Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi

38

3.2 Populasi dan Sampel

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Lampung. Sementara sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 kabupaten kota yang ada di Provinsi Lampung. Penulis mengambil sampel dengan metode purposive sampling-judging atau dengan pertimbangan tertentu oleh penulis.

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol. Variabel-variabel tersebut ditetapkan oleh peneliti karena dianggap mempengaruhi penelitian yang dilakukan, untuk selanjutnya data-data yang dikumpulkan akan dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian diambil kesimpulannya.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi growth. Untuk mengukur variabel pertumbuhan ekonomi digunakan nilai pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan ADHK pada kabupatenkota di Provinsi Lampung periode 2010-2014. Seperti diketahui, ada dua jenis cara penilaian PDRB yaitu PDRB atas dasar harga konstan ADHK dan PDRB atas dasar harga berlaku ADHB. Alasan peneliti lebih memilih PDRB atas dasar harga konstan daripada harga berlaku adalah karena PDRB atas dasar harga konstan lebih menggambarkan perekonomian secara riil karena tidak dipengaruhi oleh perubahan harga atau inflasi, sedangkan PDRB berdasarkan harga berlaku dapat menyesatkan karena adanya pengaruh inflasi. Untuk menghitung nilai 39 pertumbuhan PDRB diperoleh dengan cara menghitung selisih PDRB atas dasar harga konstan periode yang diuji dengan periode tahun sebelumnya dan kemudian dibagi dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun sebelumnya, yang dinotasikan sebagai berikut: � ℎ = ��� ℎ − ��� ℎ � ��� ℎ �

3.3.2 Variabel Independen

a. Desentralisasi Fiskal Untuk mengukur Desentralisasi Fiskal DF digunakan indikator pengeluaran belanja, yaitu rasio belanja pemerintah kabupatenkota yang bersumber dari pendapatan asli daerah PAD terhadap total belanja daerah, yang di dalamnya termasuk dana yang diterima dari pemerintah pusat dan provinsi yang berupa perimbangan dan dana transfer lainnya. Pengukuran tersebut menggambarkan kemandirian atau kemampuan keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahannya. Pengukuran desentralisasi fiskal dinotasikan sebagai berikut: � = � � � � � ℎ b. Kualitas Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah Kualitas Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah KP menggunakan proksi temuan audit yang diukur dengan rasio nilai rupiah temuan hasil audit terhadap total realisasi belanja. Variabel ini merupakan variabel dummy, atas dasar pertimbangan tertentu oleh penulis dimana jika rasio yang bernilai material rasio 0,0025 artinya bahwa kualitas pengelolaan keuangan