Lokasi Penelitian Definisi Variabel Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di daerah Tempat Pelelangan Ikan di Percut dan di Pekalongan. Daerah Percut ini dipilih sebagai lokasi penelitian, karena disana banyak aktivitas lokasi dan kegiatan nelayan. Memilih Tempat Pelelangan Ikan Memilih Pekalongan sebagai perbandingan, karena Tempat Pelelangan Ikan Pekalongan merupakan Tempat Pelelangan Ikan terbaik pada tahun 2006, dan sampai saat ini tetap menjalankan proses pelelangan dalam menentukan harga ikan tangkapan nelayan. 3.2. Sumber Data dan Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer melalui kuesioner dan observasi langsung ke lapangan serta wawancara untuk mengetahui: jumlah modal melaut, jumlah jam melaut, jumlah ikan yang di tangkap, harga ikan, jumlah tanggungan keluarga, umur nelayan, tingkat pendidikan, jumlah konsumsi sehari-hari serta data lain yang mendukung penelitian. Data Sekunder diperoleh dari berbagai instansi pemerintah, telaah internet, studi pustaka serta data hasil penelitian terdahulu dan literatur yang di lihat relevan dalam mendukung penelitian ini. 18 Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Teknik Penentuan Sampel

Tujuan penggunaan sampel adalah agar peneliti dapat memperoleh data yang dapat mencerminkan keadaan populasi dengan biaya lebih murah dan waktu penelitian lebih cepat. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling yakni proses pemilihan sampel dimana anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Penetapan ukuran sampel didasarkan atas pertimbangan Roscoe dalam Sugiono, 2003, yang mengatakan: Pertama, ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian sosial adalah antara 30 sampai 500. Kedua, bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

3.3. Metode Analisis Data

Untuk menjawab beberapa tujuan penelitian dan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dalam hal ini dipergunakan metode analisis sebagai berikut berikut:

3.3.1. Analisis Deskriptif

Untuk menganalisa sejauh mana aktivitas pelelengan ikan diatur oleh Pemerintah Daerah dan bagaimana proses pelelangan ikan dilakukan, serta untuk mengetahui kontribusi pelelangan ikan terhadap pengembangan wilayah pembahasannya dilakukan dengan cara deskriptif. Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pendapatan Nelayan di

Pekalongan dan Percut Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Percut dan Pekalongan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi berganda, yaitu: Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 Dimana: Y = Pendapatan Rp.bulan + ε a = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 = Koefisien Regresi X 1 = Jumlah tangkapan ikan kgtrip X 2 = Jumlah jam melaut jamtrip X 3 X = Modal Rp.trip 4 = Pengalaman Melaut tahun Adapun indikator uji yang dipakai dalam analisis ini adalah uji F dan uji t. ε = Error term dimana: Hipotesis untuk uji F adalah: H H :faktor jumlah tangkapan ikan, jumlah jam melaut, modal, pengalaman melaut secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap pendapatan. 1 :faktor jumlah tangkapan ikan, jumlah jam melaut, pengalaman modal, pengalaman melaut secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan. Universitas Sumatera Utara dengan dasar pengambilan keputusan adalah: jika probabilitas 0,05, H jika probabilitas 0,05 H diterima Hipotesis untuk uji t adalah : ditolak H H :Variabel jumlah tangkapan, jumlah jam melaut, modal, pengalaman melaut secara parsial tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. 1 dengan dasar pengambilan keputusan adalah : :Variabel jumlah tangkapan, jumlah jam melaut, modal, pengalaman melaut secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. jika probabilitas 0,05, H jika probabilitas 0,05 H diterima

3.3.3 Analisis Perbedaan Pendapatan antara Nelayan di Percut dan Pekalongan

ditolak Uji t digunakan untuk membandingkan pendapatan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan di Percut dan di Pekalongan, dengan persamaan: t = 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 . 1 . 1 n n n n S n S n X X + − + − + − − dimana: X1 = Rata-rata pendapatan nelayan Percut X2 = Rata-rata pendapatan nelayan Pekalongan N1 = Jumlah sampel nelayan Percut N2 = Jumlah nelayan Pekalongan Universitas Sumatera Utara S1 = Standard deviasi nelayan Percut S2 = Standard deviasi nelayan Pekalongan Adapun indikator uji untuk analisis ini adalah: Ho = kedua rata-rata pendapatan adalah identik rata-rata pendapatan nelayan di Percut dan di Pekalongan adalah tidak berbeda secara nyata. H1 = kedua rata-rata pendapatan adalah tidak identik rata-rata pendapatan nelayan di Percut dan di Pekalongan adalah memang berbeda secara nyata. dengan dasar pengambilan keputusan adalah : jika probabilitas 0,05, H jika probabilitas 0,05 H diterima ditolak.

3.4. Definisi Variabel Operasional

Pengertian dan batasan dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pendapatan merupakan pendapatan yang berasal dari sumber yang secara aktual diterima oleh seorang nelayan yaitu jumlah hasil penjualan tangkapan ikan dari melaut perbulan Rp. 2. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan di laut. 3. Tempat Pelelangan Ikan TPI adalah suatu lingkungan kerja yang meliputi areal perairan, daratan serta sarana-sarana yang dipergunakan untuk memberikan pelayanan umum dan jasa kepada masyarakat nelayan guna memperlancar aktivitas Universitas Sumatera Utara kapal perikanan, usaha perikanan, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produksi perikanan. 4. Modal adalah segala sesuatu yang diupayakan untuk mendukung aktivitas nelayan dalam melakukan kegiatannya selama melaut untuk menangkap ikan Rp. 5. Trip penangkapan adalah kegiatan operasi penangkapan yang dihitung sejak mulai perahu meninggalkan pelabuhan atau tempat pendaratan menuju darah operasi melakukan penangkapan ikan. 6. Harga adalah harga ikan yang berlaku dijual nelayan maupun harga yang sedang berlaku di pasaran. 7. Harga Lelang adalah harga ikan yang berlaku pada proses pelelangan yang menjadi harga kesepakatan antara nelayan dan pembeli. 8. Harga Pasar adalah harga ikan yang diberlakukan oleh tengkulak maupun pedagang besar yang membeli ikan di Tempat Pelelangan Ikan dan dijual kepada konsumen 9. Pengembangan Wilayah adalah terciptanya kesempatan kerja dan terjadinya peningkatan pendapatan sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 10. Jumlah jam melaut adalah jumlah jamwaktu yang digunakan oleh nelayan untuk melakukan aktivitas menangkap ikan di laut dengan menggunakan perahu, baik bermotor maupun perahu tanpa motor dan menggunakan alat-alat tangkap ikan. 11. Pengalaman melaut adalah jumlah lamanya nelayan melakukan aktivitas melaut. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Karakteristik Nelayan

Pekalongan Kota Pekalongan terletak didataran rendah Pantai Utara pulau Jawa dengan ketinggian ±1m di atas permukaan laut dan posisi geografis antara -6 5 ’42”-6 55’44” Lintang Selatan dan 109 37’55”-109 Batas-batas wilayah administratif sebagai berikut: 42’19” Bujur Timur serta berkoordinat fiktif 510,00 – 518,00 km membujur dan 517,75 – 526,75 km melintang. Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan Sebela Timur : Kabupaten Batang Jarak terjauh dari Utara ke Selatan ± 9 km, dan dari Barat ke Timur ± 7 km, Luas daerah Pekalongan 45,25 km 2 . Pembangunan usaha Perikanan di Kotamadya Dati II Pekalongan di titik bertakan pada sub sektor Perikanan. Hal ini disebabkan oleh usaha perikanan darat khususnya usaha budidaya ikan air tawar dan air payau tidak memungkinkan dikembangkan dengan baik, mengingat situasi dan kondisi Kodya Pekalongan yang berada di daerah pantai. Usaha pengembangan budi daya air tawar sangat sulit dilaksanakan karena sempitnya lahan serta sulitnya memperoleh sumber air tawar untuk kolam ikan. Usaha pengembangan budi daya air payau tambak, juga 24 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Pemasaran Ikan Melalui Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Dengan Sistempemasaran Tradisional (Studi Kasus : Desa Pantai Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

9 88 109

INVENTARISASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TPI (TEMPAT PELELANGAN IKAN) PUGER KABUPATEN JEMBER

1 9 16

Jenis dan status konservasi ikan hiu yang tertangkap di tempat pelelangan ikan (tpi) labuan bajo, Manggarai Barat, Flores

0 6 5

Dampak Perubahan Kebijakan Pelelangan Ikan terhadap Pendapatan Nelayan dan Daerah di TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah

0 13 91

Analisis Kebijakan Pemberian Subsidi Perikanan (Solar) terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Teri Nasi dan Pendapatan Nelayan Payang Gemplo (Kasus TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan)

2 12 260

Representasi Sosial tentang Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada Nelayan (Kasus TPI Cituis, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten)

1 24 197

Faktor–Faktor Mempengaruhi Nelayan dalam Pelelangan Ikan dan Kelembagaan Terkait di TPI PPI Karangsong Indramayu.

5 16 52

HUBUNGAN KEBERADAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KECAMATAN PANGANDARAN TERHADAP KESEJAHTERAAN NELAYAN PANGANDARAN.

0 2 1

ANALISIS EFISIENSI TPI (TEMPAT PELELANGAN IKAN) DI PROVINSI BANTEN DAN PENGEMBANGANNYA UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN NELAYAN.

0 1 35

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA NELAYAN YANG BEKERJA DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) TANJUNGSARI KECAMATAN REMBANG.

5 19 122