, ,
, =parameter
elastisitas memilikiperkembangan
tingkat pendapatan retribusi obyek pariwisata yang sama
tinggi
nya dengan
kabupaten Magelang.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah alat analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis linear berganda, variabel
dependen yang digunakan adalah pendapatan sektor pariwisata, dan variabel dengan tingkat hunian hotel, jumlah wisatawan dan jumlah obyek wisata dalam
penelitian terdahulu semuanya berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu pendapatan sektor pariwisata.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah dalam penelitian sebelumnya jumlah tahun yang diteliti kurang dari 25 tahun, variabel independen yang diteliti jumlahnya beragam,
variabel tingkat hunian pada penelitian Nasrul adalah jumlah unit kamar yang terjual, sedangkan dalam penelitian ini adalah persentase kamar yang terjual
dibandingkan kamar yang tersedia.
2.6. Kerangka Berpikir
Penerimaan sektor pariwisata tidak terlepas dari peran pajak dan retribusi.Dengan menjumlahkan pajak seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburandan berbagai retribusi seperti retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusitempat penginapan, retribusi tempat rekreasi dan pendapatan lain yang
sah makaakan didapat pendapatan sektor pariwisata.
Tingkat hunian hotel merupakan tolak ukur keberhasilan hotel dalam menjual produknya, salah satunya adalah kamar. Tingkat hunian hotel mempunyai
hubungan yang positif terhadap pendapatan daerah sektor pariwisata karena semakin tinggi tingkat hunian hotel, maka secara langsung akan meningkatkan
pendapatan hotel yang pada akhirnya akan menaikan pendapatan daerah malaui pajak hotel yang diterima.
Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut,
paling sedikit untuk keperluan makan, minum dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut. Berbagai macam kebutuhan wisatawan selama perjalanan
wisatanya akan menimbulkan gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di daerah tujuan wisata.Hal ini dapat diasumsikan bahwa jika wisatawan banyak
berkunjung, semakin besar pula pendapatan dari berbagai retribusi dan pajak pariwisata yang diperoleh.
Salah satu faktor yang membuat seseorang untuk mengunjungi suatudaerah adalah karena adanya obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi
didaerah tersebut. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah, swasta dan masyarakatuntuk menciptakan atau membuka obyek-obyek wisata yang menarik
untukdikunjungi.Membangun suatu obyek wisata harus di rancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria yang cocok dengan daerah wisata tersebut.Dengan
demikian, jumlah obyek wisata yang ada diharapkan dapat meningkatkan penerimaan daerah dari sektor pariwisata, baik melalui pajak daerah maupun
retribusi daerah. Berdasarkan asumsi-asumsi pada pengaruh tingkat hunian hotel, jumlah
wisatawan dan jumlah obyek wisata terhadap pendapatan sektor pariwisata Kabupaten Kudus, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagaimana dalam
gambar 2.1
Upah Investasi
Sektor Industri Pertumbuhan Ekonomi
Sektor Industri
Pendapatan Daerah Sektor Pariwisata Rp
tiobjb Pendapatan Daerah Sektor sePariwisata
Jumlah Wisatawan Investa
Jumlah Obyek Wisata Unit
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.7. Hipotesis