PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPENUMBERED HEADS TOGETHERTERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Semester GenapTahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

RESTI RAHMA SARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap pemhaman konsep matematis siswa. Desain yang digunakan adalah pretest posttest control group design, dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 200 siswa yang terdistribusi dalam delapan kelas. Sampel penelitian adalah kelas VIII G dan VIII H yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh melalui tes pemahaman konsep matematis. Berdasarkan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Resti Rahma Sari lahir di Bandarlampung pada tanggal 19 Maret 1993. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Nang Cek dan Ibu Haryati.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Talang pada tahun 2004, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Bandarlampung pada tahun 2007, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 4 Bandarlampung pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2010 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan mengambil program studi Pendidikan Matematika.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) pada tahun 2013 di desa Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah dan menjalani Program Pengalaman Lapang (PPL) di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah, Pesisir Barat.


(7)

Moto

Mungkin Allah tidak selalu memberikan apa

yang kita harapkan,

tetapi Allah pasti selalu memberikan apa

yang kita butuhkan.


(8)

Persembahan

Bismillahirahmanirohim....

Segala Puji dan syukur bagi Allah SWT , Dzat yang Maha Sempurna. Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Baginda

Rasulullah Muhammad SAW

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang, kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada:

Ayahku tercinta (Nang Cek) dan Ibuku tercinta (Haryati), yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, semangat, doa, serta pengorbanan

untuk kebahagiaan dan kesuksesan putrimu ini. Semoga karya kecil ini bisa menjadi salah satu dari sekian banyak alasan untuk membuat Ayah dan Ibu

tersenyum. Adik-adikku

(Ressa Dwi Kurnia dan Audhia Safitri)

serta seluruh keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doanya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku saat bahagia maupun sedihku, dari kalian aku belajar memahami arti kebersamaan.


(9)

ii

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung T.P. 2013/2014) merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

iii

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA, Dosen Pembimbing Akademik dan sebagai pembahas yang telah memberikan masukkan, saran-saran, dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini 5. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 7. Ayah (Nang Cek) dan Ibu (Haryati) tercinta, atas perhatian dan kasih sayang

yang telah diberikan selama ini yang tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik.

8. Adikku (Ressa Dwi Kurnia dan Audhia Safitri), serta keluarga besarku yang telah memberikan doa, semangat, dan motivasi kepadaku.

9. Ibu Dra. Hj. Haria Etty SM., selaku Kepala SMP Negeri 3 Bandarlampung beserta Wakil, staff, dan karyawan yang telah memberikan kemudahan selama penelitian.

10. Ibu Mutia Rini, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam penelitian.


(11)

iv

11. Siswa/siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

12. Sahabat yang sangat kusayangi, Ira Selfiana, Wahyu Sukesi, Noviana Laksmi, Woro Ningtyas, Liza Istianah, Mella Triana, yang selama ini memberiku semangat dan doa serta selalu menemani saat suka dan duka. Semoga persahabatan dan kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang indah sampai kapanpun.

13. Sahabat-sahabatku tercinta, Supriyati Fentika, Siti Kulsum, Linda Triana, Cecilia D.G., yang telah memberikan semangat dan doa kepadaku.

14. Teman-teman skripsiku tersayang: Anniya Mutiara T., Elfira Puspita W., Engla Oktavia Aidi, Rika Ridayanti, Rianita Afrilia, Anggi Oktaviarini, Khairuntika, yang selalu saling memberikan semangat setiap harinya.

15. Teman-temanku tersayang, seluruh angkatan 2010 Kelas B Pendidikan Matematika: Sovian, Heru, Imam, Nando, Cahya, Syafril, Iisy, Gesca, Clara, Zuma, Agustin, Selvi, Perdan, Nurul, Febby, Ayu, Silo, Desi, Ardiyanti, atas kebersamaannya selama ini dan semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang terindah.

16. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Kelas B, kakak-kakakku angkatan 2009, 2008, dan 2007 serta adik-adikku angkatan 2011, 2012, dan 2013 terima kasih atas kebersamaannya.

17. Teman-teman KKN di Desa Pasar Krui dan PPL di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah, (Ervin, Reza, Habib, Soraya, Wiwit, Nisa, Shinta, Indah, Selli) atas kebersamaan yang penuh makna dan kenangan.


(12)

v

18. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandarlampung, September 2014

Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7

1. Pemahaman Konsep Matematis... 7

2. Pembelajaran Kooperatif ... 8

3. Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together... 10

4. Pembelajaran Konvensional ... 11

B. Kerangka Pikir ... 12

C. Anggapan Dasar... 14


(14)

vii III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ... 16

B. Jenis Penelitian ... 17

C. Desain Penelitian ... 17

D. Langkah-Langkah Penelitian ... 18

E. Teknik Pengumpulan Data... 19

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 22

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 29

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 33

B. Saran ... 33 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 9

3.1 Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil TP. 2013/2014 ... 16

3.2 Desain Pretest-Posttest ... 17

3.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep ... 20

3.4 Uji Normalitas DataGainPemahaman Konsep Matematis Siswa ... 24

3.5 Rekapitulasi Uji Homogenitas DataGain ... 25

4.1 Rekapitulasi dataPretest ... 27

4.2 Rekapitulasi dataPosttest ... 27

4.3 RekapitulasiGainNilai Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... 28


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran

A.1 Silabus ... 37

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 40

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 83

A.3 Lembar Kerja Kelompok ... 119

B. Perangkat Tes B.1 Kisi-Kisi SoalPretest-Posttest ... 150

B.2 SoalPretest-Posttest ... 152

B.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep ... 153

B.4 Pedoman Jawab Soal-SoalPretestdanPosttest ... 154

B.5 Form PenilaianPretestdan Posttest ... 156

C. Analisis Data C.1 Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematis ... 158

C.2 Data nilaiPretest, Posttest,danGainKelas Eksperimen ... 160

C.3 Data nilaiPretest, Posttest,danGainKelas Kontrol ... 161

C.4 Uji Normalitas DataGainKelas Eksperimen ... 162

C.5 Uji Normalitas DataGainKelas Kontrol ... 165

C.6 Uji Homogenitas DataGainKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 168

C.7 Uji Hipotesis Penelitian DataGain ... 169

C.8 Analisis Indikator Pemahaman Konsep SkorPretestKelas Eksperimen ... 171


(18)

xi

C.9 Analisis Indikator Pemahaman Konsep SkorPretestKelas

Kontrol ... 173 C.10 Analisis Indikator Pemahaman Konsep SkorPosttestKelas

Eksperimen ... 175 C.11 Analisis Indikator Pemahaman Konsep SkorPosttestKelas

Kontrol ... 177


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah. Objek kajian matematika bersifat abstrak sehingga dengan belajar matematika daya nalar menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, guru matematika harus mampu mem-berikan penjelasan dengan baik agar konsep-konsep matematika yang abstrak tersebut dapat dipahami oleh siswa.

Dalam pembelajaran matematika pemahaman konsep merupakan faktor yang sangat penting. Hal tersebut tercantum dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Berdasarkan tujuan pembelajaran mate-matika tersebut jelas bahwa siswa dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep matematika.

Pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika karena pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Namun, pada kenyataannya


(20)

2 pemahaman konsep matematis siswa masih rendah. Hal tersebut terjadi karena dalam kegiatan pembelajaran matematika saat ini masih berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan mekanistik. Siswa terbiasa dilatih untuk menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang mendalam.

Berdasarkan hasil tes pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 3 Bandar-lampung diperoleh bahwa pemahaman konsep matematis siswa pada sekolah tersebut masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil tes pemahaman konsep matematis siswa dengan contoh soal sebagai berikut: “Pak Reno akan membuat akuarium berbentuk balok tanpa tutup dari kaca dengan ukuran panjang 1,2 m, lebar 0,5 m, dan tinggi 0,8 m. Berapakah (luas) kaca yang dibutuhkan Pak Reno untuk membuat akuarium tersebut?”

Gambar 1.1 Contoh Penyelesaian yang Diberikan Siswa

Berdasarkan contoh soal di atas, tampak jelas bahwa tidak semua pertanyaan pemahaman konsep dapat dijawab secara baik oleh siswa. Dari data yang


(21)

3 diperoleh, hanya 20% dari 24 siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar. Pemahaman konsep matematis siswa yang rendah dapat disebabkan oleh kegiatan pembelajaran yang diterapkan di kelas. Pada umumnya, pembelajaran mate-matika dilakukan dengan metode ceramah dan pemberian tugas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ahli matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika guru masih menggunakan metode ceramah dan latihan. Pembelajaran seperti ini menjadikan siswa kurang aktif, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang dipelajari.

Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan dapat memahami konsep matematis yakni dengan menggu-nakan model pembelajaran yang cocok dengan kondisi tersebut. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kerja kelompok sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensinya dengan saling bekerja sama dengan siswa lainnya dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan memahami konsep-konsep matematis.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads Together (NHT). Menurut Huda (2011: 138), model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khas penomaran. Pada model ini guru hanya memanggil nomor siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa memberitahukan terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya


(22)

4 tersebut. Hal ini membuat siswa termotivasi untuk selalu siap dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan sehingga mereka akan berusaha untuk menguasai konsep materi yang dipelajari. Selain itu, melalui model pembelajaran ini siswa dapat saling bertukar pikiran dengan kelompoknya sehingga dapat membangun dan meningkatkan pemahaman konsep matematisnya.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:“Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa?”

Rumusan masalah di atas, secara operasional dapat dinyatakan dengan pertanyaan penelitian: “Apakah pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran NHT lebih tinggi dari pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung.


(23)

5 D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta pengaruhnya terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, memberikan pengalaman baru dalam belajar matematika, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.

b. Bagi guru, memberikan masukan tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

c. Bagi para peneliti, menjadi sarana mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan matematika dan sebagai acuan atau refrensi untuk penelitian yang sejenis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki tahapan: penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir bersama, dan pemberian jawaban. Pada model ini setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda untuk mewakili persentasi. Pemanggilan


(24)

6 nomor dilakukan secara acak tanpa diberitahukan terlebih dahulu agar siswa selalu siap selama proses pembelajaran.

2. Konsep matematika adalah ide abstrak untuk mengelompokkan objek-objek matematika ke dalam bentuk contoh dan non contoh. Konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk mempelajari konsep selanjutnya.

3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, yaitu memberi materi melalui ceramah, contoh soal, latihan soal, serta pemberian tugas.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran, aliran; haluan; pandangan, mengerti benar (akan); tahu benar (akan), pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal). Menurut Sardiman (2008: 42), pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami atau memperoleh makna dari suatu informasi melalui pemikiran.

Bruner dalam Suherman, dkk (2003: 43) menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses dalam pembelajaran diarahkan ke dalam konsep-konsep dan struktur-struktur yang terkait dan termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan. Menurut Gagne dalam Suherman, dkk (2003: 33), konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam bentuk contoh dan non contoh. Sedangkan menurut Wardhani (2008: 9), konsep adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu objek. Suatu konsep biasa dibatasi dalam suatu ungkapan yang disebut definisi. Berdasarkan uraian di atas


(26)

8 konsep dapat dinyatakan sebagai ide abstrak untuk mengelompokkan objek-objek ke dalam bentuk contoh dan non contoh.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis adalah kemampuan untuk dapat memahami atau memperoleh makna suatu konsep matematis yang relevan dengan ide-ide matematika dan sesuai dengan indikator-indikator pemahaman konsep. Proses individu menguasai suatu materi didapat dengan cara menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran. Konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk mempelajari konsep selanjutnya

Menurut peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 dalam Wardhani (2008: 10-11) tentang penilaian perkembangan anak didik SMP dicantumkan bahwa indikator pemahaman konsep matematis tersebut adalah:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep ;

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya ;

c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep;

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis ; e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep ; f. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu ; dan g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

2. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suherman, dkk (2003: 260), pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini sejalan dengan


(27)

9 pendapat Sanjaya (2008: 194) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem kelompok kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama.

Rusman (2010) mengemukakan bahwa unsur-unsur dalam pembelajaran koope-ratif adalah: (1) memiliki persepsi sehidup sepenanggungan, (2) bertanggung jawab atas kelompok, (3) memiliki tujuan yang sama, (4) berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama, (5) evaluasi atau hadiah untuk semua anggota kelompok, (6) berbagi kepemimpinan dan belajar bersama dalam proses bela-jarnya, (7) mempertanggungjawabkan materi yang ditangani.

Menurut Ibrahim dalam Trianto (2009: 66), langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif disajikan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari serta memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasika hasil kerjanya. Tahap 6

Memberi penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.


(28)

10 3. Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan. Menurut Trianto (2009: 82), NHT merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Sedangkan Huda (2011) menyatakan bahwa model NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan dapat meningkatkan kerja sama siswa.

Pada model pembelajaran NHT setiap siswa dalam kelompok diberikan sebuah nomor yang berbeda, sehingga untuk mewakili presentasi di depan kelas guru hanya memanggil nomor-nomor tersebut. Salah satu nomor yang dipanggil untuk mewakili kelompoknya memberikan jawaban secara bergantian, tetapi siswa yang akan mewakili kelompoknya tidak diberitahukan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan keterlibatan seluruh siswa.

Adapun tahapan-tahapan dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam Trianto (2009) adalah sebagai berikut:

a. Penomoran (Numbering)

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan tiga hingga lima orang dan memberikan nomor yang berbeda pada tiap anggota. b. Pengajuan Pertanyaan(Questioning)

Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.


(29)

11 Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota mengetahui jawaban tersebut

d. Pemberian Jawaban(Answering)

Guru memanggil satu nomor dan siswa dari tiap kelompok yang nomornya sesuai mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, model pembelajaran NHT merupakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki tahapan: penomoran, pengajuan pertanyaan, berpikir bersama, dan pemberian jawaban. Pada model ini setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang berbeda untuk mewakili persentasi. Pemanggilan nomor dilakukan secara acak tanpa diberitahukan terlebih dahulu agar siswa selalu siap selama proses pembelajaran.

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini sering digunakan guru dalam proses pembelajaran. Hamalik (2001: 56) menyatakan bahwa pembelajaran konvensional menitikberatkan pada pembelajaran klasikal, guru mengajarkan bahan yang sama dengan model yang sama dan penilaian yang sama kepada siswa serta menganggap siswa akan memperoleh hasil yang sama.

Sedangkan Djamarah (2006) mengatakan bahwa metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan


(30)

12 pembelajaran dalam pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah suatu pembelajaran yang bersifat ceramah yaitu siswa menerima semua materi yang dijelaskan oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pemahaman siswa dibangun berdasarkan hafalan, metode yang digunakan berupa ceramah, contoh, dan latihan soal.

B. Kerangka Berfikir

Penelitian tentang pengaruh model pembelajaran NHT terhadap pemahaman konsep matematis siswa ini merupakan penelitian yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep matematis.

Proses pembelajaran matematika di sekolah umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini guru hanya menyampaikan materi dan memberikat latihan, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan siswa kurang memahami konsep yang disampaikan dengan baik. Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa, guru diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran yang dipilih hendaklah yang dapat menciptakan


(31)

13 suasana pembelajaran siswa aktif, kreatif, dan dapat mempelajari matematika dengan mudah.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan kerjasama antar siswa dalam mempelajari sesuatu. Kerja sama dan peran aktif siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran, agar siswa dapat memahami konsep dalam suatu materi pelajaran dengan baik. Model pembelajaran ini menggunakan sistem kelompok kecil yang mempunyai mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama dan mengemukakan ide-ide yang dimilikinya. Model pembelajaran ini memiliki tahapan penomoran (Numbering), pengajuan pertanyaan (Questioning), berpikir bersama (Heads Together), dan pemberian jawaban (Answering).

Pada tahap penomoran (Numbering) setiap siswa dalam kelompok diberikan nomor yang berbeda. Hal ini dilakukan agar siswa lebih siap saat pembelajaran dan diskusi, karena siswa akan dipanggil nomornya secara acak saat memberikan jawaban hasil diskusi. Tahap selanjutnya adalah pengajuan pertanyaan (Questioning). Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menggali pengetahuan baru bersama anggota kelompoknya dari pertanyaan atau permasalahan yang diberikan oleh guru. Pada tahap berpikir bersama (Heads Together) masing-masing


(32)

14 kelompok akan berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya. Pada tahap ini siswa akan membangun dan meningkatkan pemahaman konsep matematisnya dari hasil berpikir bersama.

Tahap selanjutnya adalah pemberian jawaban (Answering). Pada tahap ini guru akan memanggil secara acak nomor siswa. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Siswa dari setiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Kemudian, guru secara acak memilih siswa dalam kelompok yang harus memberikan jawaban hasil berpikir bersama. Siswa yang nomornya dipilih oleh guru dari kelompok tersebut akan memberikan jawaban kepada seluruh kelas, sedangkan kelompok lain yang bernomor sama dapat menanggapi jawaban tersebut. Pada tahap ini siswa kembali mengungkapkan ide-ide, konsep serta pemahaman matematisnya. Hal ini mengakibatkan pemahaman konsep matematis siswa akan semakin meningkat.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar yaitu:

1. Semua siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 3 Bandarlampung tahun pelajaran 2013/2014 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kuri-kulum tingkat satuan pendidikan.

2. Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa selain model pembelajaran dianggap memberi kontribusi yang sama.


(33)

15 D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Umum

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

2. Hipotesis Kerja

Pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran NHT lebih tinggi dari pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.


(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 siswa yang terdistribusi dalam delapan kelas. Dari delapan kelas tersebut akan diambil dua kelas sebagai sampel. Satu kelas sebagai kelas ekperimen dengan pembelajaran NHT dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Tabel 3.1 Distribusi Siswa dan Rata-Rata Nilai Ujian Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2013/2014

Kelas Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai

VIII A 24 45,25

VIII B 25 43,32

VIII C 25 41,96

VIII D 25 32,28

VIII E 26 33,85

VIII F 25 35,60

VIII G 25 40,12

VIII H 25 38,96

Populasi 200 38,91

(Sumber: SMPN 3 Bandarlampung)

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan mengambil dua kelas dari enam kelas yang diajar oleh guru bidang studi matematika yang sama dan memiliki rata-rata nilai ujian semester ganjil yang relatif sama. Terpilihlah kelas VIII G yang terdiri dari 25 siswa sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran


(35)

17 kooperatif tipe NHT dan kelas VIII H yang terdiri dari 25 siswa yaitu kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research). Hal ini dikarenakan tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mengen-dalikan dan memanipulasi semua faktor yang relevan. Budiyono (2003: 82-83) mengemukakan bahwa tujuan penelitian eksperimen semu adalah untuk memper-oleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat dipermemper-oleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang terdiri dari satu variabel bebas yaitu pembelajaran kooperatif tipe NHT dan satu variabel terikat yaitu pemahaman konsep matematis. Desain yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Adapun desain pretest-posttest tersebut sebagaimana yang diadaptasi dari Fraenkel dan Wallen (1993: 248) disajikan dalam Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2. DesainPretest-Posttest

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen P X P

Kontrol P Y P

Keterangan:


(36)

18 Y : penerapan pembelajaran konvensional

P : pemahaman konsep matematis

D. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi sekolah, untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru matematika selama pembela-jaran.

2. Menentukan sampel penelitian.

3. Membuat instrumen tes penelitian dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi tes yang sesuai dengan indikator pembelajaran dan indikator pemahaman konsep matematis dan dilengkapi dengan pedoman penskoran.

4. Membuat perangkat pembelajaran, antara lain membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional serta membuat lembar kerja kelompok untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

5. Melakukan validasi instrumen. 6. Melakukan uji coba instrumen.

7. Melakukan perbaikan instrumen tes bila diperlukan.

8. Mengadakanpretestpada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

9. Memberikan perlakuan yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas eksperimen dan penerapan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.


(37)

19 11. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.

12. Menyusun laporan dan membuat kesimpulan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data pemahaman konsep matematis siswa berupa hasil tes pemahaman konsep matematis. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa. Tes untuk mengukur pemahaman konsep matematis disusun dalam bentuk tes uraian. Tes diberikan kepada kelompok siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kelompok siswa dengan pembelajaran konvensional setelah diberikan perlakuan. Penyusunan instrumen tes diawali dengan menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang dipilih dan menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi.

Instrumen tes untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa disusun berdasarkan indikator-indikator pemahaman konsep matematis. Adapun pedoman penskoran tes pemahaman konsep matematis siswa berdasarkan pendapat Sartika (2011: 22) yang telah dimodifikasi, seperti yang disajikan pada Tabel 3.3.


(38)

20 Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep

No Indikator Keterangan Skor

1 Menyatakan ulang suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang suatu konsep tetapi salah 1 c. Menyatakan ulang suatu konsep dengan benar 2 2 Mengklasifikasi

objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai

dengan konsepnya 1

c. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya 2

3 Memberi contoh dan non contoh

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapi salah 1 c. Memberi contoh dan non contoh dengan benar 2 4 Menyatakan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematika

a. Tidak menjawab 0

b. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika tetapi

salah 1

c. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika

dengan benar 2

5 Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep tetapi

salah 1

c. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep

dengan benar 2

6 . Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Hanya sedikit dari menggunakan, memanfatkan, dan memilih prosedur yang benar.

1 c. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih prosedur, tetapi salah

dalam mendapatkan solusi.

2 d. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur dengan

benar dan mendapatkan solusi dengan benar.

3 7

.

Mengaplikasikan konsep atau algo-ritma ke pemecahan masalah

a. Tidak menjawab 0

b. Hanya sedikit dari mengaplikasikan konsep yang benar. 1

c. Mengaplikasikan konsep tapi tidak tepat 2

d. Mengaplikasikan konsep dengan tepat 3

Sebagai upaya untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik. Oleh karena itu, dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsinya. Suatu tes dikatakan mempunyai validitas


(39)

21 yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan diadakan tes (Azwar, 2007: 173).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dari tes pemahaman konsep matematis ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematis dengan indikator pencapaian pembelajaran dan indikator pemahaman konsep yang telah ditentukan. Dengan asumsibahwa ahli matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung mengetahui dengan benar kurikulum SMP, maka validitas instru-men tes ini didasarkan pada penilaian ahli matematika.

Penilaian validitas isi dilakukan dengan menggunakan daftar check list oleh ahli matematika. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi (Lampiran B.5). Soal tes yang dinyatakan valid tersebut kemudian diujicobakan pada siswa kelas di luar sampel, yaitu kelas IX A. Setelah dilakukan uji coba, langkah selanjutnya adalah menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui reliabilitas tes.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha mengacu pada Arikunto (2011: 109) sebagai berikut:

              

2

2 11 1 1 t b n n r σ σ


(40)

22 Keterangan :

11

r : koefisien reliabilitas instrumen (tes) k : banyaknya item

2

b

σ : jumlah varians dari tiap-tiap item tes 2

t

σ : varians total

Interpretasi koefisien reliabilitas merujuk pada pendapat Arikunto (2011:75) sebagai berikut:

a. Antara 0.800 sampai dengan 1.000: sangat tinggi. b. Antara 0.600 sampai dengan 0.800: tinggi.

c. Antara 0.400 sampai dengan 0.600: cukup. d. Antara 0.200 sampai dengan 0.400: rendah.

e. Antara 0.000 sampai dengan 0.200: sangat rendah.

Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes diperoleh nilai r11= 0,77 yang berarti instrumen tes memenuhi kriteria reliabilitas tinggi. Oleh karena itu, instrumen tes tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data. Perhitungan reliabilitas instrumen tes selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest, dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Hake (1999) besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain) = g, yaitu :

pretest pretest posttest g nilai -max nilai nilai -nilai 


(41)

23 Sebelum dilakukan pengujian hipotesis datagain, dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas varians terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu uji untuk menentukan apakah datagain berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji Chi Kuadrat mengacu pada Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho : datagainberasal dari populasi yang datanya berdistribusi normal H1 : datagainberasal dari populasi yang datanya berdistribusi tidak normal b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji

2 = ( )

2

=1 Keterangan:

= frekuensi harapan

= frekuensi yang diharapkan = banyaknya pengamatan d. Keputusan uji

Terima H0jika 2 (12 )( 3)

Setelah dilakukan uji normalitas terhadap data gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil uji normalitas yang disajikan pada Tabel 3.4. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada LampiranC.5 dan C.6.


(42)

24 Tabel 3.4 Uji Normalitas DataGainPemahaman Konsep Matematis Siswa

Model Pembelajaran ( )( ) Keputusan Uji

NHT 6,3611 7,815 Hoditerima

Konvensional 5,5318 7,815 Hoditerima

Berdasarkan Tabel 3.4, dapat diketahui bahwa gain nilai baik kelas yang mengikuti pembelajaran NHT maupun kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional memiliki nilai < ( ∝)( ) pada taraf signifikan α = 5%, yang berarti H0diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua data gainberasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi yaitu uji untuk mengetahui apakah kedua kelompok data memiliki variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas mengacu pada Sudjana (2005: 250) adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho: 12 = 22 (kedua kelompok homogen) H1: 12 ≠ 22 (kedua kelompok tidak homogen) b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji:

terkecil Varians

terbesar Varians F

d. Kriteria pengujian adalah: tolak H0hanya jika ≥ ∝( , ) dengan ∝= 5%dan derajat kebebasanv1= n1-1 danv2= n2-1.

Uji homogenitas datagaindilakukan dengan uji kesamaan dua varians. Tabel 3.5 menunjukkan rekapitulasi perhitungannya. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran C.6.


(43)

25 Tabel 3.5 Rekapitulasi Uji Homogenitas DataGain

Model Pembelajaran Varians F ( , ) Keputusan Uji

NHT 0,0507

1,7655 1,98 H0diterima

Konvensional 0,028717

Berdasarkan Tabel 3.5, dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi α = 5% diperoleh nilai = 1,7655 dan

∝( , ) = 1,98. Hal ini berarti H0 dapat

diterima karena nilai < 1 2∝( 1, 2)

. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompokgainmemiliki varians yang homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, analisis berikutnya adalah menguji hipotesis, yaitu uji kesamaan rata-rata gain nilai. Berdasarkan hasil uji prasyarat data gain berdistribusi normal dan homogen. Maka uji kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan uji satu pihak kanan dengan rumus uji t, dengan hipotesis sebagai berikut:

0∶ 1 = 2 (pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran NHT sama

dengan pembelajaran konvensional)

1∶ 1 > 2 (pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran NHT lebih

baik dari pembelajaran konvensional)

Statistik yang digunakan untuk uji ini mengacu pada Sudjana (2005: 243) adalah sebagai berikut:

= 1− 2 1 1+ 1 2 Dengan

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s


(44)

26 Keterangan:

1 = rata-rata gain siswa pada kelas eksperimen 2 = rata-rata gain siswa pada kelas kontrol

n1 = banyaknya subjek kelas eksperimen n2 = banyaknya subjek kelas kontrol

1 2

= varians kelompok eksperimen

2 2

= varians kelompok kontrol

2

= varians gabungan

Kriteria pengujian: terima H0 jika < 1− dengan derajat kebebasan dk =

(n1 + n2– 2) dan peluang (1 − ) dengan taraf signifikan = 5%. Untuk harga t lainnya H0ditolak.


(45)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berasarkan hasil penelitian ini, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada guru, pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika.

2. Kepada pembaca dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pemahaman konsep matematika siswa, hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Azwar,S.2007.Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : Sebelas Maret University.

Depdiknas. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

. 2008.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri, Drs. 2006.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: Rineka Cipta.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. 1993.How to Design and Evaluate Research in Education.Singapura: McGraw-Hill.

Hake, R. 1999.Analizing Change/Gain Scores. [Online]. Diakses di

http://www.physica.Indiana.edu/-Di//AnalizingChange-Gain.pdf. pada 15 Maret 2014

Hamalik, Oemar. 2001.Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayanti, Rini. 2012. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep. [Online]. Diakses di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/download/ 262/312.pdf. pada 9 Mei 2014.

Huda, Miftahul. 2011.Cooperative Learning Metode.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.


(47)

35 Rusman. 2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesioanalisme

Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008.Perancangan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Sartika, Dewi. 2011. Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Skripsi Unila: Tidak diterbitkan.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., Nurjanah, dan Rohayati, A. 2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-UPI.

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Wardhani, Sri. 2008.Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan. [Online]. Diakses di http://p4tkmatematika.org. pada 6 Januari 2014.


(1)

24 Tabel 3.4 Uji Normalitas DataGainPemahaman Konsep Matematis Siswa

Model Pembelajaran ( )( ) Keputusan Uji

NHT 6,3611 7,815 Hoditerima

Konvensional 5,5318 7,815 Hoditerima

Berdasarkan Tabel 3.4, dapat diketahui bahwa gain nilai baik kelas yang mengikuti pembelajaran NHT maupun kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional memiliki nilai < ( ∝)( ) pada taraf signifikan α = 5%, yang berarti H0diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua data gainberasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi yaitu uji untuk mengetahui apakah kedua kelompok data memiliki variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas mengacu pada Sudjana (2005: 250) adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho: 12 = 22 (kedua kelompok homogen) H1: 12 ≠ 22 (kedua kelompok tidak homogen) b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji:

terkecil Varians

terbesar Varians F

d. Kriteria pengujian adalah: tolak H0hanya jika ≥ ∝( , ) dengan

∝= 5%dan derajat kebebasanv1= n1-1 danv2= n2-1.

Uji homogenitas datagaindilakukan dengan uji kesamaan dua varians. Tabel 3.5 menunjukkan rekapitulasi perhitungannya. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran C.6.


(2)

25 Tabel 3.5 Rekapitulasi Uji Homogenitas DataGain

Model Pembelajaran Varians F ( , ) Keputusan Uji

NHT 0,0507

1,7655 1,98 H0diterima

Konvensional 0,028717

Berdasarkan Tabel 3.5, dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi α = 5% diperoleh nilai = 1,7655 dan

∝( , ) = 1,98. Hal ini berarti H0 dapat

diterima karena nilai < 1 2∝( 1, 2)

. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompokgainmemiliki varians yang homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, analisis berikutnya adalah menguji hipotesis, yaitu uji kesamaan rata-rata gain nilai. Berdasarkan hasil uji prasyarat data gain berdistribusi normal dan homogen. Maka uji kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan uji satu pihak kanan dengan rumus uji t, dengan hipotesis sebagai berikut:

0∶ 1 = 2 (pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran NHT sama

dengan pembelajaran konvensional)

1∶ 1 > 2 (pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran NHT lebih

baik dari pembelajaran konvensional)

Statistik yang digunakan untuk uji ini mengacu pada Sudjana (2005: 243) adalah sebagai berikut:

= 1− 2

1 1+ 1 2 Dengan

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s


(3)

26 Keterangan:

1 = rata-rata gain siswa pada kelas eksperimen 2 = rata-rata gain siswa pada kelas kontrol

n1 = banyaknya subjek kelas eksperimen n2 = banyaknya subjek kelas kontrol

1 2

= varians kelompok eksperimen

2 2

= varians kelompok kontrol

2

= varians gabungan

Kriteria pengujian: terima H0 jika < 1− dengan derajat kebebasan dk =

(n1 + n2– 2) dan peluang (1 − ) dengan taraf signifikan = 5%. Untuk harga t lainnya H0ditolak.


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berasarkan hasil penelitian ini, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada guru, pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika.

2. Kepada pembaca dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pemahaman konsep matematika siswa, hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.

Azwar,S.2007.Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : Sebelas Maret University.

Depdiknas. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

. 2008.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri, Drs. 2006.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: Rineka Cipta.

Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. 1993.How to Design and Evaluate Research in Education.Singapura: McGraw-Hill.

Hake, R. 1999.Analizing Change/Gain Scores. [Online]. Diakses di

http://www.physica.Indiana.edu/-Di//AnalizingChange-Gain.pdf. pada 15 Maret 2014

Hamalik, Oemar. 2001.Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayanti, Rini. 2012. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep. [Online]. Diakses di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/download/ 262/312.pdf. pada 9 Mei 2014.

Huda, Miftahul. 2011.Cooperative Learning Metode.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. 2010.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.


(6)

35 Rusman. 2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesioanalisme

Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008.Perancangan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Sartika, Dewi. 2011. Efektifitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Skripsi Unila: Tidak diterbitkan.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., Nurjanah, dan Rohayati, A. 2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA-UPI.

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Wardhani, Sri. 2008.Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan. [Online]. Diakses di http://p4tkmatematika.org. pada 6 Januari 2014.


Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 29 40

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBANTUAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA

0 12 238

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS.

3 10 76

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

0 0 45

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN METODE SNOWBALL

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWAKELAS VII SMPN 3 UJUNGBATU

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

0 0 9