tengah hutan Himeyama-haraseirin, tapi sampai sekarang belum ada orang yang dapat menemukannya.
Disebelah barat
gunung Hime juga mengalir sungai Senbagawa yang berguna untuk jalur transportasi, dan aliran sungai juga di alihkan menjadi parit dalam istana. Karena
pembangunan istana pernah dilakukan oleh Ikeda Terumasa pada saat perang Sekigahara dan perang Musim Dingin –Musim Panas Osaka Osaka no eki, maka istana pun dirancang
olehnya begitu megah dan terlihat indah.Istana sampai saat ini menjadi perlambangan keangungan “shogun negri sebelah barat” yang menjadi julukan Ikeda Terumasa.
Mulai tahun 1615 pada saat pemerintah Keshogunan Tokugawa yang memimpin Jepang ,telah mengeluarkan dekrit bahwa tidak boleh ada istana yang dibangun yang
berukuran besar seperti Himeji. Istana Himeji menjadi satu-satunya istana yang ada di Jepang. Lain hal dengan istana Edo dan Nayoya ,istana ini memang merupakan tempat
tinggal klan Tokugawa.
3.2.2. Lorong dan Pintu Gerbang Istana Himeji
Lorong-lorong istana dirancang mirip labirin yang berbelok-belok secara tajam dan berliku, melebar di satu tempat dan semakin menyempit di tempat lain. Hal ini juga membuat
lorong istana kelihatan lebih unik dan berbeda dari istana-istana lain. Seperti Istana Hiroshima yang hanya memiliki lorong berbentuk lurus memanjang,tidak berbelok-belok
atau berliku-liku. Lorong Istana Himeji dibangun seperti ini bertujuan agar pada saat perang, musuh tidak dapat bergerak maju hanya dengan lurus saja untuk menuju menara
utama.Seperti contohnya di lorong menuju gerbang Ni-no-Mon dari Ha-no-Mon, musuh hanya dapat bergerak maju, tidak dapat melihat anggota yang bertahan dibelakangnya,disaat
seperti inilah pasukan istana dapat menyerang dari belakang,apalagi pintu gerbang Ha-no- Mon terbuat dari pintu besi yang benar-benar sempit. Apabila musuh dapat lolos juga, tanpa
jalan memutar lagi mengelilingi kompleks istana, maka musuh tidak akan pernah sampai ke
Universitas Sumatera Utara
menara utama. Lorong bangunan istana Himeji ini menggunakan susunan bangunan pada masa pimpinan Hideyoshi sekaligus memanfaatkan secara optimal kondisi topografi yang
ada. Beberapa pintu gerbang juga dibuat sangat sempit, sehingga hanya bisa dilewati oleh
orang satu demi satu. Selain itu , pintu-pintu gerbang dibangun ditempat yang tersembunyi dan tidak terduga agar tidak mudah terlihat oleh musuh, dan agar musuh tertahan di pintu
gerbang karena tidak dapat masuk secara bersamaan semuanya,dan tidak dapat meneruskan penyerangan. Salah satu taktiknya, musuh digiring ke lorong buntu dan dijepit dengan
serangan dari sisi kanan-kiri sehingga musuh yang kebingungan menjadi kocar – kacir . Memang pada waktu pertama kali masuk kedalam istana melalui jalan menanjak yang
terdapat disebalah utara Sannomaru, dan berjalan lurus melewati gerbang Mugu-no-Mon, setelah itu melewati pintu gerbang I-no-Mon , Ro-no-Mon, dan Ha-no-Mon, dari situ seakan-
akan terlihat seperti jalan pintas menuju menara utama. Tapi sebenarnya,jalan menuju menara utama bisa lebih dekat jika setelah melewati pintu gerbang Mu-gi-Mon, langsung
belok kanan melewati pintu kecil beratap rendah yang tersembunyi di antara tembok batu. Selain itu, terdapat juga pintu gerbang Ru-no-Mon yang merupakan pintu gerbang
model Uzumimon yang dapat disembunyikan dengan timbunan tanah,pasir dan kerikil sehingga musuh tidak dapat melihatnya. Musuh pun akan terkejut dengan serangan mendadak
dari pintu gerbang yang tidak kelihatan ini.
3.2.3. Menara Istana Himeji