EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KUALUH HILIR.

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA

KELAS XII SMA NEGERI 1 KUALUH HILIR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh : DEDI PRAYANA NIM. 8136176007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

iii ABSTRACT

DEDI PRAYANA (NIM: 8136176007) Effects of Cooperative Learning Model Group Investigation Using Concept Map And Self Regulated Learning Against Conceptual Knowledge Class XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir. Thesis. Medan. Physics Education Study Program Postgraduate School of State University of Medan, 2017.

This study was aimed to prove: 1) the conceptual knowledge of students taught by cooperative learning model of group investigation (GI) using concept maps better than that taught using direct instruction (DI); 2) the conceptual knowledge of students who had a high self regulated learning was better than students who had a low self regulated learning; 3) there was interaction between cooperative learning model of GI using concept maps and DI to the self regulated learning to improve students' conceptual knowledge. This research is a quasi experimental. The population of this study are the students of SMA Negeri 1 Kualuh Hilir. Sample selection is done by class random sampling. The research instrument used consisted of: 1) test of the conceptual knowledge on the subject matter of electromagnetic induction and 2) questionnaire of self regulated learning. Data was analyzed using ANOVA analysis of two paths. The results showed that: 1) the conceptual knowledge of students taught by cooperative learning model of GI using concept maps better than those taught using DI model; 2) the conceptual knowledge of students who had a high self regulated learning better than the students who had low self regulated learning; 3) there was interaction between cooperative learning model of GI using concept maps and DI model to the self regulated learning to improve students' conceptual knowledge.

Keywords : Group Investigation, Self Regulated Learning, Conceptual Knowledge


(6)

iv ABSTRAK

DEDI PRAYANA (NIM: 8136176007) Efe Model Pembela aran Kooperatif Tipe Group Investigation Mengguna an Peta Konsep Dan Kemandirian Bela ar Siswa Terhadap Pengetahuan Konseptual Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir. Tesis. Medan. Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan: 1) pengetahuan konseptual siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) menggunakan peta konsep lebih baik daripada yang diajar menggunakan model direct indtruction (DI); 2) pengetahuan konseptual siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada yang memiliki kemandirian belajar rendah; 3) adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI menggunakan peta konsep dan model DI dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Kualuh Hilir. Pemilihan sampel dilakukan secara class random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari: 1) tes pengetahuan konseptual pada materi pokok induksi elektromagnetik dan 2) angket kemandirian belajar. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI menggunakan peta konsep lebih baik dari pada yang diajar menggunakan model DI; 2) pengetahuan konseptual siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah; 3) ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI menggunakan peta konsep dan model DI dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa.

Kata Kunci : Group Investigation, Kemadirian, Pengetahuan Konseptual .


(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Menggunakan Peta Konsep Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Pengetahuan Konseptual Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir” ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh Karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M dan Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S sebagai Pembimbing I dan II yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini. Selanjutnya ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si., Dr. Derlina, M.Si., dan Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku narasumber dan tim penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan penulisan tesis ini. Selanjutnya ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan atas dukungan dan motivasi yang diberikan pada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala SMA Negeri 1 Kualuh Hilir, seluruh guru-guru, kepala tata usaha beserta staf, atas bantuan dan kerjasamanya sehingga terlaksananya penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan penulis terutama kepada


(8)

vi

Firdaus dan Ricky Proyogi serta berbagai pihak atas segala dorongan dan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Selain itu, Penulis dengan penuh hormat dan sujud menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada Ayahanda Pariono dan Ibunda Jumiati yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil kepada penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini, kepada seluruh keluarga tercinta yang menjadi bagian dalam terselesaikannya tesis ini. Tak lupa istri dan putra tercinta Amalia Febri Aristi, M.Pd dan Ahmad Rafif Arkan yang terus mendampingi dan memberikan semangat dan dukungan sepenuhnya kepada penulis.

Akhirnya penulis menyadari bahwa selaku manusia biasa tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, sehingga di dalam penulisan tesis ini sudah tentu terdapat kekurangan disana-sini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari para pembaca, semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2 Januari 201 Penulis


(9)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERSETUNUAN ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

1.7 Definisi Operasional ... 13

BAB II: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 15

2.1.1 Pengerian Belajar ... 15

2.1.2 Pengetahuan Konseptual ... 16

2.1.3 Kemandirian Belajar ... 19

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif ... 24

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 30

2.1.6 Model Pembelajaran Langsung ... 34

2.1.7 Peta Konsep ... 35

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 40

2.3 Kerangka Konseptual ... 42

2.4 Hipotesis ... 46

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

3.3 Variabel Penelitian ... 48

3.4 Jenis dan Desain Penelitian ... 48

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 51

3.6 Alat Pengumpul Data ... 54

3.7 Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 69


(10)

viii BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 99 5.2 Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA ... 101


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ... 28

Tabel 2.2 Langkah Model pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 33

Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Langsung ... 35

Tabel 2.4 Langkah Langkah Membuat Peta Konsep ... 39

Tabel 3.1 Tabel Weiner ... 49

Tabel 3.2 Uji Validitas Tes ... 57

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Tes ... 59

Tabel 3.4 Analisis Tingkat Kesukaran Tes ... 60

Tabel 3.5 Analisis Daya Pembeda Soal ... 61

Tabel 3.6 Uji Validitas Angket ... 62

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Angket ... 62

Tabel 3.8 Tafsiran Efektifitas N Gain ... 65

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas DI dan GI ... 69

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretes Kelas DI ... 70

Tabel 4.3 Uji Normalitas Pretes Kelas GI ... 70

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Pretes ... 70

Tabel 4.5 Data Kemandirian Belajar ... 71

Tabel 4.6 Data KB Tinggi dan Rendah Kelas DI dan GI ... 72

Tabel 4.7 Data Postes DI dan GI ... 73

Tabel 4.8 Nilai Rata Rata PK Kelas DI dan GI ... 74

Tabel 4.9 Nilai Rata Rata PK pada KB Tinggi ... 76

Tabel 4.10 Nilai Rata Rata PK pada KB Rendah ... 77

Tabel 4.11 Nilai Rata Rata PK pada KB Tinggi dan KB Rendah ... 79

Tabel 4.12 Nilai Rata Rata Pengetahuan Konseptual ... 81

Tabel 4.13 Uji Normalitas Postes Kelas DI ... 83

Tabel 4.14 Uji Normalitas Postes Kelas GI ... 83

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Postes ... 83

Tabel 4.16 Jumlah Siswa degan KB Tinggi dan Rendah ... 84

Tabel 4.17 Deskripsi Statistik ANAVA ... 85

Tabel 4.18 Rangkuman Data Hasil Penelitian ... 86

Tabel 4.19 Output Perhitungan ANAVA 2 Jalur ... 86


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Hipotesis Penelitian ... 51

Gambar 3.2 Skema Pelaksanaan Penelitian ... 54

Gambar 4.1 PK Siswa Kelas DI dan GI ... 75

Gambar 4.2 PK pada KB Tinggi di Kelas DI dan GI ... 76

Gambar 4.3 PK pada KB Rendah di Kelas DI dan GI ... 78

Gambar 4.4 PK pada KB Rendah dan Tinggi ... 80

Gambar 4.5 PK pada KB Rendah dan Tinggi di Kelas DI dan GI ... 81


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ... 103

Lampiran 2 Bahan Ajar I ... 114

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa I ... ... 117

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II ... 123

Lampiran 5 Bahan Ajar II ... 132

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II ... ... 134

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ... 138

Lampiran 8 Bahan Ajar III ... 150

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa III ... ... 154

Lampiran 10 Peta Konsep I ... 161

Lampiran 11 Peta Konsep II ... 162

Lampiran 12 Peta Konsep III ... 163

Lampiran 13 Kisi Kisi dan Pedoman Penskoran Tes PK ... 164

Lampiran 14 Tes Pengetahuan Koseptual ... 170

Lampiran 15 Kisi Kisi Angket Kemandirian Belajar ... 172

Lampiran 16 Angket Kemandirian Belajar ... 173

Lampiran 17 Tabel Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Instrumen Tes Pengetahuan Konseptual ... 175

Lampiran 18 Tabel Validitas dan Reliabilitas Angket ... 177

Lampiran 19 Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen ... 179

Lampiran 20 Data Pretes Siswa Kelas Kontrol ... 180

Lampiran 21 Data Postes Siswa Kelas Eksperimen ... 181

Lampiran 22 Data Postes Siswa Kelas Kontrol ... 182

Lampiran 23 Data Angket Kemandirian Belajar ... 183

Lampiran 24 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen ... 186

Lampiran 25 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Tinggi dan Rendah di Kelas Kontrol ... 187

Lampiran 26 Rekapitulasi Postes dengan KB Tinggi di Kelas GI dan DI .. 188

Lampiran 27 Rekapitulasi Postes dengan KB Rendah di Kelas GI dan DI 189 Lampiran 28 Hasil Uji Normalitas ... 190

Lampiran 29 Hasil Uji Homogenitas dan Kesamaan Dua Rata Rata ... 191

Lampiran 30 Hasil Uji Hipotesis ... 192

Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian ... 194


(14)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ... 28

Tabel 2.2 Langkah Model pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 33

Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Langsung ... 35

Tabel 2.4 Langkah-Langkah Membuat Peta Konsep ... 39

Tabel 3.1 Tabel Weiner ... 49

Tabel 3.2 Uji Validitas Tes ... 57

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Tes ... 59

Tabel 3.4 Analisis Tingkat Kesukaran Tes ... 60

Tabel 3.5 Analisis Daya Pembeda Soal ... 61

Tabel 3.6 Uji Validitas Angket ... 62

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Angket ... 62

Tabel 3.8 Tafsiran Efektifitas N Gain ... 65

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas DI dan GI ... 69

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretes Kelas DI ... 70

Tabel 4.3 Uji Normalitas Pretes Kelas GI ... 70

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Pretes ... 70

Tabel 4.5 Data Kemandirian Belajar ... 71

Tabel 4.6 Data KB Tinggi dan Rendah Kelas DI dan GI ... 72

Tabel 4.7 Data Postes DI dan GI ... 73

Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata PK Kelas DI dan GI ... 74

Tabel 4.9 Nilai Rata-Rata PK pada KB Tinggi ... 76

Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata PK pada KB Rendah ... 77

Tabel 4.11 Nilai Rata-Rata PK pada KB Tinggi dan KB Rendah ... 79

Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Konseptual ... 81

Tabel 4.13 Uji Normalitas Postes Kelas DI ... 83

Tabel 4.14 Uji Normalitas Postes Kelas GI ... 83

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Postes ... 83

Tabel 4.16 Jumlah Siswa degan KB Tinggi dan Rendah ... 84

Tabel 4.17 Deskripsi Statistik ANAVA ... 85

Tabel 4.18 Rangkuman Data Hasil Penelitian ... 86

Tabel 4.19 Output Perhitungan ANAVA 2 Jalur ... 86


(15)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Hipotesis Penelitian ... 51

Gambar 3.2 Skema Pelaksanaan Penelitian ... 54

Gambar 4.1 PK Siswa Kelas DI dan GI ... 75

Gambar 4.2 PK pada KB Tinggi di Kelas DI dan GI ... 76

Gambar 4.3 PK pada KB Rendah di Kelas DI dan GI ... 78

Gambar 4.4 PK pada KB Rendah dan Tinggi ... 80

Gambar 4.5 PK pada KB Rendah dan Tinggi di Kelas DI dan GI ... 81


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Konsep-konsep pembelajaran yang belakangan berkembang terfokus pada proses aktif, kognitif, dan konstruktif (Anderson dan Krathwohl; 2010:56). Hal ini terutama sangat diharapkan dalam pembelajaran fisika karena sifat dari fisika sebagai pengetahuan itu sendiri adalah tentatif. Oleh karena pandangan kita terhadap pengetahuan sebagai sesuatu kebenaran yang sifatnya dapat berubah maka pembelajaran berlandaskan konstruktivisme dapat dijadikan suatu alternatif untuk menyampaikan pengetahuan itu. Perspektif konstruktivis mengatakan bahwa pengetahuan agak bersifat personal dan maknanya dikonstruksi oleh pelajar melalui pengalaman. Belajar adalah kegiatan sosial dan kultural tempat pelajar mengkonstruksikan makna yang dipegaruhi oleh interaksi antara pengetahuan sebelumnya dan peristiwa belajar baru (Arends; 2008:11).


(17)

2

Apabila kita lihat pembelajaran di sekolah-sekolah saat ini, pada umumnya proses pembelajaran fisika belum sepenuhnya mengacu pada perspektif konstruktivis ini. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran fisika di kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir pembelajaran masih bersifat klasikal yaitu masih didominasi oleh pembelajaran guru di depan kelas atau menggunakan pola teacher centered. Keadaan ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurang aktif. Selama proses pembelajaran di kelas, tidak ada sarana atau media pendukung seperti L atau OHP yang digunakan oleh guru. alam membawakan pelajaran, guru menerangkan materi pelajaran dan mencatat hal-hal penting di papan tulis. Guru terbiasa menerangkan materi di depan kelas dengan metode ceramah, jarang sekali diadakan diskusi kelas, maupun presentasi oleh siswa. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi masih banyak siswa yang kurang memperhatikan, seperti mengobrol dengan teman sebelahnya. Hanya beberapa siswa saja yang serius mendengarkan dan menyimak penjelasan dari guru. Selama pembelajaran berlangsung juga belum pernah diadakan praktikum.

emuan di atas mengindikasikan bahwa pembelajaran fisika di kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir belum mengedepankan perspektif konstruktivis. Siswa tidak dituntut untuk menemukan sendiri fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori selama kegiatan pembelajaran. Pembelajaran seperti ini tidak memberikan hasil belajar seperti yang diharapkan. Hasil belajar berupa pengetahuan konseptual siswa dalam pembelajaran fisika tidak terbentuk dengan baik. ntuk mendapatkan pengetahuan konseptual pembelajaran seharusnya berlangsung dengan proses pembelajaran yang menuntut keaktifan


(18)

3

siswa misalnya dengan praktikum, diskusi, maupun presentasi, tetapi kenyataannya di kelas XII pembelajaran masih didominasi oleh guru, jarang sekali diadakan diskusi, presentasi, maupun praktikum.

Berdasarkan pengamatan terhadap dokumentasi hasil belajar fisika, yaitu pada nilai ulangan murni siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir tahun pelajaran 2015/2016, diketahui bahwa pada semester ganjil yaitu hanya 35,5% dari jumlah siswa dinyatakan tuntas dengan perolehan rata-rata kelas 63 dan kriteria ketuntasan minimal sebesar 65; pada semester genap yaitu hanya 33,5% dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas dengan rata-rata kelas 64 dan kriteria ketuntasan minimal sebesar 65. Berdasarkan analisis lebih lanjut terhadap materi pembelajaran di kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir. Materi induksi elektromagnetik menjadi salah satu penyumbang rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penyelidikan terhadap rendahnya pengetahuan konseptual siswa, yaitu melalui latihan mengerjakan soal di kelas, ternyata mereka bisa mengerjakan soal hitungan jika soal tersebut mirip dengan contoh soal. Apabila soal dikecoh misalnya dengan mengubah yang diketahui menjadi yang ditanya maka mereka akan bingung seakan permasalahan tersebut tidak pernah dibahas.

Menurut Bandura struktur kognitiflah yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran. Sedangkan menurut teori belajar C niti e-Field dari Kurt Lewin menyatakan bahwa belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan di dalam struktur kognitif. Hal ini menjelaskan bahwa tingkah laku menjiplak dan ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan sesuai


(19)

4

dengan konsepnya menandakan bahwa siswa bermasalah pada stuktur kognitifnya yakni ketidakmampuan siswa melihat keterkaitan antara satu besaran dengan besaran lainya dalam hukum fisika. Pengetahuan tentang saling keterkaitan di antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama inilah yang kita kenali sebagai pengetahuan konseptual (Arends, 2008;118).

Menyikapi permasalahan ini, ada baiknya kita menilik kembali bagaimana proses pembelajaran fisika sebaiknya dilakukan. Pembelajaran fisika yang baik menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan. Siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Sehingga dalam pembelajaran fisika, diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan konseptual siswa dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.

Berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan di atas, model pembelajaran berbasis peningkatan pengetahuan konseptual diharapkan dapat menjadi solusi. Salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n. Model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n merupakan model pembelajaran yang di dalamnya memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah fisika dengan mengkombinasikan pengalaman dan kemampuan antar personal (kelompok) sehingga diperoleh suatu


(20)

5

kesepakatan yang merupakan penyelesaian dari permasalahan yang muncul dari materi yang dipelajari. erdapat enam tahap kegiatan dalam r in esti ati n yaitu sebagai berikut: (1) Pemilihan topik, yakni mengidentifikasi permasalahan dan pengorganisasian siswa dalam kelompok berorientasi tugas, (2) C erati learnin , yaitu merencanakan prosedur, tugas, dan tujuan belajar sesuai topik dan permasalahan, (3) Implementasi, melaksanakan perencanaan pada tahap sebelumnya berupa melibatkan siswa pada beragam kegiatan dan keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan, (4) Analisis dan sintesis, yakni menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh selama implementasi dan merencanakan bagaimana informasi ini dapat dirangkum dan dipresentasikan ke teman di kelompok lainnya (5) Mempresentasikan produk akhir, yakni menyampaikan hasil belajar bersama kelompok. (6) Mengevaluasi, yakni menindaklanjuti aspek-aspek yang berbeda pada topik yang sama atau semacamnya (Arends, 2008: 14).

Berbagai keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n berdasarkan penelitian terdahulu diantaranya hasil penelitian Santyasa (2009:21) menyimpulkan bahwa pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah fisika bagi siswa pada kelompok model pembelajaran tipe r in esti ati n lebih tinggi dibandingkan kelompok model pembelajaran kooperatif tipe S A . Penelitian lain oleh Mitri, Lisma dan Rahmad (2007:14) menyimpulkan bahwa interaksi bervariasi (multi arah) dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n terjadi pada setiap langkah pembelajaran. Sementara itu hasil penelitian Istikomah


(21)

6

(2010:43) menyimpulkan bahwa model pembelajaran mampu menumbuhkan sikap ilmiah siswa.

Berbagai keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n ini baik secara teori maupun empiris diharapkan dapat memupuk pengetahuan konseptual siswa dalam pembelajaran fisika. ntuk lebih meningkatkan pengetahuan konseptual siswa, dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n dapat dibantu dengan peta konsep. Hal ini seperti yang diungkapkan Joyce, Weil and olhoun (2009:320) bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n salah satu sistem pendukung yang diperlukan adalah informasi dari beragam media.

Peta konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi. Strategi organisasi bertujuan membantu pebelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, dilakukan dengan menggunakan struktur-struktur pegorganisasian baru dari bahan-bahan tersebut. Strategi-strategi organisasi terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi subset yang lebih kecil. Strategi-strategi ini terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal).

Supaya pembelajaran menjadi bermakna, konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. ara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna


(22)

7

berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep. Pada pembelajaran fisika, materi induksi elektromagnetik tepat sekali bila disampaikan dengan peta konsep, agar keterkaitan antara hukum Faraday dan hukum Lenz dengan GGL induksi baik besarnya, arahnya, maupun penerapannya dapat disusun dengan baik, sehingga materi tersebut dengan mudah dapat dipahami oleh siswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan konseptual siswa.

Keunggulan model pembelajaran kooperatif bukan berarti tanpa kekurangan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif belum tentu memberikan keuntungan akademis pada siswa-siswa yang memilki kemampuan diatas rata-rata. Lebih tepatnya pembelajaran kooperatif hanya mengeksploitasi siswa dengan kemampuan lebih dan hanya menguntungkan siswa berkemampuan rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Arends (2008;12) yang menyatakan bahwa barangkali siswa-siswa i ted secara intelektual belum tentu mendapat manfaat dari kelompok heterogen dan menerapkan pembelajaran kooperatif pada siswa-siswa berbakat dapat dianggap sebuah eksploitasi.

Merujuk pada pernyataan ini maka dalam penelitian ini perlu diupayakan adanya kemandirian dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif. Jika kemandirian belajar siswa terbentuk maka siswa akan lebih bertanggungjawab pada tugas belajarnya dan tidak begitu saja mendompleng hasil kerja siswa-siswa yang berbakat dalam kelompoknya.

Menurut Sumarmo (2010 : 5) dengan pembelajaran yang didukung kemandirian, siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara


(23)

8

efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun bekerja sama dengan kelompok dan berani mengemukakan gagasan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fitriana (2010 : IV) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar matematika materi Bangun Ruang Sisi atar. Pada mereka yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kemandirian belajar sedang maupun yang mempunyai kemandirian belajar rendah, dan mereka yang mempunyai kemandirian belajar sedang sama prestasi blajarnya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kemandirian belajar rendah.

Kemandirian belajar ini juga dapat tumbuh seiring penerapan model dan media pembelajaran yang tepat. Seperti yang dinyatakan dalam hasil penelitian Yulianti (2012:133) bahwa penerapan irt al ex eriment pada mata kuliah Mekanika I dapat meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan kemandirian mahasiswa prodi Pendidikan Fisika rombel 1 semester III tahun 2011 /2012.

Merujuk pada keunggulan pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n menggunakan peta konsep dan dampak positif kemandirian belajar maka diharapkan terjadi interaksi antara keduanya dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa. Sehingga peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif ipe Gr


(24)

9

In esti ati n Menggunakan Peta Konsep an Kemandirian Belajar Siswa erhadap Pengetahuan Konseptual Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir”

1. . Ident f kas Masala

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran fisika ditinjau dari segi perencanaan, proses, maupun hasil belum mengembangkan pengetahuan konseptual siswa dengan baik. 2. Rendahnya hasil belajar berupa pengetahuan konseptual siswa yang

ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata kelas dalam satu tahun terakhir menunjukkan gagalnya pelaksanaan pembelajaran.

3. Siswa mengerjakan soal latihan hanya menjiplak dari contoh soal yang bentuknya mirip menandakan bahwa siswa bermasalah pada struktur kognitif sehingga mereka tidak mampu untuk menyelesaikan soal-soal latihan sesuai dengan konsep.

4. Pelaksanaan model pembelajaran perlu didukung oleh penggunaan media pembelajaran.

5. Penggunaan model pembelajaran kooperatif perlu ditinjau berdasarkan kemandirian belajar siswa di dalamnya.

1. . Pembatasan Masala

Agar penelitian ini lebih terarah yaitu mencari jalan penyelesaian permasalahan yang bisa diatasi dengan rancangan model pembelajaran yang


(25)

10

ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan konseptual siswa, maka pada penelitian ini ditetapkan pembatasan dari beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya pengetahuan konseptual siswa yang menunjukkan gagalnya pelaksanaan pembelajaran.

2. Pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif perlu didukung oleh media dan ditinjau pula kemandirian belajar siswa di dalamnya.

1. . Rumusan Masala

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian di kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir pada materi pokok induksi elektromagnetik ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengetahuan konseptual siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n menggunakan peta konsep lebih baik daripada yang dibelajarkan menggunakan model direct instr cti n?

2. Apakah pengetahuan konseptual siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah?

3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n menggunakan peta konsep dan model direct instr cti n dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan


(26)

11

konseptual siswa?

1. . Tu uan Penel t an

Sejalan dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian di kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir pada materi pokok induksi elektromagnetik ini adalah:

1. ntuk membuktikan pengetahuan konseptual siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n menggunakan peta konsep lebih baik daripada yang dibelajarkan menggunakan model direct instr cti n.

2. ntuk membuktikan pengetahuan konseptual siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada yang memiliki kemandirian belajar rendah.

3. ntuk membuktikan adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n menggunakan peta konsep dan model direct instr cti n dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa.

1. . Manfaat Penel t an

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :


(27)

12

1. Manfaat Teor t s

Secara umum penelitian ini diharapkan secara teoritis mampu memberikan kontribusi terhadap pembelajaran fisika terutama pada efek model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n dan kemandirian belajar terhadap pengetahuan konseptual siswa.

. Manfaat Prakt s

a. Kepada peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah di masa yang akan datang.

b. Kepada guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran serta sumber informasi dalam menetukan alternatif yang tepat pada materi pokok induksi elektromagnetik.

c. Bagi siswa, model pembelajaran kooperatif r in esti ati n dan kemandirian belajar siswa diharapakan dapat mendorong siswa lebih siap dalam belajar fisika serta dapat meningkatkan pengetahuan konseptualnya.

d. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif dalam mengambil keputusan yang tepat pada peningkatan kualitas pembelajaran, serta menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan pengetahuan konseptual siswa khususnya mata pelajaran fisika.

e. Bagi penilitian berikutnya dapat disajikan sebagai bahan pembanding atau dikembangan lebih lanjut serta sebagai referensi terhadap penelitian yang relevan dengan permasalahan yang sejenis.


(28)

13

1.7. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi maka dapat dijelaskan beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian ini, defenisi operasional variabel penelitian yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n menggunakan peta konsep merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang mengakomodasi proses demokrasi dalam belajar dan mengedepankan penelitian atau penemuan dalam membangun pengetahuan dalam proses belajar menggunakan peta konsep.

2. Model direct instr cti n adalah salah satu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berakitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

3. Kemandirian belajar adalah sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain yang terdiri dari: 1) ketidaktergantungan pada orang lain; 2) memiliki kepercayaan diri; 3) berperilaku disiplin; 4) memiliki rasa tanggung jawab; 5) berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; dan 6) melakukan kontrol diri.

4. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang saling keterkaitan di antara elemen-elemen dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama. erdiri dari


(29)

14

pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.


(30)

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian di kelas kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir pada materi pokok induksi elektromagnetik seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menggunakan peta konsep lebih baik dari pada yang diajar menggunakan model direct instruction.

2. Pengetahuan konseptual siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah. 3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation menggunakan peta konsep dan model direct instruction dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk pembaca:


(31)

100

1. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat tepat jika digunakan untuk mengembangkan pengetahuan konseptual siswa.

2. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa pada materi pokok induksi elektromagnetik sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai model pembelajaran yang efektif untuk materi pelajaran fisika yang lain.

3. Kemandirian belajar siswa dapat dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif khususnya tipe group investigation mengingat adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan kemandirian belajar terhadap pengetahuan konseptual.


(32)

101

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dan D.R. Krathwohl. 2001. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Terjemahan oleh Agung Prihatono. 2010. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Al Ansori, Z. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Dan MPK Tipe ETH Serta Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 4(3): 993-998.

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Remaja Rosda Karya. Bandung.

... 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Arends, R. 2007. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjiptpo dan Sri Mulyantini Soetjiptpo. 2008. Pustaka Pelajar. Yokyakarta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung Dahar, R. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Fitriana, L. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation (GI) Dan Stad Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Glover, D. dan Sue Law. 2005. Memperbaiki Pembelajaran. Praktek Profesional di Sekolah Menengah. Grasindo. Jakarta.

Hargis, J. 2000. The Self-Regulated Learner Advantage: Learning Science on the Internet. University of Nort Florida.

Hidayati, K dan Endang, L. 2010. Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 14(1): 84-99. Hiemstra, R. 1998. Self-Advocacy and Self-Directed Learning: A Potential

Confluenced Personal Empowerment. A Peper Presented at the SUNY Epire State College Conference “Disabled, But Enabled and Empowered”.


(33)

102

Istikomah.2010. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa. Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6(1): 40-43.

Joyce, B. Weil. and Calhoun. 2008. Model’s of Teaching (Model–Model Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. 2009. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mudjiman, H. 2005. Belajar Mandiri (Self-Motivated Learning). Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.

Mitri, Lisma dan Rahmad. 2007. Interaksi belajar mengajar dalam pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe grup investigasi. Jurnal Pendidikan, Tambang Kampar : Universitas Riau. Jurnal Geliga Sains. 1(1): 9-14.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Santyasa, I. 2009. Pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan

pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan memerdayaan dengan model perubahan konseptual berseting investigasi kelompok. Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Pendidikan Fisika. 12(1): 1-26.

Song, L., dan Hill, J. R. 2007. A Conceptual Model for Understanding Self-directed Learning in Online Envirotments. Journal of Interctive Online Learning. 6(1): 27-42.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sumarmo, U. 2010. Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. FMIPA UPI. Bandung.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

Syah, M. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Yulianti. 2012. Penerapan Virtual Experiment Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Kemandirian Mahasiswa. Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 8(1): 127-134.


(1)

1.7. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi maka dapat dijelaskan beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian ini, defenisi operasional variabel penelitian yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe r in esti ati n menggunakan peta konsep merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang mengakomodasi proses demokrasi dalam belajar dan mengedepankan penelitian atau penemuan dalam membangun pengetahuan dalam proses belajar menggunakan peta konsep.

2. Model direct instr cti n adalah salah satu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berakitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

3. Kemandirian belajar adalah sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain yang terdiri dari: 1) ketidaktergantungan pada orang lain; 2) memiliki kepercayaan diri; 3) berperilaku disiplin; 4) memiliki rasa tanggung jawab; 5) berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; dan 6) melakukan kontrol diri.

4. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang saling keterkaitan di antara elemen-elemen dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama. erdiri dari


(2)

(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian di kelas kelas XII SMA Negeri 1 Kualuh Hilir pada materi pokok induksi elektromagnetik seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan konseptual siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menggunakan peta konsep lebih baik dari pada yang diajar menggunakan model direct instruction.

2. Pengetahuan konseptual siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah. 3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation menggunakan peta konsep dan model direct instruction dengan kemandirian belajar siswa dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk pembaca:


(4)

1. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat tepat jika digunakan untuk mengembangkan pengetahuan konseptual siswa.

2. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pengetahuan konseptual siswa pada materi pokok induksi elektromagnetik sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai model pembelajaran yang efektif untuk materi pelajaran fisika yang lain.

3. Kemandirian belajar siswa dapat dijadikan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif khususnya tipe group investigation mengingat adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan kemandirian belajar terhadap pengetahuan konseptual.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dan D.R. Krathwohl. 2001. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Terjemahan oleh Agung Prihatono. 2010. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Al Ansori, Z. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung Dan MPK Tipe ETH Serta Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar Dan Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 4(3): 993-998.

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Remaja Rosda Karya. Bandung.

... 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Arends, R. 2007. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjiptpo dan Sri Mulyantini Soetjiptpo. 2008. Pustaka Pelajar. Yokyakarta.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung Dahar, R. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Fitriana, L. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation (GI) Dan Stad Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Glover, D. dan Sue Law. 2005. Memperbaiki Pembelajaran. Praktek Profesional di Sekolah Menengah. Grasindo. Jakarta.

Hargis, J. 2000. The Self-Regulated Learner Advantage: Learning Science on the Internet. University of Nort Florida.

Hidayati, K dan Endang, L. 2010. Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 14(1): 84-99. Hiemstra, R. 1998. Self-Advocacy and Self-Directed Learning: A Potential

Confluenced Personal Empowerment. A Peper Presented at the SUNY Epire State College Conference “Disabled, But Enabled and Empowered”.


(6)

Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa. Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6(1): 40-43.

Joyce, B. Weil. and Calhoun. 2008. Model’s of Teaching (Model–Model Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. 2009. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mudjiman, H. 2005. Belajar Mandiri (Self-Motivated Learning). Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.

Mitri, Lisma dan Rahmad. 2007. Interaksi belajar mengajar dalam pembelajaran fisika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe grup investigasi. Jurnal Pendidikan, Tambang Kampar : Universitas Riau. Jurnal Geliga Sains. 1(1): 9-14.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Santyasa, I. 2009. Pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan

pemecahan masalah fisika bagi siswa SMA dengan memerdayaan dengan model perubahan konseptual berseting investigasi kelompok. Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Pendidikan Fisika. 12(1): 1-26.

Song, L., dan Hill, J. R. 2007. A Conceptual Model for Understanding Self-directed Learning in Online Envirotments. Journal of Interctive Online Learning. 6(1): 27-42.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sumarmo, U. 2010. Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. FMIPA UPI. Bandung.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

Syah, M. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Yulianti. 2012. Penerapan Virtual Experiment Berbasis Inkuiri Untuk Mengembangkan Kemandirian Mahasiswa. Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 8(1): 127-134.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PENGETAHUAN FAKTUAL SISWA KELAS X MAN PANDAN.

0 5 26

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 5 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

2 5 30

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN MIND MAPDAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 4 26

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SECANGGANG.

0 3 37

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 31

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN GAYA BELAJAR KINESTETIK TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DIPADU PETA KONSEP TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA

0 0 17