Karakteristik Masyarakat Nelayan TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Purnomosidi 1981 bahwa konsep pengembangan wilayah nasional mempunyai tujuan-tujuan yaitu: 1. Mewujudkan keseimbangan antar daerah dalam hal tingkat pertumbuhan. 2. Memperkokoh kesatuan ekonomi nasional. 3. Memelihara efisiensi pertumbuhan nasional. Pencapaian tujuan pengembangan wilayah tidak terlepas dari perencanaan pembangunan yang disesuaikan dengan potensi sumber daya yang ada di wilayah itu sendiri. Pengembangan adalah usaha menambah potensi kepada sesuatu objek pembangunan, sedangkan pembangunan adalah suatu aktifitas untuk mencapai yang diinginkan dalam bidang ekonomi dan non ekonomi. Agar pengembangan wilayah itu dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, maka dalam pengelolaan sumber daya seyogianya pertimbangan ekonomi dan lingkunagn harus cukup berimbang untuk mempertahankan kelestarian sumber daya tersebut Anwar, 1991.

2.3. Karakteristik Masyarakat Nelayan

Nelayan adalah orang yang melakukan penangkapanbudi daya di laut, di tempat yang masih dipengaruhi pasang surut laut. Berdasarkan sumber pendapatannya, nelayan dapat dibagi menjadi: 1. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan seluruhnya berasal dari perikanan. 2. Nelayan sambilan utama, yakni nelayan yang sebagian besar pendapatannya berasal dari perikanan. Universitas Sumatera Utara 3. Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan. 4. Nelayan Musiman, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja aktif sebagai nelayan. Dari penelitian sebelumnya yaitu Studi tentang aksebilitas rumah tangga nelayan dalam penanggulangan kemiskinan studi kasus di pedesaan pantai Jawa Timur yang dilakukan oleh Sahri Muhammad, Irfan Islamy dan Eko Ganis Sukoharsono 2005 mengatakan dengan kondisi perekonomian pedesaan pantai yang rentan terhadap musim dan perubahan lingkungannya, nelayan memiliki aksesabilitas secara berurutan dari yang paling tinggi sampai ke paling rendah, yaitu: modal aset sosial, kemudian modal fisik keberadaan pangkalan pendaratan ikan, modal SDM yaitu pengetahuan nelayan tentang penangkapan ikan, modal finansial yaitu kemampuan nelayan untuk mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha dan paling rendah adalah modal alam stok ikan. Oleh karena itu, upaya untuk memperbaiki taraf hidup, hendaknya dilakukan secara komprehensif dengan berbagai pendekatan, baik pendekatan struktural maupun pendekatan kultural. Faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan adalah produksi melaut, curahan waktu kerja produktif, dan biaya produksi atau biaya operasional melaut. Faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan produksi melaut adalah aset kapal, jenis alat tangkap, mutu SDM, harga ikan, daerah penangkapan ikan, dan pengembangan usaha pasca panen dalam rumah tangga. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap penurunan produksi hasil penangkapan Universitas Sumatera Utara ikan adalah bahan bakar minyak BBM. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya melaut adalah aset kapal, alat tangkap, mutu hasil, dan mut SDM. Berdasarkan perahukapal penangkap yang digunakan, nelayan dapat dibagi menjadi: 1. Nelayan berperahu tak bermotor, terdiri dari: a. Nelayan Jukung b. Nelayan perahu papan kecil, sedang dan besar 2. Nelayan berperahu motor tempel 3. Nelayan berkapal motor, menurut GT Gross Ton terdiri dari: a. 5 GT b. 5 – 10 GT c. 10 – 20 GT d. 20 – 30 GT e. 30 – 50 GT f. 50 – 100 GT g. 100 – 200 GT h. 200 – 500 GT i. 500 GT Alat penangkap yang dipakai nelayan, dapat dipakai menjadi pukat harimau trawl, pukat kantong, pukat cincin, jaring insang, jaring angkat, pancing, perangkap, pengumpul kerang, jala, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Menurut statusnya, nelayan dapat dibagi menjadi: 1. Nelayan Pemilik, terbagi menjadi nelayan pemilik perahu tak bermotor, dan nelayan pemilik kapal motor yang sering disebut toke. 2. Nelayan Juragan, adalah pengemudi pada perahu bermotor atau sebagai kapten kapal motor. 3. Nelayan buruh, adalah pekerja penangkap ikan pada perahu motor atau pada kapal motor.

2.4. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pemasaran Ikan Melalui Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Dengan Sistempemasaran Tradisional (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

9 88 109

INVENTARISASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TPI (TEMPAT PELELANGAN IKAN) PUGER KABUPATEN JEMBER

1 9 16

Jenis dan status konservasi ikan hiu yang tertangkap di tempat pelelangan ikan (tpi) labuan bajo, Manggarai Barat, Flores

0 6 5

Dampak Perubahan Kebijakan Pelelangan Ikan terhadap Pendapatan Nelayan dan Daerah di TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah

0 13 91

Analisis Kebijakan Pemberian Subsidi Perikanan (Solar) terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Teri Nasi dan Pendapatan Nelayan Payang Gemplo (Kasus TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan)

2 12 260

Representasi Sosial tentang Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada Nelayan (Kasus TPI Cituis, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten)

1 24 197

Faktor–Faktor Mempengaruhi Nelayan dalam Pelelangan Ikan dan Kelembagaan Terkait di TPI PPI Karangsong Indramayu.

5 16 52

HUBUNGAN KEBERADAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KECAMATAN PANGANDARAN TERHADAP KESEJAHTERAAN NELAYAN PANGANDARAN.

0 2 1

ANALISIS EFISIENSI TPI (TEMPAT PELELANGAN IKAN) DI PROVINSI BANTEN DAN PENGEMBANGANNYA UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN NELAYAN.

0 1 35

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA NELAYAN YANG BEKERJA DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) TANJUNGSARI KECAMATAN REMBANG.

5 19 122