Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Berbagai Jenis Sumber Kalium

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok
penduduk Indonesia, karena itu tanaman ubi jalar ikut memegang peranan penting
di dalam posisi lumbung pangan nasional.Tanaman tersebut juga memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama di kalangan masyarakat
pedesaan di Indonesia.Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi.Selain itu juga memiliki nilai jual yang cukup baik (Suparman, 2007).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi ubi jalar Indonesia
pada tahun 2012 adalah sebesar 2.483.460 ton dengan produktivitas 139.29 Ku/ha
dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu produksi sebesar 2.386.729 ton
dan produktivitas 147.47 Ku/ha. Produksi ubi jalar di provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2013 sebanyak 116.671ton juga mengalamipenurunandibandingkan
pada tahun 2012 yaitu 186.583 ton.
Untuk mengatasi masalah tersebut upaya yang masih mungkin dapat
dilakukan untuk meningkatan produksi ubi jalar adalah melalui intensifikasi yaitu
melalui penggunaan benih unggul, perbaikan pengelolaan usahatani ubi jalar
dengan penggunaan pupuk berimbang dosis, waktu dan cara yang tepat sesuai
dengan kondisi dan sifat kimia tanah setempat (Sasongko, 2009).
Varietas Unggul Baru merupakan komponen teknologi produksi yang
sangat strategis dalam upaya meningkatkan produksi ubijalar karena berkaitan

dengan potensi hasil yang tinggi. Varietas unggul baru yang mempunyai karakter
sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna juga relatif mudah diterima
petani, dan kompatibel dengan komponen teknologi budidaya lain. Hingga tahun

2009, Badan Litbang Pertanian telah melepas masing-masing 10 varietas unggul
ubikayu dan 19 ubijalar, masing-masing dengan sifat keunggulan (Saleh, 2011).
Ubi jalar varietas Antin-2 di lepas tahun 2013, umur panen 4-4,5 bulan,
hasil rata-rata 20,4 ton/ha. Keunggulan varietas Antin-2 adalah kadar antosianin
510.80 mg/100 gbahan, agak tahan hama boleng, dan penyakit kudis. Ubi jalar
varietas Beta-2dilepas tahun 2009.Umur panen tanaman 4-4,5 bulan, hasil
produksi 25-35 ton/ha. Adapun keunggulan dari ubi jalar varietas Beta-2 adalah
kadar betakaroten 4.629 mg/100 gbahan, agak tahan kudis dan boleng. Ubi jalar
varietas kidal tahun di lepas 2001 umur panen 4-4,5 bulan, hasil 25-30 ton/ha.
Adapun keunggulan ubi jalar varietas kidalyaitu agak tahan hama boleng dan
hama penggulung daun serta tahan penyakit kudis dan bercak daun (Balitkabi,
2011).
Salah satu pupuk anorganik yang dibutuhkan oleh tanaman ubi jalar yang
dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan terutama umbi adalah
Kalium.Kalium adalah salah satu unsur hara essensial yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah besar. Peran kalium dalam tanaman, yakni membantu

proses fotosintesis untuk membentuk senyawa organik baru yang akan
ditranslokasikan ke organ tempat penyimpanan dalam hal ini umbi dan sekaligus
memperbaiki kualitas umbi tanaman ubi jalar (Sianturi dan Ernita, 2014).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk
meningkatkan ketersediaan unsur hara/bahan organik tanah dengan pemberian
berbagai

sumber

kalium

pada

beberapa

varietas

ubi

jalar


mampumeningkatkan pertumbuhan dan produksi umbi pada ubi jalar.

sehingga

Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuanuntuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi
beberapa varietas Ubi Jalar (Ipomoea batatasL.) terhadap berbagai jenis sumber
kalium.
Hipotesa Penelitian
Aplikasi berbagai sumber kalium berpengaruh nyata meningkatkan
pertumbuhan dan produksi beberapa varietasUbi Jalar(Ipomoea batatasL.) dan
interaksi keduanya.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh data dalam penyusunan
skripsi dan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.