5.4 Uji Coba di Laut
5.4.1
Konfigurasi
Konfigurasi uji coba di laut dapat dilihat pada Gambar 108., sedangkan pada Gambar 109 memperlihatkan konstruksi dari keramba uji coba. Keramba uji
coba terdiri dari 2 dua jaring, yaitu jaring utama dan jaring dalam. Jaring dalam berfungsi sebagai jaring penggiring agar kawanan ikan yang diuji bergerak
mengelilingi bagian dalam jaring utama. Ukuran keramba 4 x 4 m dengan tinggi 1.5 m, sedangkan ukuran jaring dalam adalah 2 x 2 m.
Gambar 108. Konfigurasi uji coba di laut. 4 m
DERMAGA JETI 4 m
Jaring utama Jaring dalam
Jarak antara keramba uji coba dengan transducer sejauh 4 m. Perangkat uji coba terletak di dermaga. Kedalaman air laut di bawah keramba sekitar 6 m. Perangkat
yang digunakan disamping transducer adalah perangkat pendeteksi fase pantulan gerakan kawanan ikan, komputer laptop dan osiloskop sebagai alat penguji operasi
perangkat pendeteksi fase pantulan gerakan kawanan ikan.
a
b Gambar 109. Konstruksi Keramba jaring untuk uji coba. a tampak atas
b tampak samping. Gentong
Minyak Bambu
Pelam pung
Jaring dalam
4 m 2 m
Batu Pemberat 1.5
Permukaan air
5.4.2
Pelaksanaan uji coba
.Jenis ikan yang digunakan pada uji coba tersebut adalah kerong, bendera yang keduanya mudah diperoleh di perairan sekitarnya, sedangkan kakap merah
diperoleh dari hasil tangkap dengan menggunakan bubu. Kerong yang diperoleh di perairan P. Genteng Besar mengalami strees akibat cara pembawaannya sehingga
pada saat sampai di tempat uji coba, kerong tersebut dalam jangka waktu 3 tiga hari yang hidup hanya sekitar 10 dari 40 ekor kerong yang hidup dan sebagian
masih .dapat bergerak secara acak. Spesifikasi jenis ikan yang digunakan pada uji coba tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Spesifikasi jenis ikan yang digunakan uji coba di laut
No Nama ikan Species
Famili Panjang Qty
ekor
kawanan 1 kerong
Therapon theraps
Theraphonidae 15 cm
40 Schooling 2
bendera
Heniochus acumeratus
chaetodontidae 10 cm
10 Shoaling 3 kakap
merah Lutjanus Lutjanidae
40 cm 3 Soliter
Uji coba dilakukan pada malam hari untuk menghindari gangguan dari gerakan ikan lainnya yang melintas sepanjang areal uji coba. Setiap jenis ikan uji
coba dilakukan sebanyak 5 lima kali. Jumlah ikan yang digunakan tidak mempengaruhi hasil uji coba karena jumlah ikan yang dideteksi hanya sekitar 5
lima ekor dari sejumlah ikan yang digunakan. Makin banyak jumlah ikan yang digunakan makin sempurna gerakan schooling atau shoaling nya. Jadi jumlah ikan
hanya menentukan kesempurnaan dari schooling atau shoaling yang diperoleh kecuali untuk ikan soliter seperti kakap merah.
5.4.3
Hasil uji coba
Bentuk gelombang hasil uji coba ditampilkan pada skala waktu 0.01 ms per grid yaitu dari 0.01 ms sampai dengan 0.19 ms, sedangkan amplitude pada skala
+34.6 dB dan -34.6 dB.
1 Kerong
Bentuk gelombang hasil uji coba pendeteksian perubahan fase gelombang pantul gerakan kawanan kerong dari 5 lima percobaan dapat dilihat
pada Gambar 110.
Gambar 110. Hasil uji coba gerakan kawanan kerong a percobaan pertama b percobaan kedua c percobaan ketiga.
Amplitude dB Amplitude dB
Waktu ms Waktu ms
a b
Amplitude dB
Waktu ms c
2 Bendera
Gambar 111 memperlihatkan 3 tiga bentuk gelombang hasil uji coba pendeteksian perubahan fase gelombang pantul gerakan kawanan bendera .
Gambar 111. Bentuk gelombang bendera a percobaan pertama b percobaan kedua c percobaan ketiga.
Amplitude dB Amplitude dB
Waktu ms Waktu ms
a b
Amplitude dB
Waktu ms c
3 Kakap merah
Terdapat 3 tiga bentuk gelombang hasil uji coba kakap merah untuk berbagai jumlah ikan yang dapat dilihat pada Gambar 112, yaitu 1 satu ekor, 2
dua ekor dan 3 tiga ekor.
Gambar 112. Bentuk gelombang kakap merah a percobaan pertama untuk satu ekor b percobaan kedua satu ekor c percobaan ketiga
untuk 2 dua ekor d percobaan keempat untuk 3 tiga ekor.
Amplitude dB Amplitude dB
Waktu ms Waktu ms
a b
Amplitude dB
Waktu ms c
Amplitude dB
Waktu ms d
5.5 Proses Pengenalan