19
dan untuk mengamati suatu obyek atau peristiwa perlu adanya indera yang baik karena kalau tidak individu tersebut menjadi salah mempersepsi.
C. Materi Supersemar dan Gerakan 30 September G30SPKI
1. Supersemar
Surat Perintah Sebelas Maret atau yang lebih dikenal dengan “Supersemar”, surat yang dibuat tahun 1966 ini merupakan suatu hal yang
sampai sekarang masih menjadi kontroversi dalam sejarah Indonesia. Menurut Adam 2009:116-120, ada tiga hal yang menjadi kontroversi dalam Supersemar
ini. Kontroversi yang pertama, tentang proses penyusunan dan penyerahan surat tersebut yang terkesan tidak wajar. Pengakuan dari beberapa orang bahwa surat
tersebut dibuat bukanlah atas inisiatif dan kemauan Sukarno sendiri. Kontroversi yang kedua adalah tentang pengetik Supersemar. Kontroversi yang ketiga, yaitu
munculnya indikasi bahwa surat perintah yang asli itu sengaja dihilangkan. Hal ini atas keterangan Ben Anderson, pakar Amerika yang pernah dicekal masuk
Indonesia oleh rezim Orde Baru. Sampai sekarang dokumen yang menjadi landasan kelahiran Orde Baru itu telah hilang secara misterius.
Isi Supersemar adalah diberikannya wewenang dari Presiden Sukarno ke Suharto untuk 1 mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk
terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya Pemerintahan dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan
Pimpinan PresidenPanglima TertinggiPemimpin Besar Revolusi Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan
20
melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi, 2 mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima
angkatan-angkatan lain dengan sebaik-baiknya, 3 supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut-paut dalam tugas dan tanggung jawab seperti tersebut di
atas Aji, 2010:27. Berdasarkan isi Supersemar tersebut dapat disimpulkan bahwa Presiden
Sukarno memerintahkan kepada Suharto untuk mengamankan UUD 1945, menjaga stabilitas nasional dan menjaga keamanan Bung Karno. Namun dalam
perkembangannya terjadi berbagai macam kontroversi tentang naskah asli Supersemar. Sampai sekarang ada tiga naskah Supersemar yang beredar, dua
versi seperti yang terdapat dalam “30 Tahun Indonesia Merdeka”, Supersemar hanya terdiri dari satu halaman. Dalam versi yang terdapat dalam biografi Jendral
M. Yusuf, naskah tersebut terdiri dari dua halaman. Kemudian dalam versi lain Yusuf Hasyim seorang yang dekat dengan Bung Karno dikatakan diberi salinan
dua naskah Supersemar, yang satu berjumlah dua halaman, sedangkan yang satu lagi hanya satu halaman. Naskah asli itu konon kabarnya disimpan di sebuah
Bank di luar negeri, diperkirakan di Singapura Adam, 2009:120. Dari pernyataan tersebut muncul pertanyaan “dimanakah naskah Supersemar yang
asli? ”. Kemudian kontroversi lain yang muncul dan berkembang seputar
Supersemar selain otentisitas naskah adalah tentang proses keluarnya Supersemar dan dampak dari keluarnya Supersemar. Tentang proses keluarnya Supersemar,
kontroversi yang beredar adalah tentang pertanyaan-pertanyaan “apakah Sukarno
21
mengeluarkan Supersemar dengan tanpa tekanan?”, “siapa pengetik Supersemar?” Wardaya, 2007:20.
Kemudian berkaitan dengan dampak sesudah Supersemar, beberapa kontroversi yang muncul adalah “bagaimana sebenarnya sifat dari Supersemar,
apakah teknis atau politis?”, “apakah Supersemar bersifat sebagai transfer authority?” Wardaya, 2007:112.
2. Gerakan 30 September G30SPKI