Metode Penentuan Amonia Amonia

Kualitas air dekat industri peternakan atau tempat makan ternak menjadi persoalan dari penduduk setempat, pekerja peternakan meliputi bau tidak sedap sampai emisi yang berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa penduduk dekat peternakan babi melaporkan lebih banyak mengalami ketegangan, kelelahan, kebingungan dan gejala fisik seperti mual dan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Embankment, Albert. 1989

2.2 Amonia

Amonia merupakan hasil tambahan penguraian pembusukan protein tanaman atau hewan atau kotorannya. Jadi jika ada ammonia dalam air, ada kemungkinan kotoran hewan masuk. Juga dapat terbentuk jika urea dan asam uric dalam air urin mengurai. Pupuk buatan juga mengandung amonia dan senyawanya. Sastrawijaya, A. T. 2002 Amonia merupakan gas yang tidak berwarna dengan titik didih -33,5 C. cairannya mempunyai panas penguapan sebesar 1,37 kJ g -1 pada titik didihnya. Secara fisik cairan NH 3 Bila dirasakan, rasa NH mirip dengan air dimana bergabung sangat kuat melalui ikatan hidrogen. Cotton, 1989 3 kurang enak sehingga kadar NH 3 harus rendah. Pada air minum kadarnya harus nol, dan pada air sungai kadarnya harus dibawah 0,5 mgL syarat mutu air di Indonesia. Amonia tersebut dapat dihilangkan sebagai gas melalui aerasi atau reaksi dengan asam hipoklorik atau kaporit, hingga menjadi kloramin yang tidak berbahaya atau sampai menjadi N 2 . Alaerts, G. 1984

2.2.1 Metode Penentuan Amonia

Nitrogen amonia dapat ditentukan dengan atau tanpa didahului oleh suatu pengolahan pendahuluan destilasi. Bila destilasi tidak dilakukan maka amonia langsung ditentukan dengan analisis Nesller atau melalui titrasi. Destilasi tidak dilakukan bila sampel cukup jernih yaitu tidak melebihi batas kadar kekeruhan 10 NTU dan batas kadar warna 5 mg Pt-CoL. Keadaan ini terdapat pada air PDAM, air sungai jernih, air sumur jernih dan effluent sistem pengolahan air buangan yang jernih. Destilasi perlu dilakukan Universitas Sumatera Utara pada sampel air buangan penduduk, air buangan industri, air sungai yang keruh dan air yang mengadung warna. Pada proses destilasi, hasil yang mengandung amonia ditampung dalam larutan absorben asam borat. Kadar nitrogen kemudian ditentukan dengan metode Nessler atau melalui titrasi dengan standar asam sulfat dan penambahan indikator campuran. Pemilihan metode berdasarkan perkiraan amonia dalam sampel. Bila perkiraan kadar amonia dalam sampel antara 1 sampai 25 mgL maka digunakan titrasi dengan standar asam sulfat, bila kadar amonia antara 0,05 sampai 5 mgL dapat ditentukan dengan menggunakan metode Nessler. Kadar amonia 5mgL dapat juga ditentukan dengan metode Nessler dengan pengenceran. Metode Nessler terdiri dari suatu analisa kimiawi dengan menggunakan alat spektrofotometer. Reagen Nessler [K 2 HgI 4 ] akan bereaksi dengan NH 3 Reaksi yang menghasilkan larutan berwarna kuning-cokelat yang mengikuti hukum Beer-Lambert. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus dengan konsentrasi NH dalam larutan yang bersifat basa. 3 Endapan cokelat yang dihasilkan atau pewarnaan cokelat atau kuning dihasilkan sesuai dengan jumlah ammonia atau ion ammonia yang terdapat. Endapan tersebut adalah merkurium amidoiodida basa: yang terdang pat dalam sampel, yang kemudian ditentukan secara spektrofotometri. Alaerts. G. 1984 NH 4 + + 2[HgI4] 2- + 4OH - → HgO.HgNH 2 I ↓ + 7I - + 3H 2 Rumus endapan cokelat ditulis sebagai 3HgO.HgNH O 3 2 I 2 oleh Britton dan Wilson tahun 1933 dan sebagai NH 2 .Hg 2 I 3 oleh Nicholas dan Willits tahun 1934. Bassett, J. 1994

2.2.2 Gangguan dalam analisis Nessler