhkan berbagai bukti sejarah. Mulai peralatan perang, transportasi, dan replika bangunan yang digunakan pada saat itu. Di museum kita juga disuguhkan rekaman suara pidato Bung Tomo.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan mengunjungi Museum Tugu Pahlawan ? 2. Bagaimana sejarah Museum Tugu Pahlawan ? 3. Dimana letak Museum Tugu Pahlawan ?
4. Apa saja yang ada dalam Museum Tugu Pahlawan ? C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas praktik Ujian Tengah Semester mata kuliah Bela Negara. 2. Untuk mengetahui sejarah Museum Tugu Pahlawan.
3. Untuk mengetahui letak Museum Tugu Pahlawan.
4. Untuk mengetahui apa saja yang ada dalam Museum Tugu Pahlawan. D. Manfaat
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : Penulis :
1. Memenuhi tugas praktik Ujian Tengah Semester Bela Negara. 2. Menambah wawasan mahasiswa.
3. Menggali potensi mahasiswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan rasa ingin tahu perjuangan arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
4. Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme. Pembaca :
1. Penulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat tentang perjuangan arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia
(2)
BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan. Monumen ini berada di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan Surabaya, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektare, dan secara administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.
Tugu Pahlawan saat sedang dibangun. Ada dua pendapat mengenai siapa yang menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan Pahlawan Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya. Kemudian ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud, untuk selanjutnya diajukan kepada PresidenSoekarno. Sedangkan menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri. Ide ini mendapat perhatian khusus dari Walikota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk perencanaan dan gambarnya diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko, yang telah mengalahkan beberapa arsitektur lainnya dalam sayembara untuk pemilihan arsitek untuk membangun monumen ini.
Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja. Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini, diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952. Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden K.H. Abdurrahman Wahid. Pada tahun 1991-1996 dilakukan pembenahan kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Perjuangan 10 November Surabaya yang dipimpin oleh arsitek Ir. Sugeng Gunadi, MLA dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
(3)
B. Wilayah Museum Tugu Pahlawan
Museum 10 November berada di dalam kompleks Tugu Pahlawan Surabaya, tepatnya di sebelah utara Tugu Pahlawan. Gedung museum tersebut memiliki 3 atap bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat yang berjajar. Bangunan atap yang terbesar berada di tengah. Bentuk ketiga bangunan prisma tersebut tersusun atas 3 bagian yang bertingkat ke atas yang masing-masing berbentuk prisma juga. Bagian paling bawah terbesar, bagian tengah lebih kecil, dan puncaknya paling kecil. Dua tingkat paling atas terbuat dari susunan kaca. Di dalam prisma tersebut, terdapat Museum 10 November.
Letak Museum 10 November cukup unik. Ketiga bangunan prisma tampak tertanam dan menyembul dari bawah tanah karena museum tersebut lantai dasarnya dibuat turun di bawah tanah sehingga lantai dua dan atapnya tampak berada di permukaan tanah.
Pintu masuk museum mengarah turun ke bawah tanah. Di pintu masuk, pengunjung membeli tiket. Kemudian, di dalam ruang pintu masuk terdapat prasasti peresmian museum yang tertulis bahwa Museum 10 November baru diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Padahal, museum tersebut dibangun mulai 10 November 1991 dan baru difungsikan pada 10 November 1998.
Memasuki museum, terdapat gambar pertempuran di Viaduct yang berada di belakang kawasan Tugu Pahlawan. Gambar tersebut terpampang di tembok sepanjang jalan masuk yang turun ke bawah. Di lantai dasar, terdapat foto-foto pertempuran 10 November di Surabaya. Memasuki gedung utama museum, terdapat maket Tugu Pahlawan dengan skala 1:400 yang diletakkan di depan pintu masuk ke gedung utama museum. Di tengah-tengah gedung utama museum, terdapat patung Gugur Bunga Bangsa untuk menghormati para pejuang yang telah gugur untuk merebut kebebasan kota Surabaya dari tangan Sekutu. Di dalam patung tersebut, ada 10 patung para pejuang.
Selanjutnya di sekeliling patung tersebut, terdapat replika pembacaan pidato Bung Tomo beserta rekamannya, koleksi mata uang Indonesia Kuno mulai mata uang Rp. 1 sampai Rp. 25 dengan tahun pembuatan berkisar antara tahun 1951 sampai 1963, senjata (pistol) Mauser Parabellum milik Hario Kecik yang dibuat di Jerman, 3 buah bambu runcing dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter, peninggalan Mayjend Sungkono (Komandan BKR divisi Surabaya) yang berupa mulai dari baju seragam, senjata, hingga piagam dan penghargaan yang pernah diraih oleh Mayjend Sungkono. Di lantai dasar gedung tersebut, juga terdapat koleksi foto Surabaya Tempo Dulu, ruang pemutaran film (Film tentang pertempuran 10 November di Surabaya), dan barang-barang menarik lainnya.
Selanjutnya naik ke lantai 2, terdapat barang-barang peninggalan Batalion Untung Suropati. Di ruang utama banyak dipajang barang-barang pribadi milik Bung Tomo seperti bendera Iboe Tentara Pemberontakan Poesat Jawa Timur, pisau belati dan senapan Bung Tomo, radio Bung Tomo, bahkan tulisan tangan Bung Tomo dengan pensil yang masih tampak jelas
(4)
Di sisi lain tampak berbagai macam senapan laras pendek dan laras panjang yang digunakan para pejuang. Senapan itu ada juga yang merupakan hasil rampasan dari penjajah. Di salah satu sudut ruangan, terdapat diorama statis yang disertai suara musik dan pidato perjuangan serta lampu berwarna yang membuat suasana diorama menjadi tampak hidup. Diorama yang terdapat di dalam Museum 10 November, diantaranya adalah gedung markas Kempetai yang diserbu tanggal 1 Oktober 1945, Hotel Yamato (sekarang dikenal dengan nama Hotel Majapahit), Gedung Nasional Indonesia, dan masih banyak lagi.
C. Koleksi Museum Tugu Pahlawan 1. Pernak- pernik 10 November 1945
Benda-benda ini adalah sisa warisan dalam pertempuran 10 November 1945 yang terjadi di kota Surabaya.
1. Buku strategi dan cara menembak.
Buku-buku yang digunakan oleh pelatih dari pertempuran untuk memberikan informasi tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam perang dan membuat menembak dengan baik.
2. Mata uang dai nippon teikokusheihu dan perangko.
Mata uang ini telah beredar dan digunakan oleh warga sebelum dan sesudah pertempuran 10 November 1945.
3. Alat-alat kesehatan.
Peralatan ini telah digunakan oleh dokter Mr Agusti yang pernah peduli korban perang dari jalan Pahlawan Surabaya sampai Mojosari, Mojokerto. Setelah berhenti perang, ia masih melanjutkan perjuangannya saat agresi militer Belanda 2,
(5)
peralatan medis ini terdiri dari perban, kapas, thermometer, jarum suntik dan penyangga tulang.
2. Pidato Bung Tomo
Bismillahirrohmanirrohim.. Merdeka!!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi, Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung. Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
(6)
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya. Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya. Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian. Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
(7)
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!!
3. Divisi Dapur Umum
Bentuk perjuangan pada masa pertempuran 10 November 1945 tidak hanya dilakukan di garis depan dengan cara mengangkat senjata maju ke medan pertempuran melawan musuh. Perjuangan juga dilakukan dengan mendirikan dapur umum oleh para wanita remaja maupun dewasa, yang bertugas untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi para pejuang.
Di wilayah Surabaya, markas dapur umum pertama kali didirikan di jalan Jagalan dan bertambah di rumah salah seorang anggotanya yang bernama Dr. Angka Nitisatro, di jalan Ambengan No. 20. Namun kemudian berkembang hingga sebanyak 51 dapur umum mulai wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dapur umum dipelopori dan diketuai oleh Ibu S. Dariah yang lebih dikenal dengan sebutan Bu Dar Mortir. Prinsip semangat Bu Dar dalam menyiapkan dapur umum untuk pejuang adalah “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh semangat bila perut mereka kenyang.” Dahulu, masyarakat Surabaya menyebut konsumsi makanan dan minuman untuk pejuang dengan istilah “Jaminan” makan. Setiap hari, Dapur Umum menyiapkan jaminan sebanyak 500-1000 bungkus nasi. Dalam menyiapkannya, rutin dilakukan mulai pada saat sebelum matahari terbit dengan memasak nasi, menggoreng ikan, memasak sayur, membungkus nasi dengan daun pisang dan menyediakan nasi bungkus dalam keranjang. Setelah itu, siap untuk diambil oleh para pemuda pejuang untuk didistribusikan kepada para pejuang yang ada di garis depan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Mayor Sungkono, bahkan dengan angkutan kereta api.
(8)
4. Sepeda Kuno
Sepeda ini merupakan peninggalan pada masa pendudukan Belanda di Indonesia. Pada masa pertempuran 10 November 1945 pernah digunakan pejuang Arek-arek Surabaya sebagai sarana transportasi.
Merk : Sepeda Gazelle
Buatan : Belanda
Tahun Pembuatan : 1916
Bahan : Besi
Nomer Rangka : 546405
Hibah dari : Bapak Hariadi Suparto 5. Bayonet
Bayonet adalah pisau atau lebih dikenal dengan sangkur yang digunakan oleh tentara. Dan bayonet ini merupakan hibah dari warga kota Surabya yang tidak mau disebutkan namanya, sisa peninggalan tentara Jepang saat menduduki kota Surabaya pada tahun 1945, buatan perusahaan Toyota Jepang antara tahun 19381940. Hibah dari :
(9)
-6. Parang
Teman seperjuangan bapak Sadji yang bernama bapak Manan (Alm.) memberikan parang kepada bapak Sdji untuk disimpan sebagai kenang-kenangan. Pada masa pertempuran di Surabaya tahun 1945, parang ini pernah digunakan untuk melumpuhkan Tentara Gurkha di daerah jalan Gadukan.
Hibah dari : Bapak Sadji (LVRI Surabaya) 7. Helm Tentara Dua Lapis
Helm ini adalah hasil rampasan dari tentara Belanda, dan pernah digunakan oleh bapak Kasmin untuk bertempur dengan tentara Belanda di daerah Jombang. Karena helm inilah nyawa bapak Kasmin bisa diselamatkansaat bertempur. Helm yang saat itu digunakan oleh bapak Kasmin menangkal dua peluru yang menembus helm itu, sehingga helm ini terdapat bekas lubang peluru.
(10)
8. Tas Medis
Untuk keperluan mobilitas perjuangan kemerdekaan era 1945 di Surabaya, tas medis ini dugunakan oleh seorang dokter yang bernama dr. Agusini, lulusan Fakultas Keedokteran Nippon Daigaku (sekarang Universitas Indonesia) saat turut serta di medan pertempuran di garis belakang sebagai seorang paramedic yang bertugas merawat korban pertempuran.
Hibah dari : Dr. dr. Hariadi, Doc, Msc-Surabaya Medikal Bag 9. Replika Surat Ultimatum Sekutu
Selebaran ini adalah surat ultimatum yang dibuat oleh pihak sekutu pada tanggal 9 November 1945 dan disebarkan melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang. Surat ultimatum ini ditujukan kepada masyarakat Surabya sebagai bentuk ancaman agar masyarakat Surabaya menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu. Adapun salah satu penyebab ultimatum ini dibuat karena Brigjend. AWS, Mallaby terbunuh di depan Gedung Internatio pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30 WIB.
(11)
10. Revolver Vicker 9,9 Mm
Perusahaan pabrikan pertama kali membuat Revolver Vicker adalah DWM (Deutsche Waffen Munitionfabieken) yang dirancang oleh G. Luger pada tahun 1908. Kemudian pada tahun 1919 British Armory Vicker mengambil alih dan menerima kontrak dari DWM dengan pembuatan sejumlah 6000 senjata. Biasanya, senjata Revolver Vicker digunakan oleh pasukan Sekutu setingkat pimpinan Brigjen AWS Mallaby. Pada akhirnya, senjata ini dikuasai oleh pemuda pejuang Arek-arek Surabaya. Yang unik dari senjata ini adalah saat ditembakkan, selongsong peluru tidak terlempar ke samping akan tetapi terlempar ke atas menuju ke belakang penembaknya.
11. Handycam Kuno
Handycam ini pernah digunakan untuk kegiatan jurnalistik pada masa pertempuran 10 November 1945.
Merk : Filmo, 16 mm Camera
Tipe : 70 DL, Bell & Hollwell chicago Tahun Pembuatan : 1923
Buatan : USA
(12)
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Museum 10 November berada di dalam kompleks Tugu Pahlawan Surabaya, tepatnya di sebelah utara Tugu Pahlawan. Gedung museum tersebut memiliki 3 atap bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat yang berjajar. Letak Museum 10 November cukup unik. Ketiga bangunan prisma tampak tertanam dan menyembul dari bawah tanah karena museum tersebut lantai dasarnya dibuat turun di bawah tanah sehingga lantai dua dan atapnya tampak berada di permukaan tanah.
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Dengan berkunjung ke Museum Tugu Pahlawan ini kami mendapat pengetahuan dan informasi tentang perjuangan arek-arek Suroboyo melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Semuanya berguna untuk bisa menjadi bekal dikemudian hari.
B. Saran
Pertama, seharusnya para peserta kegiatan kunjungan wisata diberi pengarahan dan dibimbing pada saat kegiatan kunjungan wisata maupun dalam penyusunan laporan. Kedua, sebaiknya dalam pembuatan buku panduan wisata, dalam isinya disertakan gambaran atau cerita singkat tentang tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi.
(13)
LAMPIRAN Dokumentasi
(14)
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Pahlawan
https://manusialembah.blogspot.co.id/2015/08/menelusuri-jejak-sejarah-di-museum-tugu.html
http://isnakurniawati.blogspot.co.id/2014/04/contoh-laporan-kunjungan-museum.html https://maulanusantara.wordpress.com/2011/11/03/teks-pidato-bung-tomo/
(1)
6. Parang
Teman seperjuangan bapak Sadji yang bernama bapak Manan (Alm.) memberikan parang kepada bapak Sdji untuk disimpan sebagai kenang-kenangan. Pada masa pertempuran di Surabaya tahun 1945, parang ini pernah digunakan untuk melumpuhkan Tentara Gurkha di daerah jalan Gadukan.
Hibah dari : Bapak Sadji (LVRI Surabaya) 7. Helm Tentara Dua Lapis
Helm ini adalah hasil rampasan dari tentara Belanda, dan pernah digunakan oleh bapak Kasmin untuk bertempur dengan tentara Belanda di daerah Jombang. Karena helm inilah nyawa bapak Kasmin bisa diselamatkansaat bertempur. Helm yang saat itu
(2)
8. Tas Medis
Untuk keperluan mobilitas perjuangan kemerdekaan era 1945 di Surabaya, tas medis ini dugunakan oleh seorang dokter yang bernama dr. Agusini, lulusan Fakultas Keedokteran Nippon Daigaku (sekarang Universitas Indonesia) saat turut serta di medan pertempuran di garis belakang sebagai seorang paramedic yang bertugas merawat korban pertempuran.
Hibah dari : Dr. dr. Hariadi, Doc, Msc-Surabaya Medikal Bag 9. Replika Surat Ultimatum Sekutu
Selebaran ini adalah surat ultimatum yang dibuat oleh pihak sekutu pada tanggal 9 November 1945 dan disebarkan melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang. Surat ultimatum ini ditujukan kepada masyarakat Surabya sebagai bentuk ancaman agar masyarakat Surabaya menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu. Adapun salah satu penyebab ultimatum ini dibuat karena Brigjend. AWS, Mallaby terbunuh di depan Gedung Internatio pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30 WIB.
(3)
10. Revolver Vicker 9,9 Mm
Perusahaan pabrikan pertama kali membuat Revolver Vicker adalah DWM (Deutsche Waffen Munitionfabieken) yang dirancang oleh G. Luger pada tahun 1908. Kemudian pada tahun 1919 British Armory Vicker mengambil alih dan menerima kontrak dari DWM dengan pembuatan sejumlah 6000 senjata. Biasanya, senjata Revolver Vicker digunakan oleh pasukan Sekutu setingkat pimpinan Brigjen AWS Mallaby. Pada akhirnya, senjata ini dikuasai oleh pemuda pejuang Arek-arek Surabaya. Yang unik dari senjata ini adalah saat ditembakkan, selongsong peluru tidak terlempar ke samping akan tetapi terlempar ke atas menuju ke belakang penembaknya.
11. Handycam Kuno
Handycam ini pernah digunakan untuk kegiatan jurnalistik pada masa pertempuran 10 November 1945.
Merk : Filmo, 16 mm Camera
Tipe : 70 DL, Bell & Hollwell chicago Tahun Pembuatan : 1923
(4)
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Museum 10 November berada di dalam kompleks Tugu Pahlawan Surabaya, tepatnya di sebelah utara Tugu Pahlawan. Gedung museum tersebut memiliki 3 atap bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat yang berjajar. Letak Museum 10 November cukup unik. Ketiga bangunan prisma tampak tertanam dan menyembul dari bawah tanah karena museum tersebut lantai dasarnya dibuat turun di bawah tanah sehingga lantai dua dan atapnya tampak berada di permukaan tanah.
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Dengan berkunjung ke Museum Tugu Pahlawan ini kami mendapat pengetahuan dan informasi tentang perjuangan arek-arek Suroboyo melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Semuanya berguna untuk bisa menjadi bekal dikemudian hari.
B. Saran
Pertama, seharusnya para peserta kegiatan kunjungan wisata diberi pengarahan dan dibimbing pada saat kegiatan kunjungan wisata maupun dalam penyusunan laporan. Kedua, sebaiknya dalam pembuatan buku panduan wisata, dalam isinya disertakan gambaran atau cerita singkat tentang tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi.
(5)
LAMPIRAN Dokumentasi
(6)
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Pahlawan
https://manusialembah.blogspot.co.id/2015/08/menelusuri-jejak-sejarah-di-museum-tugu.html
http://isnakurniawati.blogspot.co.id/2014/04/contoh-laporan-kunjungan-museum.html https://maulanusantara.wordpress.com/2011/11/03/teks-pidato-bung-tomo/