79
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
1. Persepsi guru sejarah SMA Negeri se-Kabupaten Pati terhadap munculnya
buku-buku yang berwacana pelurusan sejarah Indonesia mendapat tanggapan yang baikpositif. Ada beberapa pendapat dari para guru sejarah
mengenai wacana tersebut, yakni munculnya wacana pelurusan sejarah Indonesia dimulai sejak jatuhnya Orde Baru, wacana tersebut muncul
sebagai sebuah rangkaian dari munculnya berbagai kontroversi dari suatu peristiwa sejarah, kemudian wacana tersebut menjadi suatu langkah untuk
proses “pembenaran” sejarah yang selama ini dianggap telah dibelokkan. 2.
Persepsi siswa kelas XII SMA Negeri se-Kabupaten Pati terhadap munculnya wacana pelurusan sejarah Indonesia juga mendapat tanggapan
yang positif. Siswa cenderung mempunyai pemikiran bahwa pelurusan sejarah itu merupakan langkah untuk meluruskan cerita sejarah yang
selama ini dianggap keliru. Namun, sebagian siswa mempunyai anggapan yang berbeda bahwa wacana pelurusan sejarah dapat menimbulkan
dampak yang kurang bagus karena hanya akan memunculkan kontroversi lagi.
3. Bentuk pengimplementasian wacana pelurusan sejarah Indonesia belum
sepenuhnya bisa dilakukan. Ada beberapa kendala yang dihadapi, antara
80
lain 1 permasalah alokasi waktu yang terlalu sedikit, 2 ada sebagian guru yang masih beranggapan bahwa materi tersebut terlalu “rawan” untuk
diungkapkan dalam pembelajaran, 3 setiap materi harus mengacu pada standar kompetensi, 4 beberapa siswa masih asing dengan wacana
tersebut, 5 letak geografis masing-masing sekolah, dan 6 kelengkapan sumber belajar.
B. Saran
1. Guru harus pro-aktif dengan peserta didik untuk mencari info kesejarahan
terbaru melalui berbagai media. 2.
Dibutuhkan kemampuan guru untuk bisa mengoptimalkan media serta sumber belajar yang terbatas.
3. Perlu adanya sosialisasi mengenai informasi kesejarahan terbaru bagi
praktisi pendidikan. 4.
Perlu adanya penelitian serta pengembangan terhadap wacana pelurusan sejarah Indonesia dari para sejarawan, praktisi pendidikan dan pemerintah.
81
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Asvi Warman. 2009. Membongkar Manipulasi Sejarah. Jakarta : Kompas. -----. 2009. Pelurusan Sejarah Indonesia edisi revisi. Yogyakarta : Orbit.
Ahmad, Tsabit Azinar. 2006. ‘Observasi Masyarakat dan Wawancara; Sebuah Bacaan Awal’. Makalah disampaikan pada acara Orientasi Jurusan dan
Keakraban Mahasiswa Jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Semarang. Semarang, 6 September 2006
Aji, Achmad Wisnu. 2010. Kudeta Supersemar : Penyerahan atau Perampasan Kekuasaan?. Yogyakarta : Garasi.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmadi. 2000. Transformasi Pendidikan Memasuki Millenium Ketiga. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Beise, Kerstin. 2004. Apakah Soekarno Terlibat Peristiwa G30S. Yogjakarta : Ombak.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.
Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Reseacrh. Yogjakarta : Andi Offsett. Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta : Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta : Depdikbud.Balai Pustaka.
Kartodirjo, Sartono. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi ; Suatu Alternatif. Jakarta : Gramedia.
Kasmadi, Hartono. 1996. Model-model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang: IKIP Semarang Press.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Bentang Budaya.
Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek pengembangan lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan Mar’at. 1984. Sikap Manusia : Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia
82
Indonesia. Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press Moleong, lexy. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Rosdakarya. Rahmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. R emaja
Rosdakarya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung :
Alfabeta. Taofiq. 2010. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Sejarah Kontroversial Materi Gerakan 30 September 1965 Melalui Metode Debat pada Siswa Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1
Tuntang Tahun Ajaran 20092010. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial.
Tim Ikahimsi Unnes. 2007. Kumpulan Makalah : Pemikiran Ulang Historiografi dan Sistem Pendidikan Sejarah Indonesia. Semarang : Ombak
Tsabit. 2008. ’Pembelajaran Sejarah Kontroversial di Sekolah Menengah Atas Studi Kasus di SMA Negeri 1 Banjarnegara’. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ilmu Sosial UNNES. Utomo, Cahyo Budi. 2004. ’Metode Kualitatif’. Makalah disampaikan pada acara
Pelatihan Penalitian bagi Peneliti Pemula oleh UKM Penelitian. Semarang, 11 dan 13 Oktober 2004.
Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset. Wardaya, Baskara T. 2007. Membongkar Supersemar Dari CIA sampai Kudeta
Merangkak Melawan Bung Karno. Yogyakarta: Penerbit Galangpress. Widja, I Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud
83 Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Waktu : 21 Agustus 2010- 21 Oktober 2010
Tempat :
Informan :
A. Pendapat guru terhadap munculnya buku-buku berwacana pelurusan