11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Beberapa Penelitian Terdahulu
Penelitian murni yang beranjak dari nol jarang ditemui. Biasanya suatu penelitian mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak
dalam penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, peninjauan terhadap penelitian lain sangat penting sebab bisa digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang
telah lampau dengan penelitian yang akan datang. Penelitian mengenai sejarah kontroversial pada materi-materi seperti
Supersemar dan G30SPKI merupakan penelitian yang cukup menarik. Adapun beberapa penelitian yang masih ada keterkaitan dengan penelitian yang akan
dikaji oleh peneliti, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tsabit 2008, Taofiq 2010.
Tsabit 2008 dalam skripsinya yang berjudul Pembelajaran Sejarah Kontroversial di Sekolah Menengah Atas Studi Kasus di SMA Negeri 1
Banjarnegara menjelaskan bahwa pembelajaran untuk peristiwa sejarah yang bersifat kontroversial telah diterapkan di Sekolah Menengah Atas. Ada tiga hal
yang mendorong pelaksanaan pembelajaran sejarah kontroversial, yakni dari aspek sekolah, kemandirian guru dn kemampuan peserta didik yang baik. Ada dua
jenis sejarah kontroversial yang diajarkan di SMA, yakni sejarah kontroversial nonkontemprer dan sejarah kontroversial kontemporer. Salah satu materi yang
12
kontroversial yang telah diajarkan adalah materi yang membahas peristiwa Gerakan 30 September dan Supersemar. Materi tersebut diajarkan pada program
IPS di kelas XII semester I dan di program IPA di kelas XI semester II. Ada beberapa kendala yang ditemui guru sejarah dalam pembelajaran
sejarah kontroversial. Kendala-kendala tersebut dapat dipilah menajdi tiga, yakni kendala dalam aspek perencanaan pembelajaran, kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran, dan kendala dalam aspek atau komponen pendukung lainya. Kendala-kendala yang ditemui dalam kelas sejarah secara umum dapat disebabkan
oleh dua faktor, yakni 1 faktor intern dan 2 faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam ilmu sejarah, yakni adanya perubahan dalam corak
historiografi Indonesia posreformasi. Faktor kedua adalah faktor ekstern yakni faktor-faktor luar yang berasal dari luar sejarah yang memengaruhi sejarah dan
pendidikan sejarah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah materi yang
dikaji, yaitu materi Supersemar dan Gerakan 30 September G30SPKI. Sedangkan perbedaanya terletak pada obyek yang dikaji. Pada penelitian ini
adalah mengenai penerapan pembelajaran sejarah kontroversial, sedangkan pada penelitian peneliti ini mengarah kepada persepsi guru sejarah dan siswa terhadap
munculnya buku-buku yang berwacana pelurusan sejarah Indonesia serta persepsi terhadap materi sejarah kontroversial.
Taofiq 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kontroversial
Materi Gerakan 30 September 1965 Melalui Metode Debat pada Siswa Kelas XI
13
IPA 2 di SMA Negeri 1 Tuntang Tahun Ajaran 20092010 mengkaji tentang penggunaan metode debat dalam mempengaruhi pola berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode debat terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian
menunjukkan terjadi peningkatan dengan menbandingkan hasil tes pra siklus, tes siklus I dan tes siklus II. Hasil ter pra siklus, siswa hanya mencapai nilai rata-rata
kelas sebesar 61,21 dan ketuntasan belajar sebesar 42,86. Hasil tes siklus I nilai rata-rata kelas 63,78 dan ketuntasan belajar sebesar 64,29. Pada siklus II
terjadi peningkatan sehingga memenuhi target yaitu nilai rata-rata kelas 73,64 dan ketuntasan belajar 85,71.
Selain mempunyai persamaan, penelitian ini juga mempunyai perbedaan. Perbedaanya terletak pada permasalahan kemampuan berpikir kritis siswa,
sedangkan peneliti mengkaji persepsi siswa terhadap buku. Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat diketahui bahwa penelitian
mengenai sejarah kontroversial sudah banyak dilakukan, baik penerapannya dalam pembelajaran maupun pengaruhnya pada pola berpikir kritis siswa. Akan
tetapi penelitian mengenai persepsi guru dan siswa terhadap buku-buku yang berwacana pelurusan sejarah pada materi sejarah kontroversial Supersemar dan
G30SPKI belum dilakukan. Oleh karena itu, peneliti berharap penelitian ini dapat melengkapi penelitian sebelumnya, serta dapat dijadikan pijakan bagi
peneliti selanjutnya.
14
B. Teori Persepsi