Banjir Curah hujan TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Banjir

Banjir merupakan peristiwa terjadinya genangan pada daerah datar sekitar sungai sebagai akibat meluapnya air sungai yang tidak mampu ditampung alur sungai. Menurut Suwardi 1999 bencana banjir merupakan aspek interaksi antara manusia dengan alam yang timbul dari proses dimana manusia mencoba menggunakan alam yang bermanfaat dan menghindari alam yang merugikan manusia. Sedangkan Richards 1955 dalam Suherlan, 2001 mengemukakan bahwa banjir memiliki dua arti yaitu: 1 meluapnya air sungai disebabkan oleh debit yang melebihi daya tampung sungai pada keadaan curah hujan yang tinggi, dan 2 merupakan genangan pada daerah rendah yang datar yang biasanya tidak tergenang. Banjir dan bencana akibat banjir dapat terjadi karena faktor alamiah maupun pengaruh perlakuan masyarakat terhadap alam dan lingkungannya. Faktor alamiah yang utama yaitu elemen meteorologi seperti intensitas, distribusi, frekuensi dan lamanya hujan berlangsung. Kondisi alam lainnya seperti topografi, hidrologi dan pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap perubahan karakteristik aliran sungai berkaitan dengan berubahnya areal konservasi yang dapat memperbesar peluang terjadinya aliran permukaan. Pengaruh perubahan penggunaan lahan erat kaitannya dengan perlakuan masyarakat. Pada umumnya banjir terjadi dikarenakan debit aliran sungai yang terjadi lebih besar daripada kapasitas pengaliran alur sungai. Hujan yang jatuh terus-menerus pada musim hujan biasanya mengakibatkan permukaan air sungai akan meningkat sedangkan kapasitas penampungan air sungai relatif tetap, sehingga air sungai meluap Sudaryoko, 1987.

2.2. Curah hujan

Intensitas curah hujan menyatakan besaran curah hujan yang jatuh dalam satuan waktu tertentu. Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda disebabkan oleh lamanya hujan turun yang diharapkan dapat terjadi pada kurun waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam waktu ulang return periode, sedangkan luas daerah penyebaran hujan menunjukkan geografis curah hujan yang dapat diawali oleh suatu titik penangkar hujan Sosrodarsono dan Takeda, 1993 . Hujan yang jatuh kebumi akan mengalami proses intersepsi, infiltrasi dan perkolasi. Sebagian hujan yang diintersepsi oleh tajuk tanaman menguap, sebagian lagi mencapai tanah dengan melalui batang sebagai aliran batang stemflow dan sebagian lagi sebagai air lolos throughfall yaitu air yang jatuh langsung mencapai permukaan tanah melalui ruang antar daun atau menetes melalui daun, batang dan cabang Asdak, 2001. Hujan selain merupakan sumber air utama bagi wilayah suatu DAS, hujan juga merupakan salah satu penyebab aliran permukaan bila kondisi tanah telah jenuh, maka air yang merupakan presipitasi dari hujan akan dijadikan aliran permukaan. Sedangkan karakteristik hujan yang mempengaruhi aliran permukaan dan distribusi aliran DAS adalah intensitas hujan, lama hujan dan ditribusi hujan di areal DAS tersebut Arsyad, 2000; Sudadi et al., 1991 Intensitas hujan akan mempengaruhi laju dan volume aliran permukaan. Hujan dengan intensitas tinggi akan menyebabkan volume aliran permukan menjadi besar, sehingga laju infiltrasi menurun akibat kerusakan struktur permukaan tanah yang ditimbulkan oleh besarnya intensitas hujan dan aliran permukaan yang dihasilkan Asdak, 2001.

2.3. Daerah Aliran Sungai