Pengaruh Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

(1)

THE INFLUENCE OF COMPETENCE AND AUDITORS

ETHICS ON AUDIT QUALITY

(Survey On Accountant Public Firm in Bandung that Listed in

BABEPAM-LK)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Jenjang Sarjana (S1) Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia Oleh :

NAMA : FUTRI MARITA SARI NIM : 21110037

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

viii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1. Maksud Penelitian... 9

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1. Kegunaan Praktis ... 9


(3)

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... .12

2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1. Kompetensi ... 12

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi ... 12

2.1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi ... 13

2.1.2 Etika Auditor ... 15

2.1.2.1 Pengertian Etika Auditor ... 15

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi etika auditor ... 16

2.1.3 Kualitas Audit ... 18

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit ... 18

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit ... 19

2.2 Kerangka Pemikiran ... 21

2.2.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit ... 21

2.2.2 Pengaruh Etika auditor terhadap Kualitas Audit ... 23

2.3 Penelitian Sebelumnya ... 25

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Objek Penelitian ... 29


(4)

x

3.2.1 Desain penelitian ... 31

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 34

3.2.3 Sumber Data ... 37

3.2.4 Alat Ukur Penelitian ... 38

3.2.4.1 Uji Validitas ... 38

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 40

3.2.5 Populasi dan Penarikan Sampel ... 41

3.2.5.1 Populasi ... 41

3.2.5.2 Penarikan Sampel ... 42

3.2.6 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.2.6 Rancangan Analisis Pengujian Hipotesis ... 44

3.2.6.1 Rancangan Analisis ... 44

3.2.6.2 Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 60

4.1 Hasil Penelitian ... 60

4.1.1 Gambaran Umum Unit Observasi ... 60

4.1.1.1 Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 61

4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 64

4.1.1.3 Deskripsi Jabatan ... 66

4.1.1.4 Aspek Kegiatan Kantor Akuntan Publik ... 68

4.1.1.5 Karakteristik Responden ... 71

4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 73


(5)

xi

4.3.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Etika Auditor ... 83

4.3.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit ... 86

4.1.4 Analisis Verifikatif ... 90

Pengaruh Kompetensi dan Etika auditor terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di BAPEPAM - LK... 90

4.2 Pembahasan ... 105

4.2.1 Kompetensi dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit ... 105

4.2.2 Apakah Kompetensi, Etika Auditor dan Kualitas Audit berpengaruh Positif secara parsial ... 106

4.2.3 Apakah Kompetensi, Etika Auditor dan Kualitas Audit berpengaruh Positif secara simultan ... 109

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 111

5.1 Simpulan ... 111

5.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

LAMPIRAN ... 120


(6)

114

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Agoes, Sukrisno. 2009 Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid II. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Akmal, Imelda. 2006. Lighting. Jakarta : PT Gramedia Pustaka UtamaService: An Integrated Approach. Ed.12. Jakarta: Salemba Empat.

Anderson.M.C Banker,R.D Ravindran, S (2002) the new productivity paradox. Communications of the ACM 46 (3), 91-94

Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Arens, A., Mark S. Beasley and Randal J. Elder. 2008. Auditing and Assurance Arens, A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder and Amir Abadi Jusuf. 2011.

Auditing and Assurance Service: An Integrated Approach. Ed.12. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvin A. James L. Loebbecke, 2012. Auditing Pendekatan Terpadu, Terjemahan oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Dua, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Bernardin, H. John and Joyce, E.A. Russel, 2000, Human Resource Management, Alih Bahasa Diana Hertati, Mc. Graw Hill, Inc. Singapura.

Bhen, M.R, S.W. Jeffrey, J.K. Volkman and G.A Dunstan (1997), “Nutritional Poperties Of Microalgae for Marinculture”. Aquaculture,151, hal. 315- 331.

Brown, M.R, S.W. Jeffrey, J.K. Volkman and G.A Dunstan (1997), Nutritional De angelo, L.E.2011. Auditor Independence, ”lowballing”, and disclosure

regulation. Journal of Accounting and Economics : 113-127.

Deis, D.R. dan G.A Groux 1992. Determinants Of Audit Quality In The Public Sector. The Accounting Review. Juli.p. 462-479


(7)

115

Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gujarati, D. (2003). Basic Econometric, McGraw-Hill, New York.

H.R, Daeng Naja. 2004. Manajemen Fit dan Proper Test.Yogyakarta : Pustaka Widyatama.

Husein, Umar, 2000. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

I Gusti Agung Rai. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, dan Studi Kasus. Salemba Empat: Jakarta

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). 2011. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. nd. Draft Naskah Akademik: Standar Pendidikan Tinggi Akuntansi. International Accounting Education Standard Board (IAESB)-International Federationof Accountants (IFAC). 2009. Handbook of International Accounting Education Pronouncements. 2009 Edition. New York: IFAC.

International Federation of Accountants (IFAC). 2009. Proposed Framework for International Education Standard for Professional Accountants. Exposure Draft.

Jonathan Sarwono, Analisis 2006 Data Penelitian Menggunakan SPSS 13, Andi Offset, Yogyakarta.

Libby, R., Frederick, D.M. (1990). Experience and the ability to explain audit findings. Journal of Accounting Research 28, 348-67

Moch.Nazir. (2003), Metode Penelitian, Salemba Empat, Jakarta,63. Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta. Salemba Empat.


(8)

116

Mulyadi. 2002, “AUDITING”, Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat Patria, Jakarta.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Murtanto dan Marini. 2003. Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan, Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober, hlm.790–805.

Russell. (2000). The Quality Audit Handbook. Second Edition. American Society for Quality, Milwauke.

sephson Insitute. "CHARACTER COUNTS!" and "The Six Pillars of Character" are registered trademarks of Josephson Institute.

Singgih Santoso, 2002, Statistik Multivariat, PT Elex Media Komoutindo, Jakarta Sofyan Syafri Harahap. 2007. “Teori Akuntansi”. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono (2004), Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA

Sugiyono. 2009, Metoda Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, cetakan ke 8, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alphabeta.

Sukrisno Agoes.2004.Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.

Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis


(9)

117

Jurnal

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit .

Amilin. 2010. Analisis Dampak Karakteristik Personal, Pengalaman Audit, Dan Independensi Akuntan Publik Terhadap Penerapan Etika Akuntan Publik Dan Implikasinya Terhadap Kualitas Audit (Survei Terhadap Para Akuntan Publik di Indonesia..hal 10-15.

Ana-Maria Paşcu Alexandru Ioan Cuza University of Iaşi, România POSDRU/CPP 107/DMI 1.5/S/78342/2010 D63, M41, M42THEORETICAL CONSIDERATIONS ON THE INFLUENCE OF ETHICAL PRINCIPLES ON AUDIT QUALITY, BETWEEN OBJECTIVITY AND RESPONSIBILITY OF THE ACCOUNTING PROFESSION

Christiana Elfarini Eunike 2007 “pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan publik dijawa tengah).

Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2, Nopember 2002 : 79-92.

Dynamic audit competency and the antecedents and consequences: evidence from tax auditors in thailand international journal of business research, volume 11, number 3, 2011

Feny Ilmiyati Yohanes Suhardjo 2012 Pengaruh akuntabilitas dan kompetensi auditor Terhadap kualitas audit

Goodman Hutabarat Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 1, Januari 2012 Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit

Harhinto, Teguh . 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audi Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang


(10)

118

Hernadianto. 2002. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi Mengenai Kekeliruan: Studi Empiris pada KAP di Jateng dan DIY.

Hery dan Merrina Agustiny. 2007. ― Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi Terhadap Pengambilan Keputusan Akuntan Publik (Auditor)‖.Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 18, No. 3 Desember 2007, 149-161.

Kane, G., & U. Velury. 2005. The impact of managerial ownership on the likelihood of provision of high quality auditing services, Review Of Accounting & Finance

Mashuri, Ilham. 2008. Penentuan Tajuk dan Klasifikasi. http://perpusstainkdr.multiply.com/journal/item/4/Penentuan_Tajuk_dan_Kl as ifikasi. 09/04/2011.

Pengaruh independensi, etika dan standar audit terhadap kualitas audit inspektorat aceh Muhammad Kadhafi1, Nadirsyah2, Syukriy Abdullah2 Jurnal Akuntansi ISSN 2302-0164 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 93- 103

Santy Setiawan, Elyzabet Indrawati Marpaung dan Lauw Tjun Tjun (2012) pengaruh Kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit Vol.4 No.1 Mei 2012: 33-56

Shaub, M.K., Don W. Finn and Paul Munter 1993. “The Effects of Auditors‟ Ethical Orientation on Commitment and Ethical Sensitivity“,Behavioral Research in Accounting, Vol. 5, pp. 145-169.

Short, Daniel G; Libby, Robert; Libby, Patricia A. (1991). Financial Accounting : A Global Perspective. Fifth Edition. New York : Mc-Graw-Hill Education Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media RisetAkuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97.

The Impact Of Ethics On Quality Audit Results Milos Jelic1 International Journal for Quality research UDK – 366.65 Short Scientific Paper (1.03) Vol.6, No. 4, 2012

Widagdo, Ridwan. 2002. “Analisis Pengaruh Atribut-Atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien.” Universitas Diponegoro.

Yossi septiani (2012) pengaruh indenpensi dan kompetensi terhadap kualitas audit vol 7 no 2 desember 2012.


(11)

119

Web

(http://nem-idunggede.blogspot.com/2009/11/skandal-manipulasi-laporan-keuangan-pt.html)

(bapepam.co.id, 2014) (www.akuntan.co.id) (www.compas.com) bisnis indonesia 2006

Poperties Of Microalgae for Marinculture”. Aquaculture, 151, hal. 315- 331.

Said Samsuar. 2007. Etika Profesi Akuntansi.

http://irsan90.wordpress.com/2011/11/04/etikaprofesi- akuntansi-dan-contoh-kasus


(12)

156

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Futri Marita Sari

Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 24 Maret 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kiarapandak RT 10 / RW 03 Ds. Gandasoli

Kec. Tanjungsiang Subang 41284

Telephone : 081222465961

II. Latar Belakang Pendidikan a. Formal

1998 - 2004 : SD Negeri 1 Rancamanggung 2004 - 2007 : SMP Negeri 2 Tanjungsiang 2007 - 2010 : SMK Negeri 1 Subang

2010 - Sekarang : Universitas Komputer Indonesia b. Non Formal

2011 Kursus Pajak ( Brevet A & B ) c. Kemampuan


(13)

157

Praktek Kerja di Kantor Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Periode : 29 Juli 2013 – 25 Agustus 2013

Tujuan : Persyaratan Kelulusan Mata KuliahKerja Praktek Posisi : Operation Back Office


(14)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMPETENSI DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT” Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di

BAPEPAM-LK.

Skripsi ini disusun oleh penulis dengan maksud memenuhi salah satu syarat utuk mengikuti ujian sidang Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari isi maupun bahasannya. Selain itu penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(15)

vi

4. Wati Aris Astuti SE., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

5. Dr. Dedi Sulistiyo, MT. Selaku dosen penguji 1 6. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si Selaku penguji 2

7. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan karyawan UNIKOM yang telah memberikan informasi-informasi penting.

8. Kepada kedua Orang Tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan saya.

9. Rudi Aryanto, SE dan Debi F.D.O, SE yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama penulis menyusun skripsi.

10. Kepada sahabat-sahabatku, Riska Mutiara Dewi, Dian Pratiwi, Evi Setiowati dan Anni Suryani terima kasih atas bantuan, tumpangan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini, serta teman-teman Akuntansi Angkatan 2010 khususnya kelas AK-1, terima kasih atas kebersamaannya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis, secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Harapan penulis semoga apa yang disajikan dalam laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya, dan bagi pihak


(16)

vii

yang membaca pada umumnya. Akhir kata penulis panjatkan doa kepada Allah SWT, semoga amal berupa bantuan, dorongan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan yang berlipat ganda.

Bandung, Juli 2014 Penulis

Futri Marita Sari Nim : 21110037


(17)

29

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Menurut Sugiyono (2010:41), bahwa definisi objek penelitian adalah :

“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan

studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.”

Berdasarkan definisi objek penelitian diatas, maka menjadi objek penelitian ini adalah Kompetensi, Etika Auditor terhadap Kualitas Audit.

3.2 Metode Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2011:2) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah :

“Penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status


(18)

30

penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian

eksperiman”.

Menurut Umi Narimawati (2010:29) menjelaskan metode verifikatif adalah :

“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Menurut Sugiyono (2009:14) menjelaskan metode Kuantitatif adalah sebagai berikut:

“Dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.


(19)

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) mendefinisikan desain penelitian adalah sebagai berikut:

“Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan

proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi

data dan analisisnya”.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) yang peneliti terapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu Kompetensi (X1) dan Etika

Auditor (X2) terhadap Kualitas Audit (Y).

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

a. Masih adanya Auditor Eksternal yang di indikasikan kurang berkompeten dalam menjalankan tugasnya karena masih adanya kesalahan dalam hal penjumlahan maupun dalam penyajian arus kas. b. Masih adanya auditor yang belum sepenuhnya mematuhi Standar

Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan melakukan pelanggaran etika auditor yang berdampak terhadap kualitas audit.

c. Telah terjadi kesalahan pencatatan dalam audit laporan keuangan Taspen tahun buku 2005. Berkaitan dengan hal itu pencatatan aktiva bersih yang seharusnya Rp245 miliar, namun ditulis Rp249 miliar. Hal ini


(20)

32

mengindikasikan bahwa kualitas audit yang dihasilkan KAP Ngurah Arya buruk.

3. Menetapkan rumusan masalah.

a. Bagaimana Kompetensi, Etika Auditor dan Kualitas Audit pada kantor akuntan publik di wilayah kota bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

b. Apakah Kompetensi, dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit secara Parsial.

c. Apakah Kompetensi, dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit secara Simultan.

4. Menetapkan tujuan penelitian.

a. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi, Etika Auditor dan kualitas audit pada kantor akuntan publik di wilayah kota bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

b. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit secara Parsial.

c. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit secara Simultan.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.


(21)

8. Melakukan analisis data;

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian. Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Yang

Digunakan

Unit Analisis

Time Horizon

T – 1 Verifikative Decriptive dan Verificative

KAP di Wilayah Kota Bandung

Cross Sectional T – 2 Verifikative Decriptive dan

Verificative

KAP di Wilayah Kota Bandung

Cross Sectional T – 3 Verifikative Descriptive dan

Verificative

KAP di Wilayah Kota Bandung

Cross Sectional

Sumber : Sugiyono (2008:13)

Dari tabel di atas dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk mengetahui kompetensi, etika auditor dan kualitas audit pada KAP di wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK metode yang digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika.

2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, etika auditor dan kualitas audit secara parsial, melalui unit analisis yaitu Kantor Akuntan Publik diwilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK metode yang digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan


(22)

34

menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika.

3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, etika auditor dan kualitas audit secara simultan, melalui unit analisis yaitu Kantor Akuntan Publik diwilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK metode yang digunakan metode deskriptif dan verifikatif yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dengan membuat instrumen kedua variabel dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji statistika.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel adalah untuk memudahkan penelitian untuk mendapatkan penilaian dari apa yang diteliti. Untuk itu penulis terlebih dahulu harus menentukan operasional variabel, untuk mempermudah proses penelitian ini dengan masalah-masalah yang ada. Menurut Sugiyono (2010:38), menyatakan bahwa variabel adalah sebagai berikut:

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:


(23)

1. Variabel Independent (X)

Data yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah Kompetensi dan Etika Auditor.

2. Variabel Dependent (Y)

Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah Kualitas Audit. Operasional variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut:

Selengkapnya mengenai operasional variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No

Kuisioner Kompetensi (X1) Audit

harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. SPAP Seksi 210 PSA No.04 (2011:210.1)

1. Pengetahuan 2. Pengalaman

(SPAP, SA

Seksi 210, PSA No. 04, 2011).

1. Pengetahuan 2. Pengalaman 1. Tingkat Pengetahuan Auditor 2. Tingkat Pengalaman Auditor

Ordinal 1-3 4-6

Etika Auditor (X2) Perangkat prinsip moral atau nilai masing – masing orang yang memiliki perangkat nilai tersebut yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggung jawab untuk mencapai yang terbaik. Josephson Institute for the Advancement of Ethics (2012) diterjemahkan

1. trustworthine ss 2. respect 3. responsibility 4. fairness 5. caring 6. citizenship Josephson Institute for the Advancement of Ethics (2012) diterjemahkan oleh Hermawan Kartajaya

1. Dapat dipercaya 2. Rasa hormat 3. Tanggung jawab 4. Kewajaran 5. Kepedulian 6. Kewarganeg araan 1. Tingkat kejujuran Auditor 2. Tingkat Kesopanan Auditor 3. Tingkat Tanggung Jawab Auditor 4. Tingkat tidak

memihak 5. Tingakt sungguh-sungguh 6. Tingkat kewajiban

Ordinal 7

8 9 10 11 12


(24)

36

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indrianto dan Bambang (2002:98) adalah sebagai berikut:

“Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan

kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban.

oleh Hermawan

Kartajaya

“Kualitas audit (Y) adalah kemungkinan bahwa auditor akan

menemukan dan

melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor. Sedangkan pelaporan pelanganggaran

tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan

pelanggaran tersebut.

Dorongan iniakan

bergantung pada

independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut”. De Angelo (2011) diterjemahkan oleh Siti Nurmawar

1. Besarnya Kompensasi 2. Pemahaman terhadap system informasi akuntansi klien 3. Komitmen menyelesaika n audit 4. SPAP sebagai pedoman 5. Tidak mudah

percaya pernyataan klien

6. Pengambilan keputusan

De Angelo

(2011) diterjemahkan oleh Siti Nurmawar 1. Besarnya Kompensasi 2. Pemahaman terhadap system informasi akuntansi klien 3. Komitmen menyelesaika n audit 4. SPAP sebagai pedoman 5. Tidak mudah

percaya pernyataan klien 6. Pengambilan keputusan 1. Tingkat kompensasi 2. Mengusai berbasis komputer 3. Tingkat menyelesaik an audit 4. Tingkat SPAP sebagai pedoman 5. Tingkat

tidak mudah pada klien 6. Tingkat

perilaku auditor

Ordinal 13

14

15

16

17


(25)

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan (item negatif).

Tabel 3.3

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Jawaban Responden Score positif

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu – Ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2010:94)

3.2.3 Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer.Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sample untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti. Responden dalam penelitian ini adalah auditor patner dan auditor senior pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Selain itu data primer juga meliputi dokumen-dokumen kantor akuntan publik berupa sejarah perkembangan KAP, struktur organisasi, dan data-data statistik mengenai jumlah pegawai dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:137) mendefinisikan data primer adalah:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.


(26)

38

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Sebelum Kuisioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristikyang sama dengan karakteristik populsi penelitian . uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.4 Alat Ukur Penelitian

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010:2) valid adalah

“Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.”

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Seperti yang telah


(27)

dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r).

Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing - masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment (r).

Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 21.0 for windows dengan metode korelasi Adapan rumus dari pada korelasi adalah sebagai berikut:

(Sumber: Nazir 2003: 464)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan


(28)

40

3.2.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:3) reliabiltas adalah Derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.

Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujiasn reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan kuesioner pada penelitian iniadalah metode split-half dari Spearman-Brown menurut Sugiono (2009:126) dengan lankah-langkah sebagai berikut:

1. Butir-butir instrument di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument ganjil dan genap.

2. Skor untuk masing-masing pertanyaan pada tiap belahan dijumlahkan sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden. 3. Mengkorelasikan skor total satu dengan skor total dua dengan analisis

korelasi

4. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut:


(29)

Sumber: Sugiyono (2010:131)

Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.

Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas pernyataan yang diajukan. Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002:70) sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.

3.2.5 Populasi dan Penarikan Sample

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

3.2.5.1Populasi

Adapun pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:115) mengemukakan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyekyang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik diWilayah Kota Bandung kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.


(30)

42

Tabel 3.4

Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK

No Nama Kantor Akuntan Publik

Alamat Kantor Akuntan Publik Responden

1 KAP Af. Rachman & Soetjipto WS.

Jl. Pasir Luyu Raya No.36 Bandung 42254

2

2 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan

Jl. Dr. Slamet No.55 Bandung 40161

2

3 Drs. Sanusi & Rekan Jl. Prof. Surya Sumantri No. 76 C, Bandung 40164

2

4

KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan

Metro Trade Center Blok C No.5 Jl. Soekarno – Hatta Bandung 40286

2

5

KAP Roebiandini & Rekan

Jl. Sidoluhur No.26 RT 004 / 007 Kel. Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler

2

6

KAP PROF. DR. H. TB Hasanuddin, Msc & Rekan

Metro Trade Center Blok F No.29 Jl. Soekarno - Hatta

2

7

Doli, Bambang, Sulistyo, Dadang, & Ali

Jl. Jakarta Ruko Kota Baru Permai Kav 21

2

TOTAL 14

(Sumber: bapepam.co.id, 2014)

3.2.5.2Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono (2011:85) menjelaskan sampling jenuh adalah sebagai berikut :

“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi yang digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi reratif keil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dmana semua anggota populasi menjadi

sampel”.

Dalam penelitian ini penulis memggunakan sampling jenuh karena penulis menggunakan seluruh populasi yaitu 10 Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di


(31)

BAPEPAM-LK wilayah Bandung untuk dijadikan sempel dari penelitian itu sendiri.

3.2.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengandua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research). Pengumpulan data primer dilakukan dengancara :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengancara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti,diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporanini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK . b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperolehdengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti yaitudengan salah satu auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tetutup,suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftarpertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitianini adalah auditor Kantor Akuntan Publik Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.


(32)

44

2. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkanakan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untukdigunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41), rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke


(33)

dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

1. Penelitian deskriptive adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh kompetensi dan etika terhadap kualitas audit.

2. Penelitian verifikative adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.


(34)

46

1. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono(2009:14) menerangkan bahwa analisis kualitatif adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara

mendetail.”

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, d iklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yangmenggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruhindikator variabel untuk semua responden.

c. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor. d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistic

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk table ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :

( Sumber: Umi Narimawati (2007)

RS =

N (m−1)


(35)

Keterangan :

n = jumlah sampel yang diambil

m = jumlah alternatif jawaban tiap item

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal.Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di bawah ini:

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua respondendiasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Prinsip pengklasifikasian persentase skor jawaban responden diadopsi daribuku Metode Penelitian Bisnis karangan Sugiyono dengan kriteria pengklasifikasian sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual

No Persentase Skor Kategori Skor

1 20,00 – 36,00 Tidak Baik

2 36,01 – 52,00 Kurang Baik

3 52,01 – 68,00 Cukup Baik

4 68,01 – 84,00 Baik

5 84,01 – 100 Sangat Baik


(36)

48

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang samadengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

2. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:8) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakanuntuk meneliti pada populase atau sampel tertentu, pengumpulan datamenggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel X1 (kompetensi) dan X2 (Etika auditor) dipasangkan dengan data variabel Y (kualitas audit) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Methode Succesive Internal (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu :

a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yangdisebarkan.

b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensijawaban responden.

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebutproporsi.

d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsisecara berurutan perkolom skor.


(37)

e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiapproporsi kumulatif yang diperoleh.

f. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh(dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).

g. Menggunakan skala dengan rumus.

Keterangan :

Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas

Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah

h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yangnilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi samadengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebihdahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang samadengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :


(38)

50

1. Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Beberapa asumsi itu diantaranya:

A. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak.Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi.Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal.

Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

Menurut Singgih Santoso (2005:393) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu: a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara


(39)

B. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semuavariabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antarasesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir

b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variable Independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF).

( Danang Sunyoto 2013 : 88 )

Jika nilai tolerance (α) lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak memiliki masalah multikolinearitas diantara kedua variabel bebasnya, sehingga model memenuhi salah satu asumsi untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda (Danang Sunyoto, 2013: 88).

C. Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisienkoefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi

VIF = � �


(40)

52

heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan metode grafik/scatterplot yaitu metode yang digunakan dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SDRESID), ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SDRESID dan ZPRED (Danang Sunyoto, 2013:90). 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2010:149) analisis linier regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variable independen dinaikan/diturunkan.

Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007:325) yaitu:

“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yangsatu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Kompetensi dan Etika Auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Wilayah Kota Bandungyang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naikturunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variable dependen (Y) dan variabel independen (X1dan X2). Persamaan regresinya sebagai berikut:


(41)

Sumber : Sugiyono (2010)

Dimana:

Y = variabel tak bebas (kualitas audit) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas (kompetensi).

X2 = variabel bebas (etika auditor).

3. Analisis Korelasi Pearson

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel.Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

b. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(42)

54

c. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Besarnya koefisien korelasi adalah -1≤ r≤1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

a. Apabila r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

b. Apabila r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variable X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilair sebagai berikut :

Tabel 3.6

Tingkat Keerataan Korelasi

0 - 0.20 sangat rendah (hampir tidak ada hubungan)

0.21 - 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang

0.61 – 0.80 Cukup tinggi

0.81 – 1.00 Korelasi tinggi

Sumber: Syahri Alhusni (2003:157)

r =�1 ∑ X1� + �2 ∑ X2Y


(43)

4. Koefisien Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber : Umi Narimawati (2007:89)

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi r² = Kuadrat koefisien korelasi.

Adapun untuk mengetahui besar kontribusi pengaruh dari masing-masing variabel bebas (parsial) terhadap variabel tak bebas, diperoleh dari hasil perkalian antara nilai Beta (koefisien regresi yang sudah tersetandarkan atau Standardized Coefficients) dengan Zero-Order Correlation (korelasi parsial dari masing-masing variabel bebas).

3.2.6.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan”.

Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah


(44)

56

yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.

Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut : A. Uji Hipotesis Parsial

1. Uji Pengaruh variabel X1 dengan Y

Untuk mengetahui apakah variabel Kompetensi (X1) berpengaruh terhadap

variabel dependen Kualitas Audit (Y) dipakai statistik uji t dengan Hipotesis:

H0: β1= 0 Secara parsial kompetensi auditor tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

H1: β1≠ 0 Secara parsial kompetensi auditor berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Kriteria Uji:

Tolak Ho jika thitung > ttabel jika terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel Kompetensi (X1) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit (Y).

Terima Ho jika thitung ≤ ttabel jika tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel Kompetensi (X1) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit


(45)

2. Uji Pengaruh variabel X2 dengan Y

Untuk mengetahui apakah variabel Etika Auditor (X2) berpengaruh terhadap

variabel dependen Kualitas Audit (Y) dipakai statistik uji t dengan Hipotesis:

H0: β2= 0 Secara parsial etika auditor tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

H1: β2≠ 0 Secara parsial etika auditor berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Adapun untuk mencari t dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Sumber : Suharyadi dan Purwanto (2004:525)

Dimana :

t = Nilai uji t

bi = koefisien regresi

s(bi) = standar error dari koefisien regresi

Kriteria Uji:

Tolak Ho jika thitung> ttabel jika terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel Etika Auditor (X2) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit (Y).

Terima Ho jika thitung ≤ ttabel jika tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel Etika Auditor (X2) yang sedang diuji terhadap Kualitas Audit

(Y).

t =

��


(46)

58

B.Uji Hipotesis Simultan

Untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel Kompetensi (X1)

dan Etika Auditor (X2) berpengaruh terhadap variabel Kualitas Audit (Y)

digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0: β1,β2=0 Secara simultan kompetensi dan etika auditor tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

H1: β1,β2≠0 Secara simultan kompetensi dan etika auditor berpengaruh

positif signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Adapun untuk mencari F dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel


(47)

Kriteria Uji :

Tolak Ho jika Fhitung> Ftabel jika terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel kompetensi (X1) dan Etika Auditor(X2)yang sedang diuji secara

bersama-sama terhadap (Y).

Terima Ho jika Fhitung ≤ Ftabel jika tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel kompetensi (X1) dan Etika Auditor(X2) yang sedang diuji


(48)

111

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis mengenai pengaruh kompetensi dan etika auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK, maka di bab ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK memiliki kompetensi, etika auditor yang tergolong baik dan kualitas audit yeng tergolong baik walaupun masih ada auditor yang diragukan.

2. Secara parsial kompetensi memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti perilaku disfungsional, professionalisme dan lain-lain. Terdapat hubungan kuat antara kompetensi dengan kualitas audit. Hal ini berarti apabila kompetensi meningkat maka kualitas auditnya pun akan meningkat pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Secara parsial etika auditor memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti time budget pressure, audit tenure, fee audit dan lain-lain. Terdapat hubungan kuat antara etika auditor dengan kualitas audit. Hal ini berarti apabila etika auditor meningkat maka kualitas auditnya akan menurun pada


(49)

Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

3. Secara simultan kompetensi dan etika auditor memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dengan memberikan pengaruh paling besar yaitu kompetensi terhadap kulaitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh kompetensi dan etika profesi auditor terhadap kualitas audit, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK , yaitu sebagai berikut:

1. Kompetensi, Etika auditor dan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK tergolong baik. kepada para auditor pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK supaya tetap mempertahankan dan meningkatkan kompetensi auditor yaitu dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang lebih baik, meningkatkan ketaatan pelaksanaan etika profesi akuntan publik yang lebih baik, dan diharapkan para akuntan publik dapat terus menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku umum di Indonesia.


(50)

113

2. Sikap kompetensi pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK berada dalam kategori baik. Namun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa auditor yang tidak memenuhi pelatihan teknis dalam pelaksanaan profesional berkelanjutan dan auditor hanya kadang - kadang tidak memiliki pengalaman praktek audit salah satu industri khusus . Agar memperoleh kualitas audit yang baik maka perlunya mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar agar kualitas audit yang akan dihasilkan menjadi baik. Etika auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK berada dalam kategori baik. Namun dalam pelaksanaannya masih adanya auditor tidak memberikan laporan hasil audit yang ditemukan dilapangan dan tidak bertanggung jawab terhadap hasil yang diberikannya. Agar dalam pelaksanaan audit seorang auditor bertanggung jawab terhadap hasil yang diberikan , maka auditor perlu mematuhi etika auditor yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) agar kualitas audit yang dihasilkan menjadi lebih baik.

3. Kompetensi, Etika Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar diBAPEPAM-LK sudah baik, namun disetiap Kantor Akuntan Publik pasti tidak semuanya seorang auditor memiliki kompetensi dan masih ada auditor yang melanggar etika sehingga berdampak buruk pada kualitas audit yang dihasilkan. Untuk menghindari hal tersebut menyarankan bahwa PPAJP melakukan training atau PPL yang diadakan oleh IAPI.


(51)

(52)

(1)

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dibahas sebelumnya maka uraian dari hasil uji hipotesis untuk penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Kompetensi, Etika Auditor dan Kualitas Audit

Setelah melakukan penyebaran kuesioner pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung maka dapat dilihat bahwa persentase skor jawaban responden kompetensi itu berada dalam kategori baik yaitu sebesar 70%. Namun ada salah satu indikator yang cukup baik Hal tersebut tidak sesuai dengan fenomena yang terjadi pada MYOH seperti kurang berkompeten dalam menjalankan tugasnya karena masih adanya kesalahan dalam hal penjumlahan maupun dalam penyajian arus kas dan belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SPAP) dalam pelaksanaan audit.

hasil persentase skor jawaban responden etika auditor itu berada dalam kategori baik yaitu sebesar 71,7%. Namun ada salah satu indikator yang cukup baik Hal tersebut tidak sesuai dengan fenomena yang terjadi pada Petrus Mitra Winata dimana belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan melakukan pelanggaran etika auditor.

Kemudian hasil persentase skor jawaban responden kualitas audit berada dalam kategori baik yaitu sebesar 73,3%. Namun ada salah satu indikator yang cukup baik Hal tersebut tidak sesuai dengan fenomena yang Telah terjadi kesalahan pencatatan dalam audit laporan keuangan Taspen tahun buku 2005. Berkaitan dengan hal itu pencatatan aktiva bersih yang seharusnya Rp245 miliar, namun ditulis Rp249 miliar. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas audit yang dihasilkan KAP Ngurah Arya buruk.

b. Kompetensi, dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit secara Parsial.

Hasil dari nilai koefisien regresi untuk kompetensi adalah sebesar 0,583 yang berarti yang berarti kompetensi diprediksikan mampu menurunkan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Selanjutnya hasil dari nilai korelasi yang diperoleh kompetensi dengan kualitas audit adalah sebesar 0,848. Menurut Narimawati (2007:87) nilai korelasi sebesar 0,848 termasuk dalam kategori hubungan yang “sangat kuat” berada pada interval “0,80 -1,000”. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin baik Kompetensi yang dimiliki auditor, maka semakin baik pula Kualitas Audit yang dihasilkan.

Dari hasil dari koefisien determinasi diketahui secara parsial kompetensi memberikan pengaruh sebesar 39,8% sisanya sebesar 60,2% pengaruh dari faktor – faktor lain seperti time budget preasure dan audit tenure . Hasil pengujian hipotesis nilai thitung yang diperoleh untuk kompetensi auditor adalah sebesar 1,964 lebih besar dari nilai ttabel (1,796) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak H0 dan menerima H1 dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa secara parsial kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Berdasarkan analisis verifikatif kompetensi mempengaruhi kualitas Audit, sesuai dengan hasil penelitian Yossi Septiani (2012) yang menunjukan bahwa kompetensi memberikan pengaruh terhadap kualitas audit demikian juga pada penelitian Pornpun Musign (2011) yang menunjukan bahwa kompetensi memberikan pengaruh terhadap kualitas audit.

Akan tetapi pada indikator kompetensi terdapat beberapa butir pertanyaan poin ke 4,5,6 dalam kuesioner yang menjawab fenomena pada MYOH seperti kurang berkompeten dalam menjalankan tugasnya karena masih adanya kesalahan dalam hal penjumlahan maupun dalam penyajian arus kas dan belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SPAP) dalam pelaksanaan audit.

Hal tersebut sesuai pernyataan menurut I Gusti A.R (2008:63) yang menyatakan bahwa kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit kinerja dengan benar, kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang auditor kinerja, yaitu mutu profesional, pengetahuan umum, dan keahlian khusus dan


(2)

untuk memperoleh kompetensi tersebut dibutuhkan pendidikan dan pelatihan bagi auditor kinerja.

Hasil dari nilai koefisien regresi untuk etika auditor adalah sebesar 0,428 yang berarti etika auditor diprediksikan mampu menurunkan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Selanjutnya hasil dari nilai korelasi yang diperoleh etika auditor dengan kualitas audit adalah sebesar 0,847. Menurut Narimawati (2007:87) nilai korelasi sebesar 0,847 termasuk dalam kategori hubungan yang “sangat kuat” berada pada interval “0,80-1,000”. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin baik Etika yang dimiliki auditor, maka semakin baik pula Kualitas Audit yang dihasilkan.

Dari hasil dari koefisien determinasi diketahui secara parsial kompetensi memberikan pengaruh sebesar 39,3,% sisanya sebesar 60,7% pengaruh faktor – faktor lain seperti fee audit dan profesionalisme.

Hasil pengujian nilai thitung yang diperoleh untuk etika auditor adalah sebesar 1,941 lebih besar dari nilai ttabel (1,796) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak H0 dan menerima H1 dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa secara parsial etika auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Berdasarkan analisis verifikatif etika auditor mempengaruhi kualitas Audit, sesuai dengan hasil penelitian Alim dkk (2007) yang menunjukan bahwa etika auditor memberikan pengaruh positif terhadap kualitas audit demikian juga pada penelitian Goodman Hutabarat (2012) yang menunjukan bahwa etika auditor memberikan pengaruh positif terhadap kualitas audit.

Akan tetapi pada indikator kompetensi terdapat beberapa butir pertanyaan poin ke 5,7, dalam kuesioner yang menjawab fenomena pada Petrus Mitra Winata dimana belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan melakukan pelanggaran etika auditor.

Hal tersebut sesuai pernyataan menurut William F. Messier, Jr, Steven M. Glover and Douglas F. Prawitt (2005:374) yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan Etika auditor adalah etika mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalam masyarakat.

c. Kompetensi dan Etika Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit secara simultan

Hasil dari nilai konstanta untuk kompetensi dan etika auditor sebesar 1,470 yang menujukan nilai kualitas audit dipengaruhi oleh kompetensi dan etika auditor.

Kemudian hasil dari nilai korelasi simultan yang terjadi diantara kompetensi dan etika auditor dengan kualitas audit adalah sebesar 0,889. Menurut Narimawati (2007:87) nilai korelasi sebesar 0,889 termasuk dalam kategori hubungan yang “sangat kuat” berada pada interval “0,80-1,000”. Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat hubungan yang sangat kuat antara kompetensi dan etika auditor dengan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

Berdasarka penelitian nilai koefisien determinasi secara simultan kompetensi dan etika auditor memberikan kontribusi pengaruh sebesar 79% terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK, sedangkan sebanyak 21% (1-R2) sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti seperti time budget preasure, audit tenure, fee audit, profesionalisme dan sebagainya.

Dari hasil tersebut, terlihat bahwa kompetensi memberikan kontribusi pengaruh paling kuat terhadap kualitas audit dengan kontribusi pengaruh yang diberikan adalah sebesar 39,8 %.


(3)

Berdasarkan hasil nilai Fhitung yang diperoleh adalah sebesar 20,711 lebih besar dari nilai Ftabel (3,982) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian adalah menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan kompetensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK memiliki kompetensi, etika auditor yang tergolong baik dan kualitas audit yeng tergolong baik walaupun masih ada auditor yang diragukan. 2. Secara parsial kompetensi memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kualitas

audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti perilaku disfungsional, professionalisme dan lain-lain. Terdapat hubungan kuat antara kompetensi dengan kualitas audit. Hal ini berarti apabila kompetensi meningkat maka kualitas auditnya pun akan meningkat pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Secara parsial etika auditor memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti time budget pressure, audit tenure, fee audit dan lain-lain. Terdapat hubungan kuat antara etika auditor dengan kualitas audit. Hal ini berarti apabila etika auditor meningkat maka kualitas auditnya akan menurun pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

3. Secara simultan kompetensi dan etika auditor memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dengan memberikan pengaruh paling besar yaitu kompetensi terhadap kulaitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK.

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang pengaruh kompetensi dan etika profesi auditor terhadap kualitas audit, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK , yaitu sebagai berikut:

1. Kompetensi, Etika auditor dan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK tergolong baik. kepada para auditor pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK supaya tetap mempertahankan dan meningkatkan kompetensi auditor yaitu dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang lebih baik, meningkatkan ketaatan pelaksanaan etika profesi akuntan publik yang lebih baik, dan diharapkan para akuntan publik dapat terus menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku umum di Indonesia.

2. Sikap kompetensi pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK berada dalam kategori baik. Namun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa auditor yang tidak memenuhi pelatihan teknis dalam pelaksanaan profesional berkelanjutan dan auditor hanya kadang - kadang tidak memiliki pengalaman praktek audit salah satu industri khusus . Agar memperoleh kualitas audit yang baik maka perlunya mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar agar kualitas audit yang akan dihasilkan menjadi baik. Etika auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK berada dalam kategori baik. Namun dalam pelaksanaannya masih adanya auditor tidak memberikan laporan hasil audit yang ditemukan dilapangan dan tidak bertanggung jawab terhadap hasil yang diberikannya. Agar dalam pelaksanaan audit seorang auditor bertanggung jawab terhadap hasil yang diberikan , maka auditor perlu mematuhi etika auditor yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) agar kualitas audit yang dihasilkan menjadi lebih baik.


(4)

3. Kompetensi, Etika Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar diBAPEPAM-LK sudah baik, namun disetiap Kantor Akuntan Publik pasti tidak semuanya seorang auditor memiliki kompetensi dan masih ada auditor yang melanggar etika sehingga berdampak buruk pada kualitas audit yang dihasilkan. Untuk menghindari hal tersebut menyarankan bahwa PPAJP melakukan training atau PPL yang diadakan oleh IAPI.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. James L. Loebbecke, 2012. Auditing Pendekatan Terpadu,

Terjemahan oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Dua, Edisi Indonesia, Salemba

Empat, Jakarta.

Christiana Elfarini Eunike 2007

“pengaruh kompetensi dan independensi auditor

terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan publik dijawa

tengah).

De angelo, L.E.201

1. Auditor Independence, ”lowballing”, and disclosure

regulation. Journal of Accounting and Economics : 113-127.

Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Goodman Hutabarat Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 1, Januari 2012

Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan Etika Auditor terhadap

Kualitas Audit

Hery dan Merrina Agustiny. 2007. ―

Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi

Terhadap Pengambilan Keputusan Akuntan Publik (Auditor)‖.

Jurnal Akuntansi

& Manajemen, Vol. 18, No. 3 Desember 2007, 149-161.

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). 2011.

Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP). Jakarta: Salemba Empat.

Kane, G., & U. Velury. 2005. The impact of managerial ownership on the likelihood

of provision of high quality auditing services, Review Of Accounting &

Finance

Kusnendi , ANALISIS JALUR Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS dan LISREL 8, Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI, Bandung 2005.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998.

Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta.

Salemba Empat.

Mulyadi. 2002, “

AUDITING

”, Edisi Ke Enam, PT. Salemba Empat Patria, Jakarta.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Murtanto dan Marini. 2003.

Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta

Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi

Akuntan,

Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober, hlm.790

805.

sephson Insitute. "CHARACTER COUNTS!" and "The Six Pillars of Character" are

registered trademarks of Josephson Institute.

Sofyan Syafri Harahap. 2007.

Teori Akuntansi

. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono, Dr. 2010.

Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit

ALFABETA

Sugiyono. 2009,

Metoda Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

cetakan

ke 8, Penerbit Alfabeta, Bandung.


(5)

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.

Umi,Narimawati dkk. 2010.

Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun

Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis

LAMPIRAN

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No

Kuisio ner

Kompetensi (X1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. SPAP Seksi 210 PSA No.04 (2011:210.1)

1. Pengetahuan 2. Pengalaman

(SPAP, SA Seksi 210, PSA No. 04, 2011).

1. Pengetahuan 2. Pengalaman

1. Tingkat Pengetahuan Auditor 2. Tingkat

Pengalaman Auditor

Ordinal 1-3 4-6

Etika Auditor (X2) Perangkat prinsip moral atau nilai masing – masing orang yang memiliki perangkat nilai tersebut yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggung jawab untuk mencapai yang terbaik.

Josephson Institute for the Advancement of Ethics (2012) diterjemahkan oleh Hermawan Kartajaya

1. trustworthines s

2. respect 3. responsibility 4. fairness 5. caring 6. citizenship

Josephson Institute for the Advancement of Ethics (2012) diterjemahkan oleh Hermawan Kartajaya

1. Dapat dipercaya 2. Rasa hormat 3. Tanggung

jawab 4. Kewajaran 5. Kepedulian 6. Kewarganegar

aan

1. Tingkat kejujuran Auditor 2. Tingkat

Kesopanan Auditor 3. Tingkat

Tanggung Jawab Auditor 4. Tingkat tidak

memihak 5. Tingakt

sungguh-sungguh 6. Tingkat

kewajiban

Ordinal 7 8 9 10 11 12

“Kualitas audit (Y) adalah kemungkinan bahwa auditor akan

menemukan dan

melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor. Sedangkan pelaporan pelanganggaran

tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan

pelanggaran tersebut. Dorongan iniakan bergantung pada

7. Besarnya Kompensasi 8. Pemahaman

terhadap system informasi akuntansi klien 9. Komitmen

menyelesaika n audit

10. SPAP sebagai pedoman 11. Tidak mudah

percaya pernyataan

1. Besarnya Kompensasi 2. Pemahaman

terhadap system informasi akuntansi klien 3. Komitmen

menyelesaika n audit

4. SPAP sebagai pedoman 5. Tidak mudah

percaya pernyataan

1. Tingkat kompensasi 2. Mengusai

berbasis komputer 3. Tingkat

menyelesaikan audit

4. Tingkat SPAP sebagai pedoman 5. Tingkat tidak

mudah pada klien

6. Tingkat

perilaku auditor

Ordinal 13 14

15

16


(6)

Regresi Linier Berganda

Uji t

Uji f

independensi yang

dimiliki oleh auditor tersebut”. De Angelo (2011) diterjemahkan oleh Siti Nurmawar

klien

12. Pengambilan keputusan

De Angelo (2011)

diterjemahkan

oleh Siti

Nurmawar

klien

6. Pengambilan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Etika Auditor dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK)

0 26 83

Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 5 2

Pengaruh Integritas Auditor dan Skeptisisme Profesional Auditor terhadap Kualitas Audit (Survei pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 30 49

Pengaruh Integritas dan Masa Perikatan Auditor Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

2 10 47

Pengaruh Indepedensi dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 5 1

Pengaruh Integritas Dankompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 5 1

Pengaruh Kompetensi Auditor dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 8 32

Pengaruh Due Professional Care dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 32 67

Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor dan Masa Perikatan Audit Terhadap Kualitas Audit (Penelitian Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 8 60

Pengaruh Due Professional Care dan Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

0 23 65