Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014). Daftar Wisata Kerajinan Dan Tradisional Paling Terkenal Di (Jogja) [Online].[Akses Tanggal 9 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web: http://www.seputarpengetahuan.com/2015/06/7-pengertian-populasi-menurut-para-ahli-lengkap.html

Ashadi, A. (2013). Arahan Pemanfaatan Ruang Sekitar Kawasan Bandar Udara Sangia Nibandera Kabupaten Kolakan Provinsi Sulewesi Tenggara, Skripsi, Makassar: Universitas 45 Makassar

Hanifa, R. (2015). Perencanaan Kota Tangerang Sebagai Aerotropolis, Skripsi, Bandung: Universitas Gadjah mada

Julian, Y. (2014). Galeri Seni Rupa Medan (Arsitektur Ikonik), Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara

Kamus The Collins Cobuild. (2009). Pengertian Souvenir. Inggris

Kamus Webster English. (2004). Pengertian Souvenir. US

KBBI. (1989). Pengertian Pusat.Indonesia

Myers, B. (1985). How To Look Art. the University of Michigan

Parta, Y. (2009). Pengertian Seni Kriya [Online]. [Akses tanggal 5 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web: https://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/ pengertian-seni-kriya/

Safril, A M. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Skripsi, Surabaya: Universitas Airlangga


(2)

Sukirno. (2014). Angkasa Pura Jadikan Bandara Kualanamu Kawasan Aerotropolis [Online]. [Akses tanggal 9 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web:

http://industri.bisnis.com/read/20140922/98/259088/angkasa-pura-jadikan-bandara-kuala-namu-kawasan-aerotropolis

Wardhana, F. 2015. Belawan Waterfront (Arsitektur Metafora). Skripsi, Medan:Universitas Sumatera Utara

Wicaksono, I. (2010). Kebudayaan Sumatera Utara [Online]. [Akses tanggal 5 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web: http://irwan- wicaksono. blogspot. co. Id /2012 /04/ kebudayaan-sumatera-utara.html#.Vtv4ONJfe2o\


(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

Judul dalam proyek ini adalah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu, dan berikut ini merupakan penjelasan terhadap kasus proyek tersebut:

Pusat :

 Pusat dapat diartikan sebagai sebuah pokok pangkal yang jadi pumpuan yang letaknya berada dibagian tengah (KBBI, 1989, hal 712).

Pameran:

 Menurut Myers, B. (1985) dalam bukunya “How To Look At Art” pameran

merupakan satu aktivitas yang melibatkan satu ruang, biasanya galeri atau dewan yang memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, cetakan, arca, ukiran, gambar, foto dan karya yang siap.

 Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.

Oleh-Oleh/Souvenir :

 souvenir adalah barang-barang kerajinan tangan (handy crafts), yang merupakan hasil kreativitas para pengrajin yang mampu merubah benda-benda yang terbuang dan tidak berharga menjadi produk-produk kraft tangan yang menarik dan diminati banyak orang, terutama para wisatawan. Dalam kamus The Collins Cobuild Dictionary (2009)

 Sementara itu, dalam kamus Webster English Dictionary (2004), kata souvenir diartikan sebagai, “an object a traveler brings home for the memories associated

with it.” (Souvenir adalah benda yang dibawa pulang oleh wisatawan sebagai

kenang-kenangan bagi perjalanannya itu).

Kerajinan Tangan :

 Seni kerajinan tangan adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan

tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti „mengerjakan‟, dari akar kata tersebut kemudian


(4)

untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul

Haryono: 2002).

 kata kerajinan tangan dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kerajinan tangan sering dimaksudkan sebagai karya

yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang”. (Prof. Dr. I Made

Bandem, 2002)

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu adalah sebuah wadah untuk menampung aktifitas perwisataan dalam memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan, hasil kerajinan tangan, dan sejarah perkembangan kebudayaan kerajinan tangan dan juga sebagai wadah pembelian oleh-oleh/souvenir kerajinan tangan khas Sumatera Utara.

2.2. Aerotropolis

Menurut Kasarda (2011), aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di sekitarnya, yang kemudian mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Konsep aerotropolis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bandara dengan pusat-pusat pertumbuhan kota, merencanakan pembangunan pada tiap koridornya, sehingga menghasilkan bentuk integrasi yang tertata, efisien, dan efektif dalam memberikan manfaat. Di dunia, sudah banyak bandara yang menerapkan konsep aerotropolis, Bandara Schipol Amsterdam di Belanda, Bandara Los Angeles di Amerika Serikat, Bandara Incheon di Korea Selatan, dan Bandara Changi di Singapura, adalah contoh sukses penerapan konsep aerotropolis yang mampu mengintegrasikan kota, bandara, dan kawasan bisnis.

Mengacu pada konsep Aerotropolis yang di populerkan oleh John D. Kasarda, PT. Angkasa Pura II ( Persero), mendefinisikan Aerotropolis adalah sebuah konsep bandar udara yang didalamnya terintegrasi dengan keadaan dan fasilitas layaknya sebuah kota modern atau dapat disebut dengan kota bandara (Airport City). Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain area parkir bertingkat, ruang kovensi, pusat perbelanjaan, sarana rekreasi, fasilitas hotel, serta kemudahan jalur trasnportasi.


(5)

Mengacu kepada fungsi bandara yang mana adalah sebagai pintu keluar masuk orang dari suatu daerah. Itulah mengapa Bandar Udara selalu menjadi sarana utama bagi pengembangan suatu wilayah dan juga dapat menjadi magnet yang dapat menarik aktivitas manusia. Semakin besar jumlah orang yang datang dan pergi, semakin banyak pula sarana pendukung yang dibutuhkan pada poin inilah mengapa terjadinya sebuah pengembangan Aerotropolis di bandara yang dikarenakan adanya kebutuhan para penumpang / pengguna Bandar Udara dimana dapat memberikan akses yang dekat dengan bandara dan juga bagi Bandara itu sendiri konsep Aerotropolis akan memberikan keuntungan diluar pendapatan konvensionalnya.

Aerotropolis bandara kota memiliki beberapa konsep dasar pengembanganya. Aerotropolis menjadi generator utama pengembangan kawasan karena merupakan kawasan cepat tumbuh berbasis bandara atau sering disebut airport-centric comercial development. Kawasan ini menciptakan secara mandiri berupa:

a) lapangan pekerjaan b) perbelanjaan c) perdagangan d) pertemuan bisnis e) hiburan, dan

f) tujuan rekreasi,

sehingga menjadi kota handal dan menjadi daya tarik global dan lokal. Evolusi function dan form ini mentraformasikan secara esensial sejumlah bandara kota (city airport)

menjadi kota bandara (airport city) (Kasarda, 2008). Kasarda menyebutkan evolusi “bandara kota” menjadi kota bandara didorong oleh apa yang dia sebut sebagai airport city drivers. Dia

menyatakan kota bandara telah ber-evolusi dengan bentuk spasial yang berbeda didasarkan pada lahan yang tersedia dan prasarana transportasi darat, namun hampir semua muncul sebagai tanggapan terhadap empat pendorong pembangunan yang menjadi pertimbangan utama. Keempat aiportt city driver tersebut menurut kasarda adalah:


(6)

a) Bandara-bandara perlu menciptakan sumber daya dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan penerbangan untuk bersaing dan juga memberikan pelayanan yang lebih baik dari fungsi bandara

b) Usaha sector komersial untuk mendapatkan lahan yang aksesibel c) Bandara mampu meningkatkan penumpang dan barang

d) Pelayanan bandara sebagai katalis dan magnet pembangunan kegiatan bisnis

Kasarda (666-667) menyebutkan skematik desain dari Aerotropolis dalam Schematic of Typical Airport City, dimana skematik desain Aerotropolis dapat dibedakan menjadi tiga yakni core aeronautical activities, airport related dan airport-oriented activities, dan dijelaskan sebagai berikut:

a) Aktivitas inti penerbangan, operasional teknis dari bandara yang secara langsung mendukung fungsi-fungsi penerbangan (semua kegiatan banadara, jasa pengiriman barang kilat, perbelanjaan, hotel dan bongkar muat).

b) Aktivitas yang berhubungan dengan Bandar Udara merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan serta pergerakan penumpang dan barang (kawasan logistic dan perdangangan bebas, pusat kegitatan distribusi, pusat intermoda angkutan, kereta api).


(7)

c) Aktivitas yang berorientasi pada Bandar Udara memilih berada di area sekitar Bandara dikarenakan imej yang dimiliki oleh bandara itu sendiri dan aksesbilitas jalan yang sangat baik. Harga lahan dan konektivitas yang baik merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi dari kegitan-kegiatan tersebut (pusat perdagangan dan niaga grosir, convention center, pusat penelitian/teknologi, kawasan kesehatan, kawasan industri, mixed use, kawasan komersial, kawasan oleh raga dan kawasan perkantoran).

Pengembangan kawasan komersial yang pesat di dan sekitar gerbang Bandar menjadikan kegiatan tersebut sebagai generator pertumbuhan perkotaan dan menjadikan bandara sebagai pusat lapangan perkerjaan yang penting, kawasan perbelanjaan perdagangan serta destinasi bisnis, serta bandara membangun sebuah brand image tersendiri untuk menarik kegiatan bisnis yang tidak berkaitan dengan kebandar udaraan.

Sifat alami dari pasar lokal dalam kegiatan indsutri dan komersial yakni memiliki peran penting dalam keberlangsungan kota Bandara dan kegitan didalamnya. Selain itu area sekitar bandara juga dapat menarik kegiatan bisnis, pekerja-pekerja profesional dan penduduk lebih banyak dibanding area lain, pembangunan kegitan komersial didalam kawasan bandara merefleksikan kebutuhan dari pekerjaan, pekerja dan penduduk terhadap pelayanan yang disediakan oleh bisnis yang berbasi bandara. pelayanan-pelayanan tersebut meliputu pelayanan perumahan, rekreasi, kuliner, perdagangan, kesehatan, penitipan anak dan dokter hewan. Seperti pada penelitian mengenai perkotaan di Amerika Serikat yang memaparkan mengenai pertumbuhan di area perkantoran di dekat bandara lebih cepat berkembang dibanding di area bandara sub-urban lainya.

Kebutuhan-kebutuhan untuk kegiatan bisnis yang berbasis pada bandara saat ini disediakan didalam kawasan campuran (mixed use) yang luas di dalam area bandara, sebagai centra pembangunan Aerotropolis pergeseran ini membuat pembangunan kota Bandara seabagai model perencanaan kreatif dan atribut-atribut managemen yang berbeda.

a) Perkantoran dan kegiatan bisnis, meliputi kawasan bisnis b) Logistik dan distribusi


(8)

2.2.1. Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum

Lokasi perancangan konsep Aerotropolis secara umum terletak di luar pagar Bandara tetapi memiliki akses yang dekat dan mudah ke Bandara. batas luar dari Aerotropolis tidak diatur oleh batasan-batasan atapun jarak karena belum adanya batas yang disepakati untuk menentukan jarak dan waktunya akan tetapi waktu 20 sampai 30 menit yang digunakan seabagai acuan untuk mengatur batas luar dalam beberapa studi rencana induk Aerotrpolis.

2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis

Menurut John D. Kasarda Aerotropolis merupakan sebuah konsep Kota Bandara yang mana perkembanganya menciptakan kawasanya secara mandiri dikarenakan Aerotropolis merupakan generator utama dalam pengembangan kawasan, perkembangya kawasan meliputi fungsi-fungsi bangunan yang terbentuk antara lain adalah:

a) lapangan pekerjaan b) perbelanjaan c) perdagangan d) pertemuan bisnis e) hiburan, dan

f) tujuan rekreasi,

pernyataan diatas merupakan kriteria bangunan yang ada pada kawasan Aerotropolis meliputi,

 Pertokoan  Restoran

Kegiatan entertaiment dan kebudayaan

Hotel dan akomodasinya

Bank dan penukaran mata uang asing Gedung perkantoran

Convention dan exhibition center Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran Logistik dab distribusi


(9)

Perdangangan bebas Lapangan golf Factory outlet

Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak

2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis

tidak adanya kesepakatan atapun peraturan dalam pemilihan tema bangunan yang akan di rancang pada kawasan Aerotrpolis, akan tetapi menurut studi banding di kawasan Aerotropolis di luar negeri kebanyakan tema perancangan dengan gaya high tech dimana bangunan berkarakter futuristik hal ini dimaksudkan untuk merefleksikan konsep desain Bandar Udara tersebut.


(10)

2.2.4. Studi Banding Aerotropolis

Berikut merupakan beberapa studi banding Aerotropolis yang sudah beroperasi maupun yang dalam proses perancangan dan pembangunan di beberapa negara.

A. Kuala Lumpur International Airport (KLIA), KLIA Aeropolis

Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) merupakan salah satu pusat penerbangan utama di Asia selain turut menjadi sebuah destinasi pelancongan yang tersendiri. Ia terletak di bagian atas koridor selatan Semenanjung Malaysia, yang bersempadan dengan negeri Selangor dan Negeri Sembilan. Terletak di daerah Sepang, jaraknya kira-kira 50km dari ibu kota Kuala Lumpur. Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) 'master plan kota bandara, dijuluki KLIA Aeropolis, membentang di 6.750 hektar tanah di sekitar Bandara KL International (KLIA). Sebuah kota yang terdiversifikasi dan terintegrasi dengan fasilitas yang lengkap untuk kegiatan retail, pameran, rekreasi dan pariwisata, KLIA Aeropolis adalah lokasi yang ideal untuk bisnis Anda untuk berkembang dalam pertumbuhan tinggi, daerah nilai optimum.

KLIA Aeropolis pengembangan rencana induk didorong oleh aksesibilitas, kecepatan dan kelincahan faktor yang bandara menyediakan untuk rantai pasokan yang sensitif terhadap


(11)

waktu dan konektivitas perusahaan, nasional dan global. Hal dibayangkan untuk menjadi pengembangan kota bandara baru yang benar-benar luar biasa dengan atraksi wisata kelas atas.

KLIA aeropolis master plan terdiri dari:  Commercial Business Zone

 Free Commercial Zone

Recreational & Institutional Zone

 Agro-Tourism & Theme Parks  Natural Conservation Zone  Cargo & Logistics


(12)

a. Lokasi

KLIA Aeropolis berlokasi masih berada dekat dengan bandara diamana lokasi nomor 2 dan 4 berada pada jalan utama menuju ke bandara, sedengkan nomor 1 dan 3 berada di dalam pagar bandara, sehingga daerah lokasinya masi daerah Sepang, Selangor, Malaysia

b. Jarak dari bandara

Jarak aeropolis dari bandara sekitar 6 km sedangkan dari pusat kota mencapai 60 km dengan menempuh 50 menit waktu perjalanan

c. Bangunan

Fungsi bangunan yang berada pada KLIA Aeropolis adalah LCCT Concersion, Cargo logistik park, Southen Support zone, Airline Headquarter Offices, Airline office buildings, Other office buildings, Hostel facilities, Service apartments, Theme Parks, 18 hole Golf Course & Range, 5 Star Themed Hotels, F&B and retail options, Convention and Conferencing facilities.

B. Aerotropolis Songdo IBD, Incheon, Korea Selatan


(13)

Aerotropolis Songdo IBD merupakan Aerotropolis yang berada di Korea Selatan, pembangunan Aerotropolis berada dekat dengan bandara Incheon yang dibangun di-atas pulau buatan yang dihubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 13 mil, Terletak di 1.500 hektare di dekat Seoul, Korea Selatan, Songdo Distrik Bisnis Internasional (IBD) adalah salah satu proyek real estate swasta terbesar di dunia, dan merupakan contoh utama dari sebuah kota tepi aerotropolis. Diposisikan untuk menjadi pusat bisnis baru di Asia Timur Laut, Cina, pasar regional Rusia dan Jepang mudah diakses dari Bandara Internasional Incheon, yang telah menerima berbagai penghargaan.

Songdo IBD mudah dijangkau karena terkait dengan bandara dan Seoul melalui jalur kereta bawah tanah, bus dan 21 kilometer Incheon Bridge. GTX direncanakan (Great Train Express) akan terhubung Songdo ke pusat kota Seoul di 25 menit, yang akan memberikan aksesibilitas, mobilitas dan daya saing pasar untuk perusahaan-perusahaan internasional yang terletak atau berencana untuk menemukan di Songdo. Hampir 50 persen pembangunan selesai, Songdo IBD memiliki 22.000 penduduk, dengan luas Songdo lebih besar sekarang menghitung lebih dari 60.000 penduduk. Songdo IBD telah menarik inovator dan pengusaha sama, dan kota telah berkembang dengan pesat dan secara organik sejak dibuka pada 2009. Setelah selesai, akan ada tenaga kerja ekonomi yang kuat dari sekitar 260.000 orang di kota baru ini dirancang dan dibangun dari awal. Songdo IBD inisiatif penjangkauan global yang telah berhasil menarik perusahaan multinasional besar seperti Cisco dan Caps ADT. Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan.

a. Lokasi

Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City, Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan, yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon Metropolitan City.

b. Jarak dari bandara

Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon


(14)

Fungsi bangunan yang berada pada Aerotropolis Songdo IBD adalah , Pusat Konvensi Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark, Taman Teknologi, Pusat Riset dan Sekolah Tinggi, dan kompleks perkantoran dan bisnis

2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis

Konsep Aerotropolis Aerotropolis A (KLIA Aeropolis) Aerotropolis B (Songdo IBD) Lokasi daerah Sepang, Selangor, Malaysia Songdo-dong, Yeonsu-gu,

Incheon, Korea Selatan Jarak Dari Bandara 6 km dan 60 km dari pusat bandara

Schiphol

20 kilometer dari Bandara Internasional Incheon. 26 kilometer dari Seoul

Bangunan  LCCT Conversion

 Cargo Logistics Park  Southern Support Zone  Airline Headquarter Offices  Airline office buildings  Other office buildings  Hostel facilities  Service apartments  Theme Parks  Hotels

 18 hole Golf Course & Range  F&B and retail options

 Convention and Conferencing facilities

 Landmark Songdo,  Pusat Konvensi

Songdo, Hotel Oakwood,  Taman Biopark,  Taman Teknologi,  Pusat Riset dan

Sekolah Tinggi,  CBD

Karakteristik Lainnya Antara bandara dan IBD


(15)

(jika ada) dihubungkan lewat suatu jalan tol laut

Keterangan Tambahan

Bandara masih dalam proses perencanaan dan pengembagan

Bandara masih 50 % dalam proses pembangunan

Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan dirancang.

Konsep perencanaan aerotropolis

Lokasi Menurut studi banding yang di jelaskan di

atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada pada sebuah daerah maupun kawasan pusat kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama. Jarak dari bandara Jarak yang didapat dari studi banding adalah

kisaran 6 km sampai dengan 20 km

Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding

diatas adalah bangunan yang memiliki fungsi sbb:

 Indsutri

 Perdangangan dan jasa  Pariwisata

 Cargo dan logistik

Berdasarkan Tabel 2.2 beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk dirancang pada kawasan Aerotropolis di Bandara Kualanamu adalah bangunan dengan fungsi komersil dimana sebagai penyedia kawasan bisnis dan dalam bentuk akomodasi seperti hotel transit, dan juga sebagai area pariwisata.

Oleh sebab itu, bangunan yang akan dirancang adalah memiliki fungsi sebagai area wisata cultural yang berfokus kepada kerajinan tangan yaitu Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu.


(16)

2.3. Lokasi

Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan).

Pada pemilihan lokasi di Kabupaten deli serdang terdapat beberapa pertimbanagan berupa dari konsep Aerotropolis dan pertimbangan peraturan-peraturan berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mengetahui tata guna lahan supaya proyek yang akan direncanakan sesuai dengan peraturan, lalu Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Kualanamu.

Site perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajnan Tangan Kualanamu berada pada ring 2 dimana ketinggian bangunan 46 m.


(17)

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:

1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.

2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.

4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan

Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Sumatera Utara :

1. Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan yang berdasarkan konsep Aerotropolis maka penempatan lokasi kawasan harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan berada pada radius 2,5 mil (4 Km).

2. Pertimbangan lokasi site adalah pencapaian yang dekat dengan Bandara Kualanamu sehingga Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan bisa menjadi fasilitas pendukung dari aktivitas Bandara Kualanamu yaitu Pusat Oleh-Oleh sehingga para wisatawan yang datang bisa membeli Oleh-Oleh-Oleh-Oleh hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara dan sekaligus berfungsi untuk memperkenalkan hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara pada wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.


(18)

2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi

Alternatif 1

Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk kawasan wisata dan pusat oleh-oleh dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.

 Kasus Proyek : Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu  Status Proyek : Fiktif

 Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang

o Batas Utara : Pabrik batu o Batas Timur : Crew Hotel

o Batas Selatan : Pondok Pesantren o Batas Barat : Sawah

 Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60%


(19)

 KLB : 4 (max. 8)

 Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m

 GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m

 Potensi Lahan: - Lokasi Site dekat dengan bandara

- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site

- Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik

- memiliki jalur utilitas yang baik

Alternatif 2

Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site berada di daerah kawasan perumahan, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman.

 Kasus Proyek : Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu  Status Proyek : Fiktif

 Lokasi Proyek : Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Kabupaten Deli Serdang

o Batas Utara : Perumahan o Batas Timur : Kantor PTPN


(20)

o Batas Selatan : Area komersil o Batas Barat : Perumahan TNI

 Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60%

 KLB : 4 (max. 8)

 Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m

 GSB : Jln. Batang Kuis : 9 m

 Potensi Lahan: - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol - Lokasi site berada di lahan hook


(21)

2.4. TINJAUAN FUNGSI

Tinjauan fungsi membahas tentang prilaku pengguna beserta dengan aktivitas dan juga membahas tentang besaran ruang, program ruang dan studi banding dengan arsitektur fungsi sejenis.

2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran pengguna/user dan juga kegiatan-kegiatan yang akan dapat dilakukan di dalam bangunan nanti. Ada 2(dua) fungsi didalam Area ini yaitu:

1. Galeri dan Area Workshop a. Deskripsi Pengguna

Ada pun deskripsi pengguna bangunan Galeri Kerajinan tangan & Area Workshop, yaitu:

Seniman adalah orang yang memiliki bakat seni, dan menghasilkan banyak

karya seni.

Pengelola adalah pegawai yang bekerja untuk mengurusi masalah administrasi

serta mengelola berbagai macam bentuk kegiatan seni di Galeri Kerajinan Tangan.

Pengunjung adalah seniman, pelajar, wisatawan lokal, wisatawan domestik,

wisatawan mancanegara, kurator, dan kritikus.

b. Deskripsi Kegiatan

Deskripsi kegiatan utama yang disediakan pada Galeri Kerajinan Tangan adalah sebagai berikut:

Kegiatan Pameran : mengadakan pameran dari hasil-hasil kerajinan tangan

khas Sumatera Utara dan juga memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan secara langgsung

Kegiatan Ilmiah : mengadakan seminar, diskusi, pertemuan, penelitian, dan

sebagainya untuk membahas berbagai hal yang berhubungan dengan seni rupa dan sekaligus menambah wawasan mengenai seni rupa itu sendiri.

Kegiatan Perawatan dan Perbaikan : merawat karya seni rupa yang


(22)

Kegiatan Pendidikan : mengadakan pelatihan barupa kursus-kursus

mengenai seni kerajinan tangan kepada masyarakat dan pelajar untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya-karya keraijnan tangan Sumatera Utara.

Kegiatan Pengelolaan : mengelola berbagai macam bentuk kegiatan pada

gedung Galeri Kerajinan Tangan dan Area Workshop

Berikut ini adalah Tabel deskripsi kegiatan dan pengguna pada galeri dan area workshop

Kegiatan Pameran

Tabel 2.3. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Pameran

Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna

R. Pameran Memamerkan hasil-hasil kerajian

tangan khas Sumatera Utara Publik

-Seniman -Pengunjung -Pengelola

Lobby Ruang tunggu sebelum memasuki

ruang pameran Publik

-Seniman -Pengunjung -Pengelola

Resepsionis Memberikan informasi

tentang Galeri Seni Rupa Di Medan

Publik

-Seniman -Pengunjung -Pengelola Gudang Pameran Penyimpanan alat-alat untuk


(23)

Kegiatan Ilmiah

Kegiatan Pendidikan

Kegiatan Pengelolaan Barang

Tabel 2.4. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Ilmiah

Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna

Ruang

serbaguna Untuk dilakukan seminar Semi privat

- Seniman - Pengunjung - Pengelola Serambi

diskusi, dan menonton tentang karya-karya seni Semi privat - Seniman - Pengunjung - Pengelola Audio visual

Menonton karya seni, atau menonton

pembuatan karya seni

Semi privat

- Seniman - Pengunjung - Pengelola

Gudang Penyimpanan alat-alat Servis - Pengelola

Tabel 2.5. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pendidikan

Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna

Workshop Memamerkan pembuatan karya

Kerajinan Tangan publik

- Seniman - Pengunjung - Pengelola Ruang kelas

Menyelenggarakan pendidikan nonformal dan latihan bagi

masyarakat dan pecinta seni

Publik

- Seniman - Pengunjung - Pengelola

Tabel 2.6. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pengelolaan Barang

Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna

Kuratorial

Mengurus dan

mengawas karya-karya Kerajinan tangan

Privat - Kurator - Staff kurator Ruang konservasi dan preparasi Mengkonservasi dan merawat karya-karya seni rupa

Privat - Konservator - Staff konservator

Gudang Menyimpan barang dan

alat servis - Pengelola

Laboratorium Meneliti karya-karya

seni rupa Privat

- Peneliti - Kurator


(24)

Kegiatan Pengelolaan Bangunan

2. Pusat Oleh-Oleh

a. Deskripsi Pengguna

Ada pun deskripsi pengguna bangunan Pusat Oleh-Oleh, yaitu:

Seniman adalah orang yang memiliki bakat seni, dan menghasilkan banyak

karya seni.

Pengelola adalah pegawai yang bekerja untuk mengurusi masalah administrasi

serta mengelola berbagai macam bentuk kegiatan di gedung Pusat Oleh-Oleh.

Pengunjung adalah seniman, pelajar, wisatawan lokal, wisatawan domestik,

wisatawan mancanegara, kurator, dan kritikus.

b. Deskripsi Kegiatan

Deskripsi yang disediakan pada gedung Pusat Oleh-Oleh adalah sebagai berikut:

Kegiatan Penjualan : menjual hasil-hasil keraijnan tangan yang dibuat oleh

para pengrajin di area workshop disekitar kawasan.

Berikut ini adalah Tabel deskripsi kegiatan dan pengguna pada galeri dan area workshop

Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna

Direktur Bekerja Privat - Direktur

Wakil direktur Bekerja Privat - Wakil direktur

Sekertataris Bekerja Privat - Sekertataris

Staf dan

administrasi Bekerja Privat - Staff

Ruang rapat Rapat atau meeting Privat

- Direktur - Wakil direktur - Sekertaris - Staf-staf

Ruang tunggu Tempat menunggu Publik

- Direktur - Wakil direktur - Sekertaris - Staf-staf - Pengunjung - pengelola

Gudang Menyimpan barang

dan alat servis - Pengelola


(25)

Kegiatan Penjualan

Nama Ruang Kegiatan Zona Pengguna

Ruang penjualan alat dan bahan seni rupa

Menjual alat dan Kerajinan Tangan

Publik - Seniman

- Pengunjung - Pengelola Ruang penjualan

souvenir dan buku tentang seni rupa

Menjual berbagai souvenir dan buku

tentang Kerajinan Tangan

Publik - Seniman - Pengunjung - Pengelola


(26)

Diagram 2.1. Deskripsi Prilaku Pengunjung

Diagram 2.2. Deskripsi Prilaku Seniman

Diagram 2.3. Deskripsi Prilaku Pengelola

2.4.2. Deskripsi Prilaku a. Pengunjung

b. Seniman

c. Pengelola

Datang

Daftar Seminar

Latihan/ belajar Pameran

indoor

Pameran outdoor

Belanja di Pusat

Oleh-Oleh

Beli

Istirahat

Sholat

Pulang

Datang

Pameran

Seminar

Mengajar Istirahat Pulang

Datang Absen Kerja Istirahat

Pulang

Kerja


(27)

Tabel 2.9. Tabel Kebutuhan Ruang 2.4.3. Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang dan besaran ruang adalah sebuah data tentang ruang-ruang yang dibutuhkan dan berapa besaran standar yang dibutuhkan dalam membuat ruang tersebut, sedangkan dalam kasus proyek ini terdapat dua fungsi yang berbeda yaitu satu sebagai Area wisata dan yang satu lagi sebagai tempat pusat oleh-oleh/souvenir sehingga akan dijabarkan kebutuhan ruang dan besaran ruang kedua fungsi tersebut secara terpisah, sebagai berikut:

NAMA

RUANG KEGIATAN

KEBUTUHAN

RUANG UNIT STANDAR ACUAN

Pameran Penerima Hall 500 org 1 m2/org AJM

Resepsionis 5 org - A

Penitipan 3 org - A

Ruang Pamer Indoor

Pameran tetap Kerajinan tangan

42 karya 10 m2/karya STU Ruang Pamer

Outdoor

Pameran Tetap Kerajinan tangan

46 stand 16 m2/stand A Pendidikan dan

Pelatihan

Pendidikan Dewasa Workshop/ studio

2 unit/20 org 4m2/org NDA Anak-anak

Kelas & Workshop

1 unit/20 org 4m2/org NDA

Kantor Pimpinan 1 org 18 m2/org AJM

Administrasi 5 org 4,1m2/org AJM

Pengajar 10 org 4,1m2/org AJM

Lavatory Pria

WC 3 unit 1,25 m2/unit NDA

Urionoir 4 unit 0,5 m2/unit NDA

Wastafel 3 unit 0,8 m2/unit NDA

Sirkulasi 20%

Wanita

WC 3 unit 1,25 m2/unit NDA

Wastafel 3 unit 0,8 m2/unit NDA

Sirkulasi 20%

Pengelola Penerima Hall 14 org 20 m2 A

Resepsionis 2 org 2,5 m2/org A

Pimpinan Direktur 1 org 23-33

m2/org

AJM

Wakil 1 org 15 m2/org AJM

Sekretaris 1 org 5,5 m2/org AJM

Pengelola bagian galeri

Manager 1 org 8 m2/org NAD


(28)

Hall ruang tamu 20 0rg 0,8 m2/org A

Staff 20 org 7,5 m2/org TSS

R. bagian keuangan

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

kepegawaian

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

operasional

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

pemeliharaan dan perawatan bangunan

6 org 5,0 m2/org NAD

R.bagian pemasaran

6 org 5,0 m2/org NAD R. bagian

keamanan

6 org 5,0 m2/org NAD R. presentasi 52 org 2,0 m2/org TSS

R. rapat 52 org 2,0 m2/org TSS

Pengelola bagian workshop

Manager 1 org 8 m2/org NAD

Sekretaris 1 org 5,5 m2/org A

Staff 20 org 7,5 m2/org TSS

R. bagian keuangan

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

kepegawaian

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

operasional

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

pemeliharaan dan perawatan bangunan

6 org 5,0 m2/org NAD

R.bagian pemasaran

6 org 5,0 m2/org NAD R. presentasi 52 org 2,0 m2/org TSS

R. rapat 52 org 2,0 m2/org TSS

Pengelola bagian pusat oleh-oleh

Manager 1 org 8 m2/org NAD

Sekretaris 1 org 5,5 m2/org AJM

Staff 20 org 7,5 m2/org TSS

R. bagian keuangan

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

kepegawaian

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

operasional

6 org 5,0 m2/org NAD R.bagian

pemeliharaan dan perawatan bangunan

6 org 5,0 m2/org NAD


(29)

pemasaran R. bagian keamanan

6 org 5,0 m2/org NAD R. presentasi 52 org 2,0 m2/org TSS

R. rapat 52 org 2,0 m2/org TSS

Administrasi Kepala 4 org 15 m2/org TSS

Staff 15 org 7,5 m2/org TSS

Konservasi dan Preparasi

Kepala bagian 1 org 15 m2/org A Sie. Konservasi 1 org 7,5 m2/org TSS

Staff 4 org 7,5 m2/org TSS

Sie. Preparasi 1 org 7,5 m2/org TSS

Staff 4 org 7,5 m2/org TSS

Koleksi Kepala 1 org 15 m2/org A

Staff 20 org 7,5 m2/org TSS

R.Service R.Rapat 20 org 2,5 m2/org NDA

R.tamu VIP 1 org 30 m2/org A

Gudang 1 unit 48 m2/unit NDA

Dapur/Pantry 4 unit 20 m2/unit A

Kantin 220 org 1,4 m2/org NAD

Lavatory Pria

WC 2 unit 1,25 m2/org NDA

Urinoir 4 unit 0,5 m2/org NDA

Wastafel 3 unit 0,8 m2/org NDA

Sirkulasi 20%

Wanita

WC 3 unit 1,25 m2/org NDA

Wastafel 3 unit 0,8 m2/org NDA

Sirkulasi 20%

Penunjang Center Souvenir Craft

Souvenir Store 1 unit 2000 m2/unit

A Retail store 25 unit 30 m2/unit A Lavatory Pria

WC 3 unit 1,25 m2/org NDA

Urinoir 4 unit 0,5 m2/org NDA

Wastafel 3 unit 0,8 m2/org NDA

Sirkulasi 20%

Wanita

WC 3 unit 1,25 m2/org NDA

Wastafel 3 unit 0,8 m2/org NDA

Sirkuasi 20%

Musholla R.Sholat 25% pengguna 1,25 m2/org NDA

R.Wudhu 2 unit 3 m2/org A

R.jaga 4 org 4 m2/org NDA

Pelayanan dan Service

Pelayanan Pameran

Loading dock 3 ruang 9 m2/ruang NDA

R.Penerima 6 org 6 m2/org A

R.Transaksi 3 ruang 20 m2/ruang A Gudang

Sementara


(30)

Keterangan Sumber:

- NAD : Neufret, Ernest.1992.Data Arsitek,jilid 1 dan 2.Erlangga.Jakarta

-TSS :De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for Building Types.Mcgraw Hill Book Company.New York.

-A : Asumsi & pengamatan Studi Pelayanan Servis

R. Kuratorial 4 org 7,5 m2/org TSS R. Registrasi 4 org 9 m2/org A

Lab Konservasi

Perbaikan

2 ruang 3% koleksi

30 m2/ruang A R.Preparasi 1 ruang 3%

koleksi

30 m2/ruang A Dokumentasi 1 ruang 60 m2/ruang A Vault 10% koleksi 5 m2/karya A Gudang Alat 1 ruang 30 m2/ruang A

Teknis R. Kontrol 1 unit 12 m2/ruang A

R. PABX 1 unit 12 m2/ruang A

R. Mesin 1 unit 60 m2/ruang A

R. AHU 4 unit 30 m2/ruang A

R. Genset 1 unit 48 m2/ruang A

R. Trafo 1 unit 30 m2/ruang A

R. Pompa 1 unit 30 m2/ruang A

Cleaning Service


(31)

2.4.4. Persyaratan dan Kriteria Ruang 1. Persyaratan Ruang

Persyaratan ruang yang harus diprhatikan dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat pameran adalah fleksibilitas ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan terhadap objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi dari pengunjung maupun sirkulasi dari kegiatan service.

1. Fleksibelitas ruang

Fleksibilitas ruang meksudnya kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya.kefleksibilitasan ruang ini berpengaruh terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran, Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

Pembagian ruang

Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung kegiatan pameran. Penggunaan dinding geser pada bangunan Pameran merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang pameran dapat fleksibel menampung kegiatan pameran sehingga dapat menampung kegiatan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Pemilihan stuktur bangunan

Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu bangunan. untuk kasus bangunan pameran seperti galeri dan museum yang penggunaan ruangannya berbentang lebar membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung pameran.

Ketinggian ruang

ketinggian ruang ditentukan oleh jenis produk yang di pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space pada produk-produk yang memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel dengan menerapkan desain stan yang bertingkat.

Lighting/pencahayaan

Tujuan dari perancangan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual, Cahaya yang baik dapat membuat atmospehere dan mood suatu ruangan menjadi lebih efektif. Banyak pameran yang menjadi kurang menarik akibat pencahayaan yang tidak


(32)

Gambar 2.8. Jarak Pandang Mata terhadap Objek Pamer Tabel 2.10. Tinggi Rata-Rata Orang Asia

didesain sejalan dengan desain dari pameran. Menurut sumbernya cahaya dibagi atas dua bagian yaitu pencahayaanalami dan pencahayaan buatan. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber ari alam yaitu matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu. Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau peralatan optical lainnya.

Sirkulasi

Gedung pameran mesti memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan, stimulasi, dan pengetahuan Perencanaan dan sistem sirkulasi pameran ditekankan pada pola pengaturan pencapaian, sirkulasi pengunjung dan servis bangunan.

2. Kriteria Ruang

Beberapa hal yang harus di perhatikan pada fasilitas di ruang pameran adalah sebagai berikut:

Jenis Kelamin Tinggi Rata-Rata Pandangan Mata

Pria 165 cm 160 cm

Wanita 155 cm 150 cm


(33)

Gambar 2.9. Jarak Pandang Mata terhadap Lukisan

Gambar 2.10. Kemampusan Gerak anatomi manusia

Pandangan yang nyaman ke arah objek lukisan adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan daerah dimana kita dapat mengenali warna.

 Pencahayaan yang memberikan kesan ruang dan meningkatkan kualitas karya seni Pencahayaan dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami dan buatan (dengan menggunakan spotlight).

 Pencahayaan alami (daylight)

Pencahayaan alami harus diperhitungkan agar pengguna ruangan yang berada di dalamnya merasa nyaman dan lukisan terhindar dari sinar matahari. Berikutadalah cara yang digunakan untuk menyaring sinar matahari.


(34)

Gambar 2.11. Penyaringan Sinar Matahari

Gambar 2.12. Sitem Pencahayaan Buatan

Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter Hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar di tengah, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar di kanan, cahaya yang diterima adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.

Pencahayaan buatan (dengan menggunakan spotlight)

Pencahayaan buatan yang digunakan sebagai penerangan untuk lukisan adalah spotlight dengan pure white light karena sinar yang berwarna putih tidak akan mengubah warna sebuah lukisan.


(35)

2.4.5. Studi Banding Arsitektur dengan Fungsi Sejenis a. Desa Wisata Kasongan

Kasongan adalah salah satu daerah desa tujuan wisata di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Terkenal dengan hasil kerajinan gerabah keramiknya. Berada di Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan Bantul, Yogyakarta. Berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota Jogja. Jika anda ingin menuju Kasongan sangatlah mudah. Lewati saja jalan Bantul (Jogja-Bantul) dan perhatikan gapura besar di kanan jalan yang bertuliskan Kasongan. Biasanya di tempuh selama 30-40 menit dari kota Yogyakarta

Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi, orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur, gerabah, juga barang hias keramik. Gerabah hasil kerajinan Kasongan berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar, gajah, bambu, dan banyak lainnya), pot berbagai ukuuran, hiasan keramik, patung-patung kecil, pigura, perabotan dari bambu, bahkan topeng-topeng. Hasil-hasil kerajinan desa wisata Kasongan tersebut berkualitas istimewa hingga banyak yang telah di ekspor ke manca negara seperi eropa dan amerika.

b. Desa Wisata Krebet

Desa wisata yang satu ini berada di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Keistimewan dari Desa wisata yang satu ini adalah "Batik Kayu", yaitu membuat batik dengan

Gambar 2.14. Hasil Kerajinan Tangan

Gambar 2.13. Pintu Gerabang Kawasan Wisata Kasongan


(36)

media kayu. Unik bukan? karena biasanya kita jumpai adalah batik dengan media kain. Karena polanya dibuat secara manual, bukan dicetak, maka membatik dengan media kayu membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Motif batik kayu yang dibuat oleh warga Krebet adalah seperti motif parangrusak, parangbarong, kawung, garuda, sidorahayu, sidomukti, dan motif lainnya.

c. Desa Wisata Ledok Sambi

Berada di Dukuh sambi, desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten SLeman, Daerah Istimewa Yogyakarta. berbagai macam kesenian rakyat dapat anda jumpai di tempat ini, diantaranya

wayang kulit, karawitan jawa, uyon-uyon dan lain sebagainya yang tentunya desa sambiberbasis pada kesenian tradisional. Disini pengunjung dapat selain menikmati pertunjukan juga dapat turut aktif dengan mempelajari kesenian tersebut. Sedangkan budaya desa yang masih terus di lestarikan dan dilakukan di desa ini antara lain kenduri, sadranan dan ruwahan serta beberapa kegiatan budaya lain. Para pengunjung dapat terlibat langsung dalam acara yang dilaksanakan di hari-hari tertentu.

Selain itu, di Desa Wisata Ledok Sambi juga menawarkan panorama desa yang sangat menjadi daya tarik bagi wisatawan, disini wisatawan dapat menikmatinya dengan menyususri desa (tracking) dengan pemandu setempat. Ada juga beragam kegiatan outbound yang menyenangkan di desa ini. Anda dapat menyusuri hutan, mengenal masyarakat desa yang hidup secara tradisional, berkemah. Ssalah satu wahana yang terbaru dari outbond di Wisata desa Sambi ini adalah Flying fox 200 m melintasi kali kuning yang menjadi jalur lahar dingin merapi. Wisata disini akan menciptakan proses belajar aktif berupa leadership, communications dan teamworking untuk Anda dan team Anda.

Gambar 2. 15. Kawasan Desa Wisata Ledok Sambi


(37)

2.5. ELABORASI TEMA

2.5.1. Pengertian Tema

Tema yang akan diangkat dalam perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh

Kerajinan Tangan Kualanamu adalah “Arsitektur Metafora”. Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri atas 2 buah kata yaitu (Wardhana, 2015):

“metha” yang berarti : setelah, melewati “pherein” yang berarti : membawa

Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata, bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa.

Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”,

metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam

“Introduction of Architecture”, metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari. hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

Menurut Geoffrey Broadbent, (1995) dalam buku “Design in Architecture”,

metafora pada arsitektur merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada dalam desain

spektrum perancang. Menurut Anthony C. Antoniades, (1990) dalam ”Poethic of Architecture”, suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain

sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.


(38)

a. Intangible Metaphors (metafora yang tidak diraba) yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya).

b. Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba) Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.

c. Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya) Secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umum nya dipakai jika: a. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain. b. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. c. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya

(dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas arsitektural, yakni sebagai berikut :

1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut pandang yang lain. 2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat.

3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.

4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.

2.5.2. Interpretasi Tema

Penerapan tema arsitektur Metafora dalam perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu dengan mengambil bentuk pola dari kerajinan tangan Sumatera Utara berupa motif ukiran gorga batak dengan jenis Tangible Metafor (metafora yang dapat diraba), pola motif ukiran gorga batak merupakan salah satu kesenian ukir yang


(39)

biasanya terdapat pada bagian luar(eksterior) rumah adat batak, motif ukiran gorga batak ini memiliki arti dinamis, kreatif, sifat dan mencerminkan falsafah maupun pandangan hidup orang batak. Arti tersebut dapat dilihat dari bentukan motifnya yang memiliki pola bentukan melingkar dan melengkung.

2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul

Tema yang diterapkan pada perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan adalah tema Arsitektur Metafora dengan mengangkat motif kain gorga batak, hal ini dikarenakan motif ini merupakan salah satu bentuk dari hasil kerajinan tangan (kain dan ukiran) yang ada di Sumatera Utara yang memiliki makna filosofi yang dalam, selain itu juga sangat terkait dengan judul dari proyek ini yaitu sebagai tempat wisata kerajinan tangan dan pusat oleh-olehnya.

2.5.4. Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis

Berikut ini adalah contoh studi banding bangunan dengan tema sejenis yang berada di negara lain:

a. Opera House, Sydney, Australia

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar. Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan


(40)

pelabuhan di Area Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat.

b. Stasiun TGV, Lyon, Prancis

Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi lain bangunan juga dirancang menyerupai bentuk sayap burung.

c. E.X Plaza Indonesia

Gambar 2. 17. Sydney Opera House

Sumber www.archdaily.com

Gambar 2.17. Stasiun TGV


(41)

E. X. Plaza Indonesia merupakan karya Budiman Hendropurnomo. Gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual, akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual (tangible).

Gambar 2.19. E.X Plaza Indonesia


(42)

2.6. Kesimpulan

Menurut Kasarda (2011), aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di sekitarnya, yang kemudian mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Konsep aerotropolis bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bandara dengan pusat-pusat pertumbuhan kota, merencanakan pembangunan pada tiap koridornya, sehingga menghasilkan bentuk integrasi yang tertata, efisien, dan efektif dalam memberikan manfaat. Di dunia, sudah banyak bandara yang menerapkan konsep aerotropolis, Bandara Schipol Amsterdam di Belanda, Bandara Los Angeles di Amerika Serikat, Bandara Incheon di Korea Selatan, dan Bandara Changi di Singapura, adalah contoh sukses penerapan konsep aerotropolis yang mampu mengintegrasikan kota, bandara, dan kawasan bisnis.

Lokasi perancangan Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualaamu berada di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli serdang, dimana lokasi perancangan mengikuti peraturan-peraturan RUTK dan KKOP Bandara Kualanamu.

Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu merupakan sebuah wadah untuk menampung aktifitas perwisataan dalam memamerkan proses pembuatan kerajinan tangan, hasil kerajinan tangan, dan sejarah perkembangan kebudayaan kerajinan tangan dan juga sebagai wadah pembelian oleh-oleh/souvenir kerajinan tangan khas Sumatera Utara. Alasan pemilihan judul bangunan tersebut pertama berdasarkan pertimbangan dari konsep Aerotropolis dimana kawasan wisata masuk kedalam kriteria fungsi bangunan yang ada di konsep Aerotrpolis, kedua dikarenakan adanya potensi yang besar pada konsep Aerotropolis sehingga menjadi kesempatan untuk dapat memperkenalkan kebudayaan Sumatera Utara kepada para turis yang datang.

Penerapan tema arsitektur Metafora dalam perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu dengan mengambil bentuk pola dari kerajinan tangan Sumatera Utara berupa motif ukiran gorga batak dengan jenis Tangible Metafor (metafora yang dapat diraba), pola motif ukiran gorga batak merupakan salah satu kesenian ukir yang biasanya terdapat pada bagian luar(eksterior) rumah adat batak, motif ukiran gorga batak ini memiliki arti dinamis, kreatif, sifat dan mencerminkan falsafah maupun pandangan hidup orang batak. Arti tersebut dapat dilihat dari bentukan motifnya yang memiliki pola bentukan melingkar dan melengkung.


(43)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki ragam seni budaya dan sudah selayaknya bagi bangsa negeri ini untuk melestarikan dan menjaga ragam seni budaya yang ada di Indonesia ini, khususnya pada Provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kebudayaan yang beragam, mulai dari beraneka ragam bahasa, tarian, hasil-hasil kerajinan tangan, alat-alat musik, hingga rumah adat di Provinsi Sumatera Utara.

Namun dengan munculnya era globalisasi yang ditandai dengan pola-pola pemikiran yang modern dan diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadikan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara mulai meninggalkan tradisi-tradisi budaya yang dimana tradisi budaya memiliki peranan penting dalam pembangunan karakter suatu bangsa namun dianggap kuno dalam tatanan kehidupan sehari-hari, hal ini terjadi akibat adanya mobilitas secara besar-besaran yang dilakukan masyarakat dunia sehingga berdampak terhadap proses interaksi antar kebudayaan dengan kebudayaan lainnya (Gunawan, 2015).

Perkembangan mobilitas berupa sarana dan pasarana tranportasi, baik darat, laut, maupun udara yang dapat terhubung ke seluruh masyarakat dunia, sarana transportasi udara berupa bandar udara Internasional Kualanamu yang merupakan sarana transportasi yang paling berperan besar dalam masuknya budaya asing ke dalam Provinsi Sumatera Utara, hal bisa menjadi sebuah permasalahan besar bagi kebudayaan di Provinsi Sumatera Utara dikarenakan era modern ini menjadi sebuah tantangan yang besar bagi Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara untuk dapat melestarikan dan menjaga kebudayaan aslinya.

Akan tetapi moda transportasi udara berupa bandar udara Internasional Kualanamu bisa menjadi sebuah potensi yang besar untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan asli Sumatera Utara, bukan hanya melestarikan tetapi juga dapat mengenalkan secara global tentang kebudayaan di Sumatera Utara, sehingga kebudayaan Sumatera Utara terutama hasil kerajinan tangan seperti kain gorga batak, kain ulos, maupun kerajinan ukiran-ukiran dan anyaman khas Sumatera Utara dapat dikenal luas di belahan dunia. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pemerintah sadar akan potensi yang besar yang ada di Bandar Udara Kualanamu


(44)

untuk pengembangan sebuah kawasan sebagai wujud pelestarian kebudayaan dan memperkenalkan hasil kerajinan tangan Sumatera Utara.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa memang di perlukanya sebuah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu di dekat Bandara Kualanamu yang berkonsep Aerotropolis (airport city). Sebagai wujud pelestarian, pengenalan, dan memeberikan wawasan yang luas tentang kebudayaan yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun tujuan dari perencanaan dan perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu adalah:

1. Untuk merancang Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu.

2. Untuk memperkenalkan dan memberikan wawasan bagi masyarakat serta wisatawan baik dalam dan luar negeri tentang kerajinan tangan yang berada di Sumatera Utara.

3. Membuat kawasan Aerotropolis Kualanamu menjadi kawasan yang produktif. 4. Menciptakan lapangan pekerjan bagi para pengrajin kerajinan tangan tradisional. 5. Sebagai area pusat pembelian oleh-oleh kerajinan tangan.

1.3. PERUMUSAN MASALAH

Merupakan pemetaan faktor-faktor dan variabel-variabel yang terkait. Berdasarkan judul, diperoleh perumusan sebagai berikut :

1. Bagaiamana merancang Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu sesuai dengan baik dan mengikuti konsep Aeretropolis?

2. Bagaimana merancang bangunan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu dengan menerapkan tema Arsitektur Metafora?

3. Bagaimana merancang bangunan yang bukan hanya memiliki estetika dari desainnya tetapi juga memiliki fungsi yang dapat membuat para pengunjung mendapatkan wawasan yang luas tentang kebudayaan Sumatera Utara khususnya kerajinan tangannya?


(45)

1.4. PENDEKATAN

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam proses pengembangan konsep dan perancangan antara lain :

- Studi pustaka

Yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang akan diterapkan pada rancangan yang akan dibuat untuk mendapatkan informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. yaitu Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu dengan mengusung tema metafora dengan jenis tangible metaphors (metafora yang dapat diraba) dengan mengikuti bentukan motif kain gorga batak.

- Studi banding

Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melekukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya.

- Studi lapangan

mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.

1.5. LINGKUP / BATASAN

Batasan-batasan kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu. Lingkup Pembahasan yang akan digunakan adalah:

1. Proyek yang akan dirancang adalah Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu dengan konsep Aerotropolis.

2. Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu merupakan bangunan multi massa didalam suatu tapak yang direncanakan.


(46)

3. Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu yang akan dirancang mengusung tema arsitektur metafora, dengan menggunakan bentukan motif kain gorga batak.


(47)

1.6. KERANGKA BERPIKIR

Judul Proyek : Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu

Latar Belakang

 Sebagai tempat pelestarian kebudayaan khususnya kerajinan tangan di daerah Kualanamu.  Untuk memperkenalkan

kebudayaan Sumatera Utara secara global.

 Tidak adanya sarana yang berfungsi sebagai kawasan wisata kerajinan tangan di dekat Kualanamu

Maksud dan Tujuan

 Untuk melesatarikan dan menjaga kebudayaan asli Sumatera Utara

 Untuk memberikan wawasan bagi masyarakan tentang kebudayaan terutama keajinan tangan Sumatera Utara.  Membuat kawasan Aeretropolis

Kualanamu menjadi kawasan produktif

INPUT

Identifikasi Permasalahan

 Bagaimana dapat merancang kawasan Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu sesuai dengan baik dan mengikuti konsep Aeretropolis.

 Bagaimana dapat merancang tapak pusat pameran yang nyaman dan ramah bagi pengunjung  Bagaimana dapat

menghubungkan dengan baik Pusat pameran dengan pusat oleh-olehnya

 Bagaimana merancang kawasan yang bukan hanya memiliki estetika dari desainya tetapi juga dapat membuat pengunjung yang datang mendapatkan wawasan yang luas tentang kebudayaan Sumatera Utara khususnya kerajinan tangannya.

Deskripsi Proyek

 Kasus Proyek  Tema

 Keterkaitan tema dengan kasus proyek

 Status proyek  Lokasi  Luas lahan  Luas bangunan Studi Pustaka

Yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang akan diterapkan pada rancangan yang akan dibuat untuk mendapatkan informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan

Studi Banding

Studi banding proyek sejenis

PROSES

Analisa Tapak

 Lokasi

 Kondisi dan potensi lingkungan

 View

 Sirkulasi dan pencapaian  Orientasi karakteristik

lingkungan binaan

Analisa Bangunan

 Organisasi ruang  Pemakai dan aktivitas  Bentuk massa bangunan  Pemilihan sistem struktur  Mekanikal/elektrikal  Sirkulasi ruang dalam

Analisa Sosial,

Ekonomi dan Budaya

 Kepadatan penduduk  Pemakai dan aktivitas  Tingkat pendapatan dan

keterkaitan pengunjung

OUTPUT

Konsep Ruang Luar

 Zoning  Pencapaian  Sirkulasi / parker  Gubahan massa  Tata hijau  View

Konsep Ruang

Dalam

 Program ruang  zoning  Sirkulasi

 Sistem struktur dan bahan

 Utilitas

 Mekasnikal/elektrikal  Interior D E S A I N


(48)

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu Kualanamu;

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang pengertian Area Wisata Kerajinan dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu, terminologi judul, tinjauan fungsi dan elaborasi tema.

BAB III METODOLOGI

Berisi tentang kajian mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, rancangan analisis data, dan lokasi penelitian.

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar-gambar desain dan foto maket hasil perancangan.

DAFTAR PUSTAKA


(49)

ABSTRAK

Aerotropolis merupakan suatu bentuk integritas bandara dengan kota (metropolis) yang ada disekitarnya dan dapat mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan kota metropolis tersebut. Bandara Kualanamu merupakan bandara internasional yang memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan kota bandara (Aerotropolis) dimana Bandara Kualanamu terletak dekat dengan dua pelabuhan yang saling terintegrasi dan dapat membetuk super koridor, sehingga Bandara Kualanamu bisa menjadi sektor penggerak ekonomi sebuah perkotaan. Dengan munculnya sebuah konsep Aerotropolis di Bandara Kualanamu yang juga merupakan sebuah kesempatan yang besar bagi provinsi Sumatera Utara dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya khususnya kerajinan tangan Khas Sumatera Utara dimana Bandara Kualanamu merupakan gerbang masuknya para turis mancanegara, dimana diwadahi dalam sebuah bentuk kawasan bangunan yaitu Pusat Pameran dan Oleh-Oleh kerajinan tangan Kualanamu yang mana dapat mewadahi aktivitas-aktivitas pelestarian, pengenalan, dan pembelian hasil-hasil kerajinan tangan khas Sumatera Utara.


(50)

ABSTRACT

Aerotropolis is a form of integrity of the airport and the city (metropolis) which can encourage surrounding business development to enhance the growth of the metropolis itself. Kualanamu Airport is an international airport which has great potential for developing the city airport (Aerotropolis) where Kualanamu is located near two integrated port which can create a super corridor, so Kualanamu could become an economic driving an urban sector. With the emergence of a concept of Aerotropolis in Kualanamu which is also a great opportunity for the province of North Sumatra in introducing and preserving culture, especially handicraft about North Sumatra specialty where Kualanamu become a gateway entry of foreign tourists, which accommodated in a form of neighborhood buildings namely the Exhibition Center and souvenier crafts Kualanamu which can accommodate the activities of preservation, recognition, and purchase the results of handicrafts of North Sumatra specialty.


(51)

PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN

KUALANAMU

SKRIPSI

OLEH

ANANDA HALOMOAN

110406098

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(52)

PERANCANGAN PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN

KUALANAMU

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANANDA HALOMOAN HARAHAP

110406098

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016


(53)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN KULANAMU

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 28 Juni 2016


(54)

Judul Skripsi : PERANCANGAN PUSA PAMERAN

DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN KUALANAMU

Nama Mahasiswa : Ananda Halomoan Harahap Nomor Pokok : 110406098

Program Studi : Arsitektur

Tanggal Lulus : 28 Juni 2016

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Amy Marisa, ST, MSc, Ph.D NIP.198001042003122004

Kordinator Skripsi,

Dr.Ir. Nelson M.Siahaan, Dipl. T.P., M.Arch. NIP. 195811271987011001


(55)

Telah diuji pada

Tanggal: 28 Juni 2016

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Basaria Talarosha, MT Anggota Komisi Penguji : 1. Amy Marisa, ST, MSc, Ph.D 2. Ir. Dwi Lindarto H. MT


(56)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Ananda Halomoan

NIM : 11 0406 098

Judul Proyek Tugas Akhir : Perancangan Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kulanamu

Tema : Arsitektur Metafora Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Koordinator RTA-4231

1. Lulus Langsung 2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, 15 Juli 2016

Koordinator Skripsi

Dr.Ir. Nelson M.Siahaan, Dipl.T.P., M.Arch __________________________

NIP. 195811271987011001

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N Vinky Rahman, MT __________________________


(57)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menjadi sumber kekuatan, dan inspirasi selama pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Adapun judul tugas akhir ini adalah “Pusat Pameran dan Oleh-Oleh Kerajinan Tangan Kualanamu (Arsitektur Metafora)” dan merupakan syarat yang di wajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada Kesempatan ini, dengan tulus penulis menyampaikan rasa hormat dan terimasih kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah memberikan bimbingan serta dukungan hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

Ibu Amy Marisa, ST, M.Sc, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing atas kesediaan dan kesabaran dalam membimbing, memotivasi, mengarahkan dan waktu yang beliau berikan kepada penulis.

Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT. Dan Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir.N.Vinky Rahman, MT. selaku Ketua Departmen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Bapak dan Ibu dosen dan staff Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa kepada Ayahanda Dr.Martua Pangidoan Harahap dan Ibunda Yulisa Pafan, tercinta atas doa dan dukunganya baik secara moril dan materil, dan kepada abang dan adik saya.

 Teman-teman angkatan 2011; Dimas, Fairuz, Agung, Habib, Fithrul, Aziz, Nugraha, Agus, Wicak, Febri, Kevin, dan Renita Riskanauli yang telah membuat masa perkuliahan menjadi lebih baik dan indah.

 Teman-teman kelompok PA6 : Dani, Verdi, Ridwan, Erik, Gospel, dan Mahrani yang selalu bersama-sama berjuang dalam menghadapi tugas ini dan terikasi atas kerjasamanya.

Penulis sadar bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dimana untuk dapat


(58)

menyempurnakan skripsi ini kedepanya dan penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang di khususkan dalam bidang dan lingkup Departemen Arsiktetur USU.

Medan, 28 Juni 2016

Ananda Halomoan Harahap 110406098


(59)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... i

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Perumusan Masalah ... 2

1.4. Pendekatan ... 3

1.5. Lingkup / Batasan ... 3

1.6. Kerangka Berpikir ... 5

1.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul ... 7

2.2. Aerotropolis ... 8

2.2.1. Jarak dan Lokasi Secara Umum ... 12

2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis ... 12

2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan ... 13

2.2.4. Studi Banding Aerotropolis... 14

2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis ... 18

2.3. Lokasi ... 20

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 21

2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi ... 22

2.4. Tinjauan Fungsi ... 25

2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 25

2.4.2. Deskripsi Prilaku ... 30

2.4.3. Kebutuhan Ruang ... 31


(60)

2.4.5. Studi Banding Arsitektur Dengan Fungsi Sejenis ... 39

2.5. Elaborasi Tema ... 41

2.5.1. Pengertian Tema... 41

2.5.2. Interpretasi Tema ... 42

2.5.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul ... 43

2.5.4. Studi Banding Arsitektur Dengan Tema Sejenis ... 43

2.6. Kesimpulan ... 47

BAB III. METODOLOGI 3.1. Metode Perancangan ... 47

3.2. Jenis Data ... 48

3.2.1. Data Primer ... 48

3.2.2. Data Sekunder ... 49

3.2.3. Prosedur/Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 49

3.3. Rancangan Analisis Data ... 50

3.4. Lokasi Perancangan ... 50

3.4.1. Pemilihan Lokasi Perancangan ... 52

3.4.2. Lokasi Perancangan Terpilih... 53

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Eksisiting ... 55

4.1.1. Analisa Lokasi ... 55

4.1.2. Kondisi Lahan Eksisting ... 56

4.1.3. Tata Guna Lahan ... 57

4.1.4. Batas-Batas Tapak ... 58

4.1.5. Skyline Tapak... 59

4.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site ... 60

4.2.1. Analisa Pencapaian ... 60

4.2.2. Analisa View ... 61

4.2.3. Analisa Matahari ... 63

4.2.4 Analisa Vegetasi... 64

4.2.5. Analisa Angin ... 65


(61)

4.3. Analisa Fungsional ... 67

4.3.1 Analisa Ruang ... 67

4.3.2 Analisa Suasana Ruang ... 74

4.3.3 Program Ruang ... 85

4.3.4. Analisa Jumlah Pengunjung ... 89

4.3.5. Analisa Jumlah Pariran ... 92

4.3.6. Analisa Bangunan ... 93

4.3.6.1 Bentuk ... 93

4.3.6.2 View dan Orientasi ... 94

4.4. Analisa Teknologi ... 95

4.4.1. Struktur ... 95

4.4.2. Utilitas ... 99

4.5. Analisa dan Penerapan Tema ... 105

BAB V. KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Penerapan Tema ... 106

5.2. Konsep Perancangan Tapak ... 107

5.2.1. Konsep Tata Ruang Luar ... 107

5.2.2. Konsep Gubahan Massa ... 109

5.2.3. Konsep Pencapaian ... 112

5.2.4. Konsep Hierarki Ruang ... 113

5.2.5. Konsep Sirkulasi ... 114

5.2.6. Konsep Parkir ... 115

5.3. Konsep Perancangan Bangunan ... 116

5.3.1. Konsep Tata Ruang Dalam ... 116

5.3.2. Konsep Bentuk dan Estetika Bangunan ... 121

5.4. Konsep Perancagan Struktur Bangunan ... 122

5.4.1. Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi ... 122

5.4.2. Konsep Pemilihan Jenis Strutur, Bahan dan Sistem Konstruksi ... 123

5.4.3. Konsep Metode Membangun dan Tahapan Membangun ... 126

5.5. Konsep Perencanaan Utilitas Bangunan ... 130

5.5.1. Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih ... 130


(1)

iv

5.5.3. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran ... 130

5.5.4. Konsep Sistem Elektrikal ... 130

5.5.5. Konsep Sistem Tranportasi Vertikal ... 131

BAB VI. HASIL PERANCANGAN ARSIKTEKTUR 6.1. Gambar Bestek Hasil Perancangan ... 133

6.1.1. Poster Konsep Bentukan Massa ... 135

6.1.2. Interior ... 140

6.1.3. Siteplan ... 141

6.1.4. Groundplan ... 142

6.1.5. Denah Galeri Kerajinan Tangan... 143

6.1.6. Denah Kantor Pengelola ... 144

6.1.7. Denah Pusat Oleh-Oleh ... 147

6.1.8. Potongan Galeri Kerajinan Tangan ... 151

6.1.9. Potongan Kantor Pengelola ... 152

6.1.10. Potongan Pusat Oleh-Oleh ... 153

6.1.11. Tampak Galeri Kerajinan Tangan ... 154

6.1.12. Tampak Kantor Pengelola ... 155

6.1.13. Tampak Pusat Oleh-Oleh ... 156

6.1.14. Rencana Pembalokan Galeri Kerajinan Tangan ... 157

6.1.15. Rencana Pembalokan Kantor Pengelola ... 158

6.1.16. Rencana Pembalokan Pusat Oleh-Oleh ... 161

6.1.17. Rencana Pondasi Galeri Kerajinan Tangan... 165

6.1.18. Rencana Pondasi Kantor Pengelola ... 166

6.1.19. Rencana Pondasi Pusat Oleh-Oleh ... 167

6.1.20. Gambar Kerja Workshop ... 168

6.1.21. Potongan Fasad ... 170

6.1.22. Rencana Atap Galeri Kerajinan Tangan ... 171

6.1.23. Rencana Atap Kantor Pengelola ... 172

6.1.24. Rencana Atap Pusat Oleh-Oleh ... 173

6.1.25. Rencana White Water ... 174

6.1.26. Rencana Grey Water ... 180

6.1.27. Rencana Black Water ... 186


(2)

6.1.28. Rencana Elektrikal ... 192

6.1.29. Rencana Kebakaran ... 200

6.1.30. Rencana AC dan Telepon... 208


(3)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skematik Desain Aerotropolis John Kasarda ... 10

Gambar 2.2 KLIA Aerotropolis ... 14

Gamabr 2.3 Perencanaan KLIA Aerotropolis ... 15

Gambar 2.4 Perencanaan Songdo ... 16

Gambar 2.5 KKOP Kualanamu ... 20

Gambar 2.6 Alternatif Site Jln. Bandara Kualanamu ... 22

Gambar 2.7 Alternatif Site Jln. Batang Kuis ... 23

Gambar 2.8 Jarak Pandang Mata Terhadap Objek Pamer ... 36

Gambar 2.9 Jarak Pandang Mata Terhadap Lukisan ... 37

Gambar 2.10 Kemampuan Gerak Anatomi Manusia ... 37

Gambar 2.11 Penyaringan Sinar Matahari ... 38

Gambar 2.12 Sistem Pencahayaan Buatan ... 38

Gambar 2.13 Pintu Gerbang Kawasan Wisata Kasongan ... 39

Gambar 2.14 Hasil Kerajinan Tangan dari Desa Wisata Krebet ... 39

Gambar 2.15 Kawasan Desa Wisata Ledok Sambi ... 40

Gambar 2.16 Motif Kain Batik Gorga Batak ... 43

Gambar 2.17 Sydney Opera House ... 44

Gambar 2.18 Stasiun TGV ... 44

Gambar 2.19 E.X Plaza Indonesia ... 45

Gambar 3.1 Batasan-Batasan Site ... 54

Gambar 4.1 Lokasi Proyek ... 55

Gambar 4.2 Tata Guna Lahan ... 57

Gambar 4.3 Analisa Batasan Site... 58

Gambar 4.4 Analisa Skyline Tapak ... 59

Gambar 4.5 Analisa Pencapaian Site ... 60

Gambar 4.6 Analisa View Kedalam Site ... 61

Gambar 4.7 Analisa View Keluar Site ... 62

Gambar 4.8 Analisa Matahari ... 63

Gambar 4.9 Analisa Vegetasi ... 64

Gambar 4.10 Analisa Angin ... 65


(4)

Gambar 4.11 Analisa Kebisingan ... 66

Gambar 5.1 Konsep Penerapan Batik Gorga ... 106

Gambar 5.2 Alur Konsep Penerapan Tema Peletakkan Bangunan... 107

Gambar 5.3 Alur Konsep Penerapan Tema Peletakkan Workshop ... 107

Gambar 5.4 Hasil akhir Penerapan Tema ... 108

Gambar 5.5 Alur Konsep Massa Galeri ... 109

Gambar 5.6 Alur Konsep Massa Pusat Oleh-Oleh ... 110

Gambar 5.7 Alur Konsep Massa Kantor Pengelola ... 111

Gambar 5.8 Alur Pencapaian Masuk Pusat Pameran ... 112

Gambar 5.9 Zoning Perletakkan Massa Bangunan ... 113

Gambar 5.10 Sirkulasi Servis ... 114

Gambar 5.11 Sirkulasi Pengunjung ... 115

Gambar 5.12 Zona Parkir Kawasan ... 115

Gambar 5.13 Zoning Ruang Dalam Galeri ... 116

Gambar 5.14 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.1 ... 117

Gambar 5.15 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.2 ... 118

Gambar 5.16 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.3 ... 118

Gambar 5.17 Zoning Ruang Dalam Pusat Oleh-Oleh Lt.4 ... 119

Gambar 5.18 Zoning Ruang Dalam Kantor Pengelola Lt 1 ... 120

Gambar 5.19 Zoning Ruang Dalam Kantor Pengelola Lt 2 ... 120

Gambar 5.20 Zoning Ruang Dalam Kantor Pengelola Lt 3 ... 121

Gambar 5.21 Bentukan Massa Bangunan ... 121

Gambar 5.22 Struktur Rigid Frame ... 123

Gambar 5.23 Detail Pondasi Telapak ... 124

Gambar 5.24 Detail Sloof ... 124

Gambar 5.25 Detail Dinding ... 125

Gambar 5.26 Detail Plat Lantai ... 125


(5)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Konsep Aerotropolis ... 18

Tabel 2.2 Kesimpulan Konsep Aerotropolis ... 19

Tabel 2.3 Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Pameran... 26

Tabel 2.4. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Ilmiah ... 27

Tabel 2.5. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pendidikan ... 27

Tabel 2.6. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pengelolaan Barang .. 27

Tabel 2.7. Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pengelolaan... 28

Tabel 2.8 Tabel Deskripsi Kegiatan dan Pengguna Ruang Kegiatan Pejualan ... 29

Tabel 2.9. Tabel Kebutuhan Ruang ... 31

Tabel 2.10. Tinggi Rata-Rata Orang Asia ... 36

Tabel 3.1 Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang 2025 ... 50

Tabel 3.2. Tabel pemilihan site berdasarkan kriteria yang telah ditentukan ... 52

Tabel 4.1. Kriteria Ruang Galeri... 74

Tabel 4.2. Kriteria Ruang Area Pameran Workshop ... 75

Tabel 4.3. Kriteria Ruang Gedung Oleh-Oleh dan Pendidikan / Pelatihan Workshop... 76

Tabel 4.4. Kriteria Ruang Kantor Pengelola ... 79

Tabel 4.5. Program Ruang ... 85

Tabel 4.6. Total Keseluruhan Ruang ... 88

Tabel 4.7. Banyaknya Penduduk Kabupaten Deli Serdang ... 89

Tabel 4.8. Banyaknya Wisatawan Mancanegara Ke Kualanamu/Polonia ... 89

Tabel 4.9. Data Pengunjung Saung Angklung Udjo ... 90

Tabel 4.10. Perhitungan Presentase Pebandingan Penduduk dan Wisatawan yang Datang .. 90

Tabel 4.11. Jenis-Jenis Bentuk Dasar Bangunan ... 93

Tabel 4.12. Struktur Atas ... 95

Tabel 4.13. Struktur Bawah ... 96

Tabel 4.14. Bahan Rangka Dasar ... 97

Tabel 4.15. Bahan Bangunan ... 97

Tabel 4.16. Perbandingan Antara Penghawaan Alami dan Buatan ... 102

Tabel 4.17. Perbandingan Antara Penghawaan Alami dan Buatan ... 103

Tabel 5.1. Perkiraan Jumlah dan Kapasitas Lift ... 131


(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1. Deskripsi Prilaku Pengunjung... 30

Diagram 2.2. Deskripsi Prilaku Seniman ... 30

Diagram 2.3. Deskripsi Prilaku Pengelola ... 30

Diagram 4.1. Keterkaitan Ruang Pada Galeri ... 67

Diagram 4.2. Keterkaitan Ruang Area Pameran Workshop ... 68

Diagram 4.3. Keterkaitan Ruang Gedung Pusat Oleh-Oleh Lt.1 ... 69

Diagram 4.4. Keterkaitan Ruang Gedung Pusat Oleh-Oleh Lt.2 ... 69

Diagram 4.5. Keterkaitan Ruang Gedung Pusat Oleh-Oleh Lt.3 ... 70

Diagram 4.6. Keterkaitan Ruang Gedung Kantor Pengelola Lt.1 ... 71

Diagram 4.7. Keterkaitan Ruang Gedung Kantor Pengelola Lt.2 ... 72

Diagram 4.8. Keterkaitan Ruang Gedung Kantor Pengelola Lt.3 ... 73

Diagram 4.9. Alur Distribusi Listrik ... 99

Diagram 4.10. Alur Air Kotor... 100

Diagram 4.11. Alur Air Bersih ... 100

Diagram 4.12. Alur Air Buangan ... 101