JAWABAN PENGANTAR HUKUM INDONESIA
1. Masa VOC 1602-31 Desember 1799 : Sepanjang masa VOC, masih berlaku
Hukum Adat di Indonesia contoh: perkawinan, dagang, warisan. Namun, khusus untuk Hukum Pidana dilaksanakan sesuai hukuman keras dari VOC.
Masa Kolonial Belanda 1800-1942 : Dalam masa Kolonial Belanda, ada tiga
hukum yang berlaku, yaitu Hukum Adat sesuai masing-masing daerah, Hukum Islam Hukum Perdata, keluarga, dan Hukum Eropa Hukum Pidana.
Selama masa ini pula, ada penggolongan hukum yang diimplementasikan sesuai I.S. 163, yaitu Golongan Eropa, Golongan Timur Asing, dan Golongan
Inlander. Dengan penggolongan tersebut, hukum yang berlaku bagi setiap golongan menjadi berbeda-beda sesuai I.S. 131. Hukum Adat berlaku bagi
Golongan InlanderBumiputera. Namun, jika sudah beragama Kristiani, Hukum Adat tidak belaku lagi bagi orang Indonesia tersebut. Selama masa ini juga ada
yang disebut Ordonansis, yaitu hukum yang berlaku di Belanda juga berlaku di Indonesia. Lalu, ada hukum untuk Golongan Eropa dan Golongan Timur Asing.
Hal ini memicu terpecah-belahnya masyarakat Indonesia atau yang lebih sering didengar
sebagai devide
et impera.
Masa Pemerintahan Militer JepangMaritim Jepang 1942-1945 : Hukum
yang berlaku di Indonesia masih sama dengan masa sebelumnya, karena pada dasarnya Masa Pemerintahan Militer Jepang melanjutkan hukum dan
pemerintahan sebelumnya. Hanya saja beberapa peraturan militer disisipkan dalam peraturan pidana yang berlaku, yaitu Militer Jepang. Dan UU dalam
KUHP yang menggolongkan masyarakat dihapus dan semua dianggap setara.
2. Berdasarkan pasal I.S. 163 jo. 131 Penggolongan Hukum dan Penggolongan Penduduk, penduduk Hindia Belanda dibagi menjadi 3, yaitu
Golongan Eropa, Golongan Timur Asing, dan Golongan Inlander. Hukum yang berlaku bagi Golongan Eropa adalah Hukum Eropa itu sendiri, dan menurut
Undang-undang yang berlaku pada masa itu, turunan mereka yang lahir di Indonesia pun diberlakukan hukum yang sama. Untuk Golongan Inlander,
hukum yang berlaku adalah Hukum Bumiputera dan Hukum Adat. Yang termasuk dalam Golongan Inlander adalah orang-orang Indonesia asli yang
turun-temurun tinggal di Indonesia yang tidak masuk ke golongan lain, dan
1
mereka yang berasal dari golongan lain namun meleburkan diri ke Golongan Inlander. Pengadilan bagi Golongan Inlander juga berbeda dengan pengadilan
Golongan lainnya. Pengadilan bagi Golongan Inlander dinamakan Pengadilan Bumiputera yang sekarang dikenal sebagai Pengadilan Negeri.
3. Lahirnya hukum di Indonesia bersamaan dengan lahirnya NKRI, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 saat diproklamasikannya kemerdekaan RI Terbentuk
Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Tanggal 18 Agustus 1945 Undang-Undang
Dasar 1945
ditetapkan. UUD 1945 aturan Peralihan : Lembaga tertinggi negara belum menjalankan
fungsinya, maka mengikuti Pasal II AP yang menyatakan agar hukum yang sebelumnya masih berlaku, yaitu Indische Staatsregeling.
UUD RIS 1949 : Indonesia beribu kota di Jogja, menjadi negara bagian dari
Republik Indonesia Serikat dan NRI wajib mengikuti aturan-aturan yang berpedoman pada UUD RIS.
UUDS 1950 : Peraturan perundangan dan perutusan tata usaha yang berlaku
sebelumnya tetap dipakai sebagai peraturan hukum positif.
Setelah runtuhnya RIS sampai Era Reformasi kembali ke UUD NRI 1945
dengan Dekrit Presiden 1959.
4. SUMBER MATERIIL : Faktor-faktor yang ikut serta dalam menentukan isi