11
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. LANDASAN TEORITIS
1. Konsep karakter Kewarganegaraan
a. Pengertian karakter
Dalam kamus sosiologi istilah karakter adalah ciri khusus dari struktur dasar kepribadian seseorang watak. Sedangkan watak yang
diperoleh character acquired merupakan atribut seseorang yang perkembangannya berasal dari sumber lain di luar dirinya oleh karena
berhubungan dengan lingkungan alam atau sosial. Karakter juga dapat diartikan personality bagi individu, dan karakteristik characteristic bagi
kelompok yang menjadi identitasnya. Kita juga mengenal istilah characterization yaitu proses pengambilan ciri-ciri tertentu melalui
warisan atau karena lingkungan atau karena kombinasi keduanya dalam Syarbini, 2012:14.
Secara etimologis, kata karakter berarti tabiat, watak, sifat –sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain dalam Poerwadarminta, 1996:521.
Dalam bahasa Inggris, karakter character diberi arti a distic tive differentiating mark, tanda atau sifat yang membedakan seseorang dengan
orang lain. Martin H. Manser, 1995:318 dalam Syabini, 2012:13.
Sedangkan secara terminologis, para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai karakter. Doni Koesoma 2007 menjelaskan
bahwa kita sering mengasosiasikan karakter dengan apa yang disebut tempramen yang memberinya definisi yang menentukan unsur psikososial
yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Kita juga bisa memahami karakter dari sudut behavior yang menekankan unsur
somatopsikis yang dimiliki individu sejak lahir. Disini istilah karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau
karakteristik atau gaya atau sifat khas dari seseorang yang bersumber dari bentukan
–bentukan yang diterima dari lingkungan dalam Syabini, 2012:13.
Menurut Endang Sumantri 2011:6 kata karakter dapat dilacak dari kata latin kharakter, kharassein dan kharax, yang maknanya tools for
making, to egrave, dan pointed stake.Kata ini mulai banyak digunakan kembali dalam bahasa Prancis
“caracter” pada abad ke 14 dan kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi
“character” sebelum akhrinya menjadi bahasa indonesia “Karakter”.Sementara itu Wynne 2007:242
menjelaskan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark menandai dan memfokuskan pada bagaimana pengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, orang yang berperilaku tidak jujur, dan suka menolong dikatakan sebagai
orang yang berkarakter mulia. Jadi, istilah karakter erat kaitannya dengan personality kepribadian seseorang, dimana seseorang bisa disebut orang
yang berkarakter a person of character jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral dalam Syarbini, 2012:14.
Menurut Ditjen Mendikdasmen, karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalamlingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Dengsn kata lain, individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuat Lestariyo, 2014:15.
Dari berbagai pendapat itu dapat di tarik kesimpulan bahwa karakter adalah sifat yang mantap, stabil, dan khusus yang melekat dalam
pribadi seseorang yang membuatnya bersikap dan bertindak secara spontan, tidak dapat di pengaruhi oleh keadaan dan tanpa memerlukan
pemikiran terlebih dahulu. karakter juga erat kaitannya dengan kepribadian dan watak seseorang.
b. Pengertian Kewarganegaraan
Istilah kewarganegaraan citizenship memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara. Dari sudut kewarganegaraan sosiologis, seeorang dapat dipandang negara sebagai warga negaranya sebab ikatan emosional, tingkah laku dan
penghayatan hidup yang dilakukan menunjukkan bahwa orang tersebut sudah seharusnya menjadi anggota negara itu Wiratno, 2007:49.
Yang penulis maksud karakter kewarganegaraan adalah karakter yang dimana sosial kewarganegaraan di dalam masyarakat melekat pada
cara berfikir dan berperilaku sesuai nilai-nilai kewarganegaraan meliputi kerjasama, kebersamaan, musyawarah, solidaritas dan lain-lain sebagainya
yang dikembangkan didalam karakter tersebut untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
c. Konsep karakter Pendidikan Kewarganegaraan
Konsep karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Branson 1999:4 dalam Wiratno, 2007 harus mencakup tiga komponen,
yaitu : 1
Civic Knowledge pengetahuan Kewarganegaraan, Civic knowledge “berkaitan dengan kandungan atau nilai apa
yang seharusnya diketahui oleh warga negara” Branson, 1999:8. Aspek ini menyangkut kemampuan akademik
keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan
meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan proses
demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum rule of law dan
peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
2 Civic Skills keterampilan Kewarganegaraan,
Civic Skills meliputi keterampilan intelektual intelectual skills dan keterampilan berpartisipasi participatory skills
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara. Contoh
keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, misalnya merancang dialog dengan
DPRD. Contoh
keterampilan berpartisipasi
adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di bidang
hukum, misalnya segera melapor kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui.
3 Civic Disposition watak-watak Kewarganegaraan.
Civic Disposition
Watak-Watak Kewarganegaraan,
komponen ini sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam pendidikan kewarganegaraan.
Dimensi watak Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai muara dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya.
Dengan memperhatikan
visi, misi,
dan tujuan
kewarganegaraan, karakteristik ini ditandai dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang
bersifat afektif.
2. Konsep Organisasi