2. Juru tulis atau tenaga administrasi pelelangan ikan, tugasnya antara lain membuat catatan dan laporan kegiatan pelelangan meliputi jumlah kapal, produksi ikan, nilai
produksi dan bea lelang serta melaksanakan kegiatan tata usaha pelelangan termasuk surat-menyurat.
3. Juru Lelang, tugasnya antara lain adalah melaksanakan tata pelelangan secara terbuka, memgumuman pemenang lelang dan mencatat dalam buku catatan khusus
mengenai pemilik ikan, pedagang atau pembeli pemenang lelang, jumlah dan jenis ikan yang dilelang serta besarnya nilai lelang.
4. Juru timbang, tugasnya adalah melaksanakan penimbangan ikan yang masuk TPI dan memberi label atau nota yang berisi mengenai nama pemilik ikan, jenis dan
berat ikan yang telah ditimbang. 5. Kasir Bendahara Khusus, tugasnya adalah menagih atau menerima uang lelang
secara tunai kepada atau dari pedagang atau pembeli yang melaksanakan pelelangan, jumlahnya sesuai dengan yang tertera didalam karcis lelang. Tugas
lainnya adalah menyetorkan hasil pungutan bea lelang kepada Pemda Tingkat I dan Pemda tingkat II. Penyetoran tersebut langsung diberikan kepada pemegang kas
Pemda setempat. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari baik bendaharawan khusus, juru tulis atau administrasi, juru lelang maupun juru timbang
bertanggungjawab kepada pimpinan pelelangan ikan.
2.2. Pengembangan Wilayah
Pengertian pengembangan wilayah dalam pembangunan adalah berbagai jenis kegiatan, baik yang tercakup dalam sektor pemerintah maupun dalam masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan dan diatur dalam rangka usaha-usaha untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Usaha-usaha tersebut pada dasarnya adalah bersifat
meningkatkan pemenuhan berbagai kebutuhan-kebutuhan, baik melalui produk-produk maupun berbagai jenis kegiatan yang membawa pengaruh peningkatan kawasan.
Peningkatan kawasan dapat pula diartikan sebagai peristiwa pengembangan wilayah pada wilayah yang bersangkutan sehingga seluruh usaha yang menjurus pada
perbaikan dalam tingkat kesejahteraan hidup masyarakat, dapat dipandang sebagai penyebab berlangsungnya proses berkembangnya wilayah Purnomisidi, 1981.
Sukirno 1985 memberikan pengertian wilayah ata daerah dalam tiga hal yaitu: daerah homogen, daerah modal dan daerah administratif atau daerah
perencanaan. Pengertian daerah homogen adalah menganggap suatu daerah sebagai suatu space atau ruang dimana kegiatan ekonomi berlaku di berbagai pelosok ruang
tersebut yang mempunyai sifat-sifat yang sama seperti pendapatan penduduk, agama, suku bangsa atau struktrur ekonomi. Pengertian daerah modal adalah bahwa daerah
sebagai ruang ekonomi yang dikuasai oleh satu atau berbagai pusat kegiatan ekonomi. Pengertian daerah administratif dari suatu negara, seperti propinsi, kabupaten, desa,
dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas, maka wilayah pembangunan hendaknya sesuai
dengan wilayah administratif dan juga mempunyai ciri wilayah modal. Dalam praktek, apabila membahas mengenai perencanaan pembangunan daerah, pengertian daerah
administratif paling banyak digunakan karena alasan kemudahan koordinasi dan tersedianya data untuk perencanaan. Wilayah pengembangan dipakai untuk wilayah
Universitas Sumatera Utara
yang berdasarkan homogeneity dan bertujuan lebih banyak untuk analitis informasi dalam wilayah itu, guna keperluan pengembangan. Batas wilayah tidak terikat pada
batas administrasi dan tidak perlu mempunyai pusat. Misalnya satu propinsi mungkin mempunyai wilayah pengembangan seperti wilayah pantai Timur, wilayah pantai
Barat, wilayah pegunungan dan wilayah kepulauan yang masing-masing mempunyai ciri geografis, fauna, dan flora yang sama.
Meskipun terdapat banyak konsep tentang wilayah tetapi para pakar ekonomi regional sependapat bahwa tujuan pembangunan wilayah merupakan bagian dari
tujuan pembangunan nasional, yang antara lain: 1. Mencapai pertumbuhan pendapatan perkapita yang lebih tepat.
2. Menyediakan kesempatan kerja cukup. Kedua tujuan tersebut merupakan dasar untuk memacu pendapatan perkapita
yang relatif masih rendah dan tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Disamping ini, tujuan tersebut diatas dapat mendorong terciptanya keseimbangan sektor-sektor
ekonomi antara sektor pertanian, sektor industri dan sektor jasa. Selanjutnya diharapkan agar kegiatan perekonomian wilayah itu membuka
kesempatan kerja lebih banyak, sehingga tercapai pemerataan di segala bidang dalam kehidupan wilayah kota dan desa. Untuk pemerataan dan mengimbangi laju
pertumbuhan, maka setiap kebijaksanaan akan didasarkan pada daya dukung potensi wilayah. Sejalan dengan itu, arah kebijaksanaan pembangunan ditempuh melalui
sistem perwilayahan pembangunan. Selain daya dukung wilayah, tingkat kemudahan barang dan jasa serta saling kebergantungan antar wilayah perlu diperhatikan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Purnomosidi 1981 bahwa konsep pengembangan wilayah nasional mempunyai tujuan-tujuan yaitu:
1. Mewujudkan keseimbangan antar daerah dalam hal tingkat pertumbuhan. 2. Memperkokoh kesatuan ekonomi nasional.
3. Memelihara efisiensi pertumbuhan nasional. Pencapaian tujuan pengembangan wilayah tidak terlepas dari perencanaan
pembangunan yang disesuaikan dengan potensi sumber daya yang ada di wilayah itu sendiri. Pengembangan adalah usaha menambah potensi kepada sesuatu objek
pembangunan, sedangkan pembangunan adalah suatu aktifitas untuk mencapai yang diinginkan dalam bidang ekonomi dan non ekonomi. Agar pengembangan wilayah itu
dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, maka dalam pengelolaan sumber daya seyogianya pertimbangan ekonomi dan lingkunagn
harus cukup berimbang untuk mempertahankan kelestarian sumber daya tersebut Anwar, 1991.
2.3. Karakteristik Masyarakat Nelayan