EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PENGETAHUAN FAKTUAL SISWA KELAS X MAN PANDAN.

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEADS TOGETHER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP
PENGETAHUAN FAKTUAL SISWA
KELAS X MAN PANDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :
FIRDAUS
NIM. 8136176013

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

ABSTRACT
FIRDAUS (NIM: 8136176013) Effects of Cooperative Learning Model

Numbered Heads Together Using Concept Map And Self Regulated
Learning Against Factual Knowledge Class X MAN Pandan. Thesis. Medan.
Physics Education Study Program Postgraduate School of State University of
Medan, 2017.
This study was aimed to prove: 1) the factual knowledge of students taught
by cooperative learning model of numbered heads together (NHT) using concept
maps better than that taught using direct instruction (DI) model; 2) the factual
knowledge of students who had a high self regulated learning was better than
students who had a low self regulated learning; 3) there was interaction between
cooperative learning model of NHT using concept maps and DI model to the self
regulated learning to improve students' factual knowledge. This research is a quasi
experimental. The population of this study are the students of MAN Pandan.
Sample selection is done by class random sampling. The research instrument used
consisted of: 1) test of the factual knowledge on the subject matter of heat and 2)
questionnaire of self regulated learning. Data was analyzed using ANAVA
analysis of two paths. The results showed that: 1) the factual knowledge of
students taught by cooperative learning model of NHT using concept maps better
than those taught using DI model in the subject matter of heat in class X MAN
Pandan; 2) factual knowledge of students who had a high self regulated learning
better than the students who had low self regulated learning in the subject matter

of heat in class X MAN Pandan; 3) there was interaction between cooperative
learning model of NHT using concept maps and DI model to the self regulated
learning to improve students' conceptual knowledge in the subject matter of heat
in class X MAN pandan.
Keywords

: Numbered Heads Together, Self Regulated Learning, Factual
Knowledge

iii

ABSTRAK
FIRDAUS (NIM: 8136176013) Efe Model Pembela aran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together Mengguna an Peta Konsep Dan Kemandirian
Bela ar Siswa Terhadap Pengetahuan Fa tual Siswa Kelas X MAN Pandan.
Tesis. Medan. Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan: 1) pengetahuan faktual siswa
yang dibelajrkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) menggunakan peta konsep lebih baik dari pada yang

dibelajarkan menggunakan model Direct Instruction (DI); 2) pengetahuan faktual
siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik dari pada yang
memiliki kemandirian belajar rendah; 3) adanya interaksi antara model
pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan peta konsep dan model DI
dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan faktual
siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian
ini adalah siswa MAN Pandan. Pemilihan sampel dilakukan secara class random
sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari: 1) tes pengetahuan
faktual pada materi pokok kalor dan 2) angket kemandirian belajar. Data dalam
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis ANAVA dua jalur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengetahuan faktual siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan peta
konsep lebih baik dari pada yang dibelajarkan menggunakan model DI pada
materi pokok kalor di kelas X MAN Pandan; 2) Pengetahuan faktual siswa yang
memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik dari pada yang memiliki
kemandirian belajar rendah pada materi pokok kalor di kelas X MAN Pandan; 3)
Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan peta
konsep dan model DI dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan
pengetahuan faktual siswa pada materi pokok kalor di kelas X MAN Pandan.
Kata Kunci

.

: Numbered Heads Together, Kemadirian, Pengetahuan Faktual

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Efek Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Menggunakan Peta Konsep Dan
Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Pengetahuan Faktual Siswa Kelas X
MAN Pandan” ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan
moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh Karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Prof.

Dr. Sahyar, M.S., M.M dan Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S sebagai
Pembimbing I dan II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini. Selanjutnya ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si., Dr.
Derlina, M.Si., dan Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku narasumber dan tim penguji
yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan
penulisan tesis ini. Selanjutnya ucapan terimakasih juga penulis sampaikan
kepada Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan atas dukungan dan motivasi yang
diberikan pada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala MAN Pandan,
seluruh guru-guru, kepala tata usaha beserta staf, atas bantuan dan kerjasamanya
sehingga terlaksananya penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada seluruh teman-teman seperjuangan penulis terutama kepada Dedi Prayana

v

dan Ricky Proyogi serta berbagai pihak atas segala dorongan dan bantuannya
sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Selain itu, Penulis dengan penuh hormat dan sujud menyampaikan

terimakasih tak terhingga kepada Ayahanda Ramli dan Ibunda Wanismal yang
telah memberi dukungan baik moril maupun materil kepada penulis selama
perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini, kepada seluruh keluarga tercinta yang
menjadi bagian dalam terselesaikannya tesis ini. Tak lupa istri dan putra tercinta
Elmariyanti dan Firnanda El Zikri yang terus mendampingi dan memberikan
semangat dan dukungan sepenuhnya kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa selaku manusia biasa tak luput dari
kesalahan dan kekhilafan, sehingga di dalam penulisan tesis ini sudah tentu
terdapat kekurangan disana-sini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran membangun dari para pembaca, semoga tesis ini bermanfaat bagi
kita semua.

Medan,
Penulis

Firdaus

vi

Januari


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
ABSTRACT ..............................................................................................
ABSTRAK ................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x

xi

BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ...............................................................
1.3 Batasan Masalah ....................................................................
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................
1.7 Definisi Operasional ..............................................................

1
7
8
8
9
9
10

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis ...................................................................
2.1.1 Pengetahuan Faktual .....................................................
2.1.2 Hakikat Peta Konsep ....................................................
2.1.3 Kemandirian Belajar .....................................................
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif ....................................
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT .................
2.1.6 Perbedaan Antara Model Pembelajaran Koopertif Tipe
Tipe NHT dengan Model Pembelajaran Langsung ......
2.1.7 Teori Belajar Yang Mendukung ...................................
2.1.8 Model Direct Instruction ..............................................
2.2 Penelitian Yang Relevan ........................................................
2.3 Kerangka Konseptual .............................................................
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................

36
37
41
43
46
51


BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................
3.3 Variabel Penelitian .................................................................
3.4 Jenis dan Desain Penelitian ....................................................
3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................
3.6 Alat Pengumpul Data .............................................................
3.7 Teknik Analisis Data ..............................................................

53
53
54
54
57
61
70

vii


12
12
16
20
26
32

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 76
4.2 Pembahasan .......................................................................... 97
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 105
5.2 Saran .................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 107

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20

Langkah-Langkah Membuat Peta Konsep .............................
Konversi Skor Peningkatan Individu ....................................
Tingkat Penghargaan Kelompok ...........................................
Perbedaan Model NHT dengan Model Langsung ................
Sintaks Model Pembelajaran Langsung ................................
Penelitian Yang Relevan .......................................................
Tabel Weiner .........................................................................
Uji Validitas Tes ...................................................................
Uji Reliabilitas Tes ...............................................................
Analisis Tingkat Kesukaran Tes ...........................................
Analisis Daya Pembeda Soal ................................................
Uji Validitas Angket .............................................................
Uji Reliabilitas Angket .........................................................
Tafsiran Efektifitas N Gain ...................................................
Data Angket Kemandirian Belajar .........................................
Data KB Tinggi dan Rendah Kelas DI dan NHT .................
Data PF Awal di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......
Uji Normalitas Pretes Kelas DI .............................................
Uji Normalitas Pretes Kelas NHT ........................................
Uji Homogenitas Pretes ........................................................
Data PF Awal di Kelas NHT dan DI ...................................
Nilai Rata-Rata PF Kelas DI dan NHT .................................
Nilai Rata-Rata PF pada KB Tinggi ......................................
Nilai Rata-Rata PF pada KB Rendah ....................................
Nilai Rata-Rata PF pada KB Tinggi dan KB Rendah ...........
Nilai Rata-Rata Pengetahuan Faktual ...................................
Uji Normalitas Postes di Kelas DI .........................................
Uji Normalitas Postes Kelas NHT ........................................
Uji Homogenitas Postes .........................................................
Jumlah Siswa degan KB Tinggi dan Rendah ........................
Deskripsi Statistik ANAVA ..................................................
Rangkuman Data Hasil Penelitian ........................................
Output Perhitungan ANAVA 2 Jalur ....................................
Output Interaksi ANAVA 2 Jalur .........................................

vii

19
35
35
36
42
43
55
63
65
66
68
69
69
71
77
77
78
79
79
79
81
81
82
84
86
87
90
90
91
91
92
93
94
94

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Hipotesis Penelitian ..................................................
Gambar 3.2 Bagan Hubungan Model Pembelajaran dan Kemandirian
Terhadap Pengetahuan Faktual .............................................
Gambar 4.1 PF Siswa Kelas DI dan NHT ................................................
Gambar 4.2 PF pada KB Tinggi di Kelas DI dan NHT ............................
Gambar 4.3 PF pada KB Rendah di Kelas DI dan NHT ..........................
Gambar 4.4 PF pada KB Rendah dan KB Tinggi .....................................
Gambar 4.4 PF pada KB Tinggi dan Rendah di Kelas DI dan NHT .........
Gambar 4.6 Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kemandirian
Belajar ..................................................................................

vii

56
60
82
83
85
87
88
103

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I .................................... 109
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa I ........................................................... 118
Lampiran 3 Bahan Ajar I ........................................................... ............... 120
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II .................................. 122
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II .......................................................... 130
Lampiran 6 Bahan Ajar II ......................................................... ............... 132
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ................................ 134
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa III ......................................................... 143
Lampiran 9 Bahan Ajar III ........................................................ ............... 147
Lampiran 10 Peta Konsep I ........................................................................ 149
Lampiran 11 Peta Konsep II ....................................................................... 150
Lampiran 12 Peta Konsep III ..................................................................... 151
Lampiran 13 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar ....................................... 152
Lampiran 14 Instrumen Penelitian ............................................................. 160
Lampiran 15 Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar ................................. 164
Lampiran 16 Angket Kemandirian Belajar ................................................ 165
Lampiran 17 Tabel Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya
Beda Instrumen Tes Pengetahuan Faktual ............................ 167
Lampiran 18 Tabel Validitas dan Reliabilitas Angket ............................... 169
Lampiran 19 Data Pretes Siswa Kelas Kontrol .......................................... 171
Lampiran 20 Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen ................................... 172
Lampiran 21 Data Postes Siswa Kelas Kontrol .......................................... 173
Lampiran 22 Data Postes Siswa Kelas Eksperimen ................................... 175
Lampiran 23 Data Angket Kemandirian Belajar ......................................... 177
Lampiran 24 Rekapitulasi Angket KB Tinggi dan Rendah Kelas
Eksperimen ............................................................................ 181
Lampiran 25 Rekapitulasi Angket KB Tinggi dan Rendah Kelas
Kontrol .................................................................................. 182
Lampiran 26 Rekapitulasi Postes dengan KB Tinggi di Kelas DI dan
NHT ...................................................................................... 183
Lampiran 27 Rekapitulasi Postes dengan KB Rendah di Kelas DI dan
NHT ...................................................................................... 184
Lampiran 28 Uji Normalitas ....................................................................... 185
Lampiran 29 Uji Homogenitas dan Uji t ................................................... 186
Lampiran 30 Uji Hipotesis ......................................................................... 187
Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 189

vii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada Siswa

Kelas X MAN Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah ada beberapa permasalahanpermasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran fisika. Sekitar 80% dari 40
siswa menjawab bahwa di dalam mengikuti pelajaran fisika di kelas terasa sulit
dan membosankan. Terlalu banyak rumus sehingga menyulitkan siswa untuk
mengingat rumus-rumus tersebut. Metode pengajaran yang monoton juga menjadi
alasan mengapa pelajaran fisika menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa.
Apalagi ketika diberikan soal kebanyakan siswa tidak mengerti membaca soal dan
menentukan rumus apa yang dipakai. Sehingga pada akhirnya timbul anggapan
pada diri siswa bahwa mata pelajaran fisika hanya cocok dipelajari oleh orangorang yang ingin menjadi ilmuwan atau lebih jelasnya sebagai ahli fisika.
Fakta inilah yang menggambarkan bahwa model pembelajaran yang
digunakan di kelas belum tepat, model pembelajaran yang diterapkan didalamnya
kurang bervariatif, terlebih pada pokok bahasan yang menyangkut mengenai
kalor. Selain itu dari hasil wawancara dengan guru fisika kelas X yang
mengatakan bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, keaktifan
siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan oleh guru cukup baik,
walaupun masih bermodal melihat catatan dan hanya sebagian siswa saja yang
aktif, Lain halnya ketika guru bertanya kepada siswa apakah materi yang

2

disampaikan guru tersebut bisa dimengerti, siswa hanya diam saja dengan kata
lain tidak ada siswa yang memberikan jawaban yang pasti. Selain itu ketika guru
memberikan eksperimen, siswa juga kurang terlihat aktif dalam pelaksanaannya.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa hanya menerima pengetahuan dari guru saja
tanpa berinisiatif menemukannya sendiri. Dalam kenyataannya siswa kurang
mampu untuk mengaitkan informasi yang telah didapatkan dari guru dengan
informasi yang akan dipelajari. Sejauh ini belum banyak media penunjang yang
digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya, dari hasil tes yang dilaksanakan oleh
guru bidang studi fisika, diketahui bahwa hasil belajar siswa tentang materi kalor
belum mencapai target yang diharapkan. Pada saat observasi yang dilakukan,
peneliti melihat daftar nilai ulangan harian materi pokok kalor pada siswa kelas X
tahun pelajaran 2014/201 . Hasil observasi menemukan sekitar 0% dari 40 siswa
bernilai dibawah 0, ini berarti rata-rata nilai tersebut belum memenuhi KKM
yakni 0. Namun ada beberapa siswa yang memperoleh nilai yang cukup baik.
Dari sinilah terlihat jelas bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih rendah pada
mata pelajaran fisika meskipun beberapa siswa memperoleh nilai yang baik.
Setelah dilakukan penyelidikan terhadap rendahnya rata-rata hasil belajar
siswa, yaitu melalui latihan mengerjakan soal pada materi kalor di kelas ternyata
mereka tidak mampu memecahkan permasalahan fisika karena rendahnya
pengetahuan faktual tentang detail besaran-besaran fisika secara spesifik bahkan
tidak sedikit siswa tidak mampu menjelaskan tentang makna suatu besaran.
Pengetahuan faktual adalah pengetahuan tentang elemen-elemen dasar yang harus

3

diketahui siswa, yang dipelajari dengan sebuah disiplin atau menyelesaikan
masalah yang ada di dalamnya Arends, 2008 118 .
Perolehan nilai rata-rata di atas menunjukan bahwa hasil belajar Fisika
yang diperoleh siswa masih jauh dari yang diharapkan untuk mata pelajaran Fisika
bhkan untuk pengetahuan faktual sekalipun. Ketidaktuntasan hasil belajar Fisika
yang diperoleh siswa disebabkan adanya beberapa faktor, diantaranya guru yang
kurang memvariasikan metode mengajar atau penggunaan model pembelajaran
yang komunikatif. Hal ini jelas terlihat bahwa proses belajar yang dilaksanakan
guru belum maksimal sebagaimana sesuai dengan teori yang ada. nteraksi antar
siswa tidak berlangsung dengan baik padahal beberapa siswa yang memiliki
kemampuan lebih sebenarnya dapat membantu siswa yang kemampuannya
kurang. Tidak adanya interaksi antar siswa ini menyebabkan kegiatan
pembelajaran terkesan pasif dan hanya menyelesaikan kewajiban mengajar dan
hal ini diduga sebagai penyebab ketidakmampuan siswa untuk masalah-masalah
Fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil-hasil penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Slavin

dalam Arends, 2008

dinyatakan bahwa

penggunaan coopetarive learning memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi
secara signifikan dibandingkan dengan kelas tradisonal. Arends 2008 12 secara
lebih tegas menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif selain membantu
meningkatkan perilaku kooperatif pada saat yang sama juga membantu siswa
dalam pembelajaran akademisnya. Lebih lanjut, Arends 2008 18 menyatakan

4

bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together sebagai bagian
dari pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif memberikan hasil
belajar secara spesifik yakni pengetahuan faktual.
Hasil penelitian Kurniawan 2010 menunjukkan bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa mengalami peningkatan signifikan setelah diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Selanjutnya hasil penelitian Mahmudah
2011

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil-hasil
penelitian ini memberikan suatu rujukan bahawa pembelajaran kooperatif dapat
diterapkan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran fisika di kelas X MAN
Pandan. Hal ini dikarenakan adanya haterogenitas kemampuan siswa, siswa yang
memiliki kemampuan lebih dapat membantu siswa dengan kemampuan kurang.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah
kooperatif tipe numbered heads together NHT yaitu model pembelajaran yang
menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dengan
melibatkan para siswa dalam melihat kembali bahan yang tercakup dalam suatu
pembelajaran dan memeriksa pemahaman siswa mengenai isi pelajaran tersebut
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dalam kesempatan tersebut siswa
dengan tugas yang sama bisa saling membantu dan mencocokkan hasil kerjasama
siswa dengan tetap menerapkan kemandirian belajar. Dengan teknik ini siswa
dapat belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dan saling terkait dengan

5

rekan-rekan kelompoknya karena mengingat bahwa kemandirian tidak berarti
harus terlepas sama sekali dengan pihak lain.
Untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran mengembangkan hasil
belajarnya maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together dapat dibantu dengan peta konsep. Peta konsep berfungsi menyediakan
bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum
informasi tersebut dipelajari. Para guru yang telah menggunakan peta konsep
menemukan bahwa peta konsep memberi mereka basis logis untuk memutuskan
ide-ide utama apa yang akan dimasukkan atau dihapus dari rencana-rencana dan
pengajaran sains mereka. Peta konsep membantu guru memahami macam-macam
konsep yang ditanamkan di topik lebih besar yang diajarkan. Pemahaman ini akan
memperbaiki perencanaan dan instruksi guru. Pemetaan yang jelas dapat
membantu menghindari miskonsepsi yang dibentuk siswa.
Keunggulan model pembelajaran kooperatif

bukan berarti

tanpa

kekurangan. Beberapa penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif belum tentu memberikan keuntungan akademis pada siswa-siswa yang
memilki kemampuan lebih. Lebih tepatnya pembelajaran kooperatif hanya
mengeksploitasi siswa dengan kemampuan lebih dan hanya menguntungkan siswa
berkemampuan rendah. Seperti yang diungkapkan Arends

2008

yang

menyatakan barangkali siswa-siswa gifted secara intelektual belum tentu
mendapat manfaat dari kelompok heterogen dan menerapkan pembelajaran
kooperatif pada siswa-siswa berbakat dapat dianggap sebuah eksploitasi.

Merujuk pada pernyataan ini maka dalam penelitian ini perlu diupayakan
adanya kemandirian dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif.
ika

kemandirian

belajar

siswa

terbentuk

maka

siswa

akan

lebih

bertanggungjawab pada tugas belajarnya dan tidak begitu saja mendompleng hasil
kerja siswa-siswa yang berbakat dalam kelompoknya.
Menurut Sumarmo
kemandirian,

siswa

200

cenderung

5

dengan pembelajaran yang didukung

belajar

lebih

baik,

mampu

memantau,

mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara
efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir
dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional.
Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu menganalisis permasalahan
yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun bekerja sama dengan
kelompok dan berani mengemukakan gagasan.
Menurut hasil penelitian Lago dan Nawang 200

dapat disimpulkan

bahwa pada model pembelajaran kooperatif yang menggunakan numbered heads
together prestasi siswa meningkat secara signifikan, kemandirian siswa dalam
pembelajaran dan sikap terhadap perbandingan untuk metode ceramah diskusi.
Cooperative learning method using the numbered-heads-together model
significantly increased the achievement of the students in chemistry, the students’
self-efficacy in learning, and attitude towards chemistry in comparison to lecturediscussion method (Lago and Nawang,2007:9).
Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe numbered
heads together dan kemandirian belajar ini

pernah diteliti oleh Kurniawati

2010 , dimana dapat disimpulkan bahwa dengan model cooperative learning tipe
numbered heads together kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan
dengan pembelajaran dari 3,5 % di siklus

menjadi 81,34% di siklus

dan

pada lembar angket, rata-rata kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan
dari

,82% di siklus menjadi 3,11% di siklus .
Merujuk pada pentingnya kemandirian belajar dan kelebihan-kelebihan

dari model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together menggunakan
peta konsep maka peneliti merasa perlu untuk melaksanakan penelitian dengan
judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Menggunakan Peta Konsep Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap
Pengetahuan Faktual Siswa Kelas X MAN Pandan”.

1.2.

Ident f kas Masala
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang

dikemukakan adalah
1. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran fisika
kurang bervariasi.
2. Perlu adanya kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif
sehingga setiap siswa bertanggungjawab pada tugas belajar kelompoknya.
3. Penggunaan media pembelajaran yang masih minim.
4. Hasil belajar siswa berupa pengetahuan faktual masih rendah terutama
pada materi pokok kalor.

8

1.2.

Pembatasan Masala
Sebagaimana yang dikemukakan di dalam identifikasi masalah, maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu
1. Hasil belajar berupa pengetahuan faktual siswa masih rendah belum
mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
2. Pembelajaran kooperatif perlu didukung oleh kemandirian belajar siswa
secara individu sehingga siswa bertanggungjawab pada tugas belajar
kelompoknya dan tidak menggantungkan tugas pada siswa yang lebih
berbakat.

1. .

Rumusan Masala
Sesuai dengan pembatasan di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian di kelas X MAN Pandan pada materi pokok kalor adalah
1. Apakah pengetahuan faktual siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together menggunakan peta
konsep lebih baik dari pada yang dibelajrkan menggunakan model direct
instruction?
2. Apakah pengetahuan faktual siswa yang memiliki kemandirian belajar
tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemandirian belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe numbered
heads together menggunakan peta konsep dan model direct instruction
dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan
faktual siswa?

1. .

Tujuan Penel t an
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah
1. Untuk membuktikan pengetahuan faktual siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together menggunakan peta konsep lebih baik dari pada yang dibelajarkan
menggunakan model direct instruction.
2. Untuk

membuktikan

pengetahuan

faktual

siswa

yang

memiliki

kemandirian belajar tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemandirian
belajar rendah.
3. Untuk membuktikan adanya interaksi antara model pembelajaran
kooperatif tipe numbered heads together menggunakan peta konsep dan
model direct instruction dengan kemandirian belajar siswa dalam
meningkatkan pengetahuan faktual siswa.

1. .

Manfaat Penel t an

1. .1. Manfaat Te r t s
1.

Bagi peneliti bidang pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat menjadi
pioner untuk mencari ide-ide lain dalam menggabungkan model
pembelajaran dengan media yang kreatif dan efektif sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar.

10

2.

Bagi peneliti bidang psikologi pendidikan, penelitian ini dapat menjadi
inspirasi untuk lebih mengembangkan cara meningkatkan hasil belajar
siswa.

1. .2. Manfaat Prakt s
1.

Memperbaiki proses belajar di dalam kelas agar memperhatikan pemilihan
model pembelajaran yang tepat.

2.

Bagi guru, penelitian bermanfaat sebagai referensi dalam mengembangkan
hasil belajar siswa.

3.

Bagi siswa, hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi bagaimana
meningkatkan hasil belajar yang akan menuntunnya menjadi pebelajar
yang dapat memecahkan masalah.

1. .

Def n s O eras nal
Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi maka akan dijelaskan beberapa

istilah yang menjadi variabel penelitian ini, defenisi operasional variabel
penelitian yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut
1. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together NHT yaitu
proses belajar mengajar dimana siswa dikelompokkan dengan diberi nomor
dan setiap nomor mendapat tugas berbeda dan nantinya dapat bergabung
dengan kelompok lain yang bernomor sama untuk bekerjasama.
2. Model direct instruction adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep atau perubahan perilaku dengan mengutamakan
pendekatan deduktif dan guru berperan sebagai penyampai informasi dengan

11

ciri-ciri sebagai berikut

1 transformasi dan keterampilan secara langsung

2 pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
yang telah terstuktur

3 materi pembelajaran

4 lingkungan belajar yang telah terstruktur dan 5

distruktur oleh guru.
3. Kemandirian belajar adalah sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki
siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan
bantuan orang lain yang terdiri dari 1 ketidaktergantungan pada orang lain
2 memiliki kepercayaan diri 3 berperilaku disiplin 4 memiliki rasa
tanggung jawab 5 berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri dan

melakukan

kontrol diri.
4. Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus diketahui
siswa, yang dipelajari dengan sebuah disiplin atau dengan menyelesaikan
masalah yang ada di dalamnya. Elemen-elemen yang dimaksud adalah yang
para ahli gunakan dalam menyampaikan disiplin ilmu akademis mereka,
memahaminya, dana mengaturnya secara sistematis.

105

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian di kelas X MAN Pandan pada materi
pokok kalor seperti dibawah ini :
1. Pengetahuan faktual siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe numbered heads together menggunakan peta konsep lebih
baik dari pada yang diajar menggunakan model direct instruction.
2. Pengetahuan faktual siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih
baik dari pada yang memiliki kemandirian belajar rendah.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together menggunakan peta konsep dan model direct instruction dengan
kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan faktual
siswa.

5.2.

Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran,yaitu :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif
bagi guru dan sekolah untuk meningkatkan pengetahuan faktual siswa.

106

2. Agar pembelajaran dengan model koooperatif tipe numbered heads
together lebih efektif diterapkan pada pembelajaran fisika, sebaiknya guru
harus membuat perencanaan mengajar yang baik dengan daya dukung
sistem pembelajaran yang baik
3. Diharapkan

guru

perlu

, PP, dan media yang diperlukan .

menambah

wawasan

tentang

teori-teori

pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat
melaksanakannya dalam proses pembelajaran fisika sehingga model
pembelajaran dapat divariasikan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan
faktual siswa.
4. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together
memerlukan waktu yang cukup banyak khususnya ketika siswa berdiskusi
dan mempresentasikan hasil diskusi sehingga penggunaan alokasi waktu
dan pengelolaan kelas yang baik harus benar-benar diperhatikan agar
dalam pelaksanaannya lebih maksimal.
5. Peneliti mengukur kemandirian belajar siswa hanya pada saat sebelum
pembelajaran. Guru dapat juga menggunakan alternatif mengukur
kemandirian belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

0 13 47

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KUALUH HILIR.

0 3 33

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI PHET DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 27

ANALISIS KEMAMPUAN PRASYARAT MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT).

0 1 29

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas

0 8 223