Pemugaran Besar-Besaran Istana Himeji pada Zaman Showa

BAB III KARAKTERISTIK ISTANA HIMEJI

3.1. Pemugaran Besar-Besaran Istana Himeji pada Zaman Showa

Pada tahun 1928, Istana Himeji ditunjuk sebagai peninggalan bersejarah di bawah pengawasan kementrian pendidikan ,sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh kota Himeji.Menara utama kemudian ditetapkan sebagai pusaka Negara pada tahun 1931. Undang-undang perlindungan peninggalan budaya diberlakukan sejak tahun 1950 memasukkan Istana Himeji ke dalam daftar situs peninggalan budaya yang terpenting. Kesempatan untuk memulai pemugaran besar-besaran Zaman Showa mulai terbuka di tahun 1934 setelah tembok batu Watari-yagura yang terletak di Nishinomaru roboh secara beruntun akibat hujan deras. Pertama sekali yang dilakukan waktu pemugaran adalah dengan membongkar bangunan ada kemudian memasang kembali setelah memperbaiki bagian- bagian yang rusak. Pekerjaan dimulai dari banguna-bangunan yang berada di luar menara utama. Namun, pekerjaan sempat terpaksa dihentikan di tahun 1944 karena keadaan Jepang yang makin memburuk, sebab pada tahun itu terjadi Perang Dunia II. Istana Himeji ternyata beruntung dapat lolos dari serangan udara, sehingga pada tahun 1950 proyek pembangunan dapat dimulai kembali. Akhirnya pemugaran besar-besaran menara utama dimulai pada tahun 1956. Pada saat itu seluruh bagian atap menara istana yang berukuran raksasa itu di bongkar, diperbaiki, dan dipasang kembali. Pada saat pekerjaan pemugaraan ini,para pekerja menemukan berbagai macam catatan yang di tulis pada bagian-bagian bangunan Istana. Catatan-catatan inilah yang bermanfaat bagi penelitaan tentang Istana Himeji. Fondasi yang terbuat dari batu terpaksa dibongkar karena menurut perkiraan tidak mampu lagi menahan berat menara utama. Fondasi Universitas Sumatera Utara baru yang dibangun terbuat dari kontruksi beton bertulang baja. Hal ini dilakukan juga untuk bertujuan agar menara utama tahan gempa. Gentengnya pun diganti dengan genteng penemuaan baru yang lebih ringan dan pengencang dari logam. Fondasi menara lama yang terbuat dari batu dipindahkan ke sebelah utara lapangan Sannomaru. Sewaktu menara utama dibongkar, salah satu tiang penyangga utama hinbashira yaitu tiang penyangga utama sebelah barat ternyata ditemukan sudah membusuk dari dalam tidak bisa dipakai lagi. Mulailah dicari batang kayu berukuran raksasa sebagai ganti penyangga itu. Awalnya, pohon HinokiJapanesse cypress yang ditemukan ada di lingkungan kuil Kasagata Jinja kota Ichikawa,Kanzaki-gun diusulkan untuk ditebang menjadi tiang penyangga utama yang baru. Namun ternyata pohon ini tidak cocok karena bagian atas sudah membengkok dan batang bagian bawah dicurigai sudah membusuk. Pada akhirnya pada tahun 1959, ditengah-tengah hutan yang masih termasuk wilayah kota Tsukechi sekarang kota Nakatsugawa, berhasil ditemukan pohon Hinoki yang memenuhi syarat. Tapi lagi-lagi mendapat masalah pada waktu penebangan di lakukan. Pohon ini patah saat ditebang. Satu batang pohon Hinoki yang juga ditemukan didekatnya juga patah sewaktu diangkut. Sebagai usaha terakhir, tidak ada pilihan lain kecuali menyambung bagian bawah pohon yang patah saat di angkut dengan pohon yang ditemukan di kuil Kasagata Jinja. Batang-batang pohon Hinoki yang akan dijadikan tiang penyangga utama ini akhirnya diangkut masuk kedalam Istana dengan dirayakan oleh banyak warga kota Himeji. Dan pada tahun 1964 pemugaran menara Istana dinyatakan selesai. Total biaya pemugaran menara utama adalah sekitar 530juta yen. Sedangkan total pemugaran keseluruhannya adalah sekitar 1 milyar yen berdasarkan nilai tukar pada tahun 1964, semua ini di totalkan mulai dari menjumlahkan biaya pemugaran sebelum perang memperhitungkan Universitas Sumatera Utara nilai tukar yen pada tahun 1964 dengan harga-harga sebelum perangdengan biaya pemugaran sesudah perang. 3.2. Susunan Bangunan Istana Himeji 3.2.1 Model Istana Himeji