Desain Penelitian Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Jonathan Sarwono 2006:27 mendefinisikan desain penelitian adalah sebagai berikut: “Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan analisisnya”. Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati 2010:30 yang peneliti terapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu Kompetensi X 1 dan Etika Auditor X 2 terhadap Kualitas Audit Y. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. a. Masih adanya Auditor Eksternal yang di indikasikan kurang berkompeten dalam menjalankan tugasnya karena masih adanya kesalahan dalam hal penjumlahan maupun dalam penyajian arus kas. b. Masih adanya auditor yang belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing SA - Standar Profesional Akuntan Publik SPAP dan melakukan pelanggaran etika auditor yang berdampak terhadap kualitas audit. c. Telah terjadi kesalahan pencatatan dalam audit laporan keuangan Taspen tahun buku 2005. Berkaitan dengan hal itu pencatatan aktiva bersih yang seharusnya Rp245 miliar, namun ditulis Rp249 miliar. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas audit yang dihasilkan KAP Ngurah Arya buruk. 3. Menetapkan rumusan masalah. a. Bagaimana Kompetensi, Etika Auditor dan Kualitas Audit pada kantor akuntan publik di wilayah kota bandung yang terdaftar di BAPEPAM- LK. b. Apakah Kompetensi, dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit secara Parsial. c. Apakah Kompetensi, dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit secara Simultan. 4. Menetapkan tujuan penelitian. a. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi, Etika Auditor dan kualitas audit pada kantor akuntan publik di wilayah kota bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. b. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit secara Parsial. c. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit secara Simultan. 5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan. 7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data. 8. Melakukan analisis data; 9. Melakukan pelaporan hasil penelitian. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon T – 1 Verifikative Decriptive dan Verificative KAP di Wilayah Kota Bandung Cross Sectional T – 2 Verifikative Decriptive dan Verificative KAP di Wilayah Kota Bandung Cross Sectional T – 3 Verifikative Descriptive dan Verificative KAP di Wilayah Kota Bandung Cross Sectional Sumber : Sugiyono 2008:13 Dari tabel di atas dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk mengetahui kompetensi, etika auditor dan kualitas audit pada KAP di wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK metode yang digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika. 2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, etika auditor dan kualitas audit secara parsial, melalui unit analisis yaitu Kantor Akuntan Publik diwilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK metode yang digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika. 3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, etika auditor dan kualitas audit secara simultan, melalui unit analisis yaitu Kantor Akuntan Publik diwilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK metode yang digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel Operasional variabel adalah untuk memudahkan penelitian untuk mendapatkan penilaian dari apa yang diteliti. Untuk itu penulis terlebih dahulu harus menentukan operasional variabel, untuk mempermudah proses penelitian ini dengan masalah-masalah yang ada. Menurut Sugiyono 2010:38, menyatakan bahwa variabel adalah sebagai berikut: “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independent X Data yang menjadi variabel bebas Variabel X adalah Kompetensi dan Etika Auditor. 2. Variabel Dependent Y Data yang menjadi variabel terikat Variabel Y adalah Kualitas Audit. Operasional variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut: Selengkapnya mengenai operasional variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Kuisioner Kompetensi X1 Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. SPAP Seksi 210 PSA No.04 2011:210.1 1. Pengetahuan 2. Pengalaman SPAP, SA Seksi 210, PSA No. 04, 2011. 1. Pengetahuan 2. Pengalaman 1. Tingkat Pengetahuan Auditor 2. Tingkat Pengalaman Auditor Ordinal 1-3 4-6 Etika Auditor X2 Perangkat prinsip moral atau nilai masing – masing orang yang memiliki perangkat nilai tersebut yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggung jawab untuk mencapai yang terbaik. Josephson Institute for the Advancement of Ethics 2012 diterjemahkan 1. trustworthine ss 2. respect 3. responsibility 4. fairness 5. caring 6. citizenship Josephson Institute for the Advancement of Ethics 2012 diterjemahkan oleh Hermawan Kartajaya 1. Dapat dipercaya 2. Rasa hormat 3. Tanggung jawab 4. Kewajaran 5. Kepedulian 6. Kewarganeg araan 1. Tingkat kejujuran Auditor 2. Tingkat Kesopanan Auditor 3. Tingkat Tanggung Jawab Auditor 4. Tingkat tidak memihak 5. Tingakt sungguh- sungguh 6. Tingkat kewajiban Ordinal 7 8 9 10 11 12 Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indrianto dan Bambang 2002:98 adalah sebagai berikut: “Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”. Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. oleh Hermawan Kartajaya “Kualitas audit Y adalah kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor. Sedangkan pelaporan pelanganggaran tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan iniakan bergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut ”. De Angelo 2011 diterjemahkan oleh Siti Nurmawar 1. Besarnya Kompensasi 2. Pemahaman terhadap system informasi akuntansi klien 3. Komitmen menyelesaika n audit 4. SPAP sebagai pedoman 5. Tidak mudah percaya pernyataan klien 6. Pengambilan keputusan De Angelo 2011 diterjemahkan oleh Siti Nurmawar 1. Besarnya Kompensasi 2. Pemahaman terhadap system informasi akuntansi klien 3. Komitmen menyelesaika n audit 4. SPAP sebagai pedoman 5. Tidak mudah percaya pernyataan klien 6. Pengambilan keputusan 1. Tingkat kompensasi 2. Mengusai berbasis komputer 3. Tingkat menyelesaik an audit 4. Tingkat SPAP sebagai pedoman 5. Tingkat tidak mudah pada klien 6. Tingkat perilaku auditor Ordinal 13 14 15 16 17 18 Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan item positif atau tidak mendukung pernyataan item negatif. Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Jawaban Responden Score positif Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu – Ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono 2010:94

3.2.3 Sumber Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Etika Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK)

0 26 83

Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 5 2

Pengaruh Integritas Auditor dan Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Kualitas Audit (Survei pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 30 49

Pengaruh Integritas dan Masa Perikatan Auditor Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

2 10 47

Pengaruh Indepedensi dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 5 1

Pengaruh Integritas Dankompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 5 1

Pengaruh Kompetensi Auditor dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 8 32

Pengaruh Due Professional Care dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 32 67

Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 8 60

Pengaruh Due Professional Care dan Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 23 65