Koleksi Museum Tugu Pahlawan

Di sisi lain tampak berbagai macam senapan laras pendek dan laras panjang yang digunakan para pejuang. Senapan itu ada juga yang merupakan hasil rampasan dari penjajah. Di salah satu sudut ruangan, terdapat diorama statis yang disertai suara musik dan pidato perjuangan serta lampu berwarna yang membuat suasana diorama menjadi tampak hidup. Diorama yang terdapat di dalam Museum 10 November, diantaranya adalah gedung markas Kempetai yang diserbu tanggal 1 Oktober 1945, Hotel Yamato sekarang dikenal dengan nama Hotel Majapahit, Gedung Nasional Indonesia, dan masih banyak lagi .

C. Koleksi Museum Tugu Pahlawan

1. Pernak- pernik 10 November 1945 Benda-benda ini adalah sisa warisan dalam pertempuran 10 November 1945 yang terjadi di kota Surabaya. 1. Buku strategi dan cara menembak. Buku-buku yang digunakan oleh pelatih dari pertempuran untuk memberikan informasi tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam perang dan membuat menembak dengan baik. 2. Mata uang dai nippon teikokusheihu dan perangko. Mata uang ini telah beredar dan digunakan oleh warga sebelum dan sesudah pertempuran 10 November 1945. 3. Alat-alat kesehatan. Peralatan ini telah digunakan oleh dokter Mr Agusti yang pernah peduli korban perang dari jalan Pahlawan Surabaya sampai Mojosari, Mojokerto. Setelah berhenti perang, ia masih melanjutkan perjuangannya saat agresi militer Belanda 2, Page 4 peralatan medis ini terdiri dari perban, kapas, thermometer, jarum suntik dan penyangga tulang. 2. Pidato Bung Tomo Bismillahirrohmanirrohim.. Merdeka Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui. Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka Saudara-saudara. Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya. Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi, Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing. Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung. Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol. Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana. Page 5 Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara. Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya. Saudara-saudara kita semuanya. Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya. Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia. Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini tentara Inggris. Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian. Hai tentara Inggris Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita: Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak, Baru kalau kita ditembak, Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar- benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati Dan kita yakin saudara-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian. Page 6 Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Merdeka 3. Divisi Dapur Umum Bentuk perjuangan pada masa pertempuran 10 November 1945 tidak hanya dilakukan di garis depan dengan cara mengangkat senjata maju ke medan pertempuran melawan musuh. Perjuangan juga dilakukan dengan mendirikan dapur umum oleh para wanita remaja maupun dewasa, yang bertugas untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi para pejuang. Di wilayah Surabaya, markas dapur umum pertama kali didirikan di jalan Jagalan dan bertambah di rumah salah seorang anggotanya yang bernama Dr. Angka Nitisatro, di jalan Ambengan No. 20. Namun kemudian berkembang hingga sebanyak 51 dapur umum mulai wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dapur umum dipelopori dan diketuai oleh Ibu S. Dariah yang lebih dikenal dengan sebutan Bu Dar Mortir. Prinsip semangat Bu Dar dalam menyiapkan dapur umum untuk pejuang adalah “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh semangat bila perut mereka kenyang.” Dahulu, masyarakat Surabaya menyebut konsumsi makanan dan minuman untuk pejuang dengan istilah “Jaminan” makan. Setiap hari, Dapur Umum menyiapkan jaminan sebanyak 500-1000 bungkus nasi. Dalam menyiapkannya, rutin dilakukan mulai pada saat sebelum matahari terbit dengan memasak nasi, menggoreng ikan, memasak sayur, membungkus nasi dengan daun pisang dan menyediakan nasi bungkus dalam keranjang. Setelah itu, siap untuk diambil oleh para pemuda pejuang untuk didistribusikan kepada para pejuang yang ada di garis depan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Mayor Sungkono, bahkan dengan angkutan kereta api. Page 7 4. Sepeda Kuno Sepeda ini merupakan peninggalan pada masa pendudukan Belanda di Indonesia. Pada masa pertempuran 10 November 1945 pernah digunakan pejuang Arek-arek Surabaya sebagai sarana transportasi. Merk : Sepeda Gazelle Buatan : Belanda Tahun Pembuatan : 1916 Bahan : Besi Nomer Rangka : 546405 Hibah dari : Bapak Hariadi Suparto 5. Bayonet Bayonet adalah pisau atau lebih dikenal dengan sangkur yang digunakan oleh tentara. Dan bayonet ini merupakan hibah dari warga kota Surabya yang tidak mau disebutkan namanya, sisa peninggalan tentara Jepang saat menduduki kota Surabaya pada tahun 1945, buatan perusahaan Toyota Jepang antara tahun 1938-1940. Hibah dari : - Page 8 6. Parang Teman seperjuangan bapak Sadji yang bernama bapak Manan Alm. memberikan parang kepada bapak Sdji untuk disimpan sebagai kenang-kenangan. Pada masa pertempuran di Surabaya tahun 1945, parang ini pernah digunakan untuk melumpuhkan Tentara Gurkha di daerah jalan Gadukan. Hibah dari : Bapak Sadji LVRI Surabaya 7. Helm Tentara Dua Lapis Helm ini adalah hasil rampasan dari tentara Belanda, dan pernah digunakan oleh bapak Kasmin untuk bertempur dengan tentara Belanda di daerah Jombang. Karena helm inilah nyawa bapak Kasmin bisa diselamatkansaat bertempur. Helm yang saat itu digunakan oleh bapak Kasmin menangkal dua peluru yang menembus helm itu, sehingga helm ini terdapat bekas lubang peluru. Hibah dari : Bapak Kasmin LVRI Surabaya Page 9 8. Tas Medis Untuk keperluan mobilitas perjuangan kemerdekaan era 1945 di Surabaya, tas medis ini dugunakan oleh seorang dokter yang bernama dr. Agusini, lulusan Fakultas Keedokteran Nippon Daigaku sekarang Universitas Indonesia saat turut serta di medan pertempuran di garis belakang sebagai seorang paramedic yang bertugas merawat korban pertempuran. Hibah dari : Dr. dr. Hariadi, Doc, Msc-Surabaya Medikal Bag 9. Replika Surat Ultimatum Sekutu Selebaran ini adalah surat ultimatum yang dibuat oleh pihak sekutu pada tanggal 9 November 1945 dan disebarkan melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang. Surat ultimatum ini ditujukan kepada masyarakat Surabya sebagai bentuk ancaman agar masyarakat Surabaya menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu. Adapun salah satu penyebab ultimatum ini dibuat karena Brigjend. AWS, Mallaby terbunuh di depan Gedung Internatio pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30 WIB. Page 10 10. Revolver Vicker 9,9 Mm Perusahaan pabrikan pertama kali membuat Revolver Vicker adalah DWM Deutsche Waffen Munitionfabieken yang dirancang oleh G. Luger pada tahun 1908. Kemudian pada tahun 1919 British Armory Vicker mengambil alih dan menerima kontrak dari DWM dengan pembuatan sejumlah 6000 senjata. Biasanya, senjata Revolver Vicker digunakan oleh pasukan Sekutu setingkat pimpinan Brigjen AWS Mallaby. Pada akhirnya, senjata ini dikuasai oleh pemuda pejuang Arek-arek Surabaya. Yang unik dari senjata ini adalah saat ditembakkan, selongsong peluru tidak terlempar ke samping akan tetapi terlempar ke atas menuju ke belakang penembaknya. 11. Handycam Kuno Handycam ini pernah digunakan untuk kegiatan jurnalistik pada masa pertempuran 10 November 1945. Merk : Filmo, 16 mm Camera Tipe : 70 DL, Bell Hollwell chicago Tahun Pembuatan : 1923 Buatan : USA Bahan : Besi Hibah dari : Bapak Hariadi Suparto Page 11 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan