Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Azuchi Momoyama Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Edo

BAB II LATAR BELAKANG SEJARAH KEADAAN ISTANA HIMEJI DI JEPANG

2.1. Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Azuchi Momoyama

Istana Himeji dibangun oleh Akamatsu Sadanori putra dari shogun Akamatsu Norimura pada Tahun 1336 dilokasi bekas kuil Shomyoji. Pada abad -16 Kuroda Shigetaka sebagai penjaga istana juga menjadi pemilik istana, dan dia pun mulai melakukan perbaikan istana agar terlihat layak sebagai tempat kediaman resmi pejabat. Akan tetapi setelah selesai malah terlihat seperti model istana pertengahan abad yang berukuran kecil.Mulai dari tahun ini juga Shigetaka mewariskan istana kepada anak laki-lakinya yang bernama Kuroda Mototaka dan cucunya Kuroda Yoshitaka. Namun pada tahun 1576 terjadi perang di Harima antara klan Oda yang dipimpin oleh Hashiba Hideyoshi dan Klan Kodera yang dipimpin oleh Kuroda Yoshitaka. Perang dimenangkan oleh Klan Oda, dan akhirnya pada tahun 1580 Istana Himeji pun harus diserahkan kepada Hideyoshi.Dia melakukan pembangunan istana Himeji secara besar- besaran dengan membuat Gunung Hime sebagai titik pusatnya negeri Harima. Tembok dari susunan batuIshigaki digunakan untuk memagari Istana, serta membangun menara istana yang terdiri dari 3 susunan. Pada tahun 1583,Hideyoshi pindah ke Istana Osaka yang dibangun olehnya untuk menyatukan seluruh Jepang. Dari tahun inilah istana secara terus menerus dipindah tangankan kekuasaanya, mulai dari adiknya yang bernama Hashiba Hidenaga, pada tahun 1585 dialihkan kepada Yamato Koriyama dan dari situ diserahkan kepada Kinoshita Iesada. Terakhirnya, pada tahun 1601 Iesada menyerahkan istana kepada Ikeda Terusama, dia pun mulai lagi memperbaiki isatana menjadi istana yang megah setelah melakukan perbaikan selama 8 tahun. Universitas Sumatera Utara

2.2. Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Edo

Pada zaman Edo di tahun 1617,istana Himeji sempat di pimpin oleh Ikeda Mitsumasa yang masih kanak-kanak dan merasa tidak sanggup menanggung beban,sehingga tidak percaya diri menjaga istana tersebut.Pada akhirnya dia pun menyerahkan Istana kepada Honda Tadatomo yang berasal dari Kuwana ,Ise . Pada masa juga ditetapkan peraturan bahwa istana Himeji hanya boleh dipimpin dan dipercayakan kepada keluarga dekat secara turun temurun,mulai dari Okudaira Matsumadaira yang masih keluarga dekat keturunan Honda Tadatomo, disambung kepada Echizen Matsudaira kemudian kepada Sakibara, lalu kembali lagi kepada keturunan Honda,kemudian dikembalikan lagi ke keturunan Sakibara,setelah itu kembali lagi ke keturunan Echizen Matsudaira. Istana Himeji juga mengalami pemugaran berkali-kali di zaman Edo,tapi keadaan tehnik bangunan pada saat itu tidak dapat menghentikan amblasnya pondasi dari batu yang tidak kuat menahan beban berat menara utama.sehingga keadaan fondasi istana pada saat itu hampir runtuh. Tiang-tiang penyangga sudah sangat lapuk menyebabkan istana miring ke timur. Sampai-sampai pada saat akhir Zaman Edo ada lagu rakyat yang di buat untuk mengenang istana pada zaman itu,yang berlirik “ Istana di Himeji yang miring ke timur, apakah engkau engkau sedang rindu pada Edo. 2.3.Sejarah Keadaan Istana Himeji pada Zaman Meiji Pada tahun 1871 di zaman Meiji, istana mengalami kemerosotan, sehingga di tahun 1873 istana Himeji di jual secara lelang dan dimenangkan oleh penduduk yang tinggal di Yonedamachi seharga 23 yen 50 sen. Pemenang berusaha mencari keuntungan dari istana tersebut,dengan cara ingin menjual genteng-genteng istana,namun karena membongkar genteng tersebut memakan banyak biaya akhirnya genteng tidak jadi dijual dan dibiarkan Universitas Sumatera Utara begitu saja. Hak kepemilikan pun dihapus karena di anggap menelantarkan istana yang sudah dibeli. Walaupun tahun 1927 ada orang yang mengakui sebagai anak laki-laki pemenang lelang tersebut menuntut hak kepemilikan istana. Akhirnya pelestarian bangunan istana mulai dilakukan sekitar Tahun 1877. Hal ini di mulai dari surat permohonan yang di buat oleh Yamagata Aritomo yang di terima oleh Dajokankantor perundang-undangan, administrasi dan kehakiman. Tapi banyak kesulitan yang didapat pada tahun ini, karena dana yang diturunkan ternyata besarnya tidak sampai setengah dari jumlah yang diminta. Sehingga mencari dana dari angkatan darat. Walaupun keadaan sedang sulit, perbaikan harus dilakukan agar pelapukan istana tidak terus berlanjut. Berkat keprihatinan anggota parlemen pada saat itu akan keadaan istana,pada tahun 1910 perbaikan istana dapat dimulai dengan anggaran Negara sebesar 93.000 yen. Itupun masih tetap kurang juga, sehingga pekerjaan menegakkan menara utama yang miring di hentikan. Padahal pada saat itu angkatan darat sudah berusaha membantu perbaikan wilayah Nishinomaru. Universitas Sumatera Utara

BAB III KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI