permukaan tanah yang ditimbulkan oleh besarnya intensitas hujan dan aliran permukaan yang dihasilkan Asdak, 2001.
2.3. Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai DAS ialah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh alam berupa topografi yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang diterima menuju sistem sungai terdekat yang selanjutnya bermuara di waduk, danau atau laut Seyhan, 1995. Sedangkan menurut Manan
1985 dalam Mahmudi 2002 DAS merupakan kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan
diatasnya beserta sedimen dan bahan larut lainnya kedalam sungai yang akhirnya bermuara kedanau dan laut.
Daerah Aliran Sungai DAS pada awal perkembangannya hanya dipandang sebagai suatu sistem hidrologi dan sebagai ekosistem alami. Dalam
konteksnya sebagai sistem hidrologi. Daerah Aliran Sungai DAS didefinisikan sebagai kawasan yang terletak diatas suatu titik pada suatu sungai yang dibatasi
oleh batas topografi untuk mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya kedalam sungai yang sama dan melalui titik yang sama pada sungai tersebut
Agus, Abdurachman dan Van der Poel, 1997. Chow 1998 menyatakan bahwa DAS merupakan tempat terjadinya
proses-proses yang berangkaian dan menjadi bagian dari siklus hidrologi. Proses tersebut dapat ditinjau mulai dari terjadinya hujan presipitasi, yang merupakan
produk langsung dari awan yang berbentuk air maupun salju. Daerah Aliran Sungai DAS bagian hulu merupakan bagian terpenting,
karena mempunyai fungsi sebagai daerah konservasi air. DAS bagian hulu sering
menjadi masalah dalam pengelolaan DAS, terutama dalam penggunaan lahannya. Perubahan pengelolaan lahan pada DAS hulu akan memberi dampak nyata
terhadap DAS bagian hilir.
2.4 Debit Aliran Sungai
Aliran sungai adalah aliran air yang berasal dari air hujan yang masuk ke dalam sungai dalam bentuk aliran permukaan yaitu aliran air di atas permukaan
tanah yang terjadi karena laju curah hujan melampaui laju infiltrasi. Sebelum air mengalir di atas permukaan tanah, curah hujan terlebih dulu memenuhi air untuk
evaporasi, intersepsi, infiltrasi dan simpanan permukaan. Aliran air bawah permukaan yaitu air hujan yang terinfiltrasikan ke dalam tanah, kemudian
mengalir dan bergabung dengan debit aliran. Aliran air yang memberikan sumbangan paling cepat terhadap pembentukan debit adalah air hujan yang jatuh
langsung di atas permukaan saluran air atau intersepsi saluran. Gabungan intersepsi saluran, aliran permukaan, aliran air bawah permukaan disebut sebagai
debit aliran. Intensitas hujan akan mempengaruhi laju dan volume aliran permukaan. Hujan dengan intensitas yang tinggi, maka kapasitas infiltrasi akan
terlampaui cukup besar Asdak, 2001. Besar kecilnya aliran permukaan yang terjadi pada suatu DAS akan
mempengaruhi pula debit sungai yang berasal dari DAS tersebut. Aliran permukaan yang besar umumnya terjadi pada musim penghujan dan aliran
permukaan yang kecil terjadi pada musim kemarau, begitu pula debit sungai yang tinggi besar terjadi pada musim penghujan dan debit sungai yang rendah terjadi
pada musim kemarau Pujiharta dan Fauji, 1981.
Faktor – faktor yang mempengaruhi aliran sungai secara umum dapat dibagi menjadi 2 yaitu : karakterstik hujan dan karakteristik DAS Schwab,
Frevert, Edminster dan Barnes, 1981. Karakteristik hujan yang mempengaruhi aliran sungai adalah jumlah, intensitas, lama dan distribusi hujan yang jatuh pada
DAS, sedangkan karakteristik DAS ditentukan oleh ukuran, bentuk, orientasi, topografi, geologi dan penggunaan lahan.
Subarkah 1980 menambahkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi debit sungai yaitu : Meteorologis hujan besarnya hujan, intensias hujan, luas daerah
hujan dan distribusi musiman, suhu udara, kelembaban relative dan angin. Ciri- ciri DAS yaitu luas dan bentuk DAS, keadaan topogafi, kapadatan drainase,
geologi sifat-sifat tanah, evaluasi rata-rata dan keadaan umum DAS banyaknya vegetasi, perkampungan, daerah pertanian dan sebagainya.
2.5. Peringatan Dini Banjir