Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot

25 cm

200 cm
10 cm

X

X
30 cm

X

X

X

X
25 cm


100 cm

Lampiran 2. Bagan plot penelitian
30 cm
V1K0

V3K3

50
cm

V3K2

V2K3

V1K3

30 cm
V1K0


V1K3

V1K0

V1K2

V3K1

V1K2

V1K3

V1K1

V3K1

V1K1

V3K2


V1K1

V2K2

V2K0

V3K2

V3K1

V1K2

V2K1

V3K3

V3K3

V2K2


V2K0

V3K0

V2K3

V3K0

V2K2

V3K0

V2K1

V2K1

V2K0

V2K3


Blok I

Blok II

Blok III

U

S

Lampiran 3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian
No.

Pelaksanaan Penelitian

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

Persiapan lahan
Persiapan bibit
Pembuatan Biochar Sekam Padi
Pengaplikasian Biochar Sekam Padi
Pengaplikasian Kompos TKKS
Pengaplikasian Pupuk KCl
Pemupukan Dasar
Penanaman
Pemeliharaan tanaman
Penyiraman
Penyulaman
Penyiangan
Pembumbunan
Pengendalian hama dan penyakit
Panen

Pengamatan parameter
Pertambahan panjang tanaman (cm)
Panjang umbi per sampel (cm)
Jumlah umbi per sampel (umbi)

10.
11.

Bobot umbi per sampel (g)
Bobot biomassa tanaman (g)

1
X
X
X

2

3


4

5

6

7

8

X

X

X

X

X


X
X

X

X
X

Minggu Ke9 10 11

12

13

14

15

16


17

18

X
X
X
X
X
X

X

X

X
X
X
X


X

X

X

X

X
X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X
X
X
X
X

Lampiran 4. Deskripsi varietas ubi jalar
ANTIN 2
Dilepas Tanggal
SK Mentan
Nama klon harapan
Asal

: 14 Juli 2014
: 232/PVHP/2014
: RIS 03063-05
: Hasil persilangan dari samarinda dengan
klon MSU 01008-16
: Semi kompak
: 16-18 MST
: Tipis
: Pendek
: Hijau dengan sedikit bercak ungu
: Ungu pada buku-buku

Tipe tanaman
Umur panen
Diameter buku ruas
Panjang buku ruas
Warna dominan sulur
Warna sekunder sulur
Bentuk daun dewasa
- Bentuk kerangka daun
: Cuping
- Kedalaman cuping daun
: Berlekuk dangkal
- Jumlah cuping
: Bercuping tiga
- Bentuk cuping pusat
: Agak melingkar
Ukuran daun dewasa
: Sedang
Warna tulang daun permukaan bawah
- Warna helai daun
: Hijau
- Warna tulang daun utama
: Sebagian warna ungu
Pigmentasi dan panjang tangkai daun
- Pigmentasi pada tangkai daun
: Ungu
- Panjang tangkai daun
: Pendek
Bentuk umbi
: Elip panjang
Susunan pertumbuhan umbi
: Terbuka
Panjang tangkai umbi
: Pendek
Warna kulit umbi
: Ungu kemerahan
Warna daging umbi
: Ungu
Rasa umbi
: Enak dan agak manis
Kandungan / kadar
- Bahan kering
: 32,6%
- Serat (basis kering)
: 0,9%
- Gula reduksi (basis kering)
: 0,4%
- Pati (basis basah)
: 22,2%
- Protein (basis basah)
: 0,6%
- Vitamin C (basis basah)
: 22,1 mg/100 gram
- betakarotin (basis basah)
: 130,2 μg/100 gram
Ketahanan terhadap hama
:Agak
tahan
penyakit
kudis
(Sphaceloma batatas) dan agak tahan
hama boleng (Cylas formicarius)
Rata-rata hasil
: 24,5 ton/ha
Potensi hasil
: 37,05 ton/ha
Keterangan lain

Pemulia

Pasca Panen

: kadar antosianin tinggi, rasa enak, cocok
ditanam pada lahan tegalan dari sawah
sesudah tanaman padi
: M. Jusuf, St.A. Rahayuningsih, Tinuk
Sri Wahyuni, Joko Restuono, dan
Gatot Santoso
: Erliana Ginting

BETA 2
Dilepas Tanggal
SK Mentan
Nama klon harapan
Asal

: 19 Mei 2009
: 2216/Kpts/SR.120/5/2009
: MSU 01015-02
: Hasil persilangan bebas induk betina MSU
Persilangan varietas Kidal dengan BB
97281-16
: Semi kompak
: 16-18 MST
: Sangat tipis
: Sangat pendek
: Hijau
: Tidak ada

Tipe tanaman
Umur panen
Diameter buku ruas
Panjang buku ruas
Warna dominan sulur
Warna sekunder sulur
Bentuk daun dewasa
- Bentuk kerangka daun
: Cuping
- Kedalaman cuping daun
: Berlekuk dangkal
- Jumlah cuping
: Bercuping lima
- Bentuk cuping pusat
: Agak elip
Ukuran daun dewasa
: Kecil
Warna tulang daun permukaan bawah
- Warna helai daun
: Hijau
- Warna daun dewasa
: Hijau
- Warna daun muda
: Permukaan atas dan bawah daun ungu
Pigmentasi dan panjang tangkai daun
- Pigmentasi pada tangkai daun
: Hijau
- Panjang tangkai daun
: Sangat pendek
Bentuk umbi
: Elip membulat
Susunan pertumbuhan umbi
: Terbuka
Panjang tangkai umbi
: Pendek
Warna kulit umbi
: Merah
Warna daging umbi
: Oranye
Rasa umbi
: Enak
Kandungan / kadar
- Bahan kering
: 23,8,13%
- Serat (basis kering)
: 3,55%
- Gula reduksi (basis kering)
: 5,00%
- Pati (basis basah)
: 17,8%
- Amilosa (basis kering)
: 23,08%
- Abu (basis kering)
: 2,86%
- Vitamin C (basis basah)
: 21,0 mg/100 gram
- betakarotin (basis basah)
: 4.629 μg/100 gram
Ketahanan terhadap hama
:Agak
tahan
penyakit
kudis
(Sphaceloma batatas) dan agak tahan
hama boleng (Cylas formicarius)
Rata-rata hasil
: 28,6 ton/ha
Potensi hasil
: 34,7 ton/ha
Keterangan lain
: Rasa enak, bentuk umbi bagus,

Pemulia

Pasca Panen

cocok ditanam pada lahan tegalan dan
sawah sesudah tanaman padi.
: M. Jusuf, St.A. Rahayuningsih, Tinuk
Sri Wahyuni, Joko Restuono, dan
Gatot Santoso
: Erliana Ginting

KIDAL
Tahun pelepasan
SK Mentan
No. induk
Asal
Daya hasil
Umur panen
Tipe tanaman
Diameter buku ruas
Panjang buku ruas
Warna dominan sulur
Warna sekunder sulur
Bentuk kerangka daun
Kedalam cuping daun
Jumlah cuping daun
Bentuk cuping pusat
Ukuran daun dewasa
Warna daun dewasa
Warna daun muda
Panjang tangkai daun
Bentuk umbi
Pertumbuhan umbi
Panjang tangkai umbi
Warna kulit umbi
Warna daging umbi
Rasa umbi
Kadar
- bahan kering
- serat
- protein
- gula
- pati
- betakarotin
- vitamin C
Ketahanan thd hama
Ketahanan thd penyakit
Pemulia

: 22 Oktober 2001
: 529/Kpts/TP.240/10/2001
: Inaswang Op 95-6
: Persilangan bebas dari induk Inaswang
: 25,0-30,0 ton/ha
: 16-18 MST
: Semi kompak
: Sedang
: Pendek
: Hijau
: Hijau pada buku-buku
: Berbentuk hati
: Tidak ada
: Bercuping satu
: Gerigi
: Sedang
: Hijau
: Hijau; warna ungu melingkari tepi daun
: Sedang
: Membulat
: Tertutup
: Tidak bertangkai
: Merah
: Kuning tua
: Enak dan manis
: 31,0%
: 1,07%
: 1,62%
: 4,82%
: 32,85%
: 347,84 μg/100 g
: 20,22 mg/100 g
: Agak tahan hama boleng (Cylas formicarius)
dan hama penggulung daun
: Tahan kudis (S.batatas) dan bercak daun
(Cercospora sp.)
: M.Jusuf, Minantyorini, S. Pambudi, Khusnul M.,
dan Joko Restuono

Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Berbagai Sumber Kalium
Kebutuhan pupuk:
1. KCl = 100 x 100 Kg KCl/ha
60

= 166,67 Kg KCl/ha

2. Biochar = 100 x 166,67 kg K2O/ha
0,03

= 50.506 kg/ha
= 3 kg/plot
= 500 gr/tanaman

3. TKKS = 100 x 166,67 kg K2O/ha
2,28

= 7.310 kg/ha
= 0,36 kg/plot
= 600 gr/tanaman

Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Dasar Tanaman Ubi Jalar
Jarak Tanam

: 30 x 100 cm

Luas Lahan

: 16 m x 8 m = 128 m2

Luas Plot

: 2 m x 1 m = 2 m2

Dosis Anjuran Urea

: 200 Kg/ha

Dosis anjuran SP-36

: 100 Kg/ha

Maka dikonversikan ke lahan dengan ukuran plot 2 m x 1 m adalah :
Kebutuhan Urea

: 2 m2
x 200 kg
2
10000 m

= 0,04 Kg/Plot
= 40 g/Plot

Kebutuhan SP-36

x 100 kg
: 2 m2
10000 m2

= 0,02 Kg/Plot
= 20 g/Plot

Lampiran 6. Data Pertambahan Panjang tanaman 1 MST (cm)
Perlakuan
V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

1
1.60
0.71
1.48
2.12
2.05
1.80
2.78
1.23
1.50
2.77
2.57
1.55
22.17
1.85

Blok
2
2.26
2.05
1.47
1.80
1.38
2.41
2.07
1.57
2.05
1.61
2.27
2.22
23.17
1.93

3
1.51
1.79
1.63
1.59
1.77
2.49
2.58
1.86
2.17
2.67
1.40
2.53
23.99
2.00

Total

Rataan

5.37
4.55
4.57
5.51
5.21
6.71
7.43
4.66
5.72
7.05
6.24
6.31
69.33

1.79
1.52
1.52
1.84
1.74
2.24
2.48
1.55
1.91
2.35
2.08
2.10
1.93

Lampiran 7. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 1 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxN
Galat
Total
FK = 133.52
KK = 23.92

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
0.14
3.50
1.28
0.40
1.82
4.67
8.31

KT
0.07
0.32
0.64
0.13
0.30
0.21
0.24

F Hit.
0.33
1.50
3.01
0.62
1.43

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 8. Data Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST (cm)
Perlakuan

Blok
2
1.60
1.31
1.47
1.78
1.76
2.26
1.17
1.93
1.61
1.89
1.86
1.87
20.52
1.71

1
2.29
1.28
1.48
1.47
1.78
2.15
1.58
1.75
1.88
1.72
1.78
1.57
20.72
1.73

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

3
1.51
1.41
1.00
1.39
1.57
1.18
1.36
1.65
2.23
1.80
1.40
1.27
17.77
1.48

Total

Rataan

5.40
4.00
3.94
4.64
5.10
5.59
4.11
5.33
5.72
5.41
5.05
4.72
59.00

1.80
1.33
1.31
1.55
1.70
1.86
1.37
1.78
1.91
1.80
1.68
1.57
1.64

Lampiran 9. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 2 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 96.71
KK = 16.05

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
0.45
1.46
0.38
0.55
0.52
1.52
3.43

KT
0.23
0.13
0.19
0.18
0.09
0.07
0.10

F Hit.
3.28
1.91
2.75
2.67
1.26

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 10. Data Pertambahan Panjang tanaman 3 MST (cm)
Perlakuan

1
2.34
1.44
1.68
1.48
1.60
1.71
1.52
1.57
1.35
1.60
1.61
1.85
19.74
1.65

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
1.51
1.31
2.39
1.78
1.53
2.38
1.42
1.77
1.39
1.78
1.86
2.18
21.30
1.77

3
1.49
1.22
1.20
1.53
1.49
1.64
1.52
1.54
2.23
1.78
1.46
1.36
18.45
1.54

Total

Rataan

5.34
3.97
5.28
4.78
4.61
5.73
4.46
4.88
4.98
5.15
4.93
5.39
59.49

1.78
1.32
1.76
1.59
1.54
1.91
1.49
1.63
1.66
1.72
1.64
1.80
1.65

Lampiran 11. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 3 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 98.32
KK = 19.32

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
0.34
0.82
0.05
0.01
0.76
2.24
3.40

KT
0.17
0.07
0.03
0.00
0.13
0.10
0.10

F Hit.
1.65
0.73
0.25
0.03
1.24

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 12. Data Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST (cm)
Perlakuan

1
1.57
1.99
1.70
2.07
1.86
2.78
2.44
1.70
2.86
3.18
1.94
1.94
26.04
2.17

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
1.86
1.91
1.87
2.25
1.60
3.96
1.73
1.92
2.17
3.81
1.82
1.92
26.82
2.24

3
1.41
1.75
1.55
1.63
1.41
2.24
1.87
1.85
3.77
2.54
1.88
1.61
23.51
1.96

Total

Rataan

4.84
5.65
5.12
5.95
4.87
8.98
6.04
5.48
8.80
9.53
5.64
5.47
76.37

1.61
1.88
1.71
1.98
1.62
2.99
2.01
1.83
2.93
3.18
1.88
1.82
2.12

Lampiran 13. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 4 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 162.00
KK = 20.11

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
0.50
10.60
2.59
4.01
4.00
4.00
15.10

KT
0.25
0.96
1.29
1.34
0.67
0.18
0.43

F Hit.
1.37
5.29
7.11
7.34
3.66

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
*
*
*
*

Lampiran 14. Data Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST (cm)
Perlakuan

1
2.58
3.25
2.04
5.22
2.98
7.30
2.91
3.02
5.32
4.43
2.61
2.68
44.33
3.69

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
1.96
2.45
2.11
5.40
1.54
7.60
2.46
3.21
5.99
5.63
2.25
2.46
43.05
3.59

3
1.90
2.28
1.61
5.74
1.18
4.26
2.86
2.33
7.25
5.48
3.26
2.78
40.92
3.41

Total

Rataan

6.44
7.97
5.76
16.35
5.70
19.15
8.23
8.56
18.55
15.55
8.12
7.92
128.31

2.15
2.66
1.92
5.45
1.90
6.38
2.74
2.85
6.18
5.18
2.71
2.64
3.56

Lampiran 15. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 5 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 457.30
KK = 21.70

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
0.50
96.18
7.88
23.79
64.51
13.16
109.84

KT
0.25
8.74
3.94
7.93
10.75
0.60
3.14

F Hit.
0.41
14.62
6.59
13.26
17.98

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
*
*
*
*

Lampiran 16. Data Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST (cm)
Perlakuan
V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

1
4.69
2.83
2.96
7.96
4.20
6.75
2.81
6.97
6.43
5.51
2.76
2.43
56.30
4.69

Blok
2
3.30
3.01
5.08
6.27
1.78
5.29
3.29
5.38
6.02
4.74
2.41
2.99
49.56
4.13

3
2.92
2.21
1.96
7.25
1.45
6.26
3.32
4.00
5.98
6.33
3.31
3.18
48.15
4.01

Total

Rataan

10.91
8.05
10.01
21.48
7.42
18.29
9.42
16.35
18.43
16.57
8.48
8.60
154.01

3.64
2.68
3.34
7.16
2.47
6.10
3.14
5.45
6.14
5.52
2.83
2.87
4.28

Lampiran 17. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 6 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 658.89
KK = 20.99

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
3.16
91.54
0.11
21.97
69.46
17.75
112.45

KT
1.58
8.32
0.06
7.32
11.58
0.81
3.21

F Hit.
1.96
10.32
0.07
9.08
14.35

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
*
tn
*
*

Lampiran 18. Data Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST (cm)
Perlakuan

1
7.53
3.69
3.86
6.06
7.49
5.73
4.76
10.12
7.16
7.60
3.85
3.98
71.82
5.99

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
6.77
4.19
7.99
6.05
2.30
3.11
4.18
7.00
5.73
4.82
3.34
4.53
60.00
5.00

3
6.17
3.89
5.04
5.10
3.06
6.32
3.81
6.89
6.03
5.90
4.76
4.42
61.37
5.11

Total

Rataan

20.47
11.77
16.89
17.20
12.84
15.16
12.75
24.01
18.91
18.31
11.95
12.92
193.20

6.82
3.92
5.63
5.73
4.28
5.05
4.25
8.00
6.30
6.10
3.98
4.31
5.37

Lampiran 19. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 7 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 1036.83
KK = 24.74

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
6.97
55.00
0.77
11.52
42.71
38.78
100.75

KT
3.48
5.00
0.38
3.84
7.12
1.76
2.88

F Hit.
1.98
2.84
0.22
2.18
4.04

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
*
tn
tn
*

Lampiran 20. Data Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST (cm)
Perlakuan
V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
4.63
5.14
5.15
3.67
3.87
5.45
5.15
6.47
7.39
4.80
4.43
8.13
64.29
5.36

1
5.02
5.81
8.79
5.60
6.00
4.93
3.57
7.26
7.56
5.29
5.34
5.63
70.79
5.90

3
6.08
4.03
6.69
4.18
3.18
3.97
4.80
5.24
6.60
4.13
5.61
7.99
62.51
5.21

Total

Rataan

15.74
14.98
20.63
13.46
13.05
14.35
13.52
18.97
21.55
14.22
15.37
21.74
197.59

5.25
4.99
6.88
4.49
4.35
4.78
4.51
6.32
7.18
4.74
5.12
7.25
5.49

Lampiran 21. Sidik ragam Pertambahan Panjang Tanaman 8 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 1084.52
KK = 18.66

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
3.16
40.07
7.19
6.43
26.45
23.08
66.31

KT
1.58
3.64
3.59
2.14
4.41
1.05
1.89

F Hit.
1.51
3.47
3.43
2.04
4.20

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
*
tn
tn
*

Lampiran 22. Data Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST (cm)
Perlakuan

1
5.28
4.98
6.82
5.12
7.31
6.00
3.38
4.99
5.17
3.52
5.40
3.80
61.76
5.15

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
5.16
4.78
4.80
4.16
3.07
4.65
4.67
5.23
4.74
4.43
6.91
4.72
57.31
4.78

3
7.04
4.73
4.92
4.89
3.18
3.96
4.64
5.73
4.31
5.11
5.71
4.34
58.55
4.88

Total

Rataan

17.48
14.49
16.54
14.16
13.56
14.61
12.70
15.95
14.22
13.06
18.01
12.85
177.63

5.83
4.83
5.51
4.72
4.52
4.87
4.23
5.32
4.74
4.35
6.00
4.28
4.93

Lampiran 23. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 9 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 876.43
KK = 20.72

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
0.88
11.84
1.58
1.77
8.49
22.99
35.70

KT
0.44
1.08
0.79
0.59
1.41
1.04
1.02

F Hit.
0.42
1.03
0.75
0.56
1.35

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 24. Data Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST (cm)
Perlakuan
V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

1
6.28
8.39
6.20
5.62
6.47
7.42
8.06
7.25
6.10
8.27
8.30
9.42
87.78
7.31

Blok
2
6.74
6.83
6.91
6.53
6.39
6.55
8.67
7.90
6.43
6.23
6.69
6.58
82.46
6.87

3
7.63
6.76
6.00
6.31
4.79
7.08
6.35
6.16
6.53
7.21
6.80
5.30
76.93
6.41

Total

Rataan

20.66
21.98
19.12
18.45
17.64
21.06
23.08
21.31
19.06
21.71
21.78
21.31
247.16

6.89
7.33
6.37
6.15
5.88
7.02
7.69
7.10
6.35
7.24
7.26
7.10
6.87

Lampiran 25. Sidik Ragam Pertambahan Panjang Tanaman 10 MST
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK =
KK =

db
2
11
2
3
6
22
35
1696.90
13.16

JK
4.90
9.93
0.62
3.74
5.58
17.95
32.79

KT
2.45
0.90
0.31
1.25
0.93
0.82
0.94

F Hit.
3.01
1.11
0.38
1.53
1.14

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 26. Data Panjang Umbi Per Sampel (cm)
Perlakuan
V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

1
10.13
23.75
18.50
24.25
19.25
20.78
20.00
25.50
15.73
17.50
16.54
17.95
229.87
19.16

Blok
2
16.70
21.25
18.94
18.88
17.38
20.38
19.88
16.25
23.13
23.63
21.63
21.63
239.64
19.97

3
24.25
16.45
18.88
22.00
25.88
22.00
14.20
18.00
26.08
24.53
16.20
19.95
248.40
20.70

Total

Rataan

51.08
61.45
56.31
65.13
62.50
63.16
54.08
59.75
64.93
65.65
54.37
59.53
717.91

17.03
20.48
18.77
21.71
20.83
21.05
18.03
19.92
21.64
21.88
18.12
19.84
19.94

Lampiran 27. Sidik Ragam Panjang Umbi Per Sampel (cm)
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK =
KK =

db
2
11
2
3
6
22
35
14316.52
20.02

JK
14.32
86.92
4.60
39.79
42.53
350.69
451.93

KT
7.16
7.90
2.30
13.26
7.09
15.94
12.91

F Hit.
0.45
0.50
0.14
0.83
0.44

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 28. Data Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)
Perlakuan

1
1.00
1.00
1.00
1.25
1.00
2.25
1.00
1.00
1.75
1.00
2.25
2.75
17.25
1.44

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
1.00
1.75
1.25
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.50
1.25
1.00
1.00
13.75
1.15

3
1.00
1.25
1.00
1.50
1.50
1.00
2.25
1.00
2.25
2.75
1.50
2.00
19.00
1.58

Total

Rataan

3.00
4.00
3.25
3.75
3.50
4.25
4.25
3.00
5.50
5.00
4.75
5.75
50.00

1.00
1.33
1.08
1.25
1.17
1.42
1.42
1.00
1.83
1.67
1.58
1.92
1.39

Lampiran 29. Sidik Ragam Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 69.44
KK = 37.39

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
1.19
3.18
2.39
0.10
0.69
5.93
10.31

KT
0.60
0.29
1.19
0.03
0.12
0.27
0.29

F Hit.
2.21
1.07
4.43
0.12
0.43

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
*
tn
tn

Lampiran 30. Data Bobot Umbi Per Sampel (gr)
Perlakuan

1
3.81
7.72
3.85
5.84
3.74
9.14
5.79
13.17
6.75
7.13
12.85
14.31
94.10
7.84

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
3.55
11.60
3.01
3.48
4.25
4.72
9.52
4.13
5.13
12.48
10.83
7.63
80.33
6.69

3
3.34
11.76
6.44
9.63
8.02
6.65
8.52
3.54
17.04
11.62
5.74
12.97
105.27
8.77

Total

Rataan

10.70
31.09
13.30
18.95
16.01
20.51
23.83
20.84
28.92
31.23
29.42
34.91
279.70

3.57
10.36
4.43
6.32
5.34
6.84
7.94
6.95
9.64
10.41
9.81
11.64
7.77

Lampiran 31. Sidik Ragam Bobot Umbi Per Sampel (gr)
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 2173.10
KK = 43.25

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
26.00
224.14
124.18
45.00
54.97
248.45
498.60

KT
13.00
20.38
62.09
15.00
9.16
11.29
14.25

F Hit.
1.15
1.80
5.50
1.33
0.81

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
*
tn
tn

Lampiran 32. Data Bobot Biomassa Tanaman Per Sampel (gr)
Perlakuan
V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

1
34.44
24.81
32.12
21.35
25.53
24.03
27.88
20.44
23.84
26.70
39.22
24.89
325.27
27.11

Blok
2
36.06
25.55
26.61
45.77
33.26
25.97
30.35
23.81
28.80
37.55
24.84
32.13
370.70
30.89

3
25.28
28.96
37.28
33.24
24.78
21.68
23.60
27.11
30.97
21.21
18.84
36.28
329.22
27.44

Total

Rataan

95.78
79.32
96.02
100.36
83.57
71.68
81.84
71.37
83.61
85.45
82.91
93.29
1025.19

31.93
26.44
32.01
33.45
27.86
23.89
27.28
23.79
27.87
28.48
27.64
31.10
28.48

Lampiran 33. Sidik Ragam Bobot Biomassa Tanaman Per Sampel (gr)
SK
db
Blok
2
Perlakuan
11
V
2
K
3
VxK
6
Galat
22
Total
35
FK = 29194.83
KK = 22.17

JK
105.55
318.03
167.05
59.33
91.65
876.79
1300.37

KT
52.78
28.91
83.53
19.78
15.27
39.85
37.15

F Hit.
1.32
0.73
2.10
0.50
0.38

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 34. Data Rataan Bobot Umbi Per Sampel (gr)
Perlakuan

1
3.81
7.72
3.85
5.58
3.74
7.51
5.79
13.17
5.65
7.13
8.75
8.83
81.53
6.79

V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

Blok
2
3.55
9.17
2.80
3.48
4.25
4.72
9.52
4.13
4.36
11.77
10.83
7.63
76.21
6.35

3
3.34
11.20
6.44
9.15
7.22
6.65
5.78
3.54
12.96
8.15
4.84
10.59
89.86
7.49

Total

Rataan

10.70
28.09
13.08
18.21
15.20
18.88
21.09
20.84
22.98
27.05
24.41
27.04
247.59

3.57
9.36
4.36
6.07
5.07
6.29
7.03
6.95
7.66
9.02
8.14
9.01
6.88

Lampiran 35. Sidik Ragam Rataan Bobot Umbi Per Sampel (gr)
SK
Blok
Perlakuan
L
N
LxN
Galat
Total
FK = 1702.87
KK = 41.40

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
7.88
117.38
46.39
38.36
32.63
178.32
303.58

KT
3.94
10.67
23.19
12.79
5.44
8.11
8.67

F Hit.
0.49
1.32
2.86
1.58
0.67

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
tn
tn
tn

Lampiran 36. Data Indeks Panen
Perlakuan
V1K0
V2K3
V1K3
V3K1
V1K1
V3K2
V2K0
V1K2
V3K3
V3K0
V2K2
V2K1

Total
Rataan

1
0.72
0.78
0.72
0.76
0.73
0.79
0.76
0.89
0.77
0.78
0.79
0.87
9.35
0.78

Blok
2
0.71
0.82
0.72
0.71
0.72
0.74
0.79
0.74
0.73
0.80
0.84
0.76
9.08
0.76

3
0.72
0.80
0.74
0.77
0.78
0.77
0.79
0.72
0.85
0.89
0.77
0.80
9.40
0.78

Total

Rataan

2.16
2.40
2.17
2.24
2.22
2.30
2.34
2.35
2.35
2.47
2.40
2.43
27.83

0.72
0.80
0.72
0.75
0.74
0.77
0.78
0.78
0.78
0.82
0.80
0.81
0.77

Lampiran 37. Sidik Ragam Indeks Panen
SK
Blok
Perlakuan
V
K
VxK
Galat
Total
FK = 21.52
KK = 5.83

db
2
11
2
3
6
22
35

JK
0.01
0.04
0.02
0.01
0.01
0.04
0.09

KT
0.00
0.00
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00

F Hit.
1.25
1.73
5.06
1.82
0.57

F 0.05
3.44
2.26
3.44
3.05
2.55

Ket
tn
tn
*
tn
tn

Lampiran 38. Foto umbi

V1K0

V2K0

V3K0

V1K1

V1K2

V1K3

V2K2

V2K3

V3K2

V3K3

V2K1

V3K1

Lampiran 39. Foto kegiatan penelitian

Persiapan Lahan

Pengaplikasian Sumber Kalium

Penanaman

Tanaman Ubi Jalar

Kegiatan Pemanenan

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, L.T.W., Hapsoh., L.A.M. Siregar. 2010. PertumbuhanUbi Jalar (Ipomoea
batatas. L) Varietas Sari dan Beta 2 Akibat AplikasiKompos dan Pupuk
KCl. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan.
Badan Pusat Statistik. 2014. Data Produksi Tanaman Ubi Jalar 20112014.Sumatera Utara. Medan.
Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. 2011.Direktorat
Jendral Tanaman Pangan. Malang.
BPTP. 2011. Arang Hayati (BIOCHAR) sebagai Bahan Pembenah Tanah. Edisi
Khusus Penas XIII, 22 Juni 2011.
Deputi Menegristek. 2008. Ubi Jalar / Ketela Rambat (Ipomoea batatas).Kantor
Deputi Menegrestik Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp. http://warintek.ristek.go.id
[02 Maret 2015].
Dinas

Pertanian Yogyakarta. 2015. Teknologi Produksi Ubi
http://http://www.agricenter.jogjaprov.go.id.[02 Maret 2015].

Jalar.

Eleni,

W. 2014.Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
PadaPertumbuhan Dan Hasil Kacang Tanah. Program Studi Agroteknologi
Fak. Pertanian Universitas Tamansiswa. Padang.

Gani, A. 2009.Potensi Arang Hayati “Biochar” sebagaiKomponen Teknologi
Perbaikan ProduktivitasLahan Pertanian.Iptek Tanaman Pangan Vol. 4 No.
1 – 2009.
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Terjemahan Susilo H. UI Press, Jakarta.
Ginting, E., J. Utomo., R. Yulifianti., M. Jusuf. 2011. Potensi Ubijalar Ungu
sebagai PanganFungsional.Iptek Tanaman Pangan Vol. 6 No. 1 – 2011.
Hanum, 2009.Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit dari Unit Deoiling Ponds
Menggunakan Membran Mikrofiltasi.Skripsi Program Studi Teknik
Kimia. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hardoko., L. Hendarto., T.M. Siregar. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatasL. Poir) Sebagai Pengganti Sebagian Tepung Terigu dan
Sumber Antioksidan Pada Air Tawar.Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan.Vol. XXI No. 1 Tahun 2010.
Jayanto,A. 2009. Budidaya Ubi Jalar. Kantor Deputi Meneristek Bidang
Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.MIG GROUP.

Juanda, D., dan B. Cahyono. 2000. Ubi Jalar. Budidaya dan analisis usaha
tani.Kanisius.82 hal.
Kautsary, K.A., W.D.R. Putri., E. Widyastuti., 2015.Pengaruh Suhu Dan Lama
Annealing Terhadap Sifat Fisikokimia Tepung Ubi Jalar Oranye
(Ipomoea batatasL.) Varietas Beta 2. Jurnal Pangan dan Agroindustri
Vol. 3 No 2 p.693-700, April 2015.
Koswara,S. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian.Tropical
Curiculum Project.Bogor Agricultural University, Bogor.

Plant

Lakitan, B., 2007. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan.Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Litbang
Pertanian.
2013.
Ubi
Jalar
Varietas
http://www.litbang.pertanian.go.id.[03 Maret 2015].

Beta-2.

Pakpahan, H., G. Manurung., A. Yulia. 2013. Aplikasi Kompos Tandan Kosong
Kelapa Sawit (Elaeis guineensisJacq) Terhadap Pertumbuhan Bibit
Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Riau.Riau.
Paulus, J.M., 2011. Pertumbuhan Dan Hasil Ubi Jalar Pada Pemupukan Kalium
Dan Penaungan Alami Pada Sistem Tumpangsari Dengan Jagung. J.
Agrivigor 10(3): 260-271, Mei – Agustus 2011.
Rubatzky G.E dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia. Penerbit ITB Bandung.
Saleh,N. 2011.Peningkatan Produksi dan Kualtas Umbi-Umbian.Balitkabi.
Malang.
Sasongko, L.A., 2009. Perkembangan Ubi Jalar Dan Peluang Pengembangannya
Untuk Mendukung Program Percepatan Diversifikasi Konsumsi Pangan Di
Jawa Tengah. Mediaagro.Vol 5 No.1, 2009.
Sianturi, D.A dan Ernita. 2014. Penggunaan Pupuk KCl Danbokashi Pada
TanamanUbi Jalar (Ipomeae batatas). Jurnal Dinamika Pertanian Volume
XXIX Nomor 1April 2014 (37 - 44).
Sonhaji,A. 2000. Mengenal dan Bertanam Ubi Jalar.Gaza publishing. Bandung.
Stell, R. G. D. Dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika Penterjemah
Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Steenis, C. G. G. J. 1978. Flora, Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramitha,
Jakarta.
Sudjana, B. 2014.Pengaruh Biochar Dan NPK Majemuk Terhadap Biomas Dan
Serapan Nitrogen Di Daun Tanaman Jagung (Zea mays) Pada Tanah Typic

Dystrudepts. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Juni 2014 Vol. 3 No.1
Hal : 63-66.
Suparman. 2007. Bercocok Tanam Ubi Jalar. Azka Press, Bandung.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Namo Gajah Kecamatan
Medan Tuntungan tepatnya di belakang Rumah Sakit Umum Pusat

H.Adam

Malik Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai
bulan Mei 2015 sampai Oktober 2015.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan ialah bibit setek pucuk ubi jalar varietas Antin 2,
varietas Beta 2 dan varietas Kidal sebagai objek yang akan diamati, pupuk Urea
dan TSP untuk pemupukan dasar, biochar sekam padi dan kompos tandan kosong
kelapa sawit sebagai perlakuan yang akan diaplikasikan pada tanaman ubi jalar,
air untuk menyiram tanaman dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian
ini.
Alat yang digunakan yaitu cangkul, pisau/cutter, pacak sampel, meteran,
timbangan analitik, gembor, serta alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan
2 faktor :
Faktor I : Varietas Ubi Jalar (V) terdiri dari 3 jenis, yaitu :
V1 : Antin 2 (Ungu)
V2 :Beta 2 (Orange)
V3 : Kidal (Kuning Tua)
Faktor II : Berbagai Jenis Sumber Kalium (K) terdiri dari 3 jenis, yaitu :
K0 : Tanpa pemupukan kalium

K1 : Pupuk KCl
K2 : Biochar Sekam Padi
K3: Kompos TKKS
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :
V1K0

V2K0

V3K0

V1K1

V2K1

V3K1

V1K2

V2K2

V3K2

V1K3

V2K3

V3K3

Jumlah ulangan (Blok)

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 36 plot

Jumlah tanaman per plot

: 6 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 216 tanaman
Jumlah sampel per plot

: 4 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya

: 144 tanaman

Jarak antar plot

: 30 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Ukuran Plot

: 200 x 100 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan
model linear sebagai berikut :
Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk
dimana :
Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i denganperlakuan
Varietas ubi jalar taraf ke-j dan Sumber kalium taraf ke-k
μ

: Nilai tengah

ρi

: Efek blok ke-i

αj

: Efek varietas ubi jalar pada taraf ke-j

βk

: Efek perlakuan sumber kalium pada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan
sumber kalium pada taraf ke-k
εijk

: Galat dari blok ke-i, varietas ubi jalar pada taraf ke-j dan perlakuan
sumber kalium pada taraf ke-k
Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,

maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1989).

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Lahan penanaman yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma
di areal tersebut. Kemudian lahan diolah dan digemburkan dengan menggunakan
cangkul dengan kedalaman olah 20 cm. setelah itu dibuat plot-plot dengan ukuran
panjang 200 cm, lebar 100cm, dan tinggi 30 cm dengan jarak antar blok 50 cm
dan jarak antar plot 30 cm. pada sekeliling daerah dibuat parit drainase sedalam
30 cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.
Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan dilakukan pada saat setelah dilakukan persiapan
lahan dengan ukuran 200 cm x 100cm dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak
antar blok 50 cm dengan media tanam yang digunakan adalah tanah lahan yang
sudah digemburkan dan dicampur dengan kompos.
Pembuatan Biochar sekam padi
Pembuatan biochar sekam padi dilakukan 1 bulan sebelum penanaman.
Proses pembuatannya yaitu dengan memasukkan sekam padi ke dalam drum
(pirolisator) lalu dibakar hingga membara. Jika suhu sudah mencapai 200 0C,
drum ditutup dan asap akan keluar melalui cerobong hal ini menandakan bahwa
pembakaran berjalan dengan baik. Setelah 2-3,5 jam dan sudah tidak
mengeluarkan asap lagi, arang dikeluarkan dan disiram dengan air. Selanjutnya
arang dijemur lalu siap untuk digunakan.
Persiapan Bibit
Bibit yang digunakan adalah varietas Antin-2, Beta-2, dan Kidal berasal
dari Balitkabi Malang panjang stek pucuk 25 cm dan ukuran bibit relatif sama.

Pengaplikasian Biochar sekam padi
Pengaplikasian Biochar sekam padi dilakukan sesuai dengan dosis anjuran
yaitu 10 ton/ha(0.5 kg/tanaman). Pengaplikasian Biochar sekam padidilakukan
dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul
sampai merata. Di aplikasikan 1 minggu sebelum stek ubi jalar akan di tanam.
Pengaplikasian Kompos TKKS
Pengaplikasian kompos TKKS dilakukan sesuai dengan dosis anjuran
yaitu 20 ton/ha(600 gr/tanaman). Pengaplikasian kompos TKKS dilakukan
dengan cara ditabur kemudian dicampurkan ke tanah dengan cara dicangkul
sampai merata. Di aplikasikan 1 minggu sebelum stek ubi jalar akan di tanam.
Pengaplikasian Pupuk KCl
Pengaplikasian Pupuk KCl dilakukan sesuai dengan dosis anjuranyaitu
100 Kg/ha (1,5 gr/tanaman). Pengaplikasian Pupuk KCl diaplikasi secara tugal di
dekat masing-masing tanaman dan ditutup dengan tanah. Di aplikasikan 1 minggu
setelah stek ubi jalar di tanam dan pada 5 minggu setelah tanam.
Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan satu minggu setelah tanam.Pupuk yang
diberikan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk ubi jalar yaitu Urea
200 kg/ha (40 g/plot) dan TSP100 kg/ha (20 g/plot).Pupuk diaplikasikan secara
larikan dan ditutup kembali dengan tanah.
Penanaman
Stek pucuk ditanam tegak lurus dengan pangkal stek dibenamkan (1/3
bagian stek) sehingga tinggi 2/3 bagian stek di atas tanah, jarak tanam yang
digunakan adalah 30 x 100 cm. Setiap lubang ditanami dengan 1 stek.

Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari tergantung
kondisi cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada setek yang rusak atau tidak
tumbuhpada saat 1 MST setelah penanaman di lapangan.
Pengangkatan Batang
Pengangkatan batang bertujuan mencegah terbentuknya umbi-umbi
kecil.Pengangkatan atau pembalikan batang dilakukan pada umur 50 HST atau
pengangkatan batang dilakukan berdasarkan pengamatan adanya akar yang
tumbuh pada ruas-ruas batang.
Penyiangandan Pembumbunan
Penyiangan

dilakukan

untuk

mengendalikan

gulma

sekaligus

menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak
menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk
mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual
dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu.Pembumbunan
dilakukan pada umur 4 MST hingga 8 MST dengan interval satu minggu.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hamadan penyakit tanaman dilakukan dengan cara manual
dengan mencabut tanaman yang terkena penyakit dan diganti dengan tanaman
transplanting, sedangkan pada tanaman yang terkena penyakit menjelang tanaman
panen tidak diganti dengan tanaman transplanting.Penyemprotan insektisida dan

fungisida dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan yaitu apabila terjadi
serangan hama dan penyakit pada tanaman.
Panen
Panen dilakukan pada saat ubi jalar berumur 18MST dengan kriteria
panen dapat dilihat dengan warna daun mulai menguning dan kemudian rontok.
Panen dilakukan dengan cara mencangkul guludan dan mengangkat tanaman
hingga

ke

akarnya.

Tanaman

dibersihkan

dari

kotoran-kotoran

yang

menempel.kemudian umbi dipotong dari pangkal batang tanaman.
Parameter Pengamatan
Pertambahan panjang tanaman (cm)
Pertambahan panjang tanam diukur mulai pangkal batang (diatas
permukaan tanah) hingga ujung yang diluruskan, dan dilakukan pada 1 MST
sampai 10 MST yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 MST. Kemudian dihitung
selisihnya.
Jumlah umbi per sampel (umbi)
Jumlah umbi di hitung dengan menghitung jumlah umbi yang didapat
setelah di panen.Kriteria umbi yang dihitung adalah umbi yang sudah
membengkak dan bentuknya lebih besar dari akar.
Panjang umbi per sampel (cm)
Panjang umbi per sampeldiukur dengan menggunakan meteran setelah
panen.

Bobot umbi per sampel (g)
Bobot umbi persampelditimbang dengan menggunakan timbangan setelah
panen dengan menimbang semua umbi yang terdapat pada sampel setelah umbi
dibersihkan dari akar dan kotoran-kotoran yang menempel.
Bobot biomassa tanaman per sampel (g)
Bobot biomassa tanaman per sampel ditimbang dengan timbangan setelah
tajuk dan akarnya dipisahkan dari umbi serta dibersihkan dari tanah yang
dilakukan setelah panen.
Rataan bobot umbi
Rataan bobot umbi di hitung dengan rumus sebagai berikut :
Rataan bobot umbi = Bobot umbi
Jumlah umbi
Indeks panen
Indeks panen di hitung dengan rumus sebagai berikut :
Indeks Panen =

Bobot umbi per sampel
Bobot biomassa tanaman + Bobot umbi per sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 6-37)
diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter
pertambahan panjang tanaman 4-8 MST, jumlah umbi per sampel,bobot umbi per
sampel, dan Indeks Panen.Pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh
nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4-6 MST.Interaksi antara
perlakuan varietas dengan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh
nyata terhadap Pertambahan panjang tanaman 4-8 MST.
Pertambahan panjang tanaman (cm)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 6-25),
diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap pertambahan
panjang tanaman pada 4-8 MST, pemberian berbagai jenis sumber kalium
berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang tanaman pada 4-6 MST serta
interaksi antara perlakuan varietas dengan pemberian berbagai jenis sumber
kalium berpengaruh nyata pada 4-8 MST.
Dari data pengamatan 4 MST - 5 MST (Tabel 1), dapat diketahui
perlakuan varietas (V3) menghasilkan rataan pertambahan panjang tanaman yang
berbeda nyata dengan V1 dan V2 dengan rataan terendah pada V1.
Rataan pertambahan panjang tanaman 4-8 MST pada perlakuan varietas
dan pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Rataan pertambahan panjang tanaman 4-8 MST (cm)
Sumber Kalium
K2
K3
K0 (Tanpa
MST
Varietas
Rataan
K1(Pupuk (Biochar
(Kompos
pemupukan
sekam
KCl)
TKKS)
kalium)
padi)
Antin-2 (V1)
2.29b
3.50b
2.58b
4.53b
3.23
4
Beta-2 (V2)
2.29b
9.29a
3.79b
2.91b
4.57
Kidal (V3)
9.43a
11.23a
3.11b
2.96b
6.68
Rataan
4.67
8.01
3.16
3.47
4.83
Antin-2 (V1)
4.92b
7.50b
3.96b
33.33a
12.43
5
Beta-2 (V2)
4.21b
43.50a
7.79b
8.04a
15.89
Kidal (V3)
39.92a
30.33a
7.46b
6.75b
21.11
Rataan
16.35
27.11
6.40
16.04
16.48
Antin-2 (V1)
15.54b
7.58a
14.63b
53.08a
22.71
6
Beta-2 (V2)
8.79b
38.17b
10.83b
32.29a
22.52
Kidal (V3)
39.83a
31.17a
8.46b
8.42b
21.97
Rataan
21.39
25.64
11.31
31.26
22.40
Antin-2 (V1)
50.08ab
15.33c
40.04abc 37.88abc 35.83
7
Beta-2 (V2)
23.88bc
29.42bc
18.54bc
69.71a
35.39
Kidal (V3)
45.63abc
39.83abc
16.67c
18.63bc 30.19
Rataan
39.86
28.19
25.08
42.07
33.80
Antin-2 (V1)
28.75abc
25.58bc
52.63ab
22.67c
32.41
8
Beta-2 (V2)
22.45c
25.13c
20.71c 44.58abc 28.22
Kidal (V3)
51.70a
24.67c
26.88bc
54.91a
39.54
Rataan
34.30
25.13
33.40
40.72
33.39
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kelompok
kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji
Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%
Dari data pengamatan 4 MST – 6 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa
pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS (K3) menghasilkan rataan
pertambahan panjang tanaman yang berbeda tidak nyata dengan K0 dan K1 namun
berbeda nyata dengan pemberian sumber kalium biochar sekam padi (K2) dengan
rataan terendah.
Dari data pengamatan 4 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi
perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan

pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 11.23 cm

pada kombinasi

perlakuan varietas kidal dan pemberian sumber kalium berupa pupuk KCl (V3K1)
yang berbeda tidak nyata dengan V2K1 dan V3K0 dan berbeda nyata terhadap
perlakuan lainnya.
Dari data pengamatan 5 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi
perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan
pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 43.50 cm pada kombinasi perlakuan
varietas Beta-2 dan pemberian sumber kalium berupa pupuk KCl (V2K1) yang
berbeda tidak nyata dengan V3K0, V1K3, V2K1 dan V3K1 dan berbeda nyata
terhadap perlakuan lainnya.
Dari data pengamatan 6 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi
perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan
pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 53.08 cm pada kombinasi perlakuan
varietas Antin-2 dan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS(V1K3)
yang berbeda tidak nyata dengan V3K0, V2K1, V3K1 dan V2K3 dan berbeda
nyata terhadap perlakuan lainnya.
Dari data pengamatan 7 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi
perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan
pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 69.71 cm pada kombinasi perlakuan
varietas Beta-2 dan pemberian sumber kalium berupa kompos TKKS(V2K3) yang
berbeda tidak nyata dengan V1K0, V3K0, V3K1, V1K2, V1K3 dan berbeda nyata
terhadap perlakuan lainnya.
Dari data pengamatan 8 MST (Tabel 1), dapat diketahui bahwa interaksi
perlakuan varietas dan pemberian berbagai sumber kalium menghasilkan rataan

pertambahan panjang tanaman tertinggi yakni 54.91 cm pada kombinasi perlakuan
V3K3 (varietas Kidal dan sumber kalium berupa TKKS) yang berbeda tidak nyata
dengan V3K0, V1K0, V1K2, V2K3 dan berbeda nyata terhadap perlakuan
lainnya.
Panjang umbi per sampel (cm)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 26 dan 27),
diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium,
serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata
terhadap panjang umbi per sampel.
Rataan panjang umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.

Panjang umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium
Sumber Kalium
K2
K0
(Tanpa
K3
Rataan
Varietas
K1(Pupuk (Biochar
pemupukan
(Kompos
sekam
KCl)
kalium)
TKKS)
padi)
Antin-2 (V1)
17.03
20.48
18.77
21.71
19.50
Beta-2 (V2)
20.83
21.05
18.03
19.92
19.96
Kidal (V3)
21.64
21.88
18.12
19.84
20.37
Rataan
19.83
21.14
18.31
20.49
19.94
Varietas kidal mampu menghasilkan panjang umbi tertinggi (20.37 cm),

sedangkan pada pemberian sumber kalium yaitu Pupuk KCl juga menghasilkan
panjang umbi tertinggi (21.14 cm).
Jumlah umbi per sampel (umbi)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 28 dan 29),
diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per
sampel sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium dan interaksi

perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh tidak
nyata terhadap jumlah umbi per sampel.
Rataan jumlah umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.

Jumlah umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium
Sumber Kalium
K0 (Tanpa
K3
Varietas
Rataan
K1(Pupuk K2 (Biochar
pemupukan
(Kompos
KCl)
sekam padi)
kalium)
TKKS)
Antin-2 (V1)
1.00
1.33
1.08
1.25
1.17b
Beta-2 (V2)
1.17
1.42
1.42
1.00
1.25b
Kidal (V3)
1.83
1.67
1.58
1.92
1.75a
Rataan
1.33
1.47
1.36
1.39
1.39
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf α=5%
Dari data pengamatan jumlah umbi per sampel (Tabel 3), dapat diketahui
perlakuan varietas V3 menghasilkan rataan jumlah umbi per sampel tertinggi yang
berbeda nyata dengan V1 dan V2. Namun perlakuan V1 berbeda tidak nyata
dengan V2 dengan rataan terendah terdapat pada V1.
Diagram hubungan antarajumlah umbi per sampel dengan perlakuan
varietas dapat dilihat pada Gambar 1.

2

Jumlah Umbi Per Sampel

1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
V1 (ANTIN-2)

Gambar 1.

V2 (BETA-2)
Varietas

V3 (KIDAL)

Diagram hubungan antara jumlah umbi per sampel dengan
perlakuan varietas

Diagram hubungan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan V3
(Kidal) menghasilkan jumlah umbi per sampelubi jalar tertinggi yakni 1.75 yang
berbeda nyata dengan perlakuan V1 dan V2.
Bobot umbi per sampel (g)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 30 dan 31),
diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot umbi per
sampel sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium dan interaksi
perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh tidak
nyata terhadap bobot umbi per sampel.
Rataan bobot umbi per sampel pada perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Bobot umbi per sampel dengan perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium
Sumber Kalium
K0 (Tanpa
K3
Varietas
Rataan
K1(Pupuk K2 (Biochar
pemupukan
(Kompos
KCl)
sekam padi)
kalium)
TKKS)
Antin-2 (V1)
13.28
120.20
23.05
54.95
52.87b
Beta-2 (V2)
35.01
59.73
76.84
86.17
64.44b
Kidal (V3)
134.81
133.18
112.78
164.65
136.35a
Rataan
61.03
104.37
70.89
101.92
84.55
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris sama menunjukkan
berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
α=5%
Dari data pengamatan bobot umbi per sampel (Tabel 4), dapat diketahui
perlakuan varietas (V3) menghasilkan rataan bobot umbi per sampel tertinggi
(136.35 g) yang berbeda nyata dengan V1 dan V2.Namun perlakuan V1 berbeda
tidak nyata dengan V2 dengan rataan terendah terdapat pada V1(52.87 g).
Diagram hubungan antarabobot umbi per sampel dengan perlakuan
varietas dapat dilihat pada Gambar 2.
160,00

Bobot Umbi per Sampel

140,00
120,00
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
V1 (ANTIN-2)

V2 (BETA-2)

V3 (KIDAL)

Varietas

Gambar 2.

Diagram hubungan antara bobot umbi per sampel dengan
perlakuan varietas

Diagram hubungan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan V3
(Kidal) menghasilkan bobot umbi per sampel ubi jalar tertinggi yang berbeda
nyata dengan perlakuan V1 dan V2.
Bobot biomassa tanaman per sampel (g)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 32 dan 33),
diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium,
serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata
terhadap bobot biomassa tanaman per sampel.
Rataan bobot biomassa tanaman per sampel pada perlakuan varietas dan
pemberian berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.

Bobot biomassa tanaman per sampel dengan perlakuan varietas dan
pemberian berbagai jenis sumber kalium
Sumber Kalium
K0 (Tanpa
K3
Varietas
Rataan
K1(Pupuk K2 (Biochar
pemupukan
(Kompos
KCl)
sekam padi)
kalium)
TKKS)
Antin-2 (V1)
1153.24
727.03
1122.95
1236.18
1059.85
Beta-2 (V2)
832.75
579.45
816.03
618.08
711.58
Kidal (V3)
806.75
943.43
927.34
1054.66
933.04
Rataan
930.91
749.97
955.44
969.64
901.49
Dari data pengamatan bobot biomassa tanaman per sampel (Tabel 5), dapat

diketahui bahwa pada perlakuan varietas Antin-2 memiliki bobot biomassa
tertinggi yaitu 1059.85 g. Sedangkan pemberian sumber kalium berupa kompos
TKKS menunjukkan rataan tertinggi dari bobot biomassa tanaman per sampel
yaitu 969.64 g.
Rataan bobot umbi (g)
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 34 dan 35),
diketahui bahwa, perlakuan varietas, pemberian berbagai jenis sumber kalium,

serta interaksi berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata
terhadap rataan bobot umbi.
Rataan bobot umbi ubi jalar pada perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.

Rataan bobot umbi ubi jalar dengan perlakuan varietas dan
pemberian berbagai jenis sumber kalium
Sumber Kalium
K0 (Tanpa
K3
Varietas
Rataan
K1(Pupuk K2 (Biochar
pemupukan
(Kompos
KCl)
sekam padi)
kalium)
TKKS)
Antin-2 (V1)
13.28
101.13
22.67
53.25
47.58
Beta-2 (V2)
32.43
53.75
59.73
86.17
58.02
Kidal (V3)
93.87
100.43
83.53
82.34
90.04
Rataan
46.52
85.10
55.31
73.92
65.21
Dari data pengamatan rataan bobot umbi (Tabel 6), dapat diketahui bahwa

pada perlakuan varietas kidal memiliki hasil tertinggi yaitu 90.04 g. Sedangkan
pemberian berbagai jenis sumber kalium hasil terbaik rataan bobot umbi terdapat
pada pemberian sumber kalium pupuk KCl yaitu 85.10 g.
Indeks panen
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 36 dan 37),
diketahui bahwa, perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap indeks
panen.Sedangkan pemberian berbagai jenis sumber kalium, serta interaksi
berbagai jenis sumber kalium dan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap
indeks panen.
Indeks panen ubi jalar pada perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis
sumber kalium dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.

Indeks panen ubi jalar dengan perlakuan varietas dan pemberian
berbagai jenis sumber kalium
Sumber Kalium
K0 (Tanpa
K2
K3
Varietas
Rataan
K1(Pupuk
pemupukan
(Biochar
(Kompos
KCl)
kalium)
sekam padi)
TKKS)
Antin-2 (V1)
0.02
0.14
0.02
0.06
0.06a
Beta-2 (V2)
0.05
0.09
0.11
0.12
0.09a
Kidal (V3)
0.12
0.19
0.15
0.16
0.16a
Rataan
0.06
0.14
0.09
0.11
0.10
Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf α=5%
Dari data pengamatan indeks panen (Tabel 7), dapat diketahui perlakuan
varietas (V3) menghasilkan indeks panen tertinggi (0.16) yang berbedatidak nyata
dengan perlakuan lainnya.
Diagram hubungan antaraindeks panen dengan perlakuan varietas dapat
dilihat pada Gambar 3.
0,18
0,16

Indeks Panen

0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
V1 (ANTIN-2)

V2 (BETA-2)

V3 (KIDAL)

Varietas

Gambar 3.

Diagram hubungan antara indeks panen dengan perlakuan varietas

Diagram hubungan pada Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan V3
(Kidal) menghasilkan indeks panen ubi jalar tertinggi yang berbeda tidak nyata
dengan perlakuan lainnya.

Pembahasan
Pertumbuhan dan produksi ubi jalar(Ipomoea batatasL.) pada perlakuan
varietas
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan varietas
berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman 4,-5 MST,
jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, dan indeks panen.
Pertambahan panjang tanaman pada 4-5 MST (Tabel 1) dengan perlakuan
Varietas Kidal menghasilkan rataan tertinggi yaitu 11.23 cm (4 MST) dan 43.50
cm (5 MST). Hal ini diduga karena varietas yang digunakan merupakan varietas
unggul yakni Varietas Kidal.Hal ini sesuai dengan pernyataan Saleh (2011) bahwa
varietas unggul baru merupakan komponen teknologi produksi yang sangat
strategis dalam upaya meningkatkan produksi ubi jalar karena berkaitan dengan
potensi hasil yang tinggi. Varietas unggul baru yang mempunyai karakter sesuai
dengan kebutuhan dan preferensi pengguna juga relatif mudah diterima petani,
kompatibel dengan komponen teknologi budidaya lain.
Perlakuan varietas menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap parameter
produksi jumlah umbi per sampel (Tabel 2); bobot umbi per sampel (Tabel 6);
dan indeks panen (Tabel 7). Hal ini diduga karena penggunaan Varietas Kidal
mampu meningkatkan produktivitas tanaman ubi jalar.Hal ini sesuai dengan
deskripsi varietas ubi jalar Balitkabi (2011) yakni keunggulan varietas kidal
berdaya hasil tinggi yaitu 25-30 ton/ha dan agak tahan hama boleng dan hama
penggulung daun serta tahan penyakit kudis dan bercak daun.Dengan
menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit adalah merupakan cara
paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya kekhawatiran
akan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya untuk terus

meningkatkan produksi pertanian, para pemulia tanaman senantiasa berusaha
menciptakan varietas unggul modern yang memiliki sifat-sifat yang dinginkan dan
cocok untuk kondisi lingkungan tertentu.
Suatu umbi dapat dikatakan berkualitas jika umbi hasil dari pertanaman
ubi jalar tersebut berukuran besar dan berbentuk bulat atau bulat lonjong dan tidak
terlalu banyak lekukan serta kondisi daripada umbi tersebut baik yakni tidak ada
luka pada kulit umbi. Dari hasil pengamatan visual, dapat dilihat bahwa beberapa
ubi jalar varietas Beta-2 dan Kidal memenuhi kriteria umbi yang berkualitas baik.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Juanda dan Cahyono (2000) bahwa bentuk dan
ukuran umbi merupakan salah satu kriteria untuk menentukan harga jual di
pasaran. Bentuk umbi yang rata (bulat dan bulat lonjong) dan tidak banyak
lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik.
Pertumbuhan dan produksi ubi jalar(Ipomoea batatasL.) pada perlakuan
pemberian berbagai jenis sumber kalium
Berdasarkan hasil pengamatan dari sidik ragam diketahui bahwa perlakuan
pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata terhadap parameter
pertambahan panjang tanaman 4-6 MST.
Pada parameter pertambahan panjang tanaman (Tabel 1), perlakuan
pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh nyata pada 4,5, dan 6 MST.
Pada pengamatan pertambahan panjang tanaman 6 MST, diperoleh rataan
tertinggi pada perlakuan kompos TKKS (K3) yakni 31.26 cm yang berbeda tidak
nyata dengan perlakuan pupuk KCl (K1) dan kontrol (K0). Namun berbeda nayata
dengan perlakuan biochar (K2) dengan rataan terendah yakni 11.31 cm. Hal ini
disebabkan kompos TKKS mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Eleni (2014) menyatakan bahwa keunggulan

kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman antara
lain K, P, Ca, Mg, C dan N. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat
yang menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur hara yang diperlukan
bagi pertumbuhan tanaman.
Pengaruh interaksi perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber
kalium
Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi
perlakuan varietas dan pemberian berbagai jenis sumber kalium berpengaruh
nyata pada parameter pertambahan panjang tanaman 4-8 MST.
Interaksi antara varietas den