Sistem Pengendalian Internal TerhadapAset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM

SITI HAJAR MEDAN

Oleh :

AHMAD PERDIANSYAH HARAHAP 112102196

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : AHMAD PERDIANSYAH HARAHAP

NIM : 112102196

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

Tanggal __________ 2014 DosenPembimbingTugasAkhir

NIP.195111114 198203 1 002 ( Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA )

Tanggal __________2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP.195111114 198203 1 002 ( Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal __________ 2014 DekanFakultasEkonomidan Bisnis USU

NIP.19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : AHMAD PERDIANSYAH HARAHAP

NIM : 112102196

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

Medan, 2014

NIM. 112102196


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tugas akhir ini disusunsebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya. pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas akhir ini dengan judul “Sistem Pengendalian Internal TerhadapAset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan”.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat.

1. BapakProf. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah mencurahkan perhatian dan membekali ilmu serta berbagi pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan.

2. BapakDrs.Rustam, M.Si, Ak,CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi dan Bapak Drs.Chairul Nazwar, M.Si,Ak,CA selaku Sekretaris Departemen DIII Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. BapakDrs.Rustam, M.Si, Ak,CA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

4. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta yang telah membesarkan ananda dengan rasa kasih sayang yang amat besar dan telah memberikan dorongan materil dan spiritual kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

5. Untuk sahabat dikelompok magang sertakepada semua teman-teman saya khususnya DIII Akuntansi Grup Ddan semua mahasiswa D3 Akuntansi yang masuk pada tahun akademik 2011 para pengurus HMD D3 Akuntansi periode 2013/2014 serta abang dan kakak senior dan adik-adik junior di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu penulisan tugas akhir lainnya.

Medan, Juni 2014 Penulis

112102196


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 5

2. Rencana isi ... 6

BAB II : RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 9

C. Job Discription ... 10

D. Jaringan Usaha... 14

E. Kinerja Usaha Terkini ... 15

F. Rencana Usaha... 15

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Pengertian Aset Tetap ... 17

B. Jenis-jenis Aset Tetap ... 19

C. Cara Perolehan Aset Tetap ... 21

D. Penyusutan Aset Tetap ... 25


(7)

F. Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap ... 31 G. Jenis-jenis Pengendalian Internal Aset Tetap ... 32 H. Unsur Pengendalian Internal Aset Tetap ... 33

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 37 B. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA………. 39 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sektor perekonomian,sedikit banyaknya akan berpengaruh pada dunia usaha yang banyak berkembang dan tentu diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya perusahaan yang bermunculan baik perusahaan nasional milik pemerintah, perusahaan swasta nasional, hingga perusahaan asing. Banyaknya perusahaan yang didirikan tentu akan memberikan manfaat yang sangat baik pada perekonomian suatu negara.

Setiap perusahaan juga harus dapat mengontrol dan memperhatikan kesejahteraan para tenaga kerja dengan menghasilkan laba semaximal mungkin. Hal tersebut bertujuan untuk melanjutkan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan ke tingkat yang lebih baik lagi, untuk itu diperlukan sistem pengendalian yang baik dalam suatu perusahaan. Sistem pengendalian tersebut yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka mempertahankan kelangsungan jalan perusahaanserta meningkatkan efektifitasnya.

Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, perusahaan jasa, maupun perusahaan dagang pada umumnya membutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen. Faktor-faktor produksi ini dikelola perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Faktor produksi ini salah satunya adalah aset tetap.


(10)

Aset tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dimana hal ini harus didukung oleh adanya struktur organisasi yang baik dan penempatan personil yang tepat di dalam suatu perusahaan.Aset tetap terdiri dari tanah, peralatan, kendaraan, gedung, mesin dan harta berwujud lainnya. Aset tetap dapat diperoleh perusahaan/badan/instansi pemerintah dengan berbagai cara, dan setiap cara akan mempengaruhi penentuan harga perolehan.

Aset tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya opersional perusahaan dengan lancar.Jika Aset tetap perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan/kurangnya pengendalian terhadap aset tetap akan membawa pengaruh kepada jalannya kegiatan ekonomi perusahaan.

Pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organsasi tertentu untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan, dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi. Aset tetap juga merupakan investasi jangka panjang perusahaan dengan jumlah yang cukup besar. Untuk itu aset tetap yang ada pada perusahaan harus benar-benar diperhatikan yaitu dengan melakukan pengendalian dan pengawasan yang baik terhadap aset tetap. Dengan adanya pengendalian dan pengawasan tersebut maka perusahaan dapat


(11)

mengikhtisarkan seluruh aset tetap yang dimilikinyayang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan tidak melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap aset tetap perusahaan maka akan mengalami kerugian bagi perusahaan tersebut.

Aset tetap di dalam suatu perusahaan merupakan hal penting karena hampir dari setiap operasional dan kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan selalu berhubungan dengan aset tetap.Aset tetap juga merupakan investasi jangka panjang perusahaan dengan jumlah yang cukup besar. Mengamati begitu besarnya pengaruh aset tetap bagi perusahaan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengevaluasi pengendalian dan pengawasan aset tetap dalam Tugas Akhir ini yang berjudul “Sistem Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap Pada Rumah Sakit

Umum Siti Hajar Medan”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan akan menghadapi permasalahan ataupun tantangan dalam menghadapi kegiatan perusahaannya. Pengelolaan aset tetap seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian perusahaan yang mempunyai aset tetap yang hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan itu berbeda dengan satu sama lainnya, begitu juga halnya dengan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan. Dengan demikian masalah yang dihadapi oleh perusahaan mengenai “Apakah Sistem

Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sudah dijalankan dengan baik?”


(12)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagipeneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III FEB USU.

a. Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya oleh RSU.SITI HAJAR MEDAN.

b. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian aset tetap yang dilakukan oleh RSU. SITI HAJAR MEDAN.

2. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa poin penting manfaat dari penelitian di Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

b. Sebagai bahan masukan agar dapat tercipta “ Sistem Pengendalian Aset tetap” yang baik pada masa yang akan datang sehingga perusahaan menjadi lebih baik.

c. Bagi peneliti, agar peneliti dapat mengamati secara langsung dan memperluas wawasan mengenai pengendalian maupun pengawasa terhadap aset tetap suatu perusahaan.

d. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulis – penulis berikutnya khusunya pada topik yang sama untuk menyempurnakan penelitiannya


(13)

lebih baik pada masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan dilaksanaan di RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian Tugas Akhir

Kegiatan

Juni 2014

I II III IV

1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Rencanaisiterdiridari 4 babyaitupendahuluan, profilperusahaan, sistempengendalian internal asettetap pada RSU Siti Hajar Medan, danpenutup di manasatusama lain salingberkaitan.


(14)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.

BAB II : RSU UMUM SITI HAJAR MEDAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat, struktur organisasi dan personalia, job description, dan jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha.

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR

MEDAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian aset tetap, jenis – jenis aset tetap, cara perolehan aset tetap, penyusutan aset tetap, penggantian aset tetap, pengendalian internal terhadap aset tetap, jenis-jenis pengendalian internal terhadap aset tetap, dan unsur pengendalian internal terhadap aset tetap.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian

terdahulu dan saran guna meningkatkan pengendalian internal terhadap aset tetap pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan dan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.


(15)

BAB II

RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia sehingga mendorong untuk segera menyediakan fasilitas kesehatan. Atas kesadaran tersebut pada tanggal 20 juli 1986 didirikan rumah sakit umum Siti Hajar yang berlokasi di Jalan Letjend Jamin ginting No. 2 Padang Bulan Medan. Berdasarkan akte notaries Nyonya Chairani Bustami, SH nomor 41 tanggal 16 juli 1986, lalu adanya izin dari Dinas Kesehatan no.440/9893/PK/RS/1993.Untuk Mengetauhi lebih luas peranan dan keadaan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sejak didirikan hingga saat ini sejenak dilihat perkembangan yang sangat fungsional dalam pelayanan kesahatan masyarakat dalam upaya penyembuhan dan pencagahan terhadap penyakit serta upaya peningkatan penyembuhan terhadap penyakit.

Adapun awal berdirinya Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan Berawal dari pendirian sebuah praktek dokter yang pelaksanaannya ditangani oleh Alm.dr, HM. Mochtar Tarigan DSP, yaitu sekitar tahun 1973 degan system pelayanan berobat jalan yang masih sederhana. Kemudian akibat peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, Sehingga pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi balai pengobatan umum kemudian meningkat lagi menjadi sebuah klinik dengan fasilitas yang masih sederhana dan alat-alat kedokteran yang belum sepenuhnya memadai.Agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik maka pada


(16)

tanggal 20 juli 1986 diresmikan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sebagai salah satu rumah sakit umum di Sumatera Utara yang siap memberikan pelayanan jasa medis serta penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan sarana kesehatan. Antara lain berbagai fasilitas yaitu ruang perawatan, pelayanan rumah sakit, serta fasilitas diagnostic khusus dan pelayanan Jamsostek.

1. VisidanMisi Visi

RSU Siti Hajar Medan sebagai pusat rujukan yang terpercaya dari rumah sakit yang ada di wilayah Sumatera Utara Serta masyarakat sekitarnya. Misi

Adapun misi dari Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kinerja usaha Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sesuaidengan standart peraturan pemerintah, kebijakanmanajemen rumah sakit / perusahaan dan kebutuhan manajemen.

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Rumah Sakit UmumSiti Hajar Medan melalui pendidikan dan penelitian.

c. Penyempurnaan serta pemeliharaan sarana / prasarana (peraturanmedis) sesuai dengan perkembangan teknologi yang dikembangkan dirumah sakit.

d. Memberikan yang terbaik dalam menjaga,mengendalikandan meningkatkan derajat kesehatan sekaligus memperhatikan


(17)

keselamatan kerja dan mensosialisakan pentingnya kesehatan khususnya bagi anak dan keluarga.

e. Meningkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas bahwa RSU Siti Hajar Medan siap menerima dan memberikan pelanyanan yang terbaik bagi masyarakat luas.

2. Falsafah

RSU Siti Hajar Medan memberikan pelanyanan berdasarkan Undang-undang kesehatan yang berlaku, etika umum dan etika profeesi.

3. Motto

“ Kepuasan Pasien adalah Prioritas Utama Kami “

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan rasional. Pembentukan organisasi dan pendelegasian wewenang serta tugas merupakan unsure utama dan merupakan alat untuk mencapai control yang baik. Stuktur organisasi perusahaan merupakan gambaran sistematis dari suatu perusahaan yang menunjukkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab,serta tugas yang berbeda-bedadalam suatu organisasi. Struktur organisasi perusahaan mencermikan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan dan fasilitas lainnya yang terlihat di dalamnya demi tercapainya tujuan.seseorang pimpinan perusahaan harus mempuyai pandangan luas,selain itu pimpinan harus tahu bagaimana mengatur organisasi, menentukan bagian-bagian yang tepat untuk diduduki oleh orang yang tepat. Bentuk organisasi yang dianut


(18)

oleh suatu perusahaan juga mempengaruhi kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu di dalam menetapkan suatu kebijakan terlebih dahulu harus ditetapkan bentuk organisasi yang akan diterapkan menyesuaikan susunan dan penempatan orang sesuai dengan keahlihannya.

Penetapan struktur organisasi juga berhubungan erat dengan bidang usaha perusahaan dan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap pemimpin dan bawahannya yang ada dalam perusahaan akan mengetahuidengan jelas sampai dimana kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, batas-batas kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa dia harus bertanggung jawab, dan siapa yang harus bertanggung jawab padanya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya banyak dibantu oleh organisasi yang baik.

Struktur organisasi dan pembagian jabatan-jabatan serta wewenang dalam bidang usaha Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan adalah berbentuk garis lurus atau lini (lampiran). Dengan demikian terdapat wewenang langsung antara setiap atasan dan bawahan. Ini berarti bahwa setiap manajer mempunyai wewenang sepenuhnya pada bawahannya, yang melapor hanya pada manajer tersebut, atau aliran wewenang langsung dan tidak langsung.

C. Job Description

Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi RSU Siti Hajar Medan.

1. Direktur


(19)

a. Bertanggung jawab dan mengawasi segala kegiatan keadaan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan.

b. Menentukan kebujakan pelaksanaan pelayanan dan menetapkan peraturan untuk manajer-manajer di bawahnya.

c. Mengambil keputusan tertinggi / keputusan terakhir.

d. Menjalankan kebijakan Yayasan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan, membuat laporan tahunan kepada Yayasan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan berdasarkan laporan-laporan berkala dan incidental dari setiap manajer.

2. Komite Medis Tugas :

a. Memberikan pelayanan terhadap para pasien. b. Memberikan informasi terhadap para pasien.

c. Membantu para pasien dalam mendapatkan perobatan. 3. Kepala Seksi Pelayanan

Tugas :

a. Pengelola bidang pelayanan dan petunjuk medis, pelayanan perawatan dan pendidikan serta pelatihan.

b. Melaksanakan fungsi manajemen bagian pelayanan dan menunjang medis, pelayanan keperawatan dan pendidikan pelatihan yaitu perencanaan dan penganggaran.

4. Kepala Sub Seksi Pelayanan Tugas :


(20)

a. Pengelola bidang pelayanan medis yang meliputi instansi gawat darurat, instansi bedah, instansi kebidanan, dan kandungan, instansi rawat jalan, instansi rawat inap.

b. Pengelola bidang pelayanan medis yang meliputi instansi radiologi, instansi farmasi, instansi gizi, instansi pemeliharaan Rumah Sakit dan instansi laboratorium klinik yang professional.

5. Kepala Sub Seksi Pelayanan Keperewatan Tugas :

a. Pelayanan keperawatan UGD, keperawatan rawat jalan, keperawatan kamar bedah, keperawatan rawat inap.

b. Mengelola dan mengembangkan pelayanan dan keperawatan secara profesional dan bermutu.

c. Memberikan orientasi bagi tenaga perawat baru.

d. Melaksanakan supervisi ke instansi yang berkaitang dengan pelayanan keperawatan.

6. Kepala Sub Seksi Pendidikan Dan Pelatihan Tugas :

a. Melaksanakan pendidikan dan latihan bidang medis maupun manajemen yang dilaksanakan oleh RSU Siti Hajar Medan untuk pegawai sendir atau non pegawai.

b. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan diklat yang diperlukan oleh RSU Siti Hajar Medan.


(21)

sehingga memberikan manfaat kepada RSU Siti Hajar Medan untuk meningkatkan pelayanan.

d. Melakukan koordinasi pembuatan laporan tahunan RSU Siti Hajar Medan .

e. Kegiatan administrasi dan pelaporan di lingkungan klat. 7. Bagian Kesektariatan

Tugas :

a. Merumuskan kebijakan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pada urusan kepegawaian, ketata usahaan, rekam medik, dan urusan umum.

b. Mengkoordinir pelayanan, mengklaim dan laporan yang berkaitan denganpasien asuransi kesehatan.

8. Kepala Bagian Keuangan Dan Program Tugas :

a. Bertangung jawab atas kelancaran keuangan perusahaan yang menyangkut kewajiban-kewajiban dan tagihan-tagihan.

b. Bertanggung jawab atas penyusunan-penyusunan anggaran bagian keuangan untuk disampaikan pada pimpinan melalui bagian perencanaan dan anggaran.

9. Instansi Gawat Darurat Tugas :

a. Menyiapkan dan memberikan informasi kepada Direktur mengenai kegiatan pelayanan UGD.


(22)

b. Tanggung jawab memberikan pelayanan terbaik kepada pasien yang ada diUGD.

10. Instansi Bedah Tugas :

a. Bertanggung jawab memberikan pelayanan di dalam ruang bedah. b. Bertanggung jawab menyiapkan ruangan dan alat untuk pelaksanaan. c. OperasiPengembangan jaminan keselamatan pasien.(patient safety

assuransi) di rumah sakit.

D. Jaringan Usaha

Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan bergerak di dalam bidang jasa yaitu melakukan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat.Untuk mencakup semua golongan masyarakat Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan membaginya dalam beberapa jenis usaha. Adapun Sembilan jenis usaha kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan yang teraplikasikan, yaitu :

1. Menyelengarakan Pelayanan Medis 2. Menyelengarakan Pelayanan Non Medis

3. Menyelangarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan 4. Menyelengarakan Pelayanan Rujukan

5. Menyelengarakan Pendidikan dan Pelatihan 6. Menyelengarakan Penelitian dan Pengembangan 7. Menyelengarakan Administrasi Umum dan keuangan


(23)

8. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

E. Kinerja Usaha Terkini

Badan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan dengan motto “Kepuasan Pasien Adalah Prioritas Utama”, mempunyai tujuan.

Tujuannya adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan RSU Siti Hajar Medan menjadi rumah sakit yang professional dan terakreditasi.

b. Sumber daya manusia yang professional dan berkembang. c. Mengurangi angka moribiditas dan mobilitas penyakit.

d. Efisiensi dan efektifitas pemakain alat-alat operasional rumah sakit. e. Meningkatkan BOR (daya guna tempat tidur yang optimal) sehingga

mampu bersaing secara sehat dan mandiri untuk mewujudkan RSU SitiHajar Medan menjadi pusat pelanyanan kesehatan terbaik.

F.Rencana Usaha

Rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medanyang terdiri dari Direktorat Pelayanan dan Keperawatan, Direktorat SDM dan Pendidikan, Direktorat Keuangan, Direktorat Umum dan Operasional, akan di uraikan di bawah ini.

1. Direktorat Pelayanan dan Keperawatan

a. Peningkatan fasilitas fisik pelayanan kesehatan.


(24)

c. Memantapkan pelayanan unggulan.

d. Pengembangan jaminan keselamatan pasien (patient safety assuransi) di rumah sakit.

2. Direktorat SDM dan Pendidikan

a. Program peningkatan sarana dan prasarana diklat. b. Program pemasaran rumah sakit.

c. Program magang.

d. Program pelatihan internal dan eksternal.

e. Penambahan kuantita dan peningkatan kualitas SDM. 3. DirektoratKeuangan

a. Memfasilitasi kebutuhan tim di Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan

b. Penyusunan laporan bulanan, semesteran, serta laporan tahunan. c. Peningkatan kemampuan billing sistem dan program peningkatan

pembayaran.

d. Memperbaiki tata ruang pembayaran. e. Verifikasi biaya.

f. Pelayanan pasien asuransi. 4. DirektoratUmumdanOperasional

a. Mengembangkan gedung unit transfusi darah rumah sakit. b. Pemeliharaan sarana.

c. Peningkatan pendapatan pemulasaran jenazah. d. Peningkatan pendapatan dari pelayanan obat-obatan.


(25)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM

SITI HAJAR MEDAN

A. Pengertian Aset Tetap

Pengertian aset tetap menurut RSU Siti Hajar Medan adalah harta berwujud yang dimiliki perusahaan ataupun departemen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak untuk dijual kembali yang memiliki manfaatbagi suatu organisasi atau departemen tersebut.

Untuk memahami pengertian aset tetap perlu dikemukakan beberapa defenisi mengenai aset tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli dibidang akuntansi, antara lain :

Menurut Firdaus (2010 : 177) aset tetap adalah :

“Aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material”.

Menurut Simamora (2000; 297) aset tetap adalah :

“Aset-aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.


(26)

atau fixed asset dan mendefisikannya sebagai berikut :

“Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, benilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan.(Intangible Asset)merupakan harta yang tidak dapat dilihat, bukti keberadaannya hanya dilihat dari akte perjanjian, kontak, dan lailn-lain, seperti goodwill, paten, frenchise, dan lain-lain”.

Adapun menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:16) adalah :

“Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Mulyadi (2001) Mengatakan bahwa :

“aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali”.

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aset tetap mempunyai sifat, yaitu :

a. tujuan pembelian untuk dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan tidak untuk diperjualbelikan.

b. suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengendalikan manfaat tersebut.


(27)

d. mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aset lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung,

e. transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengendalikan manfaat tersebut.

Suatu aset yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milik perusahaan dinamakan aset berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aset tetap mempunyai kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa operasinya lebih dari satu tahun atau jangka waktu relatif lama, nilainya besar, dan tidak untuk dijual.

B. Jenis-jenis Aset Tetap

Aset tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu : 1. Substansi

Aset yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan ke dalam dua kategori yaitu aset berwujud dan aset tidak bewujud.

Penggolongan semacam ini dikemukakan oleh Stice & Skousen (2005) adalah sebagai berikut :

a. Aset tetap yang berwujud (tangible fixed assets)

Aset tetap berwujud merupakan aset berwujud yang bersifat jangkapanjang dalam aktivitas operasi perusahaan.


(28)

b. Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)

Aset tetap tidak berwujud merupakan aset (tidak termasuk keuangan) yang tidak memiliki bentuk fisik.Harta tak berwujud meliputi seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

2. Umur

Pengkategorian aset tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Berdasarkan umurnya aset tetap terdiri dari :

a. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah

b. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti denga jenis aset sejenis. Misanya : bangunan, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.

c. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan asetlain yang sejenis. Contohnya : sumber-sumber alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak tanah, gas bumi, batu bara dan bahan tambang lainnya.

Menurut Mulyadi, (2001:593) aset tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tanah dan pematangan tanah ( land and land improvement) b. Gedung dan perbaikan gedung

c. Mesin d. Meubel


(29)

e. Kendaraan-kendaraan

Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan mengkategorikan jenis aset tetapnya ke dalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :

a. Tanah

b. Bangunan/gedung c. Kendaraan, d. Peralatan

e. Inventaris Kantor

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aset tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Dimana aset tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aset yang berwujud yang bersifat jangka panjang meliputi ; tanah, bangunan, perabot, mesin-mesin, dan peralatan lain yangdigunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan serta tidak dimaksudka n untuk dijual kembali.

C. Cara Perolehan Aset Tetap

Setiap aset tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh


(30)

aset tersebut.Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aset tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia, (2012) berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi ( non refundable ), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaaan dapat memperoleh aset tetap dengan beberapa cara, antara lain :

1. Pembelian tunai

Aset tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aset tetap tersebut siap untuk dipakai dan semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aset tetap.

2. Pembelian angsuran

Aset tetap yang diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga yang dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga.

3. Ditukar dengan surat-surat berharga


(31)

Perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aset tetap ditentukan sebesar harga pasar aset tersebut.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pertukaran asettetap :

a.Harga perolehan aktiva yang dipertukarkan b.Nilai buku aktiva tetap

c.Akumulasi penyusutan d.Harga pasar yang wajar

e.Totaluang tunai yang diberikan atau diterima jika dengan tukar tambah

4. Ditukar dengan aset tetap yang lain

Aset tetap yang diperoleh dengan cara tukar menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana aset lama digunakan untuk membayar harga aset baru, baik seluruhnya atau sebagian serta kekurangannya dibayar tunai. Dalam hal ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aset baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aset lama ditambah uang yang dibayarkan atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aset baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertukaran aset yang tidak sejenis dan pertukaran aset tetap yang sejenis.


(32)

Aset tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi, pencatatannya dilakukan dengan mencatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent. 6. Aset yang dibuat sendiri

Dalam pembuatan aset, semua biaya langsung (biaya variabel), yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan

ini harus dikapitalisasi.

Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan dalam perolehan aset tetapnya hanya dengan dua cara, yaitu:

a. Dengan pembelian secara tunai

Perolehan aset tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam buku besar harian sebagai harga perolehannya.Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam aset tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangkan selisih antara nilai tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga.

b. Dengan cara dibangun sendiri

Aset tetap yang diperoleh dengan cara dibangun sendiri oleh perusahaan didasarkan harga perolehannya berasal dari pemindah bukuan aset dalam pelaksanaanya yang kemudian dicatat pada saat laporan proyek selesai


(33)

diperoleh dan berita acara serah terima dari pembuat aset tetap yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aset tetap akan lebih baik.

D. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan.Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari.Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2012) penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat.Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional.Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca.Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aset tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Di samping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aset tetap. Menurut Harahap (2002; 53) Yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “Pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa penggunaannya”.

Beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset tetap, antara lain adalah :


(34)

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.Juga dapat dikatakan penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya.

b. Deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

c. Amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah :

1.Harga perolehan aset

yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aset sampai keadaan siap pakai.

2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat ( nilai residu)

yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aset tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aset tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost) adalah


(35)

jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban penyusutan.

3. Umur teknis

Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aset tetap

juga harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :

a. Faktor Fisik

Aus karena dipakai (wear and tear ), aus karena umur (deteroralitation and deacay ), dan kerusakan merupakan faktor fisik yang dapat

mengurangi fungsi asettetap. b. Faktor Fungsional

Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila dipakai.

c. Pola Pemakaian

Pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.

Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aset tetap.Empat metode penyusutan yang


(36)

paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi, dan metode saldo menurun berganda dan metode jumpah angka tahun.

Menurut Soemarso ( 2005 : 25 ) ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan :

“ Dua faktor itu adalah nilai aaet tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar panyusutan) dan taksiran manfaat”.

Metode penyusutan diklasifikasikan sebagai berikut : a. Metode garis lurus

Dalam metode garis lurus, beban penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aset tetap. Rumus perhitungan penyusutan metode garis lurus adalah sebagi berikut :

= (Harga Perolehan – Nilai Sisa/Residu) : umur ekonomis (dalam hitungan bulan)

b. Metode Saldo Menurun

Metode garis lurus menganggap bahwa beban penyusutan akan merata sepanjang umur aset tetap dan menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aset.Rumus Depresiasi Saldo Menurun:


(37)

c. Metode jumlah angka tahunan

Metode jumlah angka tahunan akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ketahun. Tetapi cara perhitungan penyusutan berbeda dengan metode saldo menurun.Rumus jumlah angka tahunan :

Penyusutan= ( sisa umur penggunaan : jumlah angka tahun)x (harga perolehan - nilai residu)

d. Metode unit produksi

Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan.Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian.

E. Penggantian Aktiva Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait dengan penggunaan aset tetap dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian.

Menurut Soemarso (2005 : 50-52) pengeluaran aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam, antara lain:

a. Pengeluaran Modal (capital expenditures)

Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aset (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan


(38)

mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini. Demikian juga halnya dengan dengan pengeluaran-pengeluaran yang akan menambah efesiensi, memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi.

Pengeluaran-pengeluaran modal dapat dicatat sebagai debet pada akun: (a) aset atau; (b) akumulasi penyusutan. Pengeluaran-pengeluaran untuk penambahan dan penggantian, pada umumnya dicatat dalam akun aset.Pengeluaran untuk perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debet pada akun akumulasi penyusutan.

b. Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai beban. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan contoh dari pengeluaran ini.

Cara penggantian aset tetap yang dilakukan oleh RSU Siti Hajar Medan yaitu:

a. Dengan cara dibuang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan.Hal ini dikarenakan aset tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.


(39)

b. Dengan cara dijual

Penjualan aset tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.Aset yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan asetsama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aset lainnya yang diterima juga harus dicatat.

c. Dengan cara ditukar dengan aset lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama

penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.Sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.

F. Pengendalian Internal AsetTetap

Pengendalian yang baik atas aset tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.Aset tetap memerlukan perencanaan dan pengendalian yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan tersebut.Penetapan sistem pengendalian internal yang baik dapat menunjung peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.Perencanaan dan pengendalian pengeluaran untuk barang modal merupakan hal yang kritis bagi kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan.


(40)

Pengendalian internal atas aset tetap meliputi penjagaan dan pencatatan akuntansi aset tetap yang memadai yang dimiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan dari aset tetap meliputi :

a. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aset tetap tersebut. b. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang

melakukan pencatatan aset tetap tersebut.

c. Memiliki asuransi aset tetap terhadap kejadian –kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian, dan lain-lain.

d. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan asettetap tersebut agar mereka dapat secara benar mengoperasikan aset tetap

tersebut.

e. Adanya program pemeliharaan dan perbaikan yang teratur. f. Melindungi aset tetap dari hujan, panas, dan sebagainya.

g. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut,misalnya orang-orang yang tidak berhubungan tidak diperbolehkan masuk ke daerah tersebut.

G. Jenis-jenis Pengendalian InternalAset Tetap

Adapun pengendalian dalam Rumah Sakit Siti Hajar Medan dapat meliputi:

1. Pengendalian Administratif

Pengendalian ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :

a. terkait dan berhubungan dengan masalah sistemdan prosedurpenyelenggaraan inventarisasi,


(41)

b. terkait dan berhibungan dengan masalah tekhnis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.

2. Pengendalian Fisik,

Pengendalian fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aset tetap, apakah sudah sesuai catatan inventaris atau belum.Pengendalian ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aset tetap yang sebenarnya.

3. Pengendalian Penggunaan.

Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya.Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan.Pengendalian ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis asettetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada.Dalam mengendalikan suatu aset tetap, Rumah Sakit Umum Siti hajar Medan menjalankan berbagai pengendalian baik pengendalian administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengendalian lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengansuransikan aset tetap, termasuk pengendalian dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik.

Pada dasarnya pengendalian internal bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan yang dalam hal ini adalah aset tetap, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya dapat


(42)

meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan kepemimpinan.

H. Unsur Pengendalian Internal Aset tetap

Unsur pengendalian internal dalam aset tetap mencakup organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat.

a .Organisasi

Fungsi pemakai harus terpisah dari dari fungsi akuntansi aset tetap.Untuk mengawasi aset tetap dan pmakaiannya, fungsi yang mencatat semua data yang bersangkutan dengan aset tetap harus dipisahkan dari fungsi pemakaian aset tetap.Transaksi perolehan, penjualan, dan penghentian pemakaian aset tetap harus dilaksanakan oleh lebih dari unit yang organisasi yang bekerja secara independen.Untuk menciptakan pengecekan internal dalam setiap transaksi dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada satupu transaksi yang mengubah aset tetap yang dilaksanakan secara penuh hanya oleh satu organisasi saja.

b. Sistem Otoritas

Anggaran investasi diotorisasi oleh rapat umum pemegang sahamkarena investasi dalam aset pada umumnya melipiti jumlah yang besar dan menyebabkan keterikatan dana dalam jangka waktu yang lama, maka penggunaan anggaran investasi merupakan sarana yang baik sebagai alat pengendalian investasi dalam aset tetap.

Anggaran investasi dalam aset tetap ini diotorisasi oleh pemilik perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan perubahan terhadap


(43)

rekening aset tetap.Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasi oleh direktur yang bersangkutan.Setiap investasi yang tercantum dalam anggaran investasi harus mendapat pesetujuan direktur yang bersangkutan sebelum disetujui pelaksanaannya oleh direktur utama perusahaan.

Surat permintaan otorisasi reparasi oleh direktur utama, surat otorisasi reparasi yang berisi persetujuan dilaksanakannya, pengeluaran modal harus mendapat otorisasi oleh direktur utama.

Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan.Work Order yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran modal untuk pembangunan reparasi, pembongkaran asettetap harus mendapat otorisasi oleh kepala departemen yang berkedudukan ataupun bersangkutan.

Surat order pembelian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika jumlah harga beli aset tetap tinggi, otorisasi surat order pembelian berada ditangan direktur utama. Laporan penerimaan barang otorisasi oleh fungsi penerimaan.Laporan penerimaan barang yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembayaran harga aset tetap yang di beli harus mendapat otorisasi oleh direjtur utama.

Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi-fungsi akuntansi.Bukti kas keluar yang berisi persetujuan dilaksanakannya pengeluaran kas untuk pembelian harga asettetap yang dibeli harus mendapat otorisasi oleh direktur utama.Bukti memorial oleh fungsi akuntansi yang berisi


(44)

persetujuan dilaksanakannya up dating terhadap kartu aset tetap dan jurnal umum harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi.

c. Prosedur Pencatatan

Perubahan kartu aset tetap harus diberikan pada bukti kas keluar dan bukti memorial yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.Setiap pemutakhiran data yang dicacat dalam kartu aset tetap harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi, dan harus didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri oleh dokumen pendukung yang sah.

d. Praktik Yang Sehat

Secara periodik dilakukan pencocokan fisik aset tetap dengan kartu aset tetap. Pengendalian internal dalam aset tetap yang baik dilaksanakannya dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran inverstasi.Anggaran investasi ini disusun setelah telaah terhadap dan studi kelayakan terhadap usulan inve stasi.

Penutupan investasi aset tetap terhadap kerugian untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebaikan dan kecelakan, aset tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggungan yang memadai.

Dalam melaksanakan pengendalian terhadap aset tetap perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman hal-hal sebagai berikut :


(45)

a. Aset tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aset tetap.

b. Aset tetap harus diberi kode pada setiap jenis aset tetap.

c. Perolehan aset tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aset tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.

d. Penjualan atas aset tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.

e. Aset yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengendalian pejabat tertentu sedikit mungkin dan harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.


(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian pada RSU Siti Hajar Medan, maka pada bab IV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang penulis anggap penting bagi pihak rumah sakit.

a. RSU Siti Hajar Medan memperoleh aset tetap dengan cara pembelian tunai, dan membangun sendiri,

b. Besarnya penyusutan pada RSU Siti Hajar MEDAN setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aset tetap, dan nilai sisa aset tetap dianggapRp 0. Perhitungan dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku, c. Penggantian aset tetap pada RSU Siti Hajar MEDAN dilakukan dengan

cara dibuang, dijual dan ditukar dengan aset lain.

d. Pengendalian internal terhadap Aset tetap sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir ini Penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat


(47)

dalam penulisan tugas akhir ini.Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

a. Pengendalian internal terhadap aset tetap yang dijalankan RSU Siti Hajar MEDAN sebaiknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan prosedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aset,

b. Kebijakan manajemen menyangkut besar batasan biaya yang merupakan pengeluaran modal maupun pengeluaran penghasilan perlu diterapkan, c. Perusahaan perlu memperhatikan jenis dan golongan aset tetap sebelum

manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aset tetap, d. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aset tetap

dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar aset tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2011.Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Dunia Firdaus A, 2010. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakata

Harahap, SofyanSyafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi 1, Penerbit PT Raja GrafindoPersada, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ketiga, Penerbit salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa Dan Dagang, Edisi 1, Penerbit GrahaIlmu, Yogyakarta.

Stice, EralK,James D Stice, K Fred Skousen .2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi15, Penerbit :Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, and Philip E. Fees, 2005, Prinsip-prinsip

Akuntansi, 19th Edition, Jilid 1, Terjemahan oleh Alfonus Sirait dan


(49)

Lampiran I

STRUKTUR ORGANISASI RSU SITI HAJAR MEDAN

YAYASAN DIREKTUR INSTANSI GAWAT INSTANSI RADIOLOGI INSTANSI INSTANSI INSTANSI INSTANSI INSTANSI RAWAT INSTANSI RAWAT INSTANSI SUB BAGIAN KEUANGAN URUSAN AKUNTA NSI URUSAN STAF MEDIS KOMITE SUB SEKSI SUB SEKSI PELAYANAN SUB SEKSI PELAYANAN & PENUNJANG SEKSI URUSAN ANGGAR AN & MOBILIT AS URUSAN URUSAN REKAM URUSAN URUSAN PERBEND AHARAA N SUB BAGIAN KESEKRETARIATAN URUSAN PROGRA M


(50)

(1)

a. Aset tetap harus diawasi secara tepat dan teratur serta diselenggarakan juga administrasi melalui buku tambahan untuk jenis aset tetap.

b. Aset tetap harus diberi kode pada setiap jenis aset tetap.

c. Perolehan aset tetap harus atas dasar persetujuan yang diberikan pejabat yang berwenang dan sebelumnya ada permintaan bahwa aset tetap tersebut benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.

d. Penjualan atas aset tetap harus mendapat persetujuan lebih dahulu oleh pejabat yang berwenang dan dibukukan oleh bagian pembukuan atas dasar pemberitahuan tertulis yang diterimanya.

e. Aset yang merupakan barang-barang kecil yang mudah dipindahkan harus berada dibawah pengendalian pejabat tertentu sedikit mungkin dan harus disimpan di tempat yang aman agar barang tersebut dapat terjamin keamanannya dan terpelihara dengan baik.


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian pada RSU Siti Hajar Medan, maka pada bab IV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang penulis anggap penting bagi pihak rumah sakit.

a. RSU Siti Hajar Medan memperoleh aset tetap dengan cara pembelian tunai, dan membangun sendiri,

b. Besarnya penyusutan pada RSU Siti Hajar MEDAN setiap tahunnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aset tetap, dan nilai sisa aset tetap dianggapRp 0. Perhitungan dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir tahun buku, c. Penggantian aset tetap pada RSU Siti Hajar MEDAN dilakukan dengan

cara dibuang, dijual dan ditukar dengan aset lain.

d. Pengendalian internal terhadap Aset tetap sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir ini Penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat


(3)

dalam penulisan tugas akhir ini.Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

a. Pengendalian internal terhadap aset tetap yang dijalankan RSU Siti Hajar MEDAN sebaiknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan prosedur dan Standar Akuntansi Keuangan. Bila perlu dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aset,

b. Kebijakan manajemen menyangkut besar batasan biaya yang merupakan pengeluaran modal maupun pengeluaran penghasilan perlu diterapkan, c. Perusahaan perlu memperhatikan jenis dan golongan aset tetap sebelum

manajemen mengambil kebijakan mengenai metode penyusutan yang akan dipakai dalam menghitung besar penyusutan seluruh aset tetap, d. Perusahaan perlu memperhatikan tingkat pemeliharaan terhadap aset tetap

dikarenakan pengeluaran untuk biaya penggantian terhitung cukup besar. Hal ini dilakukan agar aset tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan sekecil mungkin.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2011.Menulis Karya Ilmiah, Penerbit : PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Dunia Firdaus A, 2010. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakata

Harahap, SofyanSyafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi 1, Penerbit PT Raja GrafindoPersada, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ketiga, Penerbit salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa Dan Dagang, Edisi 1, Penerbit GrahaIlmu, Yogyakarta.

Stice, EralK,James D Stice, K Fred Skousen .2005. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi15, Penerbit :Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S., James M. Reeve, and Philip E. Fees, 2005, Prinsip-prinsip

Akuntansi, 19th Edition, Jilid 1, Terjemahan oleh Alfonus Sirait dan

Helda Gunawan, PenerbitSalembaEmpat, Jakarta.


(5)

Lampiran I STRUKTUR ORGANISASI RSU SITI HAJAR MEDAN

YAYASAN DIREKTUR INSTANSI GAWAT INSTANSI RADIOLOGI INSTANSI INSTANSI INSTANSI INSTANSI INSTANSI RAWAT INSTANSI RAWAT INSTANSI SUB BAGIAN KEUANGAN URUSAN AKUNTA NSI URUSAN STAF MEDIS KOMITE SUB SEKSI SUB SEKSI PELAYANAN SUB SEKSI PELAYANAN & PENUNJANG SEKSI URUSAN ANGGAR AN & MOBILIT AS URUSAN URUSAN REKAM URUSAN URUSAN PERBEND AHARAA N SUB BAGIAN KESEKRETARIATAN URUSAN PROGRA M


(6)