Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan, penejelasan Pasal 28 ayat 3 butir c.
4 Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa performansi guru merupakan kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru sesuai dengan
kompetensi yang telah dipersyaratkan demi keberhasilan proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran. Guru harus berusaha sekuat tenaga dan pikiran
untuk mempersiapkan program pengajarannya dengan baik. Guru diharapkan dapat
memikirkan perilaku
siswanya sejak
merencanakan kegiatan
pembelajarannya sehingga guru bisa memiliki seribu satu cara untuk bisa mengajar dan membantu siswanya.
2.1.8. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Piaget dalam Rifa‟I dan Anni 2011: 27-30 membagi perkembangan
kognitif manusia menjadi empat tahap yaitu:
1
Tahap sensorimotor umur 0-2 tahun
Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasikan pengalaman indra sensori siswa berkebutuhan khusus seperti melihat dan
mendengar dengan gerakan motorik otot siswa berkebutuhan khusus menggapai, menyuntuh. Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan
pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini bayi menunjukan pola sensorimotorik yang lebih kompleks.
2
Tahap Praoperasional umur 2-7 tahun
Tahap ini lebih bersifat simbolis, egosentries dan intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi
dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Sub-tahap simbolis 2-4 tahun, pada tahap ini tahap ini anak secara mental sudah mampu mempresentasikan
obyek yang tidak nampak dan penggunaan bahasa mulai berkembang ditunjukan dengan sikap bermain, sehingga muncul egoisme dan animisme.
Pada tahap Sub-tahap Intuitif 4-7 tahun anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Intuitif
karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan pemahaman siswa berkebutuhan khusus, namun tidak menyadari bagaimana siswa
berkebutuhan khusus bisa mengetahui cara-cara apa yang siswa berkebutuhan khusus ingin ketahui.
3 Tahap operasional konkret umur 7-11 tahun
Pada tahapan ini anak mampu mengoperasikan berbagai logika dalam bentuk benda yang konkrit.
4 Tahap operasional formal umur 11-15 tahun
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan problem
verbal. Anak juga mampu berpikir spekuatif tentang kualitas ideal yang
siswa berkebutuhan khusus inginkan dalam diri siswa berkebutuhan khusus dan diri orang lain.
Berdasarkan dari tahap-tahap perkembangan menurut Piaget, siswa yang berada di jenjang SD berada dalam tahap operasional konkret 7-12 tahun.
Karakteristik siswa dalam tahap ini, yaitu siswa mampu melakukan kegiatan tertentu. Siswa sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis. Namun
siswa masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak. Menurut Sugiyanto 1992, ada empat karakteristik siswa SD yang perlu
diketahui guru, yaitu antara lain: 1 anak usia SD adalah senang bermain, 2 senang bergerak, 3 senang bekerja dalam kelompok, 4 serta senang
merasakanmelakukan sesuatu secara langsung. Guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa
berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus menuntut siswanya untuk aktif
dalam belajar. Selain itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik para siswanya agar siswa dapat dibimbing dengan baik.
2.1.9. Anak Berkebutuhan Khusus