1. Faktor Usia, guru yang sudah mendekati masa pensiun akan mempengaruhi
kinerja dalam melaksanakan pembelajaran. Ada beberapa guru yang enggan mengikuti inovasi dalam pembelajaran karena merasa bahwa dirinya
sebentar lagi akan purna tugas, tetapi tidak semua guru pada usia tersebut mempunyai sifat demikian.
2. Faktor kesehatan, kesehatan guru yang kurang baik akan mempengaruhi
kinerja guru. Walaupun guru memiliki kemauan yang besar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tetapi jika kesehatannya terganggu
maka pembelajaran yang dilakukannya juga tidak dapat maksimal.
3. Potensi Guru, setiap guru memiliki potensi yang berbeda-beda tergantung
dari individu masing-masing. Guru dengan usia produktif biasanya memiliki potensi yang besar dalam melaksanakan inovasi pembelajaran. Jika guru
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, maka ia akan dapat melakukan pembelajaran dengan kreatif dan penuh inovasi. Namun, tidak
semua guru mau mengembangkan secara maksimal potensi yang ada pada dirinya.
Dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, guru tidak selamanya melaksanakan dengan mulus, tetapi ada juga beberapa hambatan
yang dialami oleh guru. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas rendah di sekolah dasar kecamatan mijen kota semarang dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa kendala yang dialami oleh guru adalah waktu pelaksanakan kegiatan belajar mengajar yang tidak bisa tepat waktu sama persis
seperti yang tercantum di Rencana Pelaksnaan Pembelajaran RPP. Selain dari keadaan peserta didik yang kurang kondusif ketidaktepatan waktu juga bisa berasal
dari salah perencanaan yang dilakukan guru dalam membuat RPP. Jika materi yang diajarkan guru baru pertama kali diajarkan, maka guru tidak dapat memperkirakan
secara tepat berapa lama waktu yang dibutuhkan guru untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
Kendala kedua yang dialami guru ketika melaksanakan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi adalah tentang pembelajaran tematik itu
sendiri. Pembelajaran tematik harus menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema. Dalam penggabungan mata pelajaran tersebut ada kalanya
materi yang akan dibahas tidak searah atau tidak sejalan. Jika mata pelajaran tidak searah maka guru akan merasa kesulitan untuk menggabungkannya menjadi satu
kesatuan. Karena hal tersebut akhirnya guru memutuskan untuk mengajarkan mata pelajaran secara sendiri-sendiri.
4.2.2 Hubungan antara Kemampuan Guru Melaksanakan Kegiatan