Peserta Didik KAJIAN TEORI

a Bersama-sama peserta didik merangkum dan menyimpulkan. b Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. c Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d Menyampaika pesan moral. e Menyampaikan kegiatan tindak lanjut.

2.1.6 Peserta Didik

2.1.6.1 Karakteristik Peserta Didik

Uno 2012: 262 menyatakan beberapa karakteristik anak sekolah dasar yaitu antara lain: 1. Perbedaan Individual Anak Usia SD Seorang guru dapat mengetahui perbedaan individual dengan mengamati ciri fisik, seperti tinggi atau bentuk badan. Ciri lain yang adalah dari tingkah laku masing-masing siswa. 2. Perbedaan pada Perkembangan Intelektual Seorang anak umumnya memasuki jenjang pendidikan SD pada usia 6 tahun, dimana diperkirakan sudah siap menerima pelajaran dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah. Walaupun demikian ada siswa yang pada usia tersebut belum mampu mengikuti pelajaran yang diberikan secara teratur dan kadang-kadang ketidakmampuan siswa yang keluar dalam bentuk tidak bisa mengerjakan tugas sekolah dianggap guru sebagai suatu kemalasan. Semestinya hal tersebut dipandang sebagai suatu perbedaan dalam kemampuan intelektualnya. 3. Perbedaan pada Perkembangan Moral Perbedaan yang dapat terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah dan guru membuat perbedaan pada perkembangan moral anak. 4. Perbedaan Kemampuan Setiap anak SD mempunyai kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, atau kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh oleh faktor intelektual dan lingkungan, selain faktor fisik juga organ berbicara seseorang. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakeristik anak sekolah dasar dipengaruhi oleh keadaan fisik dan tingkah laku, kemampuan intelektual, dan lingkungan yang ada disekitarnya. Pada umumnya karakteristik anak sekolah dasar kelas rendah yaitu suka meremehkan segala sesuatu sedangkan karakteristik anak sekolah dasar kelas tinggi yaitu memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar, dan realistis serta timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.

2.1.6.2 Memahami Perkembangan Peserta Didik

Piaget dalam Rif a’i dan Anni, 2010:27 membagi tahap perkembangan kognitif ke dalam empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap konkret operasional, dan tahap formal operasional. 1. Tahap sensori motorik Pada tahap ini aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera. Aktivitas belum menggunakan bahasa. Pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini. 2. Tahap pra-operasional 2-7 tahun. Pada tahap ini kemampuan skema kognitif masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain terutama perilaku orang tua dan guru yang pernah ia lihat ketika orang itu merespon terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau. 3. Tahap operasional konkret 7-11 tahun Pada tahap ini peserta didik sudah mulai memahami aspek-aspek komulatif materi serta mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatanya. Peserta didik sudah mampu berfikir secara sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret. 4. Tahap operasional formal Pada tahap ini anak sudah menginjak usia remaja. Perkembangan kognitif peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan mengorganisasikan dua ragam kemampuan kognitif, baik secara simultan maupun berurutan, misalnya merumuskan hipotesis yang menggunakan prinsip abstrak, peserta didik mampu berfikir untuk memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respon. Berdasarkan teori kognitif tersebut dapat diketahui bahwa peserta didik usia SD 7-11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan peserta didik, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi peserta didik. Hal ini dilakukan karena perhatian anak pada tingkat usia tersebut masih mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu perhatian anak dapat tertarik kepada banyak hal.

2.1.6.3 Respon Peserta Didik terhadap Pembelajaran Tematik

Respon peserta didik merupakan tingkah laku atau perbuatan yang terlihat ketika guru memberikan stimulus rangsangan dalam proses pembelajaran. Ketika guru melaksanakan pembelajaran, akan terlihat beberapa respon peserta didik yang dapat dijadikan sebagai acuan berhasil tidaknya pembelajaran tersebut. Dalam Depdiknas 2004:8 ada 4 respon peserta didik yang dapat dijadikan acuan keberhasilan pembelajaran, yaitu sebagai berikut : 1. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Bagaimana kondisi peserta didik sebelum pelajaran dimulai dapat dijadikan sebagai acuan dalam tingkat keberhasilan guru mengajar. Hal tersebut dikarenakan jika peserta didik merasa antusias, senang dan telah mempersiapka buku-buku atau alat tulis sebelum pembelelajaran dimulai, artinya peserta didik merasa antusias dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Namun, jika peserta didik tidak bersemangat dan lesu berarti peserta didik merasa bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran. 2. Memperhatikan acuan yang diberikan guru Peserta didik yang merasa antusias terhadap pembelajaran akan selalu memperhatikan acuan arahan yang diberikan oleh guru. Peserta didik akan mendengarkan penjelasan dari guru, peserta didik akan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan peserta didik akan selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh guru. 3. Memperhatikan instruksi guru dalam menggunakan alat bantu pembelajaran Guru yang profesional akan memberikan alat bantu pembelajaran sebagai media agar peserta didik dapat lebih mudah memahami pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, jika peserta didik mendengarkan dan melihat dengan seksama apa yang harus mereka lakukan dengan media tersebut, maka pembelajaran guru tersebut dianggap berhasil. Jika peserta didik merasa penasaran dan tertarik dengan apa yang guru siapkan, tentu peserta didik akan mendengarkan dan memperhatikan setiap instruksi dari guru. 4. Memperhatikan kesimpulan materi pelajaran Jika pembelajaran yang dilakukan guru berhasil, maka peserta didik akan dapat memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran. Jika guru meminta peserta didik untuk menyampaikan komentar tentang pembelajaran yang telah dilakukan, peserta didik juga akan dengan mudah menjawabnya karena dia memperhatikan dari awal, tetapi jika peserta didik tidak merasa tertarik dengan pembelajaran maka apapun yang telah dilakukan oleh guru akan menjadi sia-sia, karena peserta didik sama sekali tidak peduli dengan apa yang telah dijelaskan oleh guru.

2.1.6.4 Karakteristik Anak SD Kelas 1-6

Uno 2012: 262 menyatakan beberapa karakteristik anak sekolah dasar yaitu antara lain: 5. Perbedaan Individual Anak Usia SD Pada dasarnya setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan merupakan variasi yang terjadi, baik pada aspek fisik maupun psikologis. Seorang guru dapat mengetahui perbedaan individual dengan mengamati ciri fisik, seperti tinggi atau bentuk badan. Ciri lain yang adalah dari tingkah laku masing-masing peserta didik. 6. Perbedaan pada Perkembangan Intelektual Seorang anak umumnya memasuki jenjang pendidikan SD pada usia 6 tahun, dimana diperkirakan sudah siap menerima pelajaran dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah. Walaupun demikian ada peserta didik yang pada usia tersebut belum mampu mengikuti pelajaran yang diberikan secara teratur dan kadang-kadang ketidakmampuan peserta didik yang keluar dalam bentuk tidak bisa mengerjakan tugas sekolah dianggap guru sebagai suatu kemalasan. Semestinya hal tersebut dipandang sebagai suatu perbedaan dalam kemampuan intelektualnya. 7. Perbedaan pada Perkembangan Moral Perbedaan yang dapat terjadi pada aspek perkembangan moral pada individu tergantung dari lingkungan bukan bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman sebaya dan sekolah dan guru membuat perbedaan pada perkembangan moral anak. 8. Perbedaan Kemampuan Setiap anak SD mempunyai kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, atau kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh oleh faktor intelektual dan lingkungan, selain faktor fisik juga organ berbicara seseorang. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakeristik anak sekolah dasar dipengaruhi oleh keadaan fisik dan tingkah laku, kemampuan intelektual, dan lingkungan yang ada disekitarnya. Pada umumnya karakteristik anak sekolah dasar kelas rendah yaitu suka meremehkan segala sesuatu sedangkan karakteristik anak sekolah dasar kelas tinggi yaitu memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar, dan realistis serta timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya tentang kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti dalam pembelajaran. Penelitian yang telah dilakukan oleh Edy Surya selaku dosen Matematika FMIPA dengan judul “Menjadi Guru Kelas Profesional Dalam Upaya Pembelajaran Peserta didik yang Kreatif dan Mandiri”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu rangsangan agar para guru dapat memaksimalkan kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang guru yang profesional, dalam situasi dan eadaan yang seperti apapun guru harus tetap mekasimalkan kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penelitian serupa juga dilaksanakan oleh Nurul septiyani pada tahun 2011. Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi Dalam Pembelajaran pada Guru PAI di MTs negeri 1 Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi dalam pembelajaran pada guru PAI di MTs Negeri 1 semarang tahun ajaran 20102011. Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan analisa data berupa kata-kata, gambar dan tetapi bukan angka, kepustakaan, wawancaraobservasi dan dokumentasi. Data

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN TEMATIK BERBASIS KTSP BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

1 8 230

KEMAMPUAN GURU MELAKSANAKAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KTSP DI SD KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 15 169

KEMAMPUAN GURU MEMBERI PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KTSP DI SD KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

1 34 173

KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGADAKAN VARIASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I, II, III BERBASIS KTSP DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 4 1

STUDI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KULTUR SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

1 14 270

KEMAMPUAN GURU MENJELASKAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KTSP DI SD KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

1 16 281

STUDI KESIAPAN GURU MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEMATIK INTEGRATIF Studi Kesiapan Guru Melaksanakan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Berbasis Tematik Integratif Di Sekolah Dasar Se Kecamatan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 14

STUDI KESIAPAN GURU MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEMATIK INTEGRATIF Studi Kesiapan Guru Melaksanakan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Berbasis Tematik Integratif Di Sekolah Dasar Se Kecamatan Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 10

PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MIJEN DABIN I KOTA SEMARANG.

0 0 61

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI MI-AL ABRAR KOTA MAKASSAR

0 0 106