Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Perum Bulog Divre Sumut

(1)

TUGAS AKHIR

PENERAPAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT

Oleh :

AGUNG TRI SETIAWAN HUTAGALUNG 122102213

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : AGUNG TRI SETIAWAN HUTAGALUNG

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NIM : 1221022213

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT

Tanggal 2015 DosenPembimbingTugasAkhir

NIP. 197607052002121002 Iskandar Muda SE, M.Si, Ak

Tanggal 2015 Ketua Program Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA

Tanggal 2015 DekanFakultasEkonomidanBisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : AGUNG TRI SETIAWAN HUTAGALUNG

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 122102213

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PENERAPAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT

Medan, Juli 2015

NIM. 122102193


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar- besarnya penulis ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Doa yang tak henti-hentinya penulis panjatkan kedalam hadirat Allah SWT dalam perjalanan menyelesaikan Tugas Akhir yang penulis buat ini. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III di Fakultas Ekonomi USU Medan. Adapun judul yang penulis sajikan adalah Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada Perum BULOG Divre Sumut. Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengalaman penulis mengharapkan bimbingan dari semua pihak yang dapat membangun untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini agar menjadi lebih baik lagi. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya :

1.Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Si, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

2.Bapak Drs. Rustam, Ak, CA selaku ketua Program Studi Diploma Aluntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3.Bapak Drs. Chairul nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma Akuntansi.

4.Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak sebagai dosen pembimbing yang telahmengarahkan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini dan juga telah memberikan saran gana kesempurnaan Tugas Akhir ini.


(5)

5. Kepada Pimpinan Perum BULOG Divre Sumut yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan riset di Perum BULOG Divre Sumut. 6. Kepada teman-teman satu kelas D-III Akuntansi grup D khususnya seperti

ikhwan, fadel,zulkarnain,saso, koral, andre, roid, trisna, irdo, randy, bobby, hammam, djarot dan lain-lain yang tidak mungkin saya sebutkan juga memnantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Dan lebih teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Effendy Hutagalung dan Neny Kurniasih, yang telah mendidik penulis dan menyayangi penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak dan apabila ada kekurangan dalam kesempurnaan Tugas Akhir ini penulis mohon maaf,

Terima kasih

Medan, 2015 Penulis

(Agung Tri Setiawan Hutagalung) 122102213


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 2

C. TujuandanManfaatPenelitian ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 3

D. RencanaPenulisan ... 3

1. Jadwal Survey/Observasi ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II : PERUM BULOG DIVRE SUMUT ... 6

A. SejarahSingkat ... 6

B. StrukturOrganisasi ... 15

C. Job Description ... 18


(7)

E. Kinerja UsahaTerkini ... 24

F. RencanaUsaha ... 25

BAB III : PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT ... 28

A. PengertianSistem Informasi Akuntansi ... 28

B. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi ... 32

C. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 33

D. Proses Pengambilan Keputusan ... 36

E. Penerapan sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Manajemen ... 39

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Hal

I.1 Jadwal Survey / Observasi Tugas Akhir ...


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yangsangat penting untuk dilakukan.

Sistem informasi akuntansi yang baik pada suatu perusahaan dapat mencegah kemungkinan terjadinya pihak-pihak tertentu seperti penyelewengan, penggelapan, penipuan, penyalahgunaan terhadap prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem informasi akuntansi merupakan masalah yang luas mencakup seluruh aktifitas perusahaan. Dengan demikian penulis membatasi pada masalah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, dengan mengadakan penulisan langsung pada Perum BULOG Divre Sumut.

Sistem Informasi Akuntansi juga berperan sebagai pengamanan hartakekayaan perusahaan. Dengan adanya unsur-unsur pengendalian atau pengecekan dalam sistem akuntansi, berbagai kecurangan, penyimpangan, dan


(10)

kesalahan, dapat dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki. Seiring terdapat berbagai macam masalah di organisasi yang berkaitandengan sistem informasi akuntansi diantaranya kegagalan informasi karena secara fisik terpisah, dan karena antar fungsi tidak saling terhubung misalnya ada informasi yang berubah, hilang atau keterlambatan. Dengan standar akuntansi yang sama untuk laporan organisasi para pengguna laporan keuangan dapat melakukan analisis perbanding, baik yang bersifat antar waktu. Dengan adanya ciri kemudahan untuk perbandingan dari laporan keuangan dapat memperoleh suatu kesimpulan mengenai kelebihan, kekurangan, kekuatan, dan kelemahan suatu organisasi dibandingkan organisasi lainnya. Dengan demikian, pengambilan keputusan dapat dipermudah dan dapat dilakukan dengan lebih objektif. SIA dapat digunakan untuk melakukan kontrol terhadap aset yang dimiliki semua organisasasi.

B. Rumusan Masalah

Melihat pentingnya akuntansi dalam sebuah perusahaan maka penulis memutuskan akan mengangkat masalah dan membatasi permasalahan yang akan dibahas tugas akhir ini yaitu “ Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG) Divisi Regional Sumatera Utara”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Suatu penelitian perlu dibatasi permasalahannya agar lebih terarah dan data yang diperoleh lebih relevan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya.


(11)

1. Tujuan Penelitian

Sesuai denagan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka manfaat yang diharapkan dapat diperoleh adalah :

a. Bagi penulis, untuk melengkapi salah satu syarat guna untuk menyelesaikan pendidikan pada jurusan Akuntansi Program Diploma-III FakultasEkonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui sejauh mana pernerapan sistem informasi akuntansi pada Perum Bulog Divre Sumut.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian ataupun study komparatif dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan pada umumnya. Melalui penelitian ini diharapkan pembaca dapat memperoleh masukan yang berarti dalam mengimplementasikan sistem pengendalian serta masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan, khususnya dalam bidang akuntansi, penelitian ini akan menambah perbendaharaan karya ilmiah, khususnya mengenai aspek Sistem Informasi Akuntansi.

Dengan harapan akan bermanfaat sebagai bahan masukan berupa studi kasus yang dapat dipelajari dan dipahami.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey/Observasi


(12)

kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian berikut ini.

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan Juni Juli

I II III IV I II III IV

1 Pengesahan Penulisan Tugas

Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir

8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi Tugas Akhir yang akan mempermudah penulisan Tugas Akhir, maka penulis membaginya menjadi empat (4), yaitu :


(13)

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.

BAB II : PERUM BULOG DIVRE SUMUT

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha.

BAB III : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT

Dalam hal ini penulis menguraikan tentang pengertian Sistem Informasi Akuntansi, tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi, unsur-unsur sistem informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan oleh manajemen pada Perum Bulog Divre Sumut.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir yang terdiri dari kesimpulan serta saran yang dihasilkan dari penelitian ini. Dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai referensi dari kesimpulan yang diperlukan dalam penelitian.


(14)

BAB II PERUM BULOG

A. Sejarah Ringkas

Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi yang berkembang.

Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret 1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda.Saat itu, untuk pertama kalinya pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi.Latar belakang ikut campurnya pemerintah Belanda dalam perberasan waktu itu adalah karena terjadinya fluktuasi harga beras yang cukup tajam (tahun 1919/1920) dan sempat merosot tajam pada tahun 1930, sehingga petani mengalami kesulitan untuk membayar pajak.

Menjelang pecahnya Perang Dunia II, pemerintah Belanda memandang perlu untuk secara resmi dan permanen mendirikan suatu lembaga pangan.Tanggal 25 April 1939, lahirlah suatu lembaga pangan yang disebut Voeding Middelen Fonds (VMF).Lembaga pangan ini banyak mengalami perubahan nama maupun fungsi.


(15)

Sejarah Berdirinya Perum Bulog

Secara ringkas, perkembangannya sebagai berikut:

1) Tahun 1939 didirikan VMF yang tugasnya membeli, menjual dan

mengadakan persediaan bahan makanan.

2) Tahun 1942-1945 (zaman pendudukan Jepang) VMF dibekukan dan diganti dengan "Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha".

3) Tahun 1945-1950, terdapat 2 organisasi, yaitu: Di Daerah RI: Didirikan Jawatan Pengawasan Makanan Rakyat (PMR) dan pada Tahun 1947/48 dibentuk Kementrian Persediaan Makanan Rakyat sedang di daerah yang diduduki Belanda: VMF dihidupkan kembali dengan tugas seperti yang telah dijalankan di tahun 1939.

4) Tahun 1950 dibentuk Yayasan Bahan Makanan (BAMA) (1950-1952) yang

tugasnya yaitu membeli, menjual dan mengadakan persediaan pangan masyarakat.

5) Tahun 1952 fungsi dari Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM)

(1952-1958) ini lebih banyak berhubungan dengan masalah distribusi/pemerataan pangan. Dalam periode ini mulailah dilaksanakan kebijaksanaan dan usaha stabilisasi harga beras melalui injeksi di pasaran.

6) Tahun 1958 selain YUBM yang ditugaskan untuk impor didirikan pula

YBPP (Yayasan Badan Pembelian Padi) (1958-1964) yang dibentuk di daerah-daerah dan bertugas untuk membeli padi. Dengan meningkatnya harga beras dan terjadinya tekanan-tekanan dari golongan penerima pendapatan tetap, maka pemerintah pada periode ini meninggalkan prinsip stabilisasi melalui mekanisme pasar dan beroientasi pada distribusi fisik.


(16)

7) Tahun 1964 YUBM dan YBPP dilebur menjadi BPUP (Badan Pelaksana Urusan Pangan) (1964-1966). Tugas badan ini mengurus persediaan bahan pangan di seluruh Indonesia.

8) Tahun 1966 BPUP dilebur menjadi Kolognas (Komando Logistik Nasional) (1966-1967). Tugas Kolognas adalah mengendalikan operasional bahan-bahan pokok kebutuhan hidup. Kebijaksanaan dan tindakan yang diambil untuk menanggulangi kekurangan stok waktu itu adalah mencari beras luar negeri.

9) Tahun 1967 KOLOGNAS dibubarkan, diganti dengan BULOG (Badan

Urusan Logistik) (1967-1969) yang dibentuk dengan KEPPRES No. 114/KEP, 1967. Berdasarkan KEPPRES RI No. 272/1967, BULOG dinyatakan sebagai "Single Purchasing Agency" dan Bank Indonesia ditunjuk sebagai Single Financing Agency (Inpres No. 1/1968).

10) Pada tanggal 22 Januari 1969 (Reorganisasi BULOG) berdasarkan

KEPPRES 11/1969, struktur organisasi BULOG diubah. Tugas BULOG yaitu membantu Pemerintah untuk menstabilkan harga pangan khususnya 9 bahan pokok. Tahun 1969 mulailah dibangun beberapa konsep dasar kebijaksanaan pangan yang erat kaitannya dengan pola pembangunan ekonomi nasional antara lain : konsep floor dan ceiling price, konsep bufferstock, dan Sistem serta tatacara pengadaan, pengangkutan, penyimpanan dan penyaluran.

Tugas BULOG semakin bertambah. Komoditi yang dikelola bertambah menjadi gula pasir (1971), terigu (1971), daging (1974), jagung (1978), kedelai (1977), kacang tanah (1979), kacang hijau (1979), telur dan daging ayam pada


(17)

Hari Raya, Natal/Tahun Baru. Kebijaksanaan Stabilisasi Harga Beras yang berorientasi pada operasi bufferstock dimulai tahun 1970.

Stabilisasi harga bahan pangan terutama yang dikelola BULOG masih tetap menjadi tugas utama di era 1980-an. Orientasi bufferstock bahkan ditunjang dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di wilayah Indonesia. Struktur organisasi BULOG diubah sesuai Keppres No. 39/1978 tanggal 6 Nopember 1978 dengan tugas membantu persediaan dalam rangka menjaga kestabilan harga bagi kepentingan petani maupun konsumen sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah.

Penyempurnaan organisasi terus dilakukan.Melalui Keppres RI No. 50/1995 BULOG ditugaskan mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula, tepung terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya. Namun, seiring dengan perkembangan ekonomi global, tugas pokok BULOG dipersempit melalui Keppres No. 45 / 1997 tanggal 1 Nopember 1997 yaitu hanya mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras dan gula. Selang beberapa bulan, sesuai LOI tanggal 15 Januari 1998, Bulog hanya memonopoli beras saja.

Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI no. 19/1998 tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok BULOG hanya mengelola beras saja. Tugas pokok BULOG diperbaharui kembali melalui Keppres no. 29/2000 tanggal 26 Pebruari 2000 yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut tidak berjalan lama karena mulai 23 Nopember 2000 keluar Keppres No. 166/2000 dimana tugas pokoknya melaksanakan tugas pemerintah bidang manajemen logistik sesuai


(18)

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur kembali tugas dan fungsi BULOG.Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Akhirnya, Keppres No. 103/200e 1 tanggal 13 September 2001 mengatur kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden

1. Peralihan Menuju Perum

Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional.Manajemen Bulog tidak banyak berubah dari waktu ke waktu, meskipun ada perbedaan tugas dan fungsi dalam berbagai periode.Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, status hukum Bulog adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun, sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Tekanan tersebut terutama mucul dari negara-negara maju pemberi pinjaman khususnya AS dan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan World Bank.


(19)

Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah Bulog harus berubah secara total.Dorongan untuk melakukan perubahan datangnya tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri.Pertama , perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi Bulog sehingga hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun 1998. Keppres RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001 menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN selambat-lambatnya Mei 2003. Kedua , berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan dihapusnya instansi vertikal. Ketiga , masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani kepentingan publik secara memuaskan. Keempat , perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar, khususnya dengan adanya WTO yang mengharuskan penghapusan non-tariff barrier seperti monopoli menjadi tariff barrier serta pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan perlunya perubahan status hukum Bulog agar menjadi lembaga yang lebih efisien, transparan dan akuntabel.

Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan, Bulog telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern Bulog maupun pihak


(20)

ekstern.Pertama, tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran Bulog sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal ini dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang melibatkan Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai "Paradigma Baru Bulog”.

Kedua, kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh Bulog, yakni LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero, Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut menyarankan agar Bulog memilih Perum sebagai bentuk badan hukum untuk menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan komersial.Ketiga, kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat efisiensi operasional Bulog. Secara khusus, Bulog disarankan agar menyempurnakan struktur organisasi, dan memperbaiki kebijakan internal, sistim, proses dan pengawasan sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan memperkecil terjadinya KKN di masa mendatang. Keempat, kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh Malaysia dan merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia.Kelima, kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001 yang telah menyusun perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta strategi Bulog, menganalisa core business dan tahapan transformasi lembaga Bulog untuk berubah menjadi lembaga Perum. Keenam, dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III dalam berbagai hearing antara Bulog dengan Komisi III DPR RI selama periode 2000-2002.


(21)

Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20 Januari 2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi PP RI No. 61 Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung Arsip Nasional Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.

Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI, disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum. Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian gabah atau padi dari petani , pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan akan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga yang terkadang bisa naik secara cepat ketika hari-hari besar tiba.

Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga Bulog akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut diharapkan perubahan status Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakat luas dalam menyediakan stok pangan nasional yang harus dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan dan sesuai dengan motto Bulog yaitu “ Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan”.


(22)

2. Perum Bulog Divre Sumut

Perum Bulog Divre Sumut merupakan perpanjangan tangan dari Perum Bulog Pusat di Jakarta sebagai pelaksanan tugas khususnya diwilayah Provinsi Sumatera Utara.Dimana tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pelayan publik dan kegiatan perencanaan & pengembangan usaha khususnya di bidang perberasan.

Dimana untuk kegiatan di Sumatera Utara Kantor Divre Sumut terdiri dari empat Kantor Subdivre, empat kantor seksi logistik dan 11 komplek pergudangan yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Pada tanggal 23 Juni 1980 diresmikanlah Kantor Depot Logistik di Sumatera Utara yang terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 180 Medan. Sebelumnya kantor Depot Logistik di Sumatera Utara sempat berganti-ganti tempat pada zaman orde baru sesuai penunjukan dari Pemerintah Pusat.Adapun jumlah karyawan di Perum Bulog Divre Sumut diklarifikasikan pada tabel berikut ini.

Tabel. II.1 Jaringan Pelayanan

LK PR

1 Kantor Divre Sumut 43 15 58

2 Subdivre Medan 48 5 53

3 Subdivre P.Siantar 20 3 23

4 Subdivre Kisaran 19 1 20

5 Subdivre P.Sidimpuan 26 0 26

PERSONIL


(23)

B. Stuktur Organisasi

Organisasi adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan. Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengaturan dari berbagai aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai serta penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.struktur organisasi menunjukkan pola hubungan diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi..

Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal.Kegunaan dari struktur organisasi adalah :

1. Mempermudah pelaksanaan kerja

2. Membagi kegiatan kerja yang khusus pada tiap-tiap bagian 3. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas rutin

4. Mempermudah pengawasan oleh pihak atasan

5. Mencegah adanya penumpukan pekerjaan pada suatu bagian saja 6. Pengaturan pembagian tugas-tugas rutin


(24)

7. Mempermudah kerja sama dalam penyelesaian pekerjaan sesuai rencana.

Ciri-ciri struktur organisasi adalah :

1. Tugasnya tertentu dan jangka waktunya terbatas 2. Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif

3. Hal dan tanggung jawab semua anggota sama

Beberapa definisi Organisasi : 1. Organisasi Menurut Stoner

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.

2. Organisasi Menurut James D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi dibagi dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

2. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu.


(25)

campuran, fungsional, staf dan lini dimana setiap personildiberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi Perum Bulog Divre Sumut dapat dilihat pada gambar 2.1

KEPALA DIVISI REGIONAL

Kepala Bidang Pengawasan

Kasi Peng & Pel. Publik

Kepala Bidang Pel. Publik

Kepala Bidang Per. & pemb

usaha

Kepala Bidang Adm & Keuangan Kasi Peng. Adm & Keuangan Kasi Peng. PPU

Kasi P & A

Kasi Penyaluran Kasi Pengadaan Kasi Perawatan & kualitas

Kasi Analisa & Harga Pasar Kasi Jasa Kasi Perdagangan Kasi Informasi & Teknologi

Kasi TU & Umum

Kasi SDM & Hukum Kasi Keuangan Kasi Akuntansi Kasi Humas Kepala Sub Divisi Regional Kepala KanLog


(26)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Sumut Sumber: data dari Perum Bulog Divre Sumut

C. Job Description

Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di perum Bulog Divre Sumut secara garis besar:

1. Kadivre, bertanggungjawab menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diamanatkan Kantor Pusat dalam pengamanan harga pangan pokok beras, pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan di wilayah regional kerjanya.

2. Kabid Pelayanan Publik, bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan pelayanan publik, pengadaan, persediaan dan perawatan serta penyaluran komoditi pangan.

a. Kasi Persediaan & Angkutan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan persediaan dan penyimpanan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyebaran stok dan angkutan.

b. Kasi Penyaluran


(27)

kegiatan penyaluran kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah. 2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyaluran kepada pasar khusus dan pasar umum.

c. Kasi Pengadaan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan luar negeri bilamana ada.

d. Kasi Perawatan & Kualitas

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pemeriksaan stok di gudang.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perawatan kualitas dan pengolahan.

e. Kasi Analisa Harga & Pasar

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengolahan dan penyajian data dalam rangka penyusunan rencana dan program pelayanan publik.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengamatan dan analisis harga serta statistik.

3. Kabid Administrasi & Keuangan ; bertanggungjawab merencanakan,

mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana, hukum dan umum, merencanakan, mengarahkan, sesuai tujuan


(28)

peengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan strategi di bidang anggaran, keuangan dan akuntansi.

a. Kasi Tata Usaha & Umum

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan urusan pelayanan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan urusan kerumahtanggaan.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan urusan sarana subdivisi regional.

b. Kasi SDM & Hukum

1) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan sumber daya manusia.

2) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan organisasi dan tata laksana.

3) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan hukum.

4) Merencanakan, melaksanakan mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan fungsional legal officer.

c. Kasi Keuangan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan. kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan


(29)

pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran publik atas apa yang dibelanjakan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran kegiatan bisnis dan lainnya serta memverifikasi atas semua transaksi kegiatan. 3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan administrasi perpajakan pelayanan publik, usaha bisnis dan lainnya serta penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan perusahaan. 4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan urusan klaim.

d. Kasi Akuntansi

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembukuan subdivisi regional dan pengadministrasian buku tambahan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadministrasian transaksi hubungan rekening antar subdivisi regional.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyusunan dan analisis laporan ke-uangan konsolidasi serta pembinaan sistem informasi akuntansi bulog.


(30)

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate governance, maupun juga ke masyarakat.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan citra dan media massa.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan Kadivre

4. Kabid Perencanaan & Pengembangan Usaha ; bertanggungjawab

merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang Industri, perdagangan, dan jasa serta teknologi informasi.

a. Kasi Jasa

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan jasa pelayanan pergudangan dan jasa lainnya.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan jasa pelayanan angkutan, survei dan perawatan komoditi perum bulog.

b. Kasi Perdagangan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan- kegiatan perdagangan perusahaan pangan dan non pangan dalam negeri.


(31)

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengembangan dan pemeliharan sistem aplikasi dengan cara digital.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi data base dan jaringan, sarana dan pelayanan pengguna.

5. Kabid Pengawasan ; bertanggungjawab melaksanakan audit internal

perusahaan serta menilai dan memberikan saran-saran perbaikan.

a. Kasi Pengawasan Pelayanan Publik

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang pelayanan publik sesuai dengan mandat yang sudah ditentukan.

2) Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit maupun Auditor

Eksternal sebagai mitra kerja.

3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

b. Kasi Pengawasan Administrasi & Keuangan

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Keuangan;

2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Sumber Daya Manusia dan juga umum.


(32)

3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan administrasi dan keuangan di lingkungan unit kerja Satuan Pengawasan Intern

4) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

c. Kasi Pengawasan Perencanaan & Pengembangan Usaha

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Pengembangan dan IT.

2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

D. Jaringan Usaha

Perum Bulog melaksanakan penugasan pemerintah untuk menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok dalam kegiatan Pelayanan publik atau Public Service Obligation(PSO) berdasarkan inpres nomor 3 tahun 2012 tentang kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan penyaluran Beras oleh pemerintah.

Bulog juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa kegiatan Pengembangan Usaha. Berdasarkan cakupan kegiatannya Pengembangan Usaha dibagi menjadi 3, yaitu : Industri, Perdagangan dan Jasa.

Jaringan usaha Perum Bulog seperti : 1. Bank Rakyat Indonesia

2. Bank Bukopin 3. PT. Telkom


(33)

E. Kinerja Usaha Terkini

Kegiatan terkini perum Bulog: 1. Publik Service Obligation (PSO).

• Penyaluran beras berdasarkan perintah logistik ( prinlog).

a) Beras untuk Bina Tuna Warga (BTW) atau Lembaga Pemasyarakatan. b) Beras untuk TNI / POLRI ( Pendidikan, dll).

c) Beras Transmigrasi.

• Penyaluran beras NonPrinlog.

a) Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.

b) Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin (raskin) atas suratpermintaan alokasi (SPA) dari pemerintah.

2. Komersial

• Perdagangan komoditi bahan pokok (beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, dan lain-lainnya) melalui Bulog Mart.

• Perdagangan komoditi palawija ( beras, gula pasir, jgung, kopi, cabai merah bila diperlukan) melalui bidang komersil Perum Bulog ).

F. Rencana Usaha

Kegiatan Bidang Perncanaan & Pengembangan Usaha (PPU) pada tahun 2014 dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa. 1. Perdagangan

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar membutuhkan berbagai komoditi pangan, yang tidak semuanya dapat dipenuhi dari produk-produk dalam negeri. Di sisi lain, potensi sumber daya


(34)

komoditi yang dihasilkan oleh daerah, maupun kebutuhan daerah akan komoditi yang harus dipasok dari luar merupakan peluang usaha perdagangan yang dapat dikembangkan pada tingkat Divisi Regional maupun Sub Divisi Regional. Tidak dapat dipungkiri, bahwa perdagangan komoditi merupakan aktifitas bisnis dengan daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar dalam banyaknya jumlah pemain dalam bisnis ini.

2. Industri

Kegiatan industri dibagi dalam 3 kategori yaitu : Industri berbasis beras, industri pendukung, dan industi pangan lain.

a. Industri berbasis beras adalah, adalah industri yang merupakan integrasi proses manufaktur perberasan, sebagaimana yang terangkai dalam Rice Processing Complex(RRC)

b. Industri pendukung, adalah industri yang yang menghasikan produk-produk pendukung diluar proses manufaktur perberasan ( karung, packaging, dan lain-lain ).

c. Industri pangan lain, adalah industri pangan yang menghasilkan produk tuunandari beras.

(down-stream product), maupun industri pangan primer dan sekunder lainnya ( gula berbasis jagung, dan lain-lain).

Bagi Perum BULOG, industri perberasan merupakan kompetensi dasar yang telah dimiliki, walaupun masih terbatas pada produksi beras Raskin dan sebagian beras Golongan Anggaran (TNI, PNS). Secara khusus untuk industri perberasan. UB-PGB masih mengalami keterbatasan dalam kapasitas produksi, penyebaran


(35)

UB-PGB maupun efisiensi biaya yang menyebabkan harga jual yang tidak kompetitif.

3. Jasa

Jasa adalah salah satu kegiatan usaha pada Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan, yang terdiri atas jasa pemberdayaan aset ( seperti gudang, gedung, tanah kosong, rumah dinas, dan aset lainnya ). Jasa survey, perawatan kualitas dan pemberantasan hama dan jasa angkutan melalui anak perusahaan ( PT. JPL BULOG ). Sasaran Divisi Jasa adalah terlaksananya kegiatan usaha jasa dan menjamin kelancaran penyebaran komoditas pangan yang dikelola oleh Perum BULOG. Diperlukan persediaan yang cukup dan tersebar maka sejak terbitnya Peraturan Direksi No. PD-13/DS000/10/13 tentang Pedoman Pengadaan Jasa Angkutan Barang dalam Negeri di Lingkungan Perusahaan Umum BULOG, penyebaran stok nasional dapat dipercepat dan pengadaan jasa angkutannya dapat dilakukan baik di Divre maupun kantor pusat.


(36)

BAB II PERUM BULOG

A. Sejarah Ringkas

Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi yang berkembang.

Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret 1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda.Saat itu, untuk pertama kalinya pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi.Latar belakang ikut campurnya pemerintah Belanda dalam perberasan waktu itu adalah karena terjadinya fluktuasi harga beras yang cukup tajam (tahun 1919/1920) dan sempat merosot tajam pada tahun 1930, sehingga petani mengalami kesulitan untuk membayar pajak.

Menjelang pecahnya Perang Dunia II, pemerintah Belanda memandang perlu untuk secara resmi dan permanen mendirikan suatu lembaga pangan.Tanggal 25 April 1939, lahirlah suatu lembaga pangan yang disebut Voeding Middelen Fonds (VMF).Lembaga pangan ini banyak mengalami perubahan nama maupun fungsi.


(37)

Sejarah Berdirinya Perum Bulog

Secara ringkas, perkembangannya sebagai berikut:

1) Tahun 1939 didirikan VMF yang tugasnya membeli, menjual dan

mengadakan persediaan bahan makanan.

2) Tahun 1942-1945 (zaman pendudukan Jepang) VMF dibekukan dan diganti dengan "Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha".

3) Tahun 1945-1950, terdapat 2 organisasi, yaitu: Di Daerah RI: Didirikan Jawatan Pengawasan Makanan Rakyat (PMR) dan pada Tahun 1947/48 dibentuk Kementrian Persediaan Makanan Rakyat sedang di daerah yang diduduki Belanda: VMF dihidupkan kembali dengan tugas seperti yang telah dijalankan di tahun 1939.

4) Tahun 1950 dibentuk Yayasan Bahan Makanan (BAMA) (1950-1952) yang

tugasnya yaitu membeli, menjual dan mengadakan persediaan pangan masyarakat.

5) Tahun 1952 fungsi dari Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM)

(1952-1958) ini lebih banyak berhubungan dengan masalah distribusi/pemerataan pangan. Dalam periode ini mulailah dilaksanakan kebijaksanaan dan usaha stabilisasi harga beras melalui injeksi di pasaran.

6) Tahun 1958 selain YUBM yang ditugaskan untuk impor didirikan pula

YBPP (Yayasan Badan Pembelian Padi) (1958-1964) yang dibentuk di daerah-daerah dan bertugas untuk membeli padi. Dengan meningkatnya harga beras dan terjadinya tekanan-tekanan dari golongan penerima pendapatan tetap, maka pemerintah pada periode ini meninggalkan prinsip stabilisasi melalui mekanisme pasar dan beroientasi pada distribusi fisik.


(38)

7) Tahun 1964 YUBM dan YBPP dilebur menjadi BPUP (Badan Pelaksana Urusan Pangan) (1964-1966). Tugas badan ini mengurus persediaan bahan pangan di seluruh Indonesia.

8) Tahun 1966 BPUP dilebur menjadi Kolognas (Komando Logistik Nasional) (1966-1967). Tugas Kolognas adalah mengendalikan operasional bahan-bahan pokok kebutuhan hidup. Kebijaksanaan dan tindakan yang diambil untuk menanggulangi kekurangan stok waktu itu adalah mencari beras luar negeri.

9) Tahun 1967 KOLOGNAS dibubarkan, diganti dengan BULOG (Badan

Urusan Logistik) (1967-1969) yang dibentuk dengan KEPPRES No. 114/KEP, 1967. Berdasarkan KEPPRES RI No. 272/1967, BULOG dinyatakan sebagai "Single Purchasing Agency" dan Bank Indonesia ditunjuk sebagai Single Financing Agency (Inpres No. 1/1968).

10) Pada tanggal 22 Januari 1969 (Reorganisasi BULOG) berdasarkan

KEPPRES 11/1969, struktur organisasi BULOG diubah. Tugas BULOG yaitu membantu Pemerintah untuk menstabilkan harga pangan khususnya 9 bahan pokok. Tahun 1969 mulailah dibangun beberapa konsep dasar kebijaksanaan pangan yang erat kaitannya dengan pola pembangunan ekonomi nasional antara lain : konsep floor dan ceiling price, konsep bufferstock, dan Sistem serta tatacara pengadaan, pengangkutan, penyimpanan dan penyaluran.

Tugas BULOG semakin bertambah. Komoditi yang dikelola bertambah menjadi gula pasir (1971), terigu (1971), daging (1974), jagung (1978), kedelai (1977), kacang tanah (1979), kacang hijau (1979), telur dan daging ayam pada


(39)

Hari Raya, Natal/Tahun Baru. Kebijaksanaan Stabilisasi Harga Beras yang berorientasi pada operasi bufferstock dimulai tahun 1970.

Stabilisasi harga bahan pangan terutama yang dikelola BULOG masih tetap menjadi tugas utama di era 1980-an. Orientasi bufferstock bahkan ditunjang dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di wilayah Indonesia. Struktur organisasi BULOG diubah sesuai Keppres No. 39/1978 tanggal 6 Nopember 1978 dengan tugas membantu persediaan dalam rangka menjaga kestabilan harga bagi kepentingan petani maupun konsumen sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah.

Penyempurnaan organisasi terus dilakukan.Melalui Keppres RI No. 50/1995 BULOG ditugaskan mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula, tepung terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya. Namun, seiring dengan perkembangan ekonomi global, tugas pokok BULOG dipersempit melalui Keppres No. 45 / 1997 tanggal 1 Nopember 1997 yaitu hanya mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras dan gula. Selang beberapa bulan, sesuai LOI tanggal 15 Januari 1998, Bulog hanya memonopoli beras saja.

Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI no. 19/1998 tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok BULOG hanya mengelola beras saja. Tugas pokok BULOG diperbaharui kembali melalui Keppres no. 29/2000 tanggal 26 Pebruari 2000 yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut tidak berjalan lama karena mulai 23 Nopember 2000 keluar Keppres No. 166/2000 dimana tugas pokoknya melaksanakan tugas pemerintah bidang manajemen logistik sesuai


(40)

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur kembali tugas dan fungsi BULOG.Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Akhirnya, Keppres No. 103/200e 1 tanggal 13 September 2001 mengatur kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden

1. Peralihan Menuju Perum

Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional.Manajemen Bulog tidak banyak berubah dari waktu ke waktu, meskipun ada perbedaan tugas dan fungsi dalam berbagai periode.Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, status hukum Bulog adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun, sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Tekanan tersebut terutama mucul dari negara-negara maju pemberi pinjaman khususnya AS dan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan World Bank.


(41)

Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah Bulog harus berubah secara total.Dorongan untuk melakukan perubahan datangnya tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri.Pertama , perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi Bulog sehingga hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun 1998. Keppres RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001 menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN selambat-lambatnya Mei 2003. Kedua , berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan dihapusnya instansi vertikal. Ketiga , masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani kepentingan publik secara memuaskan. Keempat , perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar, khususnya dengan adanya WTO yang mengharuskan penghapusan non-tariff barrier seperti monopoli menjadi tariff barrier serta pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan perlunya perubahan status hukum Bulog agar menjadi lembaga yang lebih efisien, transparan dan akuntabel.

Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan, Bulog telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern Bulog maupun pihak


(42)

ekstern.Pertama, tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran Bulog sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal ini dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang melibatkan Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai "Paradigma Baru Bulog”.

Kedua, kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh Bulog, yakni LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero, Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut menyarankan agar Bulog memilih Perum sebagai bentuk badan hukum untuk menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan komersial.Ketiga, kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat efisiensi operasional Bulog. Secara khusus, Bulog disarankan agar menyempurnakan struktur organisasi, dan memperbaiki kebijakan internal, sistim, proses dan pengawasan sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan memperkecil terjadinya KKN di masa mendatang. Keempat, kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh Malaysia dan merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia.Kelima, kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001 yang telah menyusun perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta strategi Bulog, menganalisa core business dan tahapan transformasi lembaga Bulog untuk berubah menjadi lembaga Perum. Keenam, dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III dalam berbagai hearing antara Bulog dengan Komisi III DPR RI selama periode 2000-2002.


(43)

Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20 Januari 2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi PP RI No. 61 Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung Arsip Nasional Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.

Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI, disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum. Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian gabah atau padi dari petani , pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan akan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga yang terkadang bisa naik secara cepat ketika hari-hari besar tiba.

Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga Bulog akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut diharapkan perubahan status Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakat luas dalam menyediakan stok pangan nasional yang harus dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan dan sesuai dengan motto Bulog yaitu “ Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan”.


(44)

2. Perum Bulog Divre Sumut

Perum Bulog Divre Sumut merupakan perpanjangan tangan dari Perum Bulog Pusat di Jakarta sebagai pelaksanan tugas khususnya diwilayah Provinsi Sumatera Utara.Dimana tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pelayan publik dan kegiatan perencanaan & pengembangan usaha khususnya di bidang perberasan.

Dimana untuk kegiatan di Sumatera Utara Kantor Divre Sumut terdiri dari empat Kantor Subdivre, empat kantor seksi logistik dan 11 komplek pergudangan yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Pada tanggal 23 Juni 1980 diresmikanlah Kantor Depot Logistik di Sumatera Utara yang terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 180 Medan. Sebelumnya kantor Depot Logistik di Sumatera Utara sempat berganti-ganti tempat pada zaman orde baru sesuai penunjukan dari Pemerintah Pusat.Adapun jumlah karyawan di Perum Bulog Divre Sumut diklarifikasikan pada tabel berikut ini.

Tabel. II.1 Jaringan Pelayanan

LK PR

1 Kantor Divre Sumut 43 15 58

2 Subdivre Medan 48 5 53

3 Subdivre P.Siantar 20 3 23

4 Subdivre Kisaran 19 1 20

5 Subdivre P.Sidimpuan 26 0 26

PERSONIL


(45)

B. Stuktur Organisasi

Organisasi adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan. Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengaturan dari berbagai aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai serta penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.struktur organisasi menunjukkan pola hubungan diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi..

Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal.Kegunaan dari struktur organisasi adalah :

1. Mempermudah pelaksanaan kerja

2. Membagi kegiatan kerja yang khusus pada tiap-tiap bagian 3. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas rutin

4. Mempermudah pengawasan oleh pihak atasan

5. Mencegah adanya penumpukan pekerjaan pada suatu bagian saja 6. Pengaturan pembagian tugas-tugas rutin


(46)

7. Mempermudah kerja sama dalam penyelesaian pekerjaan sesuai rencana.

Ciri-ciri struktur organisasi adalah :

1. Tugasnya tertentu dan jangka waktunya terbatas 2. Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif

3. Hal dan tanggung jawab semua anggota sama

Beberapa definisi Organisasi : 1. Organisasi Menurut Stoner

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.

2. Organisasi Menurut James D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi dibagi dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

2. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu.


(47)

campuran, fungsional, staf dan lini dimana setiap personildiberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi Perum Bulog Divre Sumut dapat dilihat pada gambar 2.1

KEPALA DIVISI REGIONAL

Kepala Bidang Pengawasan

Kasi Peng & Pel. Publik

Kepala Bidang Pel. Publik

Kepala Bidang Per. & pemb

usaha

Kepala Bidang Adm & Keuangan Kasi Peng. Adm & Keuangan Kasi Peng. PPU

Kasi P & A

Kasi Penyaluran Kasi Pengadaan Kasi Perawatan & kualitas

Kasi Analisa & Harga Pasar Kasi Jasa Kasi Perdagangan Kasi Informasi & Teknologi

Kasi TU & Umum

Kasi SDM & Hukum Kasi Keuangan Kasi Akuntansi Kasi Humas Kepala Sub Divisi Regional Kepala KanLog


(48)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Sumut Sumber: data dari Perum Bulog Divre Sumut

C. Job Description

Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di perum Bulog Divre Sumut secara garis besar:

1. Kadivre, bertanggungjawab menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diamanatkan Kantor Pusat dalam pengamanan harga pangan pokok beras, pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan di wilayah regional kerjanya.

2. Kabid Pelayanan Publik, bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan pelayanan publik, pengadaan, persediaan dan perawatan serta penyaluran komoditi pangan.

a. Kasi Persediaan & Angkutan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan persediaan dan penyimpanan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyebaran stok dan angkutan.

b. Kasi Penyaluran


(49)

kegiatan penyaluran kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah. 2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyaluran kepada pasar khusus dan pasar umum.

c. Kasi Pengadaan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan luar negeri bilamana ada.

d. Kasi Perawatan & Kualitas

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pemeriksaan stok di gudang.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perawatan kualitas dan pengolahan.

e. Kasi Analisa Harga & Pasar

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengolahan dan penyajian data dalam rangka penyusunan rencana dan program pelayanan publik.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengamatan dan analisis harga serta statistik.

3. Kabid Administrasi & Keuangan ; bertanggungjawab merencanakan,

mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana, hukum dan umum, merencanakan, mengarahkan, sesuai tujuan


(50)

peengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan strategi di bidang anggaran, keuangan dan akuntansi.

a. Kasi Tata Usaha & Umum

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan urusan pelayanan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan urusan kerumahtanggaan.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan urusan sarana subdivisi regional.

b. Kasi SDM & Hukum

1) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan sumber daya manusia.

2) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan organisasi dan tata laksana.

3) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan hukum.

4) Merencanakan, melaksanakan mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan fungsional legal officer.

c. Kasi Keuangan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan. kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan


(51)

pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran publik atas apa yang dibelanjakan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran kegiatan bisnis dan lainnya serta memverifikasi atas semua transaksi kegiatan. 3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan administrasi perpajakan pelayanan publik, usaha bisnis dan lainnya serta penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan perusahaan. 4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan

kegiatan urusan klaim.

d. Kasi Akuntansi

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembukuan subdivisi regional dan pengadministrasian buku tambahan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadministrasian transaksi hubungan rekening antar subdivisi regional.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyusunan dan analisis laporan ke-uangan konsolidasi serta pembinaan sistem informasi akuntansi bulog.


(52)

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate governance, maupun juga ke masyarakat.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan citra dan media massa.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan Kadivre

4. Kabid Perencanaan & Pengembangan Usaha ; bertanggungjawab

merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang Industri, perdagangan, dan jasa serta teknologi informasi.

a. Kasi Jasa

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan jasa pelayanan pergudangan dan jasa lainnya.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan jasa pelayanan angkutan, survei dan perawatan komoditi perum bulog.

b. Kasi Perdagangan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan- kegiatan perdagangan perusahaan pangan dan non pangan dalam negeri.


(53)

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengembangan dan pemeliharan sistem aplikasi dengan cara digital.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi data base dan jaringan, sarana dan pelayanan pengguna.

5. Kabid Pengawasan ; bertanggungjawab melaksanakan audit internal

perusahaan serta menilai dan memberikan saran-saran perbaikan.

a. Kasi Pengawasan Pelayanan Publik

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang pelayanan publik sesuai dengan mandat yang sudah ditentukan.

2) Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit maupun Auditor

Eksternal sebagai mitra kerja.

3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

b. Kasi Pengawasan Administrasi & Keuangan

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Keuangan;

2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Sumber Daya Manusia dan juga umum.


(54)

3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan administrasi dan keuangan di lingkungan unit kerja Satuan Pengawasan Intern

4) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

c. Kasi Pengawasan Perencanaan & Pengembangan Usaha

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Pengembangan dan IT.

2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

D. Jaringan Usaha

Perum Bulog melaksanakan penugasan pemerintah untuk menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok dalam kegiatan Pelayanan publik atau Public Service Obligation(PSO) berdasarkan inpres nomor 3 tahun 2012 tentang kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan penyaluran Beras oleh pemerintah.

Bulog juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa kegiatan Pengembangan Usaha. Berdasarkan cakupan kegiatannya Pengembangan Usaha dibagi menjadi 3, yaitu : Industri, Perdagangan dan Jasa.

Jaringan usaha Perum Bulog seperti : 1. Bank Rakyat Indonesia

2. Bank Bukopin 3. PT. Telkom


(55)

E. Kinerja Usaha Terkini

Kegiatan terkini perum Bulog: 1. Publik Service Obligation (PSO).

• Penyaluran beras berdasarkan perintah logistik ( prinlog).

a) Beras untuk Bina Tuna Warga (BTW) atau Lembaga Pemasyarakatan. b) Beras untuk TNI / POLRI ( Pendidikan, dll).

c) Beras Transmigrasi.

• Penyaluran beras NonPrinlog.

a) Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.

b) Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin (raskin) atas suratpermintaan alokasi (SPA) dari pemerintah.

2. Komersial

• Perdagangan komoditi bahan pokok (beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, dan lain-lainnya) melalui Bulog Mart.

• Perdagangan komoditi palawija ( beras, gula pasir, jgung, kopi, cabai merah bila diperlukan) melalui bidang komersil Perum Bulog ).

F. Rencana Usaha

Kegiatan Bidang Perncanaan & Pengembangan Usaha (PPU) pada tahun 2014 dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa. 1. Perdagangan

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar membutuhkan berbagai komoditi pangan, yang tidak semuanya dapat dipenuhi dari produk-produk dalam negeri. Di sisi lain, potensi sumber daya


(56)

komoditi yang dihasilkan oleh daerah, maupun kebutuhan daerah akan komoditi yang harus dipasok dari luar merupakan peluang usaha perdagangan yang dapat dikembangkan pada tingkat Divisi Regional maupun Sub Divisi Regional. Tidak dapat dipungkiri, bahwa perdagangan komoditi merupakan aktifitas bisnis dengan daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar dalam banyaknya jumlah pemain dalam bisnis ini.

2. Industri

Kegiatan industri dibagi dalam 3 kategori yaitu : Industri berbasis beras, industri pendukung, dan industi pangan lain.

a. Industri berbasis beras adalah, adalah industri yang merupakan integrasi proses manufaktur perberasan, sebagaimana yang terangkai dalam Rice Processing Complex(RRC)

b. Industri pendukung, adalah industri yang yang menghasikan produk-produk pendukung diluar proses manufaktur perberasan ( karung, packaging, dan lain-lain ).

c. Industri pangan lain, adalah industri pangan yang menghasilkan produk tuunandari beras.

(down-stream product), maupun industri pangan primer dan sekunder lainnya ( gula berbasis jagung, dan lain-lain).

Bagi Perum BULOG, industri perberasan merupakan kompetensi dasar yang telah dimiliki, walaupun masih terbatas pada produksi beras Raskin dan sebagian beras Golongan Anggaran (TNI, PNS). Secara khusus untuk industri perberasan. UB-PGB masih mengalami keterbatasan dalam kapasitas produksi, penyebaran


(57)

UB-PGB maupun efisiensi biaya yang menyebabkan harga jual yang tidak kompetitif.

3. Jasa

Jasa adalah salah satu kegiatan usaha pada Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan, yang terdiri atas jasa pemberdayaan aset ( seperti gudang, gedung, tanah kosong, rumah dinas, dan aset lainnya ). Jasa survey, perawatan kualitas dan pemberantasan hama dan jasa angkutan melalui anak perusahaan ( PT. JPL BULOG ). Sasaran Divisi Jasa adalah terlaksananya kegiatan usaha jasa dan menjamin kelancaran penyebaran komoditas pangan yang dikelola oleh Perum BULOG. Diperlukan persediaan yang cukup dan tersebar maka sejak terbitnya Peraturan Direksi No. PD-13/DS000/10/13 tentang Pedoman Pengadaan Jasa Angkutan Barang dalam Negeri di Lingkungan Perusahaan Umum BULOG, penyebaran stok nasional dapat dipercepat dan pengadaan jasa angkutannya dapat dilakukan baik di Divre maupun kantor pusat.


(58)

BAB III

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuam tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.

Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan Sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang reliable harus memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat danlengkap.

Sistem Informasi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan ,mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang mengani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi pentng yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi 2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses

pengambilan keputusan oleh manajemen


(59)

data yang penting.

Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaks nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

SIA terdiri dari 3 subsistem :

1. Sistem pemrosesan transaksi. Mendukung proses operasi bisnis harian 2. Sistem buku besar/ Pelaporan keuangan

3. Sistem penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutup- an dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup m- enghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas , pengembalian pajak.

Dalam hal ini Perum Bulog menggunakan Sistem Informasi Akuntansi Bulog. SIAB merupakan sub sistem informasi manajemen Bulog yang dirancang dengan teknologi informasi dan salah satunya bertujuan untuk meningkatkan peran akuntansi dalam informasi pengambilan keputusan (decision support system (DSS).

Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Bulog berangkat dari sistem lama dimana pola penyelesaian laporan masih manual (menggunakan aplikasi worksheet, dsb), proses jurnal rekap bulanan, koreksi-koreksi terhadap laporan yang dominan, penyelesaian dan pengriman laporan yang terlambat dsb yang sudah saatnya ditinggalkan.

SIAB pertamakali disosialisasikan dan dilaksanakan on the job training padaNovember 2000 dan diimplementasikan pada tahun 2001. Disamping


(60)

persoalan-persoalan diatas, entitas akuntansi yang banyak setiap hari dan berjenjang tersebut yang terdiri dari Divisi regional dan Sub Divisi regional menyebabkan :

- Adanya prosse secara berjenjang untuk menghasilkan laporan keuangan Gabungan Bulog

- Adanya proses rekonsiliasi transaksi baik internall (antar Divre dengan Bulog dan antar sub divre dengan Divre) maupun eksternal dengan perbankan.

Kondisi ini menyebabkan laporan keuangan gabungan Bulog terlambat disajikan, rutinitas yang tinggi, sehingga kontrol internal serta analisa akuntansi relatif menjadi lemah. Lambatnya proses penyelesaian lapran keuangan serta lemahnya analisa akuntansi berakibat pada rendahnya peran akuntansi dalam Sistem Informasi Bulog terutama dalam Decision Suuport System (DSS).

Untuk mengatasi segudang permasalahan tersebutlah maka prerlu dilakukan pembangunan Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) yang memadai dan terpadu dengan operasional.Sebagaimana Sistem Informasi Akuntansi umumnya SIAB dibangun sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Untuk itu, sistem yang dibangun berbasis komputer. Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer yang dibangun tersebut disebut sebagai Aplikasi Komputerisasi SIAB.


(61)

instalasi hardware dan software maupun manual pengoperasian aplikasinya. Dengan demikian diharapkan informasi yang dihasilkan mepunyai kualitas informasi yang akurat (accurate), tepat waktu (timeliness) dan relevan.

Pengembangan sistem dapat berarti membuat suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

Sistem yang lama diperbaiki atau diganti karena :

Adanya permasalahan yang timbul di sistem yang lama seperti ketidak-beresan dan dapat berupa : kecurangan disengaja yang berakibat tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran data menjadi kurang terjamin, tidak efisiennya operasi dan tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan.

Salah satu prinsip pengembangan sistem terpenting yang menjadi kajian bahasan adalah sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik. manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam pengoperasiannya. Oleh karenanya orang yang terlibat harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalaha-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan. Pengertian terdidik tidak berarti harus secara formal duduk di PT, tetapi dapat dilakukan secara latihan kerja (on-the job training). Tidaklah mungkin seorang yang akan mengembangkan sistem informasi akuntansi tanpa mengetahui pengetahuan sedikitpun tentang akuntansi dan teknologi komputer. Demikian juga dengan pemakai sistem


(62)

(user) harus orang yang terdidik tentang sistem ini dan dapat dilakukan dengan memberikan on the job training kepada mereka tentang cara menggunakan sistem yang diterapkan.

B. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informassinya dengan kebutuhan pemakainya. Oleh karena itu, tujuan sistem informasi yang spesifik dapat berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Namun demikian, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem ( James A.Hall 2001:18) :

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan

Kepengurusan merujuk ketanggungjawaban manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggung jawaban.

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen

Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.


(63)

Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informmasi akuntansi merupakan bagian fundamental dalam pendidikan akuntansi. Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi informasi dan perubahan lingkungan bisnis. Seorang akuntan dituntut untuk memiliki pengetahuansolid tentang tiga konsep, yaitu :

(a) Penggunaan informasi dalam proses pembuatan keputusan ( decision making ) (b) Sifat, perancangan, penggunaan, implementasi sebuah sistem informasi

akuntansi

(c) Pelaporan Akuntansi keuangan

Manfaat sistem informasi akuntansi :

1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan 2. Meningkatkan efisiensi dalam pengolahan informasi akuntansi

3. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan 4. Meningkatkan sharing knowledge

5. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan untuk menyediakan informasi yang akurat.

C.Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi

Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi menurut La Midjan (1999:30) yaitu :


(64)

1. Struktur organisasi dan uraian tugas (Job description)

2. Sistem Informasi (general accounting) atau Sistem Informasipokok, yang terdiri dari :

- Susunan rekening atau bagian rekening (Chart of Account)berupa : a. Rekening-rekening neraca

b. Rekening-rekening laba rugi

- Siklus akuntansi, pendebetan, atau pengkreditan

- Buku-buku besar dan buku-buku besar pembantu (generalledger, subsidiary ledger) berikut kartu register.

- Dokumen-dokumen (business papers) berupa SKP, Voucherdan lain-lain. 3. Sistem Akuntansi pembelian, persediaan dan utang

4. Sistem Informasi penjualan dan piutang 5. Sistem Informasi keuangan (kas dan Bank) 6. Sistem informasi proses produksi dan biaya 7. Sistem Informasi upah dan gaji

8. Sistem Informasi aktiva tetap 9. Sistem Informasi [engawasan 10.Sistem pelaporan

Sedangkan menurut Chusing yang diterjemahkan oleh Kosasih(1995;24), unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari :

1. Organisasi 2. Peralatan 3. Formulir 4. Catatan


(65)

5. Laporan 6. Prosedur

Dari kedua pendapat diatas, pada dasarnya unsur-unsurSistem Informasi Akuntansi ini dikoordinasikan untuk menyediakaninformasi yang dibutuhkan untuk memudahkan pengelolaanperusahaan.

2. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi memberikan manfaat bagipemakainya, baik pemakai internal maupun pemakai eksternal,apabila memenuhi karakteristik tertentu. Chusing (1990:2009)

mengemukakan lebih lanjut secara ringkas mengenai karakteristikSistem Informasi akuntansi yang harus memiliki kriteria-kriteriasebagai berikut :

1. Usefulness (berguna)

Sistem harus menghasilkan suatu informasi yang berguna, artinyainformasi yang dihasilkan harus sesuai denga yang dibutuhkandan tepat waktu sehingga berguna bagi pengambilan keputusan.

2. Economy (ekonomi)

Seluruh komponen dari sistem harus bersifat ekonomis, artinyasistem harus mampu memberikan manfaat yang lebih besardibandingkan dengan pengeluaran yang dikeluarkan untukpengadaan sistem tersebut.

3. Reliability (andal)

Produk dari suatu sistem harus bias diandalkan dan informasiyang dihasilkan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi,sehingga keputusan yang dihasilkan


(66)

benar-benar keputusan yangtepat sesuai dengan apa yang dihasikan sistem 4. Customers Service (pelayanan konsumen)

Sistem harus mampu memberikan pelayanan yang baik danefisien kepada pelanggan sehingga mampu memberikan kepuasanakan meningkatkan nilaiperusahaan dan mampu memberikankontribusi positif terhadap kenaikan laba. 5. Capacity (kapasitas)

Kapasitas suatu sistem harus memadai untuk menghadapi operasipada kapasitas penuh (full capacity) seperti halnya pada saatoperasi berjalan normal.

6. Simplicity (sederhana)

Sistem harus sederhana sehingga semua struktur dan operasinyadapat dimengerti, serta semua prosedurnya dapat diikuti denganmudah dan tidak akan membingungkan pemiliknya.

7. Flexibility (luwes)

Sistem harus bersifat fleksibel atau luwes dalam menampung danmenghadapisemua perubahan yang terjadi didalam maupundiluar organisasi sehingga menghasilkan informasi perencanaandan pengendalian yanug sesuai dan berkualitas.

D. Proses Pengambilan Keputusan

1.Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan


(1)

Aktifitas desain : Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.

Aktifitas desain meliputi : - menemukan cara-cara/metode - mengembangkan metode

- menganalisa tindakan yang dilakukan.

Aktifitas pemilihan : Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.

Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :

a. Mengidentifikasi masalah utama b. Menyusun alternatif

c. Menganalisis alternatif

d. Mengambil keputusan yang terbaik

3. Teknik Pengambilan Keputusan

1. Operational Research :Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan permasalahan

2. Linier Programming :Riset dengan rumus matematis teori pengambilan keputusan

3.Gaming War Game :Teori penentuan strategi


(2)

rasional atas hal-hal yang tidak normal.

E. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Manajemen

Kegunaan utama dari suatu sistem informasi akuntansi adalah sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan manajerial. Kegunaan ini dipenuhi dengan :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data yang relevan 2. Memproses data melalui model pengambilan keputusan 3. Melaporkan informasi yang dihasilkan kepada manajer

Sistem informasi akuntansi haruslah disusun sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang perlu bagi perusahan mulai dari perencanaan sampai pada tahap pengendalian yang tepat atas dasar waktu yang tepat. Disinilah peranan sistem informasi akuntansi sangat diperlukan, karena diketahui bahwa sistem informasi merupakan subsistem informasi yang paling besar pengaruhnya dan penting dalam organisasi perusahaan.

Ada dua peranan penting informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan manajemen yakni sebagai berikut :

1. Informasi akuntansi memberikan dorongan kepada manjemen untuk mengambil keputusan dengan petunjuk adanya suatu situasi yang mendukung tindakan manajemen.

2. Informasi akuntansi memberikan suatu dasar alternatif untuk mengadakan pilihan antar berbagi tindakan yang mungkin dilakukan.


(3)

Demikian halnya pada Perum Bulog Divre Sumut menganggap bahwa sistem informasi akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting, dimana dengan adanya sistem informasi akuntansi, baik aktvitas yang ada pada perusahaan maupun proses pengambilan keputusan yang diambil manajemen dapat dihasilkan secara efisien dan efektif.

Seperti halnya yang telah dikemukakan pada halaman sebelumnya bahwa sistem informasi akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan yaitu dalam menetapkan anggaran modal investasi, keputusan mengenai suatu proyek, serta keputusan alokasi biaya masing-masing divisi.

Semua itu dapat diketahui melalui sistem informasi akuntansi. Oleh karena itulah sistem informasi akuntansi tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas perusahaan, khususnya dalam hal pengambilan keputusan.

Dari analisis diatas, penulis berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi dapat berperan secara efisien dan efektif, khususnya dalam hal pengambilan keputusan. Hal ini dapat diketahui dari hasil riset yang dilakukan penulis dengan pihak intern perusahaan, dimana perusahaan telah menggunakan sistem informasi elektronik yaitu komputer sebagai sarana dalam menunjang segala kegiatan yang ada pada perusahaan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang s- ehubungan dengan analisa dan evaluasi pada peusahaan.

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah d- adanya sistem informasi akuntansi pada Perum Bulog dapat membantu ma-najemen dan pegawai ialah :

1. Memudahkan pimpinan untuk mendapatkan laporan manajerial terutama laporan keuanga karena sudah menerapkan akuntansi pada Perum Bulog Divre Sumut.

2. Sistem Informasi Akuntansi merupakan bagian informasi yang diperlukan manajemen, khususnya dalam pengambilan keputusan.

3. Persediaan dalam mengolah data transaksi pembeliaan, mencari data barang, menginput harga pokok penjualan (HPP), melaporkan transaksi pembelian dan persediaan barang.

4. Perum Bulog menggunakan sistem informasi akuntansi tersendiri, yaitu SIAB (Sistem Informasi Akuntansi Bulog)

5. Output sistem informasi akuntansi diperoleh informasi. Dari informasi tersebut dapat diketahui berapa total biaya, persediaan yang harus dikeluarkan. Informasi tersebut bermanfaat untuk mengetahui sebatas


(5)

mana target yang telah dicapai dibandingkan dengan hasil kenyataan yang diperoleh.

B. SARAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari bab sebelumnya, berikut penulis akan memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.

1. Kiranya sistem informasi dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif, khususnya dalam hal yang menyangkut semua kegiatan yang ada perusahaan.

2. Rotasi pekerjaan/divisi bagi karyawan hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi agar tidak terjadi kejenuhan dan kebosanan bagi karyawan serta dapat memperluas wawasan karyawan atas tujuan perusahaan.

3. Peningkatan sumber daya perusahaan hendaknya diperhatikan secara terus-menerus demi kelancaran usaha, khususnya dimasa yang akan datang.

4. Perusahaan diharapkan agar lebih meningkatkan persediaan beras untuk menjamin stok beras nasional.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, 2002. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia,. 2008. Standard Akuntansi Keuanagan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April, Salemba Empat Jakarta.

Kieso, Donald E, Jerry. Weigandt dan Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid Dua, Alih Bahasa : Gina dan Ichsan Setiyo Budi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Soemarso S. R, 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.