Presentase ketuntasan kelas keterampilan proses siswa pada setiap siklus berdasarkan penilaian tes tertulis maupun penilaian observasi oleh guru kelas dan
observer tersaji pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Presentase Ketuntasan Keterampilan Proses Siswa Pada Gambar 4.1, terlihat bahwa presentase ketuntasan nilai tes tertulis
keterampilan mengamati, mengklasifikasi, maupun berkomunikasi mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus III. Berdasarkan indikator ketuntasan klasikal
pada Tabel 4.1, keterampilan mengamati baru mencapai ketuntasan klasikal pada siklus III. Ketuntasan klasikal untuk keterampilan mengklasifikasi berhasil dicapai
pada siklus II dan siklus III, sedangkan untuk keterampilan berkomunikasi mencapai ketuntasan klasikal pada semua siklus.
Selain melalui tes tertulis, keterampilan proses siswa yang meliputi: keterampilan mengamati, mengklasifikasi, dan berkomunikasi juga dinilai melalui
observasi yang dilakukan oleh guru kelas dan observer. Berdasarkan indikator ketuntasan klasikal penilaian observasi keterampilan mengamati, mengklasifikasi,
dan berkomunikasi, pada Tabel 4.1 terlihat bahwa ketuntasan klasikal nilai
69.23 80.77
100 80.77
96.15 100
100 92.31
92.31
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Siklus I Siklus II
Siklus III
P r
e se
n ta
se K
et u
n tas
a n
Keterampilan Mengamati Tes Tertulis
Keterampilan Mengamati Observasi
Keterampilan Mengklasifikasi Tes Tertulis
Keterampilan Mengklasifikasi Observasi
Keterampilan Berkomunikasi Tes Tertulis
Keterampilan Berkomunikasi Observasi
keterampilan mengamati, mengklasifikasi, dan berkomunikasi berhasil dicapai pada siklus I hingga siklus III.
Terjadinya peningkatan pada setiap siklus untuk keterampilan mengamati, mengklasifikasi, dan berkomunikasi, baik pada hasil penilaian tes tertulis, maupun
observasi juga dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1, terlihat bahwa peningkatan nilai observasi keterampilan mengamati dari siklus I ke siklus II
maupun dari siklus II ke siklus III lebih besar daripada peningkatan nilai tes tertulisnya, sama halnya dengan keterampilan berkomunikasi. Sedangkan untuk
keterampilan mengklasifikasi, peningkatan nilai tes tertulis lebih besar daripada peningkatan nilai observasinya.
Pada Tabel 4.1, dapat dilihat besar gain dari siklus I ke siklus II, dan dari siklus II ke siklus III. Pada Tabel 4.1, terdapat besar gain pada siklus II ke siklus III yang
lebih rendah daripada besar gain pada siklus II ke siklus III. Hal ini disebabkan selisih nilai rata-rata kelas pada siklus II dan siklus III lebih kecil daripada selisih
nilai rata-rata kelas pada siklus I dan siklus II. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas sudah cukup tinggi dan maksimal sehingga selisih nilai rata-rata kelas antara siklus II
dan siklus III bernilai kecil, meskipun besar nilai rata-rata kelas pada siklus III lebih tinggi. Sedangkan besar gain dari siklus II ke siklus III yang lebih besar daripada
besar gain dari siklus I ke siklus II disebabkan karena selisih nilai rata-rata siklus I dan siklus II lebih kecil daripada selisih nilai rata-rata kelas siklus II dan siklus III.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 44, 45, 46, dan 53.
4.3 Pembahasan