Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis Nomogram

Data debit yang digunakan adalah data debit maksimum dengan ketinggian muka air di atas 90 cm, yang merupakan batas ambang ketinggian terjadinya banjir. Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan yang terjadi sesuai dengan kejadian debit banjir. Hal ini dikarenakan, debit dengan ketinggian muka air di atas 90 cm pada Bendung katulampa akan menyebabkan banjir di Jakarta PSDA, 2004. Debit pada Bendung Katulampa diprediksi diperoleh dari data tinggi muka air menggunakan persamaan yang telah dibuat oleh Pendayagunaan Sumber Daya Air PSDA Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane Bogor, yaitu : Q = 11,403 H + 0,20 1,715 Dimana : Q = Debit Aliran Sungai m 3 dtk H = Tinggi Muka Air cm Data yang dipilih untuk dilakukan analisis regresi berganda adalah peubah-peubah yang berkorelasi positif 0,5.

2. Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis

Menurut Soewarno 1995 Analisis regresi berganda merupakan suatu analisis yang membahas hubungan diantara satu variabel tak bebas Y dengan sejumlah variabel bebas X. Dalam analisis regresi berganda jika telah ditentukan model persamaan matematik yang cocok, persoalan berikutnya adalah menentukan berapa kuat hubungan antara variabel-variabel tersebut. Suatu analisis yang membahas tentang derajat asosiasi dalam analisis regresi disebut dengan analisis korelasi correlation analysis. Nilai koefisien korelasi yang tinggi tidak berarti menunjukan kesamaan kejadian penomena hidrologi hydrological similarity akan tetapi lebih cenderung menunjukkkan kesamaan waktu kejadian atau keserampakan kejadian penomena hidrologi simultaneity of hydrological events. Persamaan umum untuk menyatakan model regresi linier berganda adalah : Y = A + A 1 X 1 + A i X i Dimana : Y : Debit Aliran Sungai A : Titik potong A i : Koefisien regresi berganda X i : Curah Hujan ke-i Nilai A merupakan titik potong garis regresi terhadap sumbu Y, sedangkan A i merupakan koefisien regresi berganda Multiple Regression Coefficient dari variabel tak bebas Y terhadap variabel bebas X i .

3. Nomogram

Hubungan yang menggambarkan pengaruh curah hujan terhadap meningkatnya debit untuk peringatan dini banjir dapat digambarkan dalam bentuk grafik Nomogram. Nomogram dibuat untuk menentukan batas ambang curah hujan. Menurut informasi dari Bendung Katulampa, bahwa ambang batas debit yang menyebabkan banjir di Jakarta adalah 106.698 m 3 dtk dapat dijadikan peringatan dini akan terjadinya banjir. Nomogram yang dibuat berdasarkan persamaan regresi berganda yang diperoleh dengan curah hujan di salah satu Stasiun konstan 0, maka curah hujan di Stasiun lain akan diketahui. Oleh karena itu sistem peringatan dini banjir yang dibuat berdasarkan data curah hujan dapat dimanfaatkan sebagai informasi pendukung dalam memberikan dugaan akan terjadinya banjir.

IV. KEADAAN UMUM DAS CILIWUNG HULU