Uji Hipotesis Rancangan analisis dan uji hipotesis

4. Koefisien Determinasi Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi r 2 . Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh free cash flow dan debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelas

3.5.2 Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono 2012:64 mengemukakan Hipotesis yaitu ”Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan ” Rancangan pengujian hipotesis yang diuji untuk mengetahu iada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti, dimana nol H0 merupakan hipotesis tentang adanya pengaruh, yang pada umumnya dirumuskan untuk ditolak sedangkan hipotesis tandingan H1 merupakan hipotesis penelitian. Sehingga penelitian ini sebagai alat untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen X yaitu Free Cash flow X1 dan Debt to equity Ratio X2 terhadap Dividen Payout Ratio sebagai variabel dependen Y, langkah-langkah untuk menganalisinya adalah sebagai berikut : Sumber: Jonathan, 2005:72 Kd = r 2 x 100

1. Penetapan Hipotesis

a Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: a. Hipotesis parsial antara variabel bebas free cash flow terhadap dividend payout ratio yang merupakan variabel terikat. Ho : Free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio Hi : Free cash flow berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio b. Hipotesis parsial antara variabel bebas debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio yang merupakan variabel terikat. Ho : Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio Hi : Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio c. Hipotesis simultan antara variabel bebas free cash flow terhadap dividend payout ratio yang merupakan variabel terikat. Ho : Free cash flow dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio Hi : Free cash flow dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio b Hipotesis Statistik a. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t. Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak two tail test dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol Ho : ß = 0 dan hipotesis alternatifnya Hi : ß ≠ 0 . pengujian hipotesis secara parsial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : ß=0 : free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio . Hi :ß ≠0 : free cash flow berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio . Ho : ß=0 : Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hi : ß ≠ 0 : Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio b. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji Statistik F Pengujian secara simultan menggunakan uji F pengujian signifikansi secara bersama-sama. pengujian hipotesis secara simultan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H : β 1 = β 2 = 0, Free Cash flow dan Debt to Equity Ratio secara bersama- sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio. H a : β 1 ≠ β 2 ≠0, Free Cash flow dan Debt to Equity Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Dividend payout ratio.

2. Menentukan tingkat signifikan

Berkaitan dengan tingkat signifikansi, menurut Sugiyono, 2012 : 149 adalah sebagai berikut : “Signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikan berarti perbedaanitu dapat digeneralisasikan”. Tingkat signifikan ditentukan dengan 5 dari derajat bebas dk = n – k – l, untuk menentukan t tabel dan F tabel S ebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut : a. Membandingkan t hitung dengan t tabel Parsial Nilai Uji t dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Sumber: Sugiyono 2012:220 Dimana : r = Koefisien Korelasi Parsial k = jumlah variable independen n = jumlah anggota sampel n-k-1 = derajat bebas Hasil t hitung dibandingkan t tabel dengan kriteria : - Jikat t hitung ≥ t tabel maka H o ada di daerah penolakan, berarti H i diterima artinya antara variable X dan variable Y ada pengaruhnya. - Jika t hitung ≤ t tabel maka H o ada di daerah penerimaan, berarti H i ditolak artinya antara variable X dan variable Y tidak ada pengaruhnya. - t hitung ; dicari dengan rumus perhitungan t hitung , dan - t tabel ; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = n-k-1 b. Membandingkan F hitung dengan F tabel Simultan Nilai Uji F dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Sumber: Sugiyono 2012:217 Dimana : R = Koefisien Korelasi Berganda k = Jumlah Variabel Independen n = jumlah anggota sampel Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel , dengan ketentuan: - Jika F hitung ≥ F tabel , variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H ditolak signifikan. - Jika F hitung F tabel , variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, maka H diterima tidak signifikan.

4. Menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan

Gambar 3.1 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji t Gambar 3.2 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji f

5. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan H , dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Hi diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan. Kesimpulannya, Free cash flow dan Debt to equity ratio berpengaruh tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio . Tingkat signifikannya yaitu 5 a = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95 , maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

4.1.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia

Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa pasang surut akibat beberapa faktor, mulai dari perang I dan II hinga perpindahan kekuasaan dari pemerintah colonial kepada Pemerintah Republik Indonesia RI. Selanjutnya, pihak Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No.13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952. Dalam 2 dua dasawarsa selanjutnya, perkembangan Pasar Modal Indonesia mengalami stagnasi sehubungan dengan dihentikannya kegiatan Pasar Modal sepanjang decade 1960-an hingga akhir pertengahan 1970-an. Pada tahun 1977, Pemerintah menghidupkan kembali Pasar Modal Indonesia dengan mencatatkan saham 13 perusahaan Penanaman Modal asing PMA. Namun, dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir decade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya pada tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta pada tahun 1992.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009

0 40 86

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

0 23 84

Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio (DER),ROA, Cash Ratio, Asset Growth, dan Firm Size terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2009-2012).

1 15 13

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

0 3 84

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETTERHADAPDEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI

1 2 15

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 23

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DEBT TO EQUITY RATIO DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan Manufaktue yang Terdaftar di BEI).

0 0 6

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 29

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, RETURN ON EQUITY, FREE CASH FLOW, FIRM SIZE DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013.

0 0 114

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

0 0 11