Keanekaragaman Jenis Pakan Blok Lereng Gunung Payung

65 Tepus Amomum coccineum, waru Hibiscus tiliaceus dan sirih hutan Piper caducibrateum . Selain dimakan daunya, bagian ranting dari pohon waru dan malapari juga dimakan. Dilihat dari bekas yang dimakan dari tumbuhan tersebut, baik yang dirobohkan maupun yang ditarik ternyata tidak menimbulkan kematian pada tumbuhan tersebut melainkan tumbuhnya tunas-tunas baru pada bagian tumbuhan yang dirobohkan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa badak jawa memiliki naluri untuk menjaga sumber makanannya agar tetap tersedia dengan baik. Selain itu, berdasarkan pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa badak jawa lebih banyak mencari makan pada daerah-daerah yang relatif datar dan mempunyai kerapatan tumbuhan bawah yang lebih tinggi serta penutupan tajuk yang relatif terbuka.

3. Keanekaragaman Jenis Pakan

Keanekaragaman jenis merupakan derajat yang menunjukkan keragaman jenis pada suatu wilayah tertentu. Untuk menunjukkan keanekaragaman jenis tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu kekayaan jenis species richness , heterogenitas heterogenity dan kemerataan evenness. Kekayaan jenis merupakan jumlah spesies dalam suatu komunitas, heterogenitas merupakan kelimpahan individu dari setiap jenis yang teramati, sedangkan kemerataan menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan individu antara setiap spesies Santosa 1995. Berdasarkan hasil analisis data terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan yang merupakan pakan badak pada setiap lokasiblok penelitian, maka dapat diketahui besarnya indeks kekayaan jenis Margalef, indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener dan indeks kemerataan jenis Pielou, 1975. Indeks kekayaan jenis tumbuhan pakan badak tersebut berkisar antara 1.338 hingga 3.386 untuk tumbuhan bawah, 1.562 hingga 4.281 untuk tingkat semai, 1.344 hingga 4.769 untuk tingkat pancang, 1.536 hingga 4.936 untuk tingkat tiang dan 2.510 hingga 4.990 untuk tingkat pohon sebagaimana disajikan pada Gambar 15. Berdasarkan Gambar 15, dapat diketahui bahwa hampir pada semua lokasi penelitian indeks kekayaan jenis pada tingkat pohon cenderung lebih tinggi dari 66 tingkat tiang, pancang, semai dan tumbuhan bawah kecuali pada blok Citadahan, dimana indeks kekayaan jenis pada tingkat pancang dan semai jauh lebih tinggi. Selain itu, secara umum indeks kekayaan jenis pada blok yang terindikasi sebagai daerah konsentrasi badak cenderung lebih tinggi baik pada tingkat pohon, tiang, pancang, semai dan tumbuhan bawah dari lokasi lainnya, kecuali blok Cikeusik. Dari grafik di bawah juga dapat diketahui bahwa terdapat beberapa daerah yang indeks kekayaan jenisnya relatif tinggi tetapi tidak dijumpai badak jawa. Kondisi demikian diduga adanya faktor-faktor lain yang menjadi penghambat bagi badak jawa untuk mendatangi lokasi tersebut. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa badak jawa yang mendatangi suatu lokasi hanya karena pakan saja, bisa juga karena adanya kebutuhan lain yang tidak tersedia pada lokasi tersebut seperti air, kubangan, dan garam mineral. 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 T b. Bawah Semai Pancang T iang Pohon Tingkat Pertumbuhan Inde ks K e k a y a a n Ma rg a le f Ctdh Ciksk Cibdw Cigtr T j.T rlng Kr.Rnjg Cijkln Citlng Gn.Pyng Gambar 15. Indeks kekayaan jenis tumbuhan pakan badak pada lokasi penelitian Adapun indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pakan badak pada lokasi penelitian tersebut berkisar antara 1.553 hingga 2.624 untuk tumbuhan bawah, 1.684 hingga 2.786 untuk tingkat semai, 1.196 hingga 2.919 untuk tingkat pancang, 1.389 hingga 2.905 untuk tingkat tiang dan 1.967 hingga 3.053 untuk tingkat pohon sebagaimana disajikan pada Gambar 16. Berdasarkan Gambar 16, dapat diketahui bahwa hampir pada semua lokasi penelitian indeks keanekaragaman jenis pada tingkat pohon cenderung lebih tinggi dari tingkat tiang, pancang, semai dan tumbuhan bawah kecuali pada blok 67 Citadahan dan Karang Ranjang. Pada blok Citadahan indeks keanekaragaman jenis pada tingkat pancang dan semai jauh lebih tinggi dari tingkat lainnya. Sementara di blok Karang Ranjang indeks keanekaragaman jenis pada tumbuhan bawah lebih tinggi dari tingkat pohon dan tingkatan tumbuhan lainnya. 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 T b. Bawah Semai Pancang T iang Pohon Tingkat Pertumbuhan In d e k s K e an ek ar a g a m an Ctdh Ciksk Cibdw Cigtr T j.T rlng Kr.Rnjg Cijkln Citlng Gn.Pyng Gambar 16. Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pakan badak pada lokasi penelitian Indeks kemerataan jenis tumbuhan pakan badak pada lokasi penelitian berkisar antara 0.771 hingga 0.925 untuk tumbuhan bawah, 0.845 hingga 0.916 untuk tingkat semai, 0.619 hingga 0.939 untuk tingkat pancang, 0.714 hingga 0.951 untuk tingkat tiang dan 0.822 hingga 0.943 untuk tingkat pohon sebagaimana disajikan pada Gambar 17. Nilai indeks kemerataan merupakan ukuran keseimbangan antara suatu komunitas satu dengan lainnya. Nilai-nilai ini dipengaruhi oleh jumlah jenis yang terdapat dalam satu komunitas Ludwig Reynolds 1988. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi indeks kemerataan jenis pada suatu habitat maka keseimbangan komunitasnya juga akan semakin tinggi. Pada Gambar 17 diketahui bahwa keseimbangan antar komunitas jenis pada tumbuhan bawah di blok Citelang adalah yang paling tinggi J’=0.925 dan yang terendah yaitu di blok Cikeusik J’=0.771. Pada tingkat semai, keseimbangan komunitas yang tertinggi terdapat pada blok Cigenter J’=0.916 dan terendah pada blok Cikeusik. Sementara itu, pada blok Cigenter mempunyai keseimbangan komunitas paling tinggi pada tingkat pancang, tiang dan pohon. Sedangkan pada blok Gunung 68 Payung mempunyai keseimbangan komunitas paling rendah pada tingkat pancang dan tiang, sementara blok Cikeusik keseimbangan komunitasnya paling rendah pada tingkat pohon J’=0.822. 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 T b. Bawah Semai Pancang T iang Pohon Tingkat Pertumbuhan Inde ks K e m e ra ta a n P ie lo u Ctdh Ciksk Cibdw Cigtr T j.T rlng Kr.Rnjg Cijkln Citlng Gn.Pyng Gambar 17. Indeks kemerataan jenis tumbuhan pakan badak pada lokasi penelitian

4. Pola Sebaran Pakan