Faktor yang mempengaruhi munculnya PKL

untuk berlama-lama dan kembali lagi pada waktu yang lain ke tempat yang sama.

3. Faktor yang mempengaruhi munculnya PKL

Secara umum faktor penyebab munculnya PKL di kota-kota besar adalah sebagai berikut. 1. Sempitnya lapangan kerja Semakin banyak orang yang menganggur, karena tidak adanya lowongan pekerjaan. Kemudian mereka memilih menjadi PKL karena selain modalnya yang relatif kecil juga tidak diperlukan persyaratan sebagaimana orang-orang yang bekerja di instansi pemerintahan atau perusahaan-perusahaan tertentu. Hal terpenting mereka bisa mencari sesuap nasi untuk mempertahankan kehidupannya. 2. Kesulitan ekonomi Pada tahun 1997-1999 terjadi krisis moneter yang menyebabkan bertambahnya pengangguran karena banyak perusahaan yang mem PHK para pekerjanya. Selain itu harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan yang begitu drastis. Banyak di antara mereka yang memilih jalan keluar dengan menjadi PKL. 3. Urbanisasi Urbanisasi atau yang sering disebut perpindahan orang dari desa ke kota. Tidak lain urbanisasi ini disebabkan oleh tidak adanya lapangan pekerjaan di desa serta kehidupan yang serba kekurangan. Mereka berangkat ke kota dengan tidak bermodalkan pendidikan serta keahlian. Sehingga akhirnya mereka banyak yang menjadi PKL Tanuwijaya, 2011:11-12. Ada beberapa alasan yang melatar belakangi seseorang untuk terjun memilih pekerjaan sebagai PKL. Susahnya mencari pekerjaan karena menipisnya lapangan pekerjaan yang tersedia menjadi salah satu alasan seseorang memilih bekerja sebagai PKL. Alasan lainnya adalah tingkat pendidikan yang rendah sehingga menyulitkan mereka untuk dapat memperoleh pekerjaan yang mensyaratkan jenjang pendidikan tertentu. Keterampilan yang kurang juga mempengaruhi mengapa seorang untuk bekerja sebagai PKL. Mereka pada umumnya beranggapan bahwa untuk menjadi seorang PKL, tidak perlu memiliki keterampilan yang lebih, asalkan memiliki keuletan Alma, 2011:9. Lapisan masyarakat menengah ke bawah dengan keterampilan, pendidikan, dan akses terbatas peluang untuk memasuki sektor formal sangat terbatas. Akhirnya mereka menggeluti sektor informal yang tidak mensyaratkan kriteria yang berlebihan. Dengan modal yang terbatas, ditambah dengan keterampilan dan keuletan, mereka mampu bertahan hidup di perkotaan dan membiayai sekolah putra putrinya, menabung atau memberi bantuan di daerah atau kampung. Pada saat pulang ke kampung, mereka kadang-kadang membawa sanak saudaraatau teman kampung untuk dipekerjakan di tempat usahanya, atau mengajarkan mereka untuk bekerja di sektor informal dan bertahan untuk hidup di kota Hariyono, 2007:111. Tempat PKL berjualan tidak dibatasi oleh ukuran lima kaki 1,5 meter, tetapi disesuaikan dengan lahan yang ada atau lahan yang dibutuhkan. Lokasinya pun tidak hanya di emperan toko atau trotoar, sudah meluas ke pinggiran jalan maupun lahan yang kosong. Pada intinya PKL ada dimana saja yang penting bisa menghasilkan uang. Meskipun demikian, tidak sedikit permasalahan yang ditimbulkan oleh PKL, diantaranya bau sampah, lingkungan yang kotor, kesemrawutan dan sebagainya. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota adalah melakukan penertiban atau penggusuran. Tidak sedikitpun juga orang yang merasa kasihan pada PKL jika melihat mereka ditertibkan dan gusur secara paksa oleh aparat pemerintah. Berikut ini merupakan permasalahan PKL yang menjadi pemikiran berbagai macam pihak, diantaranya: Pertama,apabila dihilangkan, berarti pemerintah sudah mematikan sumber penghidupan rakyatnya sendiri. Makan dan minum keluarga mereka dan biaya hidup lainnya keluarga mereka. Kedua, penggusuran PKL seharusnya tidak dilakukan dengan kekerasan dan tindakan semena-mena, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Jika akan ada penertiban atau penggusuran mestinya diberi tahu jauh- jauh hari bahwa mereka akan ditertibkan dan memang jika akan dipindahkan beri tau juga sebelumnya. Jangan langsung melakukan penertiban dan penggusuran tanpa sepengatahuan PKL. Ketiga,pemerintah harus tegas dan adil terhadap PKL. Biasanya PKL tidak mau pindah dengan alasan bahwa mereka telah membayar uang pungutan yang telah ditarik oleh pemerintah. Seharusnya sejak awal, misal pemerintah melakukan observasi serta pengamatan terhadap PKL. Jika jumlah PKL meningkat dari hari ke harinya, maka pemerintah harus membuat aturan tentang pembatasan PKL. Keempat,dari pihak PKL, mereka juga harus menunjukkan sikap yang tertib, disiplin dan bisa menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Kadang kala PKL juga susah diatur, mereka bertindak semaunya, tidak memperhatikan aturan, kurang peduli dengan lingkungan sekitar. Seharusnya mereka sadar, jika mereka tertib, disiplin dan bisa menjaga kebersihan pemerintah juga tidak akan sembarangan melakukan penggusuran Tanuwijaya, 2011:13. Pedagang kaki lima merupakan sektor informal yang sulit untuk diatasi pemerintah daerah. Perkembangan sektor informal di perkotaan tidak terlepas dari pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Salah satu penyebab makin berkembangnya sektor informal di perkotaan. Orang-orang berdatangan dari desa ke kota karena di desanya sudah tidak ada lagi pekerjaan dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Mereka berangkat ke kota tanpa bantuan modal pendidikan maupun keahlian. Akhirnya, merekapun menjadi PKL Permadi, 2007:7.

4. Jenis-jenis perlengkapan yang digunakan oleh PKL