Kerangka Berpikir Pendekatan Penelitian

27 Dalam keterangan di atas, telah disampaikan beberapa kecenderungan yang terjadi belakangan ini dalam penulisan sejarah Indonesia yang termasuk dalam kerangka pelurusan sejarah. Menurut Asvi Warman Adam 2007:19 pelurusan sejarah itu berarti menjadikan sejarah yang dulu seragam menjadi beragam. Kalau dulu ada cuma satu versi mengenai G30S, sekarang sudah terungkap berbagai versi lainnya. Sejarah bisa terjadi beberapa versi, menurut Paul Veyne sejarah adalah penceritaan mengenai peristiwa dan bukan peristiwa itu sendiri. Peristiwa itu sendiri tidak bisa diraih oleh sejarawan secara langsung dan utuh. Ia selalu tidak lengkap, dilacak melalui jejak, diperlukan dokumen dan kesaksian dari para pelaku. Meskipun kita menyaksikan suatu peristiwa dengan mata kepala sendiri, kejadian itu tetap tidak terliput secara keseluruhan. Itulah sebabnya terdapat berbagai versi dalam sejarah.

E. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan tanggapan terhadap suatu obyek dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang ditangkap oleh panca indera. Hal ini berarti kita dapat mempersepsikan suatu kejadian bila kita melihat obyek dengan alat indera kita atau dengan cara menyimpulkan informasi- informasi dari orang lain tentang obyek tertentu kemudian kita dapat menafsirkan obyek tersebut. Dalam kegiatan belajar mengajar buku merupakan suatu kebutuhan pokok, baik itu bagi guru maupun siswa itu sendiri. Buku menjadi pegangan wajib dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Setidaknya buku- 28 buku tersebut menjadi pegangan dan pedoman. Di samping buku-buku resmi yang disusun dan dikeluarkan oleh pemerintah, bermunculan buku-buku di luar keluaran resmi pemerintah. Dalam hal ini, munculnya buku-buku yang berwacana pelurusan sejarah Indonesia khususnya dalam materi kontroversi seperti Supersemar dan G30SPKI sedikit banyak akan berpengaruh bagi pemikiran guru maupun siswa itu sendiri. Dengan demikian, maka munculnya buku-buku yang berwacana pelurusan sejarah Indonesia akan menimbulkan tanggapan yang beragam bagi para guru dan siswa itu sendiri. Hal ini juga akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas, bagaimana guru menjelaskan munculnya pemikiran-pemikiran tersebut. 29 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2007:4 penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Strauss dan Corbin dalam Utomo 2004:16 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan dengan menggunakan proses berpikir induktif, peneliti terlibat dalam situasi dan latar fenomena dengan memusatkan perhatian pada kenyataankejadian dalam konteks suatu kejadian unik dengan memperhatikan perbedaan konteks. Metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapi peneliti di lapangan. Kedua, metode kualitatif ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Moleong, 2002:5. Dengan menggunakan pendekatan kualitaif ini diharapkan bahwa persepsi guru dan siswa kelas XII SMA Negeri se-Kabupaten Pati terhadap 30 munculnya buku-buku yang berwacana pelurusan sejarah Indonesia dapat dideskripsi secara teliti.

B. Lokasi Penelitian